You are on page 1of 7

Studi Kasus Penggunaan Salah Satu Metode

Biomonitoring

Oleh :

Puspa Indah Wulandari


(08051181621084)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

1
DAFTAR ISI

Halaman judul .............................................................................................................. 1


Daftar isi ........................................................................................................................ 2

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 3
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 3

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Biomonitoring ........................................................................................ 4
2.2 Studi Kasus Dalam Penggunaan Metode Biomonitoring .................................... 4

3. Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 6

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 7

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi makhluk hidup, manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Keberadaan air di bumi selalu berubah-ubah baik dari segi kualitas dan
kuantitas, hal tersebut akibat dari perubahan kondisi alam dan aktivitas makhluk hidup.
Perubahan kualitas dan kuantitas air akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Air sungai
menjadi tempat yang strategis bagi makhluk hidup, karena sungai menjadi suatu ekosistem yang
tidak terbatas peruntukannya.
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam
daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di
sekitarnya. Kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan di sekitarnya.
Sungai juga sering dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah, baik padat maupun cair.
Limbah yang sering dibuang ke sungai adalah limbah dari kegiatan rumah tangga, industri,
peternakan, perbengkelan, dan usaha lainnya.
Air sungai mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki sifat dinamis, maka dalam pemanfaatannya dapat
berpotensi mengurangi nilai manfaat dari sungai itu sendiri dan dampak lainnya dapat
membahayakan lingkungan secara luas. Beberapa warga lokal yang tinggal di bantaran sungai
melakukan mandi, membuang sampah, buang air kecil dan buang air besar di badan air Sungai,
sehingga membutuhkan pengawasan lingkungan yang memadai untuk mencegah sungai
menjadi tercemar.
Perubahan kualitas air sungai akan mempengaruhi kehidupan biota dan masyarakat
sekitar yang memanfaatkan air sungai. Pemantauan kualitas air dapat menggunakan indikator
biologis dengan metode biomonitoring. Indikator biologis yang paling baik digunakan adalah
makroinvertebrata, karena adanya faktor preferensi habitatnya dan juga mobilitasnya yang
relatif rendah menyebabkan makhluk hidup ini dapat digunakan sebagai makhluk hidup yang
keberadaannya sangat dipengaruhi secara langsung oleh semua bahan yang masuk ke dalam
lingkungan lahan perairan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya :
1 Mengenalkan mengenai definisi singkat dari biomonitoring.
2 Mengenalkan kegunaan dan peran dari biomonitoring.
3 Menjelaskan studi kasus dalam penggunaan metode biomonitoring.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Biomonitoring


Biomonitoring adalah monitoring kualitas air secara biologi yang dilakukan dengan
melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk (indikator) yang hidup didalam air.
Sedangkan makroinvertebrata adalah hewan tidak bertulang belakang yang hidup di dasar air
laut atau sungai yang menempel pada air maupun lumpur. Makroinvertebrata sebagai
bioindikator karena hidup melekat pada substrat dan motilitasnya rendah sehingga dia tidak
mudah bergerak berpindah. Biomonitoring dilakukan dengan biondikator sebagai parameter
utama dengan didukung parameter fisik dan kimia.

2.2 Studi Kasus Dalam Penggunaan Metode Biomonitoring


Kasus pertama ialah Paparan populasi Jerman terhadap bahan kimia secara substansial
terkait dengan penggunaan dan produksi bahan kimia, produk dan barang konsumen, hingga
kontaminasi. makanan serta kondisi kehidupan saat ini. Keselamatan mereka bagi manusia dan
lingkungan harus dilindungi oleh produsen dan pemerintah. Salah satu alat penting untuk
mengidentifikasi tingkat dan sumber paparan, menginformasikan keputusan kebijakan dan
mengevaluasi keberhasilan strategi pengurangan risiko adalah biomonitoring manusia (HBM).
HBM adalah teknik ilmiah yang paling tepat untuk menilai paparan manusia terhadap
polutan lingkungan yang biasanya didasarkan pada pengambilan sampel dan analisis darah atau
urin. Dengan menghubungkan hasil biomonitoring dengan data lingkungan dan kesehatan atau
dengan penilaian tingkat paparan paparan HBM dapat membangun jembatan antara paparan
polutan dan efek kesehatan dan dapat memberikan indikasi untuk langkah-langkah kesehatan
masyarakat yang tepat. Tren waktu paparan dan berbagai tingkat paparan sub-kelompok
populasi juga dapat dideteksi.
Di masa lalu metode HBM terutama telah dikembangkan untuk bahan kimia yang relevan
di tempat kerja. Belakangan, serangkaian metode untuk logam berat, senyawa persisten,
biocides, dan bahan kimia industri yang relevan untuk populasi umum telah ditetapkan.
Sebagian besar studi HBM di seluruh dunia mengukur serangkaian bahan kimia yang sama saat
ini. Dalam banyak kasus, kesadaran akan pajanan dan pengembangan selanjutnya dari tindakan
pengurangan risiko yang tepat mengarah pada pengurangan pajanan. Studi selanjutnya
mengamati dan menindaklanjuti pengurangan ini.
Kasus kedua ialah Kerang-kerang sebagian besar mendiami wilayah pesisir, dan di
samping tekanan yang diproyeksikan disebabkan oleh tren global dalam pengasaman laut,

