Professional Documents
Culture Documents
Biomonitoring
Oleh :
1
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 3
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 3
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Biomonitoring ........................................................................................ 4
2.2 Studi Kasus Dalam Penggunaan Metode Biomonitoring .................................... 4
3. Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
beberapa ekosistem pesisir menerima input asam yang persisten atau episodik sebagai hasil
interaksi dengan air sungai, sedimen dasar, atau pengendapan atmosfer di laut yang sangat
buruk. bahan. Sebagian besar gumpalan sungai bersifat asam relatif terhadap samudera
penerima, dan air sungai bercampur secara luas di atas landas kontinental.
Selain itu, sifat kimia dan besarnya pembuangan berubah dengan cepat karena perubahan
iklim dan praktik penggunaan lahan. Dalam konteks ini, pelepasan asam secara intermiten dapat
menyebabkan kondisi suboptimal untuk pengembangan kerang. Pemahaman yang lebih baik
dari proses tersebut di dunia yang berubah diperlukan untuk mengukur keanekaragaman hayati
di masa depan dan membantu masyarakat mengelola sumber daya pesisir.
Kasus ketiga ialah menjelaskan bagaimana sel-sel epitel epididimal bekerja secara
bersama-sama, bersama dengan spermatozoa, untuk membangun dan memelihara lingkungan
luminal yang asam ini. Sel-sel bening mengekspresikan ATPase pemompaan proton (V-
ATPase) dalam membran apikal mereka dan secara aktif mengeluarkan proton.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah diatas adalah sebagai berikut :
1 Perubahan kualitas air berpengaruh terhadap kehidupan biota dan masyarakat.
2 Pemantauan kualitas air dapat menggunakan indikator biologis dengan metode
biomonitoring.
3 Indikator biologis yang biasa digunakan adalah makroinvertebrata.
4 Biomonitoring dilakukan dengan biondikator sebagai parameter utama dengan didukung
parameter fisik dan kimia.
5 Makroinvertebrata memiliki ciri hidup melekat pada substrat dan motilitasnya rendah
sehingga dia tidak mudah bergerak berpindah.
6
DAFTAR PUSTAKA
Aina L.C, Endah R.S.D, dan Fibria K. 2016. Biomonitoring Pencemaran Sungai Silugonggo
Kecamatan Juwana Berdasarkan Kandungan Logam Berat (Pb) Pada Ikan Lundu.
Journal Bioma. Vol 5(2). 1-11.
Anonim. 2008. Coastal Acidification by Rivers: A Threat to Shellfish?. Journal Eos. Vol 50(9).
513-528.
Dwitawati D.A, Ani S dan Joko W. 2015. Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong Dengan
Bioindikator Makroinvertebrata Sebagai Bahan Petunjuk Praktikum Pada Pokok
Bahasan Pencemaran Lingkungan Smp Kelas VII. Jurnal Florea. Vol 2(1). 41-46.
Gehring M.K, Ulrike F, Gabriele L, dan Jurgen A. 2017. New Human Biomonitoring Methods
For Chemicals Of Concern—Thegerman Approach To Enhance Relevance.
International Journal of Hygiene and Environmental Health. Vol 2(20). 103-112.
Shum W.W.C, Ye C.R, Nicolas D.S, dan Sylvie B. 2011. Establishment of Cell-Cell Cross
Talk in the Epididymis: Control of Luminal Acidification. Journal of Andrology. Vol
32(6). 576-586.
Widiyanto J, dan Ani S. 2016. Biomonitoring Kualitas Air Sungai Madiun Dengan
Bioindikator Makroinvertebrata. Journal Lppm. Vol 4(1). 1-9.