Professional Documents
Culture Documents
Selama kurun waktu tahun 2017, DRN telah melaksanakan 2 kali Sidang Paripurna, 4 kali
rapat Badan Pekerja, 22 kali rapat Komisi Teknis (oleh 8 Komisi Teknis), 7 kali Rapat Tim Adhoc,
10 kali Focus Group Discussion, dan 13 kunjungan lapangan. Penggalian pemikiran dan
pandangan yang dilakukan melalui berbagai forum tersebut membahas berbagai isu lintas bidang
yaitu komersialisasi hasil riset, dukungan riset dan inovasi untuk daya saing bangsa, sinergi riset
dan inovasi, serta pembahasan arah dan prioritas pembangunan 8 bidang fokus iptek yaitu
Pangan dan Pertanian, Energi, Transportasi, TIK, Hankam, Kesehatan & Obat, Material Maju dan
Sosial Humaniora.
Beberapa kesimpulan penting dari penggalian yang dilakukan oleh DRN untuk masalah
lintas bidang adalah bahwa hasil riset (invensi) belum dapat meningkatkan kemandirian dan daya
saing dunia usaha/industri. Dunia riset dianggap belum dapat memberikan kontribusi nyata
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disebabkan karena belum adanya undang-
undang (UU) yang mendorong proses komersialisai hasil riset oleh dunia usaha (UU Inovasi).
UU No 18/2002 yang ada saat ini masih lebih berfokus pada penguatan aspek riset untuk
menghasilkan keunggulan bidang iptek. Diperlukan UU Inovasi yang menciptakan ekosistem
inovasi yang mendorong proses hilirisasi atau komersialisasi hasil riset oleh dunia usaha dan
industri, yang pada akhirnya dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Pembahasan khusus dilakukan Tim Adhoc DRN untuk penyempurnaan RUU Sisnas
Iptek. Beberapa kelemahan UU 18/2002 yang berhasil diidentifikasi antara lain, UU belum
mengatur mekanisme koordinasi antar lembaga, pembinaan kelembagaan, SDM dan jaringan,
belum sinkron dengan sistem keuangan negara, belum mengatur iptek strategis bidang pangan,
air, energi dan infrastruktur. Beberapa usulan penyempurnaan antara lain RUU perlu
menetapkan prioritas Iptek, mendorong penerapan iptek dan TKDN, konsensus mengenai urgensi
kegiatan
Pembahasan masukan kebijakan dilakukan DRN melalui kegiatan 8 komisi teknis yang ada
di DRN. Di bidang fokus pangan dan pertanian pada tahun 2017 Komisi Teknis Pangan dan
Pertanian menyoroti pentingnya diversifikasi dan industri berbasis pangan lokal. Diversifikasi
produk pangan seperti halnya pembuatan tepung mocaf dari singkong perlu didukung standarisasi
produk sehingga dapat digunakan oleh industri pangan. Di bidang industri pakan ternak, masih
dihadapi permasalahan kualitas produk petani (misalnya jagung) yang tidak terstandar sehingga
menyulitkan industri. Selain itu permasalahan klasik tentang lemahnya posisi tawar petani dan
peran dominan tengkulak perlu diatasi dengan penerapan teknologi informasi, misalnya dengan
pemasaran secara on-line. Selain itu DRN juga menyoroti perlunya pembenahan di bidang statistik
dan data pertanian yang masih belum selaras antara sumber satu dengan lainnya.
Bidang energi pada tahun 2017 memfokuskan pembahasan pada pengurangan pemakaian
BBM melalui penataan transportasi perkotaan dengan kasus kota Surabaya. Disimpulkan bahwa
setiap kepala daerah/walikota perlu menerapkan moda transportasi massal seperti kendaraan
Bidang TIK mendukung pengembangan riset dan industri Smart Card Smart Campus TRL
7, serta pilot project penerapannya di 4 Perguruan Tinggi dengan Konsorsium model K-1 atas
pendanaan dari Kemenristekdikti. Konsorsium terdiri dari perguruan tinggi (UI, ITB, UNHAS dan
Universitas Telkom) dan industri (PT. INTI, PT. DAM, PT XIRCA, PT VERSATILE dan PT
Industri Telekomunikasi Indonesia). Kemajuan yang dicapai oleh konsorsium ini cukup
menggembirakan, sehingga diharapkan dapat menjadi ujung tombak bagi kemandirian nasional
di bidang ini. Komisi TIK juga menyoroti pentingnya pemerintah dan masyarakat mengantisipasi
perkembangan “Internet Of Things” (IOT) yang mewarnai Era Industrialisasi ke 4 (Industry 4.0).
Bidang Kesehatan dan Obat melakukan fokus pembahasan pada kolaborasi regional
riset di bidang kesehatan. Disampaikan bahwa Komtek Kesehatan DRN telah menyusun ARN di
bidang kesehatan, yang meliputi (i) demografi dan pola penyakit, (ii) ketersediaan obat dan alkes,
dan (iii) pelayan kesehatan masyarakat. Indonesia perlu melihat Singapura yang memprioritaskan
bidang life science dan health care sebagai ujung tombak pembangunan perekonomian, termasuk
Kegiatan penting lainnya yang dilaksanakan oleh DRN adalah dalam rangka memperoleh
masukan untuk penyusunan Undang undang Inovasi. Untuk itu DRN telah melaksanakan
audiensi dengan Menteri PPN/Ketua Bappenas, Deputi Kantor Staf Presiden, Para Rektor
Perguruan Tinggi dan pihak terkait lainnya. Dalam berbagai pertemuan tersebut pada umumnya
disepakati bahwa rumusan umum inovasi adalah invensi dikalikan dengan komersialisasi. Selain
itu untuk penguatan inovasi nasional perlu diciptakan ekosisistem inovasi yang penciptaannya
ditentukan oleh adanya Undang undang inovasi.
Kemitraan dengan Dewan Riset Daerah (DRD) dan Pemerintah Daerah dilakukan
oleh DRN dengan melakukan kunjungan ke lapangan atau menerima pejabat dan pimpinan DRD
yang berkunjung ke kantor DRN. Selama tahun 2017, Pimpinan DRN telah menghadiri 7 acara
pengukuhan DRD atau penyelenggaraan Seminar di berbagai daerah (Jambi, Jateng, Kalteng,
Jabar, Maluku, Lampung, dan Kepulauan Riau). Selain itu selama 2017 DRN telah menerima 21
kunjungan DRD dari berbagai daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) ke kantor DRN yang
pada umumnya melakukan konsultasi dalam rangka penguatan DRD atau permohonan untuk
menjadi narasumber berkaitan dengan acara yang diselanggarakan oleh DRD atau Balitbangda.
Halaman
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas diselesaikannya Laporan
Tahunan Dewan Riset Nasional 2017 ini. Laporan ini merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban kegiatan DRN selama kurun waktu tahun 2017, yang berisi seluruh
kegiatan yang dilaksanakan oleh DRN dalam bentuk Rapat Badan Pekerja, Rapat Komtek,
Rapat Tim Adhoc, FGD, Seminar, Sidang Paripurna, Kunjungan Lapangan, Kemitraan dan
komunikasi dengan seluruh stakeholder. Laporan ini sekaligus menjadi catatan tentang
hasil-hasil dan kesimpulan dari kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 yang dapat
dimanfaatkan sebagai referensi oleh Anggota DRN dan pihak yang berkepentingan untuk
menindaklanjutinya di masa yang akan datang.
Bahan utama yang digunakan dalam penyusunan Laporan ini adalah catatan Notulensi
yang dibuat para Tim Asistensi, Staf Profesional, dan Ketua Komisi Teknis DRN pada setiap
rapat-rapat dan FGD yang dilaksanakan selama tahun 2017. Selain itu, laporan hasil
kunjungan lapangan dalam rangka pemantauan perkembangan iptek dan kemitraan dengan
Industri, DRD dan Pemerintah Daerah juga menjadi bahan penting dalam menyelesaikan
laporan ini. Untuk itu, pimpinan DRN mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada para ketua dan anggota Komisi Teknis DRN
Bidang Pangan, Energi, Transportasi, TIK, Hankam, Kesehatan dan Obat, Material Maju, dan
Sosial Humaniora, yang telah dengan aktif dan semangat tinggi melaksanakan kegiatan
selama kurun waktu tahun 2017. Terimakasih pula kepada Tim Sekretariat DRN yang terus
menerus mendukung dan memfasilitasi kelancaran kegiatan DRN. Semoga laporan ini
bermanfaat dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Dewan Riset Nasional (DRN) adalah Lembaga Non Struktural yang dibentuk oleh
pemerintah untuk menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Landasan hukum pembentukan
DRN adalah Pasal 19 Ayat 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang
menyebutkan bahwa “untuk mendukung Menteri dalam merumuskan arah, prioritas utama,
dan kerangka kebijakan pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah membentuk Dewan Riset Nasional yang
beranggotakan masyarakat dari unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Status
DRN selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Dewan
Riset Nasional.
Keanggotaan DRN berasal dari masyarakat yang memiliki unsur kelembagaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan
lembaga penunjang. Anggota DRN diangkat oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi untuk
periode keanggotaan 3 tahun dan dapat diperbaharui untuk satu periode berikutnya. Pada
periode 2015-2018, jumlah anggota DRN adalah sebanyak 63 orang yang terbagi ke dalam 8
Komisi Teknis yaitu (1) Pangan & pertanian, (2) Energi, (3) Teknologi Transportasi, (4)
Teknologi Informasi & Komunikasi, (5) Teknologi Pertahanan & Keamanan, (6) Teknologi
Kesehatan & Obat, (7) Teknologi Material Maju, dan (8) Sosial Humaniora.
