You are on page 1of 8

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK EMPIRIS

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


03.07.01 - 1/3
DITANDATANGANI OLEH:
RSUD BATARA GURU TANGGAL TERBIT: DIREKTUR,
BELOPA
04 Oktober 2018
STANDAR
PROSEDUR
dr. Fatriwati Rifai
OPERASIONAL
Nip. 19630807 200212 2 001
(SPO)

DEFENIS : Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia


yang digunakan untuk menagani suatu penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik
dengan spektrum sempit pada indikasi yang ketat
dengan dengan dosis adekuat, interval, dan lama
pemberian yang tepat.

TUJUAN : 1. Terlaksana pemberian antibiotik yang bijak dirumah


sakit Batara guru Belopa.
2. Penurunan resistensi antimikroba diRumah Sakit
Batara Guru Belopa

KEBIJAKAN : 1. Surat keputusan Direktur RSUD Batara Guru Belopa


Nomor : 800/079/RSUD-BG/PPRA/X/2018
tentang pedoman penggunaan antibiotik RSUD
Batra Guru Belopa.
2. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor 2406/MENKES/PER/Xll/2011.

3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia


nomor 8 tahun 2015.
PROSEDUR : 1. Antibiotik empiris di berikan di RSUD Batara Guru Belopa
berdasarkan :

a. Pedoman umum penggunaan antibiotik


kemkes 2011
b. Paduan praktek klinik dan clinical patway
yang sudah ditetapkan.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

c. Antibiotik empiris diberikan berdasarkan


pola kuman yang berlaku.
2. Pemberian dengan indikasi yaitu :
a. Sudah ditegakan diagnosis infeksi yang
tepat dengan mengacu secara klinis,
mikrobiologi, hematologi, kimia, serologi,
dan pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit
non infeksi dan infeksi non bakterial.

c. Pemberian antibiotik awal merupakan


antibiotik lini l dan spektrum sempit.
3. Beberapa antibiotik hanya dapat diresepkan oleh
dokter yang diberikan oleh farmasi, jika ada hasil
kultur ( mekanisme automatic stop order )
Automatic stop order dilakukan dengan cara :

• Bila ada resep pemberian golongan


antibiotik karbapenem dan generasi lV.

• Dipindahkan keatau dari ruang intensif (ICU,


NICU,)

• Dipindahkan ke atau dari pelayanan medis


lain (misalkan dari bagian Bedah ke
Penyakit Dalam)
• Dikirim ke ruang operasi
• Apoteker akan mengirim peringatan tentang
Automatic Stop Order yang akan dilakukan

• Peringatan akan ditandai dengan stempel


yang akan ditempatkan pada Lembar
Catatan Perkembangan Pasien Terpadu
(CPPT) di rekam medis

• Salinan tersebut akan diteruskan kekomite


farmasi dan dikonsultasikan ke tim KFT dan
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

diteruskan ke PPRA Hasil konsultasi


disampaikan kepada dokter penanggung
jawap pasien.
• Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan
pelayanan untuk mendapatkan pengesahan
Jika telah disetujui maka antibiotik dapat
diberikan.
4. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap
1 tahun menggunakan kriteria gyssens dan
dan DDD serta disusun peta medan kuman.
.

UNIT TERKAIT : 1. Instalasi gawat darurat.


2. instalasi rawat inap.
3. Instalasi icu.
4. Instalasi bedah sentral.
5. Instalasi farmasi
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


03.07.02 - ½
DITANDATANGANI OLEH:
RSUD BATARA GURU TANGGAL TERBIT: DIREKTUR,
BELOPA
04 Oktober 2018
STANDAR
PROSEDUR dr. Fatriwati Rifai
OPERASIONAL Nip. 19630807 200212 2 001
(SPO)

DEFENIS : Pemberian Antibiotik sebelum, saat, dan hingga 24 jam


pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak
didapatkan tanda – tanda infeksi.
TUJUAN : 3. Mencegah terjadinya luka operasi. Diharapkan pada saat
operasi antibiotik dijaringan target operasi sudah
mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri.
4. Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat
dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
konsentrasi antibiotik dalam jaringan pada saat mulai
dan selama operasi berlangsung.