4
beberapa ekosistem pesisir menerima input asam yang persisten atau episodik sebagai hasil
interaksi dengan air sungai, sedimen dasar, atau pengendapan atmosfer di laut yang sangat
buruk. bahan. Sebagian besar gumpalan sungai bersifat asam relatif terhadap samudera
penerima, dan air sungai bercampur secara luas di atas landas kontinental.
Selain itu, sifat kimia dan besarnya pembuangan berubah dengan cepat karena perubahan
iklim dan praktik penggunaan lahan. Dalam konteks ini, pelepasan asam secara intermiten dapat
menyebabkan kondisi suboptimal untuk pengembangan kerang. Pemahaman yang lebih baik
dari proses tersebut di dunia yang berubah diperlukan untuk mengukur keanekaragaman hayati
di masa depan dan membantu masyarakat mengelola sumber daya pesisir.
Kasus ketiga ialah menjelaskan bagaimana sel-sel epitel epididimal bekerja secara
bersama-sama, bersama dengan spermatozoa, untuk membangun dan memelihara lingkungan
luminal yang asam ini. Sel-sel bening mengekspresikan ATPase pemompaan proton (V-
ATPase) dalam membran apikal mereka dan secara aktif mengeluarkan proton.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah diatas adalah sebagai berikut :
1 Perubahan kualitas air berpengaruh terhadap kehidupan biota dan masyarakat.
2 Pemantauan kualitas air dapat menggunakan indikator biologis dengan metode
biomonitoring.
3 Indikator biologis yang biasa digunakan adalah makroinvertebrata.
4 Biomonitoring dilakukan dengan biondikator sebagai parameter utama dengan didukung
parameter fisik dan kimia.
5 Makroinvertebrata memiliki ciri hidup melekat pada substrat dan motilitasnya rendah
sehingga dia tidak mudah bergerak berpindah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Aina L.C, Endah R.S.D, dan Fibria K. 2016. Biomonitoring Pencemaran Sungai Silugonggo
Kecamatan Juwana Berdasarkan Kandungan Logam Berat (Pb) Pada Ikan Lundu.
Journal Bioma. Vol 5(2). 1-11.
Anonim. 2008. Coastal Acidification by Rivers: A Threat to Shellfish?. Journal Eos. Vol 50(9).
513-528.
Dwitawati D.A, Ani S dan Joko W. 2015. Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong Dengan
Bioindikator Makroinvertebrata Sebagai Bahan Petunjuk Praktikum Pada Pokok
Bahasan Pencemaran Lingkungan Smp Kelas VII. Jurnal Florea. Vol 2(1). 41-46.
Gehring M.K, Ulrike F, Gabriele L, dan Jurgen A. 2017. New Human Biomonitoring Methods
For Chemicals Of Concern—Thegerman Approach To Enhance Relevance.
International Journal of Hygiene and Environmental Health. Vol 2(20). 103-112.
Shum W.W.C, Ye C.R, Nicolas D.S, dan Sylvie B. 2011. Establishment of Cell-Cell Cross
Talk in the Epididymis: Control of Luminal Acidification. Journal of Andrology. Vol
32(6). 576-586.
Widiyanto J, dan Ani S. 2016. Biomonitoring Kualitas Air Sungai Madiun Dengan
Bioindikator Makroinvertebrata. Journal Lppm. Vol 4(1). 1-9.

You might also like