Tugas DRN sebagaimana diuraikan Pasal 4 Perpres Nomor 16/2005 adalah: (1)
membantu Menteri dalam merumuskan arah dan prioritas utama pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan (2) memberikan berbagai pertimbangan kepada menteri
dalam penyusunan kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Selanjutnya Lampiran II Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi No
521/M/Kp/IX/2015 menetapkan Fokus Tugas DRN Periode 2015-2018 yaitu (1)
Merumuskan dan mengevaluasi pelaksanaan Agenda Riset Nasional, (2) Memberikan
pertimbangan kepada Menteri dalam perumusan arah dan prioritas utama pembangunan
iptek, (3) Memberikan berbagai pertimbangan kepada Menteri dalam penyusunan dan
pelaksanaan Kebijakan Strategis Nasional Iptek, Sistem Inovasi nasional (SINas), dan
kebijakan strategis iptek lainnya, (4) Melaksanakan pemantauan perkembangan iptek dan
kebutuhan iptek untuk pembangunan, dan (5) Menjalin hubungan kemitraan dengan Dewan
Riset Daerah (DRD) dan Dewan Sejenis di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam melaksanakan tugas menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memberikan
masukan tentang arah, prioritas dan kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka DRN melaksanakan berbagai kegiatan terutama dalam
bentuk Sidang Paripurna, rapat-rapat, FGD, Lokakarya (Workshop) dan kunjungan ke
lapangan. Kegiatan tersebut dilakukan baik secara paripurna (melibatkan semua anggota
DRN) maupun dalam Rapat Komisi Teknis yang membahas substansi sesuai dengan bidang
fokus. Berdasarkan rangkaian kegiatan tersebut disusun output tahun 2017 berupa
rekomendasi sebagai masukan kepada pemerintah melalui Menteri Riset dan Teknologi,
dalam bentuk Laporan, dan Rumusan Konsep serta bahan paparan.
Tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh DRN secara umum adalah menghasilkan
rekomendasi dalam rangka membantu dan memberikan pertimbangan kepada Menteri Riset
dan Teknologi dalam merumuskan arah, prioritas utama pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan penyusunan kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah dapat dirumuskannya masukan bagi
Menteri yang meliputi:
a. Arah dan prioritas utama pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Sistem Inovasi nasional (SINas), dan kebijakan strategis iptek lainnya,
d. Pemantauan umum perkembangan iptek, dan;
e. Hubungan kemitraan dengan Dewan Riset Daerah (DRD) dalam kerangka
harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan Sistem Inovasi di tingkat Nasional dan
Daerah.
Sesuai dengan statusnya sebagai lembaga non struktural yang dibentuk untuk menggali
pemikiran dan pandangan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, ruang lingkup kegiatan yang dilakukan oleh Dewan Riset
Nasional sebagian besar adalah dalam bentuk sidang dan rapat serta kunjungan ke lapangan.
Sidang atau rapat terdiri dari Sidang Paripurna, Rapat Badan Pekerja, Rapat Komisi Teknis,
Rapat Panitia Ad-hoc, Lokakarya/ Workshop dan Focus Group Discussion (FGD). Sedangkan
kunjungan ke lapangan dilakukan ke barbagai pusat unggulan iptek atau industri dalam
rangka pemantauan perkembangan iptek, sosialisasi ARN dan memenuhi undangan dari
berbagai daerah, terutama Dewan Riset Derah untuk pelantikan anggota DRD atau
seminar/workshop.
Sidang Paripurna yang merupakan otoritas tertinggi membahas masalah-masalah
antara lain membahas Rencana Kerja, Laporan Badan Pekerja, Laporan Sekretaris, Laporan
Komisi Teknis, pembahasan topik yang relevan dan penyampaian hasil-hasil DRN. Sidang
Paripurna tersebut dipimpin oleh Ketua DRN dan wajib diikuti oleh semua anggota DRN.
Setiap anggota mempunyai hak yang sama, yaitu hak bicara dan mengeluarkan pendapat, hak
usul dan mendukung usul perubahan suatu rancangan yang sedang dibahas dan hak memilih.
Sidang Paripurna diselenggarakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun atau sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan. Sidang Paripurna dapat pula dihadiri oleh pihak-pihak lain
yang dipandang perlu sesuai dengan topik pembahasan dalam sidang atau mengundang
pembicara atau narasumber yang terkait dengan program Dewan Riset Nasional.
Rapat Badan Pekerja membahas masalah-masalah antara lain (a) perumusan tindak
lanjut keputusan Sidang Paripurna (b) penyelenggaraan koordinasi dan hubungan antar
Komisi Teknis, (c) penilaian dan pengambilan keputusan mengenai usulan kegiatan yang
sesuai dengan tugas dan fungsi Dewan Riset Nasional, (d) perumusan rencana kerja, (e)
pembentukan Panitia Ad Hoc. dan (e) penyusunan laporan pertanggung jawaban untuk
disampaikan pada Sidang Paripurna. Rapat Badan Pekerja dihadiri oleh anggota Badan
Pekerja yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan seluruh Ketua Komtek. Hasil
rapat Badan Pekerja dituangkan dalam bentuk risalah atau notulensi rapat yang disiapkan
oleh Sekretariat, disetujui oleh Sekretaris Dewan Riset Nasional dan disampaikan kepada
seluruh anggota Badan Pekerja. Rapat Badan Pekerja diadakan minimal satu kali dalam dua
bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Rapat Badan Pekerja dipimpin oleh Ketua Dewan Riset
Nasional dan dapat mengundang narasumber yang terkait dengan materi rapat Badan
Pekerja.
Rapat Komisi Teknis membahas pelaksanaan tugas Komisi Teknis masing-masing
sesuai bidangnya. Rapat ini dihadiri oleh Anggota Komisi Teknis dan Asisten Komisi Teknis
dan dapat dihadiri oleh Sekretaris Dewan Riset Nasional. Rapat Komisi Teknis
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan dipimpin oleh Ketua Komisi Teknis. Rapat
Komisi Teknis dapat mengikutsertakan Dewan Riset Daerah, instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah, lembaga penelitian dan pengembangan, organisasi dan atau pihak-pihak
lain yang dipandang perlu sesuai dengan topik pembahasan. Hasil rapat Komisi Teknis
dituangkan dalam bentuk risalah atau notulensi rapat yang disiapkan oleh Asisten Komisi
Teknis, disetujui oleh Ketua Komisi Teknis dan disampaikan kepada seluruh anggota Komisi
Teknis yang bersangkutan.
Rapat Panitia Ad Hoc menyusun penyelesaian masalah-masalah khusus yang sudah
ditetapkan oleh Badan Pekerja. Sasaran, kurun waktu dan biaya kegiatan Panitia Ad Hoc
diatur dalam Kerangka Acuan Kerja yang disiapkan oleh Badan Pekerja. Apabila diperlukan
Dalam arahan pidato Menteri Ristek dan Dikti, menyampaikan trend perkembangan
iptek di Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya publikasi internasional. Di tingkat
Asean, Indonesia menempati peringkat ke-3, yaitu setelah Singapura dan Malaysia. Dalam
hal ini Indonesia per Agustus 2017 telah tercatat lebih dari 9.800 publikasi, dan telah
melampaui Thailand. Kemajuan ini antara lain difasilitasi dengan portal SINTA (Science
and Technology Index) di Kemenristekdikti. Menteri Ristek dan Dikti juga menyampaikan
agar DRN dapat mendukung dan mengawal berbagai kegiatan/ program yang ada di
Kemenristekdikti seperti PUI, RIRIN, STP dan sebagainya. Selain itu juga
menggarisbawahi perlunya inovasi untuk peningkatan nilai tambah produk dan
perekonomian bangsa dalam rangka daya saing dan kemandirian.
Di samping itu, pemerintah sedang menyusun Rencana Induk Riset Nasional (RIRN)
yang akan dituangkan dalam bentuk keputusan presiden (kepres). Dalam RIRN ada 10
fokus penelitian dan riset strategis seperti pangan pertanian, kesehatan dan obat, informasi
teknologi komunikasi, transportasi, material maju, pertahanan, energi, energi terbarukan,
kebencanaan, kemaritiman, sosial dan humaniora.
Ketua Dewan Riset Nasional Dr.Ir. Bambang Setiadi, IPU mengatakan, semua negara
maju memiliki UU Inovasi yang mengatur keberlanjutan inovasi seperti Korea, Tiongkok,
Amerika Serikat (AS), India, Malaysia, Singapura dan Uni Eropa. "Artinya dengan Undang
Undang Inovasi pemerintah tidak boleh memotong anggaran riset sedang berjalan , dalam
pembukaan Rapat koordinasi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan
badan penelitian dan pengembangan tahun 2017 dengan tema “ Peran Riset dan
pengabdian kepada masyarakat dalam pembangunan maritim Indonesia”.
Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU menambahkan, pemerintah boleh saja memotong
anggaran untuk efisiensi. Namun jangan diberlakukan untuk program-program strategis
dan Riset. Dewan Riset Nasional sudah mengusulkan Undang Undang Inovasi dalam dua
tahun terakhir ini. Namun DRN menyadari dalam penyusunannya ada pertarungan ide,
nalar, akal sehat dan politik. Tingkat ketergantungan yang tinggi dan lemahnya daya saing
butuh diselesaikan dengan membangkitkan inovasi.. Sama halnya di RUU Sinas Iptek,
penguatan riset, dan inovasi harus terintegrasi agar tidak ada tumpang tindih. Selain itu,
keterlibatan swasta dalam mendukung pendanaan perlu didorong. Sebagai gambaran, saat
ini anggaran riset yang bersumber dari pemerintah mencapai 75 persen dan swasta 25
persen. "Di Singapura peran swasta mencapai 80 persen dan pemerintah hanya 20 persen
saja,".
Prof. Kadarsyah Suryadi, Rektor ITB menyampaikan bahwa ITB adalah salah satu
universitas yang telah menerapkan Enterpreneur University. Hal ini dilatarbelakangi oleh
adanya tantangan atas perkembangan dunia (global trend) dan dikalangan perguruan
tinggi dikenal dengan “five mega trend in higher education sector”, yang mencakup: (i)
teknologi digital, (ii) integrasi industri, (iii) mobilitas global, (iv) persaingan pasar dan
sumber pendanaan, dan (v) demokrasi ilmu pengetahuan dan akses.
Gambar 4. Foto peserta sidang paripurna I dan Hateknas ke 22, “Menuju Undang-undang
Inovasi Untuk Penguatan Ekonomi Daerah dan Kemandirian Nasional ”.
Pada siang harinya, sidang dilanjutkan secara parallel dalam dua Komisi : Komisi A
dan Komisi B. Komisi A membahas tentang “Undang – undang Inovasi dan Pendanaan
Inovasi”. Sedangkan Komisi B membahas “Inovasi Untuk Pembangunan Daerah”.