KEBIJAKAN : 4. Surat keputusan Direktur RSUD Batara Guru Belopa Nomor :


800/079/RSUD-BG/PPRA/X/2018 tentang RSUD
Batra Guru Belopa.

5. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor


2406/MENKES/PER/Xll/2011.

6. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia


nomor 8 tahun 2015.
PROSEDUR : 1. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas operasi
yaitu operasi bersih dan operasi kontaminasi.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

2. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk profilaksis.


Gunakan sefalosporin generasi l – ll untuk profilaksis
bedah. Generasi ke – l yang termaksut dalam golongan
ini adalah sefazolin, sefradin, sefaleksisn dan sefadroxil.
Zat – zat ini terutama aktif terhadap cocci gram positif tidak
berdaya terhadap gonococci, H influenza,Bacteroides

dan Pseudomonas pada umumnya tidak tahan


terhadap laktasame. generasi ll, terdiri dari sefaklor,
sefamandol,sefmetazol, dan sefuroksim ( ambacim).
Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan
bakteri anaerob dapat ditambah metronidazol.
3. Rute pemberian :
Antibiotil profilaksis diberikan secara intravena untuk
menghindari resiko yang tidak diharapkan
dianjurkan pemberian antibiotik intravena drip dalam
NACL 100cc, dan dapat dilaakukan tampa skin tes
antibiotik terlebih dahulu.
4. Waktu pemberian :
Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum
insisi kulit. Idealnya diberikan pada saat instruksi
anastesi.
5. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak
yang tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan
dengan baik, maka diperlukan antibiotik dalam dosis
yang cukup tinggi. Pada jaringan target operasi
kadar antibiotik harus mencapai kadar hambat
minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
6. Lama pemberian.
Durasi pemberian adalah dosis tunggal, dengan
kecepatan tetesan 60 tetes makro / menit.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

7. Dosis ulang dapat diberikan atas inikais perdarahan


lebi dari 1500ml atau operasi berlangsung kebih dari
3 jam.

UNIT TERKAIT : 6. Farmasi.


7. Ruang bedah.
8. Ruang rawat inap.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

SURVEILANS KUANTITATIF PENGGUNAAN


ANTIBIOTIK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


03.07.03 - 1/1
DITANDATANGANI OLEH:
RSUD BATARA GURU TANGGAL TERBIT: DIREKTUR,
BELOPA
04 Oktober 2018
STANDAR
PROSEDUR
dr. Fatriwati Rifai
OPERASIONAL
Nip. 19630807 200212 2 001
(SPO)

DEFENIS : Kuantitas penggunaan antibiotik adalah jumlah


penggunaan antibiotik di rumah sakit yang diukur secara
retrospektif dan prospektif melalui studi validasi.
Defined Daily Dose (DDD) adalah asumsi dosis rata-rata
per hari penggunaan antibiotik untuk indikasi tertentu
pada orang dewasa.

TUJUAN : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah surveilans


kuantitatif penggunaan antibiotik.

KEBIJAKAN : Peraturan Direktur Rumah Sakit Batara Guru Belopa


Nomor : 800 /116/RSUD-BG /lX / 2018 tentang
Pedoman Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba Rumah Umum Daerah Batara Guru
Belopa.
PROSEDUR : 1. Kumpulkan data semua pasien yang menerima terapi
antibiotik
2. Kumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat
inap (total Length Of Stay, LOS semua pasien)
3. Hitung jumlah dosis antibiotik (gram) selama dirawat
4. Hitung DDD 100 patient-days:
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NO DOKUMEN : NO REVISI: HALAMAN :


RSUD BATARA GURU 02/PPRA/01 00 3/3
BELOPA

UNIT TERKAIT : 9. Instalasi gawat darurat.


10. instalasi rawat inap.
11. Instalasi icu.
12. Instalasi bedah sentral.
13. Instalasi farmasi

You might also like