You are on page 1of 3

ADVERTISEMENT

Cerita Rakyat Tentang Timun Mas dan Raksasa Jahat


Pada zaman dahulu kala, ada seorang nenek tua yang tinggal dekat dusun sunyi di rumah tua di
pinggir hutan. Awalnya dusun tersebut keadaannya begitu damai juga ramai, namun ketika
seorang raksasa datang dan tinggal di hutan tersebut masyarakat ketakutan dan memilih untuk
tinggal dirumah saja.

Sang Nenek tak merasa takut kepada sang raksasa seperti para masyarakat lainnya, karena sang
Raksasa itu suka memakan hewan-hewan yang ada di hutan. Karena dihutan sudah tidak ada lagi
hewan yang harus dimakan, sang Raksasa pun merasa terganggu dan akhirnya ingin memakan
manusia saja.

Sang Raksasa akhirnya sampai di rumah sang Nenek dan nenek pun bertanya kepaada sang
Raksasa:

“Hai Raksasa, Apa yang membawamu kemari?” Tanya sang Nenek

“Saat ini aku ingin memakan seorang perempuan, apa kau memilikinya?” Tanya sang Raksasa

Sang nenekpun langsung menjawab lagi pertanyaan sang Raksasa itu.

“Sebenarnya aku juga dari dulu ingin memiliki anak perempuan, namun belum punya hingga
sekarang, tapi tujuanku bukan untuk aku makan, tapi aku ingin memeliharanya dan juga ingin
membesarkannya”. Jawab sang Nenek

“Hmmm… kalau begitu tunggulah sebentar”. Kata sang Raksasa yang pergi kedalam hutan
mengambil biji-bijian dan kembali lagi kepada sang nenk memberikan biji-bijian tersebut.

Sang Nenek pun langsung bertanya, “Biji mentimun ini untuk apa?”

“kau tanam saja langsung biji itu, hingga nnati akan berbuah sebesar ukuran manusia, dan
ketika itu aku akan datang lagi kepadamu”. Sang Raksasa menjelaskan dan kembali lagi ke
dalam hutan.

Sang Nenekpun akhirnya menanam biji mentimun itu karena sangat ingin sekali memiliki anak
perempuan. Biji mentimunpun kahirnya tumbuh dan akhirnya sebesar manusia. Sang Nenekpun
begitu senang dan terharu karena keinginannya dari dulu tercapai juga.

Ketika bulan purnama tiba, sang Nenek merasa sangat lelah sekali karena seharian sudah
mencari kayu bakar yang ia jual dan sisanya untuk di pakai olehnya.

Ketika pagi hari datang, sang nenek sangat terkejut karena sudah ada sarapan di mejanya dengan
secangkir the hangat di sebelah tempat tidurnya.
“Hei,,, yang membutkanku sarapan ini siapa?” Sang Nenek bertanya dan heran

“Aku Nek…” suara tredengar dari balik pintu.

Sang Nenekpun sangat terkejut karena ada wanita cantik yang datang kepadanya.

“Tuan puteri ini siapa namanya?” sang Nenek terpesona oleh kecantikannya.

“Aku adalah Timun Emas Nek, biji mentimun yang sudah nenek tanam”. Jelasnya sang Timun
Emas.

Sang Nenekpun sangat merasa bahagia dan seketika merasa sedih.

“Kenapa Nenek bersedih?, Bukankah Nenek menginginkan anak perempuan dari dulu?”. Tanya
Timun emas kepada Sang Nenek.

Sang Nenek ternyata mengingat pesan dari Raksasa bahwa jika anak perempuan itu sudah ada
akan membawa anak perempuan itu. Sang Nenek pun kebingungan karena di sisi lain ingin
membesarkan seorang anak perempuan, namun disisi lain juga harus memberikannya kepada
sang Raksasa untuk di makan.

“Timun Emas, lebih baik kau pergi dari sini, aku lebih senang kamu pergi dari pada harus di
makan oleh sang Raksasa”. Sang nenek pun berkata seperti itu sembari memberikan bekal
berupa jarum, biji timun, terasi dan garam.

“Bawalah semua bekal ini, jika kamu merasa dalam bahaya taburkanlah”. Jelas Sang Nenek.

Tak lama setelah nenek berkata seperti itu, sang Raksasapun secara tiba-tiba datang dan
menagih kepada sang Nenek, sang Nenek pun langsung menyuruh Timun Emas untuk lari
sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dri sang Raksasa yang sedang kelaparan itu.

Namun sayang sang Raksasa pun melihta Timun Emas berlari kedalam hutan, dan sang
Raksasapun berlari mengejarnya. Timun Emaspun ingat pesan sang Nenek jika sedang dalam
bahaya taburkanlah semua yang ia bawa, yang akhirnya Timun Emas pun menaburkan biji
mentimun itu di hutan yang akhirnya dengan seketika hutan itu menjadi tanamaan mentimun
yang begitu besar dan melilit kkaki Raksasa yang mencoba mengejar Timun Emas.

Namun kekuatan raksasa itu masih bisa menahan lilitan itu. Lalu Timun Emaspun menebarkan
jjarum yang akhirnya berubah menjadi tanaman bambu yang begitu tajam sehingga dapat
melukai kaki Raksasa. Namun sang Raksasa masih bisa melewati pohon bambu itu.

Akhirnya Timun Emas sampai di tepi sungai yang besar, lalu Timun Emas menebarkan garam
yang dengan seketika sungai berubah menjadi lautan yang begitu dalam, namun bagi sang
Raksasa itu bukanlah hal yang berat.
Hingga akhirnya Timun Emas menebarkan terasi pada sebuah danau, dan dengan seketika
danau itu berubah menjadi lumpur hidup yang akhirnya sang Raksasapun dihisap olehnya hingga
tenggelam.

Akhirnya Timun Emaspun merasa lega karena sang Raksasa sudah terkubur di dalam lumpur
hidup tadi. Yang akhirnya Timun Emaspun kembali ke rumah sang Nenek dan mengucapkan
terima kasih hingga merekapun hidup bersama dengan bahagia.

You might also like