Pada Komisi A, sidang dilaksanakan dengan pembicara Dr. Ir. Irnanda Laksanawan
(Anggota DRN ), Dr. Ir. Ashwin Sasongko ( Telkom University ), Fajar Harry Sampurno,
Ph.D ( Deputi Menteri BUKN ), Ir. Diah Indrajati, M.Sc ( Dirjen pembangunan Daerah
Kemendagri ), yang di moderatori oleh Dr. Zulfajri B. Hasanuddin ( Universitas
Hasanuddin / Anggota DRN ).
Pembangunan nasional yang masih tergantung pada sumber daya alam (SDA)
dengan memanfaatkan iptek dapat meningkatkan nilai tambah. Pemanfaatan Iptek
khususnya di daerah, adalah sesuai dengan program Nawacita ke 3, yakni Pembangunan
dari Pinggiran. Oleh karena itu, mendukung DRD sangat diperlukan untuk dapat
mengkoordinasikan seluruh aktor pembangunan ekonomi di daerah.
DRD di provinsi Jawa Timur mempunyai peran yang sangat penting dalam
membantu tugas Gubernur / Pemerintah Jawa Timur. Berbagai peran tersebut antara lain
adalah: (i) merumuskan berbagai kebijakan seperti menyususn RPJMD, ARD, Jakstrada,
(ii) mendorong pemanfaatan iptek di daerah sesuai dengan potensi daerah, utamanya di
bidang pertanian (on farm dan off farm) , misalnya porang atau iles-iles, (iii) melakukan
dialog dengan masyarakat dalam menangani berbagai permasalahan, misalnya masalah
lahan pertanian, (iv) melakukan kajian strategis, misalnya tentang subsidi pupuk versus
pinjaman murah, Jatim seperti di Korea Selatan. Di dalam implementasi pengembangan
dan pemanfaatan iptek, provinsi Jawa Timur telah menerapkan pola keberpihakan kepada
budaya dan kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat yang lemah, yakni dengan
rambu-rambu pro-poor, pro-job, pro-gender, pro-environment, dan pro-growth.
Disamping itu, untuk pengembangan usaha terutama UMKM (usaha kecil dan
menengah) dan koperasi Pemda juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi yang
ada di Jawa Timur seperti ITS, UNAIR, UNBRA, dan sebagainya, untuk dapat memberikan
pembinaan dan pendampingan usaha, serta melalui pengembangan sekolah kejuruan.
Mengingat masih tingginya disparitas masyarakat, dimana kemiskinan masih tinggi
(termasuk keluarga single parent) dan masih sangat minimnya pengajaran tentang
kemiskinan, maka diusulkan agar pengajaran tentang materi kemiskinan dan solusinya
lebih diperluas di perguruan tinggi. Melalui metode ini diharapkan kemiskinan dan
disparitas segera dapat teratasi.
Ir. Daryatmo Mardiyanto - Ketua Pansus Sisnas Iptek DPR-RI menyampaikan Dalam
proses banyak diperlukan masukan dan pertimbangan. Selama ini telah dikaji berbagai
dokumen ( misalnya Dewan Energi Nasional / DEN yang diketuai Presiden) dan telah
melakukan studi banding ke Korea Selatan. Pada dasarnya Dewan yang dipertahankan
adalah yang mempunyai peran strategis untuk mendukung pembangunan nasional.
Di Korea Selatan, pengembangan Iptek dicantumkan pada UU Dasar Iptek yang tidak
mudah dirubah, sehingga kalau ada perubahan hanya pada Roadmap-nya. Di samping itu
terdapat Komisi Riset, sebagai lembaga Ad Hoc yang diketuai oleh Presiden. Melalui
perundangan tersebut, Pemerintah sangat berkomitmen mendukung pengembangan iptek
melaui SDM ( jumlah peneliti 1% dari jumlah penduduk) dan dukungan dana yang tinggi
(2,0 % dari PDB) untuk menjawab permasalahan pembangunan nasionalnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kajian tersebut, maka dapat mudah
diidentifikasi berbagai kelemahan di Indonesia, misalnya jumlah peneliti, anggaran,
kelembagaan, koordinasi dan harmonisasi, kebijakan dan perundangan, dan sebagainya.
Dalam upaya meningkatkan anggaran riset, maka diperlukan urgumentasi yang kuat
dan strategi yang jelas, sehingga DPR dapat mendukung. Sebagai kesimpulan kajian
tersebut maka dapat dinilai bahwa RUU Perubahan Sisnas Iptek belum dapat menjawab
berbagai permasalahan pembangunan ekonomi yang berbasis iptek, khususnya belum
mengakomodir ekosistem inovasi teknologi, termasuk belum mencantumkan lembaga
yang bertanggung-jawab dalam pelaksanaan riset dan inovasi teknologi.
Prof. Dr. Komarudin Hidayat – Guru besar Universitas Islam Negeri/Anggota DRN
dalam presentasinya menyampaikan Indonesia kaya akan budaya (soft science) dan banyak
riset yang dilakukan, namun sayang kebanyakan dilakukan oleh para peneliti luar negeri.
Perkembangan iptek (hard science) dapat mempengaruhi pribadi dan budaya masyarakat,
seperti hand-phone. Namun demikian, keputusan-keputusan biasanya ditentukan dari
ilmu social (soft science), sehingga soft science ini dapat menentukan up and down suatu
negara. Contoh Vnezuela, negara yang kaya, akan tetapi kacau oleh karena politik
Gambar 10. Narasumber ( Sesi II : Konsorsium Inovasi Teknologi ), Dr. Ir. Jumain Appe
- Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Ir. Kemal Prihatman, M.Eng – Direktur
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti, Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc –
Sekretaris DRN pada Sidang Paripurna II “ Inovasi Invensi dan Komersialisasi Teknologi
untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional”.
Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc – Sekretaris DRN menyampaikan DRN telah menyusun
program konsorsium untuk masing-masing Komisi Teknis. Pada kesempatan SP II –DRN
seluruh konsorsium dipresentasikan untuk mendapat tanggapan dan sekaligus
mengundang instansi lain yang relevan untuk dapat terlibat.
Dr. Ir. M. Yusuf S Barusman, MBA – Ketua Forum DRD Se-Sumatera menyampaikan
Forum konsultasi dan koordinasi DRD Se-Sumatera dalam upaya untuk memberikan
kontribusi solusi terhadap isu-isu actual dan strategis di Sumatera dan nasional sebagai
dukungan terhadap pembangunan di Sumatera dan Nasional.
Di tingkat nasional isu gap/ disparitas masih sangat besar, terutama antara Jawa
dengan pulau-pulau lainnya, dan khususnya dengan pulau-pulau di Indonesia bagian
timur. Contoh PDRB di Jawa sebesar 58,5%, sementara itu di Papua hanya 2,4 %. Sehingga
masalah ini harus menjadi perhatian. Di tingkat daerah / provinsi, berbagai potensi besar
belum dimanfaatkan dengan optimal, sehingga perlunya peningkatan nilai tambah
produk-produk lokal untuk meningkatkan pembangunan perekonomian daerah dan
kesejahteraan masyarakat.
Rapat membahas 3 Agenda utama yaitu (1) Laporan Hasil Kegiatan 2016, (2)
Rencana Kegiatan 2017, dan (3) Pembahasan UU Inovasi yang diusulkan oleh
DRN. Pemaparan tentang laporan kegiatan 2016 dan Rencana Kegiatan 2017
disampaikan oleh Sekretaris DRN Dr. Iding Chaidir, sedangkan RUU Inovasi disampaikan
oleh Ketua DRN Dr. Bambang Setiadi. Dari hasil rapat diperoleh kesepakatan bahwa DRN
dapat memberikan masukan kepada Menteri tentang masalah aktual (misalnya masalah
harga cabai). Selain itu, diusulkan agar DRN daat bermitra dengan institusi lain dalam
menyelenggarakan acara tertentu, diusulkan juga DRN dapat menerbitkan buku (bunga
rampai) atau Warta DRN sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, meningkatkan
penyampaian Policy Brief dan memperbanyak eskpose di media. Dalam rencana kegiatan
2017 diusulkan agar DRN lebih memperbanyak frekuensi kunjungan ke lapangan dengan
tujuan utama melakukan pemetaan industri. Untuk Undang-undang Inovasi disampaikan
berbagai masukan terhadap draf naskah akademis yang tealh disusun, baik menyangkut
substansi maupun strategi yang perlu dilaksanakan untuk menggoalkan usulan
tersebut. Naskah akademis akan dibahas dalam rapat tim adhoc yang telah terbentuk.
Rapat Badan Pekerja ke II DRN dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 10 Juli 2017,
bertempat di Ruang rapat BPPT II Jl. MH.Thamrin No. 8 Jakarta. Rapat tersebut dihadiri
oleh Dr.Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset Nasional ), Prof. Sudharto P. Hadi,
Ph.D ( Wakil Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Sekretaris Dewan
Riset Nasional), Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto (Ketua Komisi Teknis Energi ), Dr. Ir. Irnanda
Laksanawan, M.Sc.Eng, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl.Ing ( Ketua Komisi Teknis
Pertahanan dan Keamanan ), Dr. Ir. Utama Herawan Padmadinata ( Ketua Komisi Teknis
Material Maju ), Dr.Ir. Lala M. Kolopaking ( Ketua Komisi Teknis Sosial Humaniora),
Medy Wiriatmaja Sargo,SH, MH, Prof. Dr. Drh. Herdis, Msi, Ir. Adrian Zulkifli, Drs. Sinung
Nugroho, M.T dan para staf sekretariat.
Rapat Badan Pekerja diawali pembukaan oleh Ketua Dewan Riset Nasional yang
menyampaikan pembukaan dan pemaparannya karena masih dalam suasana Lebaran hari
raya Idul Fitri Minal Aidzin walfaidzin dan ucapan terima kasih kepada semua anggota
yang telah hadir dalam rapat Badan Pekerja dalam pembahasan undang-undang inovasi
dan Innovation fund dan pembuatan Naskah Akademik kali ini.
Rapat kali ini pada dasarnya melanjutkan pembahasan rapat – rapat sebelumnya
dalam rencana menyakinkan dalam pembuatan undang-undang Inovasi dan melengkapi
bahan-bahan berupa masukan dan pemikiran dari semua anggota Dewan riset nasional
dalam penyusunan pembuatan Naskah akademik.
Kesimpulan :
o Masalah-masalah yang dihadapi bangsa indonesia diantaranya tingkat
ketergantungan yang masih tinggi, lemahnya kemandirian dan saing, salah satu
penyelesaiannya adalah bangkitkan inovasi.
o Tujuannya adalah mengejar kembali menjadi Macan Asia dan perlu dituangkan
sebagai payung hukum tentang pengembangan iptek.
o Inovasi hanya bisa dijalankan kalau ada UU yang mengatur dan mengikat.
o UU inovasi mengatur :
a. Pendanaan
b. Topik
c. Pelibatan non pemerintah yang lebih besar
d. Komponen dalam negeri
e. Pengaturan kelembagaan dan kewenangannya
Rapat badan pekerja DRN pada hari kamis tanggal 28 September 2017, dengan
agenda kegiatan, (i). Pembahasan konsorsium masing-masing Komtek, (ii). Laporan
perkembangan RUU Inovasi, DRN sesuai tugasnya, melaksanakan 3 hal yakni: (i)
penyusunan ARN, (ii) memberikan masukan kepada Menteri Ristekdikti, utamanya
tentang konsep tentang RUU Inovasi, dan (iii) perkembangan inovasi dan daya saing.
ARN yang sudah di-lauching pada SP DRN di Solo tanggal 9 Agustus 2017, telah
banyak dikenal dan digunakan sebagai referensi di perguruan tinggi / lembaga litbang dan
DRD, namun oleh karena keterbatasan anggaran, DRN belum dapat melaksankan fungsi
pengawasan dan pendampingan pada implementasinya. Berdasarkan ARN pada masing-
masing Komtek dianjurkan dapat dipilih sebagai focus dan diharapkan dapat menjadi
proposal konsorsum riset, yang selanjutnya akan diusulkan ke Kemenristekdikti untuk
didanai. Salah satu yang sudah ditrima dalam pembahasan adalah tentang climate change
yang akan diusulkan dalam bentuk proposal konsorsium dengan melibatkan DRD,
universitas, dan pihak lain terkait.
Laporan tentang RUU Inovasi dan Daya Saing telah disusun dalam bentuk draft
Naskah Akademik (NA). Bahan rapat NA diharapkan dapat disempurnakan pada masing-
masing Komtek. Selain itu, diharapkan Bapak Santosa dapat memberikan masukan
tentang NA ini. Melihat perkembangan di DRN, maka pada rapat ini juga disampaikan
rangkuman agenda kunjungan kerja DRN perkembangan inovasi dan daya saing dalam
bentuk kunjungan lapangan, kunjungan DRD dan FGD (terlampir).
- kebijakan makro (tingkat nasional) belum ada, namun pada meso (tingkat
kementerian) dan mikro (tingkat lembaga) sudah ada, namun belum mencakup
hal-hal yang berhadapan dengan sektor
- Di Universitas Syiah Kuala, telah dilakukan dukungan untuk skala besar, namun
ternyata perguruan tinggi belum siap, dalam hal ini perlu mengajak / melibatkan
masyarakat. Contoh dukungan sudah berhasil dilakukan di UNSUD, dan rencana
di UNDIP
- Di bidang pertanian difokuskan untuk permasalahan di hulu, yakni perbenihan,
misalnya seed center di Universitas Bengkulu
- Pada dasarnya Kemenristek akan mem-back-up konsorsium yang diusulkan oleh
Komtek-komtek di DRN, seperti konsorsium pengolahan sampah kota, ITS,
hilirisasi CPO dan sebagainya.
Kesimpulan
Gambar 16. Sesi foto bersama workshop “Sustainability of the SESAME BPPT Project”.
Bertempat di Waduk Jatiluhur dengan Tema “Pengelolaan Waduk jatiluhur untuk Air,
Pangan dan Listrik”
Kesimpulan
- Pembangunan waduk Jatiluhur dibuat pada jaman Presiden Soekarno dan
sejak itu relatif tidak ada waduk besar yang di bangun. Oleh karena itu
pemerintah saat ini menggalakkan pembangunan waduk;
- Pembangunan waduk ditujukan untuk mendukung pembangunan sektor
pertanian dan sektor energi (PLTA), selain sektor lainnya seperti
pariwisata, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara optimal
melalui koordinasi yang erat.
- Pengelolaan waduk secara optimal dan terkoordinasi memerlukan
dukungan penyediaan dan pengelolaan data. Tanpa data yang akurat dan
2.2.3.2. Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Kesehatan dan Obat,
“Menuju Kolaborasi Regional Riset Bidang Kesehatan”. Kamis 20
April 2017.
Bertempat diruang monas II hotel Aryaduta Jakarta, Jl. KKO Usman & Harun 44-48
Jakarta Pusat, Komisi Teknis Kesehatan dan Obat pada tanggal 20 April 2017
melaksanakan FGD tengan tema “Menuju Kolaborasi Regional Riset Bidang kesehatan”.
Gambar 17. Sesi foto bersama Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Kesehatan
dan Obat, “ Menuju Kolaborasi Regional Riset Bidang Kesehatan”.
Rapat FGD diawali dengan pembukaan oleh Ketua DRN dilanjutkan dengan
pemaparan oleh berbagai narasumber sebagai berikut:
Menyampaikan peranan DRN dimasa lalu mempunyai posisi sangat tinggi, dimana
Ketua DRN pernah dijabat oleh Menristek. DRN merupakan think-tank, dengan anggota
dari berbagai sektor, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan kebijakan riset di
berbagai sektor, sehingga diharapkan DRN dapat berperan dalam koordinasi dan sinergi
dalam kegiatan riset secara nasional.
Problem riset di Indonesia: (i) penggabungan kementerian, (ii) rezim APBN, dimana
pelaksanaan proses riset sangat rumit, (iii) keterbatasan anggaran yang menyebabkan hasil
tidak optimal. Diusulkan agar skema riset di Perguruan Tinggi (PT) yang berorientasi pada
Tridharma harus disusuaikan dengan kebijakan riset, yaitu Sistem Inovasi Nasional
(SINas) guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan fakta historis sudah banyak hasil riset PT yang menghasilkan industri
besar. Namun, biasanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian sehingga memenuhi
karakteristik industri komersial. Perguruan Tinggi (PT) dan industri pada dasarnya
mempunyai kharakteristik masing-masing, sehingga untuk dapat berkolaborasi harus
dieskplor berbagai peluang untuk menemukan kesepakatan. Pada umumnya yang paling
gampang untuk kolaborasi adalah mengimplementasikan hasil riset yang berpotensi untuk
diproduksi secara komersial di industri. Hasil riset ini pada umumnya dalam bentuk paket
teknologi atau paten. Berbagai bentuk kolaborasi yang sudah dilaksanakan, antara lain: (i)
industri memanfaatkan laboratorium di PT, (ii) pertemuan ilmiah, (iii) magang mahasiswa
di industri, dan (iv) riset kemitraan, misalnya riset konsorsium.
Industri kesehatan adalah yang pertumbuhan paling cepat di Asia, setiap 3 tahun
kenaikannya 2 kali lipat, sehingga pasokan untuk memenuhi kebutuhan tidak mencukupi.
Keadaan ini menjadi masalah besar, karena pertumbuhan perekonomian di dunia saat ini
relatif lambat dengan lapangan kerja hampir tidak tumbuh. Sementara itu, biaya hidup
makin tinggi, sehingga Indonesia harus mampu mengantisipasi, dimana tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan secara normal, tetapi juga mengantisipasi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang makin tinggi dan spesifik, sesuai dengan kemajuan
di bidang digital dan nano-teknologi. Oleh karena itu perlunya mengantisipasi kebutuhan
riset yang sifatnya global/ internasional/ multinasional, dengan membuka diri dari isolasi
geografi. Untuk itu perlu ditunjang dengan berbagai program, misalnya dengan mengirim
personil untuk sekolah dan melakukan riset di luar negeri.
Posisi Biofarma pada usianya yang ke-127 tahun sebagai industri farmasi,
berpredikat global player dimana produknya dipasok ke 132 negara, dengan omset Rp. 3
Trillun. Berbagai jenis produk yang dihasilkan terutama berupa vaksin, seperti hepatitis,
campak, polio, tetanus, difteri, pertusis dan influenza. Ke depan Biofarma juga
mengembangkan berbagai produk seperti imunosera, biosimilar, antibiotic, sel punca, kit
dianostik dan produk darah Memasuki era SDG (Sustainable Development Goal) 2016 –
2030) Biofarma harus dapat menyesuaikan dengan proses produksi dan produk yang
Abad 21 ini adalah abad iptek, dimana iptek berperan untuk pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk untuk program pengentasan
kemiskinan. Mengacu pada impian anak Indonesia untuk 10 tahun mendatang adalah
menjadikan anak Indonesia pintar dengan pendidikan gratis, semua anggota masyarakat
dapat bersekolah, untuk kemudian dapat mengembangkan iptek guna mendukung
perekonomian yang mandiri. Oleh karena itu, PT dituntut juga untuk melaksanakan ABGC,
artinya dapat bermitra dengan industri/ swasta, pemerintah dan masyarakat. Dengan
model ini, maka iptek yang dihasilkan PT mudah diimplementasikan untuk tujuan
industrialisasi dan komersialisasi. Sementara itu, diharapkan Pemerintah dapat menaikan
anggaran riset dan berperan sebagai intermediator antar berbagai pihak terkait. DRN
diharapkan dapat memperjuangkan kenaikan anggaran riset menjadi 1% utk 5 tahun ke
depan.
1. Perencanaan riset bidang kesehatan dan obat perlu disusun untuk jangka panjang (15 s/d
30 tahunan). Fokus riset perlu ditetapkan sejalan dengan Sustainable Development Goal
(SDGs) dan Post-SDGs dan ditugaskan kepada dan mengikat secara institusi sesuai
dengan kompetensi dan keunggulan masing-masing.
2. Penentapan fokus riset strategis nasional bidang kesehatan ditentukan secara top down
melalui kesepakatan nasional dan dilaksanakan melalui konsorsium dan ditargetkan
untuk menghasilkan produk tertentu dalam waktu tertentu, dan dengan pembiayaan
secara block grant / multi years.
3. Perlu penataan (levelling) dalam pendanaan riset mulai dari advance, basic,
pengembangan kapasitas peneliti muda dst. Agenda Riset Nasional dapat menjadi acuan
mengenai topik-topik riset yang masuk ke dalam setiap level riset.
Pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2017, Komisi Teknis Teknologi Informasi dan
Komunikasi mengadakan Focus Group Discussion ( FGD ), dengan tema Pembahasan
tentang “Internet of things ( IOT ) / 5G”. FGD dilaksanakan di Ruang Jaya Room
Lantai 4, Hotel Saripan Pacific Jl. M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat.
Gambar 18. Rapat Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Teknologi Informasi
dan Komunikasi “Internet of things ( IOT ) / 5G”.
1. Pembukaan
Dalam pembukaan rapat ketua komisi teknis teknologi informasi dan komunikasi
menyampaikan bahwa pertemuan kali ini merupakan persiapan FGD ( Focus Group
Discussion) yang lebih besar yang akan berkoordinasi dengan anggota – anggota komisi
teknis lainnya. Dalam Rapat Pra FGD ( Focus Group Discussion ) komisi teknis teknologi
Pengembangan aplikasi – aplikasi perusahaan besar saat ini saling bersaing antara
android dan apple saling bersaing satu sama lain, untuk mendapatkan pelanggan sebanyak
mungkin dengan cara mendapatkan aplikasi apapun gratis pada awalnya dan lama
kelamaan apabila pelanggan sudah banyak maka akan dikenakan biaya.
3. Diskusi
Diskusi lebih diarahkan pada antisipasi pemanfaatan teknologi IOT terhadap berbagai
bidang sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
1). Bidang IT
Pada dasarnya di Indonesia sudah dikembangkan IOT untuk berbagai aplikasi (e-govt,
e- pusyandu, e-ticketing, dan sebagainya). Untuk itu aplikasi-aplikasi tersebut perlu
memperhatikan bahwa produk yang dihasilkan harus: (i) kompetitif (murah, cepat,
kualitas lebih baik , nilai tambah dan sebagainya), (ii) dipikirkan perlindungan hak cipta,
(iii) mendapat dukungan pemerintah, dan (iv) mendapat dukungan riset.
2). Bidang Sosial Humaniora
Pemanfaatan IOT di Indonesia harus dapat diterjemahkan untuk pembangunan
Indonesia jangka panjang, yang membangun Indonesia ke depan sebagai bangsa yang
berbudaya sebagai cendekiawan yang berjati-diri bangsa. Sebagaimana telah dituangkan
pada ARN, maka pemanfaatan IOT diarahkan terutama untuk: (i) Riset Penguatan
Kelembagaan Masyarakat dalam Akses dan Penataan Pengelolaan Sumber daya Alam,
Lahan dan Laut Secara Berkelanjutan, dan (ii) Riset Pembangunan Inkflusif Untuk
Penanganan Kemiskinan dan Ketimpangan, yang utamanya untuk permasalahan pokok
yakni pangan, energi, air dan maritim.
Secara eksplisit pengembangan IOT harus bersamaan dengan Kebudayaan Indonesia
mengarahkan Manusianya untuk berperilaku, seperti : (i) sebagi ai sarana Pertahanan
Keluarga (Family Defence), (ii) sebagai sarana penguatan Komunitas dalam kaitan
Pangan. Energi, Ketersediaan Air dan Penguatan Peradaban Maritim, (iii) sebagai sarana
penguatan Kelembagaan Ekonomi Komunitas Desa (Digitalisasi Logistik Pangan) dan
Kota.
3). Bidang Transportasi
Dalam ARN, telah tercantum program riset yang terkait IT adalah Industri
Pengembangan Intelligent Transportasi System untuk Wilayah Perkotaan di Indonesia.
Dalam hal ini hal yang perlu mendapat perhatian adalah regulasi / kebijakan yang belum
mengakomodir perkembangan teknologi di bidang IT. Dalam pengembangan industri ini,
kebijakan TKDN harus menjadi kebijakan utama yang harus diaplikasikan guna
meningkatkan perekonomian dalam negeri.
4). Bidang Energi
Sektor energy sudah menjadi pemakai IOT (lampu sensor, dll.) namun belum smart.
IOT sangat potensiil untuk diimplementasikan antara lain untuk : (i) Sisten jaringan Jawa
– Bali, bgmn seluruh pembangkit dapat terintegrasi, bgmn kalau ada yang mati, system
meter 2 arah, untuk efisiensi, (ii) sistem energy PINTAR / jaringan PINTAR, karena
banyak sumber energi dan bagaimana mengarahkan/ kebijakannya, dan (iii) smart city
dengan mempertimbangkan jenis energy dan jaringan. Di sektor energi, terdapat 3 faktor
yang harus dilakukan: (i) keamanan (security) pembangkitan, (ii) keandalan (realibility)
system yang harus selalu ada, dan (iii) efisiensi.
Pada hari Kamis tanggal 18 Mei 2017, Komisi Teknis Pangan dan Pertanian
mengadakan Focus Group Discussion ( FGD ). Dalam Focus Group Discussion (FGD )
tersebut dipilih tema tentang “Inovasi Terbuka Untuk Diversifikasi dan pengembangan
Industri Pangan Lokal”. Acara FGD dilaksanakan di Ruang Fakultas Pertanian
Universitas Gajah Mada, di Yogyakarta.
Gambar 20. Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis pangan dan Pertanian “Inovasi
Terbuka Untuk Diversifikasi dan pengembangan Industri Pangan Lokal”.
Pembukaan acara Focus Group Discussion ( FGD ) Komisi Teknis Pangan dan
Pertanian diawali dengan sambutan dan pemaparan oleh Ketua Komisi Teknis Pangan
dan Pertanian. Dalam sambutannya Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Universitas Gajah Mada yang telah
memberikan waktu dan tempatnya dan ucapan terima kasih juga Kepada para hadirin,
Narasumber, Undangan, Dewan Riset Daerah (DRD), Pihak Swasta, Pihak Pemerintah
Daerah, dan Para Dosen Universitas Gajah Mada yang hadir dalam acara Focus Group
Discussion Komisi Teknis Pangan dan Pertanian kali ini.
Ketua Komtek Pangan DRN menyampaikan pemaparannya yang bertema “ Inovasi
Terbuka Untuk Diversifikasi dan pengembangan Industri Pangan
Lokal”. Beberapa butir penting dalam presentasi teresbut adalah sebagai berikut:
o Istilah inovasi muncul di berbagai wacana dalam organisasi bisnis, perguruan
tinggi, lembaga riset, birokrasi pemerintahan, LSM, kelompok-kelompok ekonomi
kreatif, dll.
o Bagi sebagian pihak, makna inovasi dikaitkan dengan keunggulan suatu
produk komersial yang baru, atau layanan publik yang baru;
o Bagi pihak yang lain, inovasi dikaitkan dengan kreativitas yang orisinal;
o Pihak yang lain lagi, dalam inovasi ada pengetahuan yang baru (new knowledge);
o Terlepas dari perbedaan memaknai, pengertian inovasi tidak pernah lepas dari
kebaruan.
KESIMPULAN
Pengembangan pangan lokal diharapkan dapat mengurangi laju konsumsi beras dan
gandum. Namun usaha ini menghadapi kendala terutama masalah kualitas, kuantitas
dan delivery (QCD) dan sulitnya mengubah kebiasaan dan budaya makan.
Perlu dilakukan upaya pencarian bahan pangan alternatif substitusi beras antara lain
ubi kayu, ubi jalar, pisang, jagung, sukun, ganyong, sagu, labu, umbi garut, talas,
porang, gadung, dan gembili.
Dari berbagai Namun yang telah diproduksi dalam jumlah besar hanya ubi kayu,
jagung, pisang dan sagu. Komoditi lain umumnya ditanam sebagai tanaman sela atau
tanaman pekarangan sehingga tidak dapat dipanen dalam jumlah besar pada waktu
bersamaan.
MOCAF (Modified Cassafa Flour) yang diolah dari bahan baku singkong memiliki
potensi untuk bahan pencampur gandum untuk bahan baku industri pangan melalui
fortifikasi sumber protein dan vitamin. Bahkan MOCAF memiliki kelebihan yaitu kaya
Pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017, Komisi Teknis Bidang Energi dan Bidang
Transportasi mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Penataan
Sistem Transportasi Perkotaan Dalam Rangka Mengurangi Pemakaian BBM” di Ruang
Sidang Walikota Surabaya, Jawa Timur.
Acara tersebut diawali pembukaan dan sambutan oleh Wakil Ketua Dewan Riset
Nasional, Prof. Sudharto P. Hadi yang menyampaikan secara singkat tugas yaitu
memberikan rekomendasi arah kebijakan IPTEK kepada Menteri Ristekdikti melalui
penyusunan Agenda Riset Nasional dan DRN saat ini sedang munyusun naskah akademik
tentang inovasi yang akan menjadi bagian dari dokumen yang akan dimasukkan dalam
Rancangan Undang Undang inovasi serta menjelaskan issu-issu penggunaan energi di
sektor transportasi. Lalu dilanjutkan Keynote Speech dari Walikota Surabaya, Dr. (H.C) Ir.
Tri Rismaharini, MT yang menyatakan mengenai perkembangan rancangan sistem
transportasi yang akan diterapkan di Surabaya serta tantangan yang akan dihadapi dalam
membuat program berbasis IT (CC Room 212) adalah mengkondisikan implementasi di
lapangan. Dr. Arnold Soetrisnanto selaku Ketua Komtek Energi DRN memberikan Topical
Speech mengenai Green Concept Energy dari Kota untuk Kota.
Acara selanjutnya Sessi 1 dan sessi 2 adalah presentasi dari para nara sumber. Pada
sessi 1, Nara Sumber pertama yaitu dari Kepala Litbang Kementerian Perhubungan, Ir.
Umiyatun Hayati Triastuti, M.Scmenjelaskan mengenai road map pengembangan
transportasi yang ramah lingkungan untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis
rendah karbon. Selanjutnya presentasi dari Ketua Komtek Transportasi, Prof. Dr. Tech.
Ir. Danang Parikesit, M.Sc menjelaskan mengenai Pengembangan Sistem Transportasi
Perkotaan. Nara sumber selanjutnya dari Kepala Dinas Perhubungan Kota
Surabaya menjelaskan Perencanaan Sistem Transportasi Publik Kota di Surabaya.
Pada sessi 2, Nara Sumber pertama dari Universitas Indonesia, Dr. Linda
Darmayanti menjelaskan mengenai Aspek Sosial Budaya Pengembangan Transportasi
Kota Surabaya. Selanjutnya presentasi dari Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Ir. Yan Sibarang
Tandiele menjelaskan mengenai Peran Kementerian Perindustrian dalam Upaya
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Pemakaian Energi pada Industri Alat Transportasi
Kota. Nara sumber ketiga dari Kepala Pusat Unggulan IPTEK (ITS), Dr. Muhammad
Nur Yulianto, ST menjelaskan mengenai Pengembangan dan Prospek Mobil Listrik di
Indonesia. Nara sumber selanjutnya dari Kepala Pusat Studi Energi (UGM), Dr.
Deendarlianto, ST, M.Eng menjelaskan mengenai Energy Best Mix for Road
Transportation in Indonesia.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari agenda Focus Group Discussion tersebut adalah
sebagai berikut:
Setiap Kepala Daerah/Bupati/Walikotamemiliki pemikiran untuk membuat moda
transportasi masal yang terintegrasi di setiap kotanya masing-masing;
Diperlukan transportasi yang akan membantu mengurangi penyelesaian problematika
BBM seperti penggunaan kendaraan listrik/surya;
Dalam perencanaan kota di Indonesia perlu dipertimbangkan untuk pembentukan
cluster-cluster wilayah/kawasan (kota mandiri) untuk mengurangi mobilitas
masyarakat yang terlalu jauh dan lama sehingga menurukan persentase jumlah polusi
dan BBM,
Pembentukan kebijakan pengembangan moda transportasi publik yang disetarakan
dengan Social Culture dari masyarakat;
Bertempat di Hotel Aryaduta Jl. KKO Usman&Harun 44-48 Jakarta. Pada Hari Senin
tanggal 17 Juli 2017 Komisi Teknis Material Maju melaksanakan rapat Focus group
discussion ( FGD ) yang dihadiri oleh Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset
Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Utama
Herawan Padmadinata ( Ketua komisi teknis Material Maju ), Prof.Dr. Ridwan, Prof.Dr.Ir.
Bambang Sunendar, M,Eng, Ir. Budi Susanto Sadiman, Ir. Achdiat Atmawinata, Dr.Ir.
Ahmad Sobandi, M,Eng, Dr. Nurul Taufiqu Rochman, B.Eng, M.Eng, Prof. Ir. Jamasri,
Ph.D, Dr. Dwi Gustiono ( Asisten Komisi teknis Material Maju ),Dr. Ir. Haryono, M.Sc (
Ketua Komisi teknis pangan dan pertanian ) , Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto ( Ketua komisi
teknis Energi ), perwakilan Dewan Riset Daerah ( DRD ), para Narasumber, para undangan
dan staff Sekretariat.
Gambar 22. Sesi foto bersama Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Material ‘
Inovasi Biomassa Menjadi Sumber Pendapatan Daerah”.
Tema yang diambil dalam Focus group discussion ( FGD ) Komisi teknis
Material Maju adalah “ Inovasi Biomassa Menjadi Sumber Pendapatan Daerah
“, yang diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ketua DRN. Dalam kesempatan
itu Ketua DRN menyampaikan terimakasih atas kehadiran para peserta dan melaporkan
salah satu tujuan pembentukan yakni sebagai pemberi masukan kepada Menristekdikti
untuk mendukung Nawacita. Pada Nawacita tidak ada kata riset, yang ada adalah kata daya
saing (Nawacita 6). Kata kunci penting untuk mendukung daya saing adalah inovasi.
Melalui inovasi diharapkan Indonesia dapat mewujudkan potensi besar GDP menjadi
kenyataan.
Ketua Komisi teknis Material Maju Dr. Utama Padmadinata menyampaikan agar
FGD ini menjadi langkah terobosan untuk memanfaatkan biomasa menjadi sumber
ekonomi / perekonomian masyarakat. Hal ini mengingat bahwa Indonesia, merupakan
sumber biomassa yang sangat besar, klhususnya dari industri agro (pertanian, perikanan,
peternakan), yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk material maju untuk
didiimplementasi di berbagai sector/ industri. Untuk itu, kerjasama ABG (konsep Triple
Helix) diharapkan dapat berperan secara sinergi untuk meningkatkan dan pengembangan
perekonomian dan industrialisasi berbasis biomasa.
Pada hari Selasa tanggal 5 September 2017, Dewan Riset Nasional ( DRN ) Komisi
Teknis Transportasi mengadakan FGD ( Focus Group Discussion ) yang bertema
“PEMBENTUKAN KONSORSIUM RISET DI BIDANG INTELLIGENT
TRANSPORTASI SYSTEM ( ITS ) “, bertempat diruang rapat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian PUPR Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
FGD ( Focus Group Discussion ) dibuka oleh Sekretaris Dewan Riset Nasional yang
mewakili Ketua Dewan Riset Nasional, dalam sambutannya Sekretaris Dewan Riset
Nasional meminta maaf kepada para hadirin dikarenakan ketidak hadirannya Ketua
Dewan Riset Nasional karena ada Seminar Internasional di Surabaya, ucapan terima kasih
kepada para undangan , narasumber dan para anggota konsorsium Intelligent Transportasi
System (ITS), Bahwasannya Dewan Riset Nasional selalu mendorong dan merasa perlu
adanya pembentukan Konsorsium riset dibidang transportasi modern yaitu Intelligent
Transportasi System ( ITS ), dengan penggabungan para pelaku transportasi, Pemerintah,
pihak swasta dan beberapa Peguruan tinggi.
Selanjutnya FGD dilaksanakan dengan mendengarkan pemaparan dari beberapa
narasumber sebagai berikut:
Narasumber.
a. Badan Pengatur Jalan Tol - Wahyudi Mandala, memaparkan
topik “ Persiapan Implementasi Cashless System “
Kepala Bidang Operasi dan Pemeriharaan BPJT mengatakan bahwasannya panjang
jalan tol di Indonesia saat ini sudah ada 1016 KM, jumlah ruas tol 36, dengan lalu lintas
harian rata-rata mencapai 4,9 juta kendaraan dengan pendapatan tahunan mencapai 12
Triliun Rupiah. Saat ini jalan tol di Indonesia ada 5 : Trans Sumatera (Tol dipulau
Sumatera), Trans Jawa ( Tol dipulau Jawa ), Non Trans, Jabodetabek,Tol Sulawesi
Latar belakang pentingnya pengembangan Intelligent Transport System ( ITS ) jalan
Tol karena volume kendaraan dijalan tol terus meningkat berpotensi mengakibatkan
permasalah antara lain : Kemacetan, Peningkatan jumlah kecelakaan, Life cycle jalan yang
semakin pendek, Biaya operasional semakin meningkat dan Proses pemantauan dan
pengawasan yang semakin sulit karena jumlah dan panjang jalan tol yang terus bertambah.
Tujuan pengembangan Intelligent Transport System ( ITS ) jalan Tol adalah agar
menciptakan pelayanan jalan tol yang efektif, efisien, informative, aman, nyaman dan
berkelanjutan. Dengan adanya system informasi jalan tol, transaksi tol non tunai, system
pengendalian angkutan berat, system informasi keadaan darurat, system manajemen asset
dan system ruang kendali.
Gambar 24. Sesi foto bersama seminar nasional “ Peran PII dalam Rekontruksi system
Produksi dan Inovasi Pertanian rakyat berorientasi Industri”.
Gambar 25. Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan
“Arah dan Kebijakan Riset dan Pengembangan Teknologi Kemenristekdikti”.
Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan Dewan Riset Nasional mengadakan acara
FGD dengan topik “Arah dan Kebijakan Riset dan Pengembangan Teknologi
Kemenristekdikti” pada tanggal 3 November 2017 di Ruang Rapat Balitbang
Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Acara ini dibuka dan dipimpin oleh Ketua Komtek Hankam DRN, Drs. Bambang S.
Tejasukmana, Dipl.Ingdan melibatkan Para Nara Sumber dari Pemerintah, (Balitbang
Kemhan diwakili Kapus Strahan, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan
Kemristekdikti diwakili Ibu Ermalina, Dirjen Penguatan Inovasi Kemristekdikti),
Konsorsium Riset (Drone, Rudal, Radar, Satelit, Sistem Integrator), dan Anggota Komtek
Hankam.
Acara pertama dimulai dengan pembukaan dari Ketua Komtek Hankam DRN, Drs.
Bambang S. Tejasukmana, Dipl.Ing yang memaparkan tujuan FGD hari ini yaitu :
1)Memperoleh masukan dan diskusi mengenai arah dan kebijakan pengembangan
teknologi yang diinginkan oleh Pemangku Kebijakan baik Kementerian Pertahanan
maupun Kementerian Ristekdikti. 2) Memperoleh masukan dan diskusi mengenai kondisi
progress kegiatan masing masing konsorsium produk teknologi alpalhankam. 3)
Merumuskan langkah-langkah penting untuk penguatan kinerja dan kerjasama masing
masing konsorsium. 4) dan Memperoleh masukan dan dukungan dari Lembaga Riset,
Perguruan Tinggi, TNI, Industri Pertahanan.
Agenda selanjutnya paparan dari Kapus Litbang Strahan, Laksma TNI Ir. Agus
Rustandi, M.Eng.Sc, MMDS memaparkan 1) Beberapa fungsi dan tugas Kemhan. 2)
Menyatakan program overview Litbang Kemhan untuk fokus 7 Program KKIP. 3)
Menyarankan untuk adanya kemandirian dan minmal tingkat perawatan. 4) Dan
menyatakan permasalahan penguasaan kemandirian antara lain teknologi komunikasi,
dalam hal ini system data link.
KESIMPULAN
Berikut ini beberapa kesimpulan akhir dari FGD Komtek Hankam DRN yang telah
dilaksanakan :
1. Ada kesenjangan antara sinergitas kegiatan litbang rancang bangun produk
alpalhankam dan antara Balitbang Kemhan dan Kemristkdikti.
2. Antara Industri dan penguna pada kondisi saat ini sudah terjalin hubungan yang
cukup baik, permasalahannya adalah probangkuat pengguna harus jelas,
komitmen dan konsisten untuk dijalankan dalam suatu kurun waktu.
3. Investasi yang dibangun oleh industri dalam membuat produk alpalhankam
tergantung pada konsisten Pemerintah untuk menjalankannya dan sebaiknya
diatur dalam peraturan UU.
4. Perlu dibuat program untuk konsorsium litbang untuk membuat rancang bangun
produk program prioritas KKIP terhadap kemandirian produk alpalhankam.
5. DRN perlu membuat ekosistem pengembangan kemandirian teknologi
alpalhankam, untuk mengakomodasi kepentingan pengguna terhadap
kebutuhan operasi, industri untuk kepentingan bisnis, dan lembaga litbang
untuk kepentingan penguasaan teknologinya.
Pada hari Senin tanggal 27 November 2017, komisi teknis Pertahanan dan Keamanan
Dewan Riset Nasional yang bekerjasama dengan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi
melakukan FGD (Focus Group Discussion) Konsorsium Industri Pertahanan dan
Keamanan, yang bertemakan “Konsorsium Untuk Penguatan Kinerja Industri Pertahanan
dan Keamanan”. FGD dilaksanakan di Graha Pindad, PT. PINDAD, Jl. Gatot Subroto No.
517 Bandung Jawa Barat.
Gambar 26. Focus Group Discussion (FGD) Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan “
Konsorsium Untuk Penguatan Kinerja Industri Pertahanan dan Keamanan”.
FGD diawali dengan sambutan pembukaan oleh Ketua Komisi teknis Pertahanan dan
Keamanan Dewan Riset Nasional (DRN) dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dan
diskusi.
a. Pembukaan oleh Ketua Komtek Hankam – DRN (Dipl.Ing Bambang Teja)
Ketua Komtek Hankam menyampaikan bahwa tema FGD ini adalah Konsorsium
Untuk Penguatan Kinerja Industri Pertahanan dan Keamanan. Tujuan FGD ini adalah
untuk mendapatkan masukan dalam rangka membangun Konsorsium industri yang
kompeten, dengan mererapkan konsep utama inovasi yakni Inovasi =
Invensi*Komersialisasi. Oleh karena itu pada FGD ini mengundang Narasumber yang
relevan para stakeholder yang terkait.
Kegiatan riset selama ini dinilai masih terfokus pada output invensi dan publikasi,
sehingga tidak sampai pada Komersialisasi. Untuk itu, pada FGD ini diharapkan bahwa
invensi yang telah dihasilkan dapat dihilirasi di industri. Dalam hal ini adalah Industri
Hankam di PINDAD yang pengunanya terutama adalah TNI dan POLRI. Namun demikian
konsep konsorsium dengan menghimpun ABG tetap diberlakukan.
Selanjutnya diharapkan PINDAD dapat menyampaikan produk-poduk apa yang
diunggulkan untuk mendapatkan tanggapan dalam upaya membangun konsorsium
dengan prinsip-prinsip proses inovasi
b. Presentasi PINDAD (Dr. Ade Bagdja): Konsorsium Untuk Penguatan
Kinerja Industri Pertahanan dan Keamanan
Berbagai produk dari PINDAD difokuskan untuk produk-produk khusus yang
dibutuhkan oleh TNI dan Kepolisian, sehingga diperlukan penguasaan teknologi. Produk-
produk tersebut yang akan diproduksi sampai tahun 2024, adalah: (i) Komodo, (ii) Anoa,
(Badak, Amphibius), dan (iv) Medium Tank.
Untuk melaksanakan program tersebut telah disusun petajalan (roadmap) untuk
masing-masing produk, dan juga dilaksanakan melalui kerjasama dengan berbagai instansi
litbang di dalam negeri dan melalui kerjasama internasional dengan prinsip saling
menguntungkan.
e. Kesimpulan
(1) FGD berjalan sangat intensif, nara sumber yang diundang semuanya hadir (meskipun
perlu pengaturan waktu pemaparan karena padatnya agenda para nara sumber).
Peserta FGD yang hadir mewakili kelompok Akademisi, industri dan sektor
pemerintah terkait. Hampir seluruh peserta menyampaikan masukan yang sangat
positif sesuai dengan peran dan fungsinya dalam pengembangan industri Hankam.
(2) Konsorsium Bangtekinhan menjadi solusi dalam mengatasi kekurangan sumber daya
finansial, tenaga ahli serta sarana dan prasarana. Untuk memperkuat sinerginya
diperlukan dukungan kebijakan yang kuat dalam bentuk keputusan KKIP maupun
peraturan perundangan yang dapat menjadi acuan dari semua pihak yang terlibat
dalam konsorsium.
(3) Insentif baik untuk riset dan pengembangan maupun inovasi di bidang Hankam yang
dilaksanakan oleh Kemenristekdikti perlu ditingkatkan untuk mendorong
tumbuhnya hasrat untuk membangun konsorsium mulai dari kegiatan riset dan
pengembangan sampai dengan kegiatan inovasi di lingkungan industri Hankam.
Pada hari Rabu tanggal 7 Juni 2017, Komisi Teknis Pangan dan Pertanian
mengadakan rapat yang ketiga di Ruang Rapat DRN, Gedung BPPT I, Jl. M.H. Thamrin
No.8. Rapat dihadiri oleh Dr. Ir. Haryono, M.Sc (Ketua Komtek Pangan & Pertanian), Dr.
Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Sekretaris DRN), Sakri Widhianto, S.Teks, MM, Ir. Utama Kajo,
Prof. Dr. Herdis, M.Si (Asisten Komtek Pangan & Pertanian), Prof. Dr. Suyanto
Pawiroharsono (Staf Profesional) dan serta para staf sekretariat.
Gambar 29. Rapat Komisi Teknis Pangan dan Pertanian , Ruang Rapat DRN
Pada hari Jumat tanggal 13 Oktober 2017, Komisi teknis Pangan dan Pertanian
Dewan Riset Nasional mengadakan rapat kerja diRuang rapat Dewan Riset Nasional di Jl.
M.H. Thamrin No.8 di Jakarta. Yang dihadiri para anggotanya, Dalam rapat kali ini dalam
rangka menindak lanjuti rapat Badan Pekerja yang dilakukan Dewan Riset Nasional apa-
apa masukan dari Komisi Teknis pangan dan pertanian. Guna mempersiapkan
pembentukan Konsorsium pangan dan pertanian yang akan diusulkan disidang paripurna
II ( Kedua ) di Jakarta.
Menurut Ketua Komtek, selama ini telah dapat diidentifikasi berbagai isu strategis/
nasional yang dapat diusulkan untuk usulan konsorsium. Usulan konsorsium inovasi
industri ini tidak saja untuk pengembangan produk hilir tetapi juga dapat menghasilkan
Pada hari Selasatanggal 24 Oktober 2017, Komisi Teknis Pangan dan Pertanian
Dewan Riset Nasional mengadakan rapat kerja yang ke 6 diruang rapat Dewan Riset
Nasional di Jl. M.H. Thamrin No.8 di Jakarta. Yang dihadiri para anggotanya,dalam
paparannya ketua Komisi Teknis Pangan Dan Pertanian mengatakan bahwa 45 % atau
sekitar 5 juta hektar kebun kelapa sawit merupakan milik rakyat yang perlu diperhatikan
oleh semua pihak yang terlibat. Saat ini bibit palsu kelapa sawit sudah banyak beredar di
perkebunan kelapa sawit rakyat hampir mencapai 40%. Hal ini sangat merugikan karena
produktivitasnya tidak jelas.Selain itu banyak kelapa sawit yang ditanam di tempat yang
tidak tepat sehingga perlu pendampingan bagi perkebunan kelapa sawit rakyat
untuk mendapat pengetahuan bagaimana melaksanakan perkebunan kelapa sawit yang
baik benar.Dan membahas tentang proposal untuk program pendanaan Inovasi Industri di
tahun 2018.
Gambar 30. Rapat Komisi Teknis Pangan dan Pertanian , Ruang Rapat DRN
Bertempat diruang rapat Gedung BPPT I Lantai 1 Jl.M.H Thamrin No.8, Pada tanggal
9 Maret 2017 Komisi Teknis Energi melaksanakan rapat pertamanya yang dihadiri oleh.
Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto, Ir.FX. Sutijastoto, MA, Prof widodo Wahyu Purwanto, Dr.
Muhammad A.M. Oktaufik, Ir. Hardiv Harris Situmeang, M.Sc, D.Sc, Dr. Tirto Prakoso
Brojonegoro, M.Eng, Dr. Deendarlianto, ST, M.Eng, Prof. Triyogi Yuwono, Ph.D, Dr.Ir.
Bambang Setiadi, IPU (Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc (
Sekretaris Dewan Riset Nasional ), dan Para Staf Sekretariat.
Dalam Rapat membahas 2 ( dua ) Agenda kerja:
1. Laporan Hasil Rapat badan pekerja
2. Rencana kerja Komisi Teknis Energi di Tahun 2017
Pada hari senin tanggal 6 November 2017, Komisi Teknis Energi melakukan rapat
diruang rapat Dewan Riset Nasional, Rapat Komtek dibuka oleh ketua komtek Energi yaitu
Arnold Soetrisnanto. Beliau mengucapan terima kasih kepada anggota komtek yag telah
hadir.
Mengenai sidang paripurna II, Pak Iding Chaidir menjelaskan tentang rencana
kegiatan sidang paripurna yang diselenggrakan pada tanggal 23 November 2017, di Hotel
Aryaduta. Topik utama sidang paripurna yaitu Inovasi, invensi dan komersialisasi
teknologi. Sidang dibagi tiga sesi. Sesi awal mengenai UU Inovasi diundang adalah Ketua
Pansus RUU Sisnas Iptek Bapak Daryatmo. Mengundang dari Bappenas, DPR, Pak
Komarudin Hidayat dari komtek Soshum. Pak Komarudin diminta untuk menjelaskan
apakah masyarakat Indonesia sudah dapat berbudaya.
Bertempat diruang rapat gedung BPPT I Lantai 1 Jl.M.H Thamrin No. 8, Pada hari
rabu tanggal 8 Maret 2017 Komisi Teknis Transportasi melaksanakan rapat pertamanya
yang dihadiri oleh Prof. Dr-Techn. Ir. Danang Parikesit, M. Sc(Eng), IPU ( Ketua Komisi
Transportasi ), Prof.Dr.Ir. Bambang Sugeng Subagyo, DEA, Andi Alisjahbana, MSME,
Prof.Ir. Sigit Priyanto, M.Sc, Ph.D, Dr.Ir. Danis H Sumadilaga, M.Eng.Sc, Drs. Sinung
Nugroho, M.T, Tri Achmadi, , Dr.Ir.Bambang Setiadi, IPU (Ketua Dewan Riset Nasional),
Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset Nasional ), dan Para Staf Sekretariat.
Bertempat diruang rapat gedung BPPT I Lantai 1 Jl.M.H Thamrin No. 8, Pada tanggal
8 Juni 2017 Komisi Teknis Transportasi melaksanakan rapat keduanya yang dihadiri oleh
Prof. Dr-Techn. Ir. Danang Parikesit, M. Sc(Eng), IPU ( Ketua Komisi teknis Transportasi
), Ir. Umiyatun Hayati Triastuti dan Asistensi, M.Sc, Prof.Dr.Ir. Bambang Sugeng Subagyo,
Gambar 36. Rapat Komisi Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ruang Rapat
DRN
Bertempat di Ruang Rapat Lantai 1 Gedung I BPPT, pada tanggal 8 Februari 2017
Komisi Teknis Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) melaksanakan rapat pertama yang
dihadiri oleh Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Sekretaris DRN), Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar,
Gambar 37. Rapat Komisi Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ruang
Rapat DRN
Bertempat di ruang rapat Dewan Riset Nasional gedung BPPT I , lantai 1 Jl. M.H
Thamrin No. 8 Jakarta. Komisi teknis teknologi informasi dan komunikasi melaksanakan
rapat yang ke 2, Rapat yang dihadiri oleh Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan
Riset Nasional ), Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA ( Ketua Komisi teknis teknologi
informasi dan komunikasi ), Dr.Eng.Ir. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng, Prof. Heru
Suhartanto, Dr.Ir. Dicky R.Munaf, MS,MSCE, Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc, Ph.D, Dr.
Fadhilah Mathar ( Asisten Komisi teknis teknologi informasi dan komunikasi ) dan para
staf sekretariat. Pada rapat Komisi teknis teknologi informasi dan komunikasi kali ini
membahas :
1. Rencana Pembentukan konsorsium Internet of things ( IOT ) / 5 G.
2. Pembahasan Internet of things ( IOT ) / 5G
Gambar 38. Rapat Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan, Ruang Rapat
Kementerian Pertahanan Keamanan
Bertempat diruang rapat kementerian pertahanan Jl. Jati Raya Tim. No.1, Pondok.
Labu, Cilandak, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12450, Pada tanggal 27 Maret 2017.
Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan melaksanakan rapat pertamanya.yang dihadiri
oleh Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl.Ing ( Ketua Komisi Teknis Pertahanan dan
keamanan ), Dr.Ir. Anne Kusmayati, Prof. Dr.Ir. Eddy Sumarno Siradj, M.Sc.Eng, Dr.Ir.
Ade Bagdja, MME, Prof.Dr.Ir. Dedi Priadi, DEA, Brigjen TNI (Purn) Ir. Agus Suyarso,
Prof.Dr. Sigit Riyanto, SH, LLM, Ir. Adrian Zulkifli ( Asisten Komisi teknis pertahanan dan
keamanan) dan staf sekretariat DRN. Dalam rapat pertamanya komisi teknis pertahanan
dan keamanan membahas agenda kerja ditahun 2017. Rapat diawali pembukaan oleh ketua
komisi teknis pertahanan dan keamanan Agar terwujudnya pertahanan Negara yang
tangguh, Pembuatan peta industry yang terkait dengan hilirisasi, perumusan pembuatan
Gambar 39. Rapat Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan, Ruang Rapat gedung
Universitas Indonesia
Pada awal Rapat yang kedua Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan dibuka oleh
ketua Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan Drs. Bambang S. Tejasukmana dengan
menyampaikan ucapkan terima kasih kepada anggota Komisi Teknis Pertahanan dan
Keamanan yang menghadiri rapat pada kali ini.
Kriteria spesifikasi teknis dan kebutuhan yang di tetapkan oleh pengguna hasil
pengembangan tersebut selalu berada diatas spesifikasi yang mampu dihasilkan oleh
industri strategis bidang pertahanan.
Gambar 40. Rapat Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan, Ruang Rapat gedung
Bappenas
Gambar 41. Rapat Komisi Teknis Kesehatan dan Obat, Ruang Rapat DRN
Bertempat di ruang rapat Gedung BPPT I Lantai 1 Jl.M.H Thamrin No.8, Pada
tanggal 23 Maret 2017 Komisi Teknis Kesehatan dan Obat melaksanakan rapat pertamanya
yang dihadiri, Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding
Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset Nasional ), Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) (Ketua
Komisi Teknis Kesehatan dan Obat ), Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, MS,Apt, Dr. Trisa
Wahyuni Putri, M,Kes, Ir. Titah Sihdjati Riadhie, Dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D, dr.
Bambang Marwoto ( Asisten Komisi Teknis Kesehatan dan Obat ) dan para staf sekretariat.
Dalam rapat membahas Agenda kerja Rencana kegiatan komisi teknis Kesehatan dan
Obat di tahun 2017. Rapat diawali pembukaan oleh ketua komisi teknis Kesehatan dan
Obat rencana kegiatan kerja, tentang riset dan teknologi di bidang kesehatan. Dilanjutkan
ketua Dewan Riset Nasional (DRN) menyampaikan bahwasannya Dewan Riset Nasional
telah melaksanakan serangkaian pembahasan melalui Tim Ad hoc RUU system Inovasi /
Sisnas Iptek untuk pembuatan dan penyusunan Agenda Riset Nasional dan Naskah
Akademik dalam rangka melaporkan dan mohon pengarahan Bapak Menteri.
Kesimpulan :
1. Merumuskan ARN komisi teknis kesehatan dan obat
2. Merumuskan Naskah akademik
3. Merencanakan anggaran kegiatan
4. FGD dan kunjungan
Gambar 42. Rapat Komisi Teknis Material Maju, Ruang Rapat DRN
Bertempat diruang rapat Gedung BPPT I, pada tanggal 27 Februari 2017 Komisi
Teknis Material Maju melaksanakan rapat pertamanya yang dihadiri oleh Dr.Ir. Utama
Herawan Padmadinata ( Ketua komisi teknis Material Maju ), Dr.Ir. Bambang Setiadi, IPU
( Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset
Nasional ), Prof.Dr. Ridwan, Prof.Dr.Ir. Bambang Sunendar, M,Eng, Ir. Budi Susanto
Sadiman, Ir. Achdiat Atmawinata, Dr.Ir. Ahmad Sobandi, M,Eng, Dr. Nurul Taufiqu
Rochman, M,Eng. Serta para staff Sekretariat.
Dalam Rapat membahas 2 ( dua ) Agenda kerja :
1. Laporan Hasil Rapat Badan pekerja di DRN,
2. Rencana Kegiatan Kerja Komisi Teknis Material Maju 2017,
Rapat diawali Pembukaan oleh Ketua Komisi Teknis Material Maju dalam Agenda
kegiatannya yang ditugasi oleh Kementerian Riset dan Teknologi untuk pembuatan Peta
Industri dalam Penerapan Teknologi diIndustri. Dengan saran dan pemikiran yang
berkoordinasi dengan para Anggota Komisi sesuai dengan bidang dan keahliannya. Maka
dari hasil rapat dan diskusi dengan para anggota Komisi teknis Material Maju
menghasilkan catatan pembuatan jadwal buku kegiatan, pembuatan naskah akademik,
penyusunan anggaran kegiatan di tahun 2017, Rencana Kunjungan kerja lapangan di tahun
2017.
Gambar 43. Rapat Komisi Teknis Material Maju, Ruang Rapat DRN
Bertempat diruang rapat Gedung BPPT I, Jl. M.H Thamrin No.8. Pada Hari Senin
tanggal 08 Mei 2017 Komisi Teknis Material Maju melaksanakan rapat keduanya yang
dihadiri oleh Dr.Ir. Utama Herawan Padmadinata ( Ketua komisi teknis Material Maju ),
Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset Nasional ), Prof.Dr. Ridwan, Prof.Dr.Ir.
Bambang Sunendar, M,Eng, Ir. Budi Susanto Sadiman, Prof. Ir. Jamasri, Ph.D, Dr.Ir.
Ahmad Sobandi, M,Eng, Dr. Dwi Gustiono ( Asisten Komisi teknis Material Maju ),dan
Serta para staff Sekretariat.
Dalam pembukaan rapat ketua Komisi teknis Material Maju menyampaikan Topik
pembahasan rapat kali ini Proposal FGD dan Policy Breif komisi teknis Material Maju
harus lebih dibahas bersama lebih dalam sebagai kegiatan riset dan teknologi di Indonesia.
Dengan saran dan pemikiran yang berkoordinasi dengan anggota komisi teknik sesuai
dengan bidangnya.
Pada hari senin tanggal 9 Oktober 2017, Dewan Riset Nasional komisi Teknis
Material Maju mengadakan Rapat dan kunjungan kerja lapangan kereaktor Riset
serbaguna GA Siwabessy di BATAN kawasan Puspiptek Serpong.
Gambar 44. Rapat Komisi Teknis Material Maju, Ruang Rapat BATAN
Tujuan utama dari Inovasi adalah adanya sebuah struktur yang sepadan definisnya
dan inovasi itu harus berkelanjutan, karena sasarannya meliputi bidang pertanian, sumber
daya alam dan Industri, karena sebuah industry memerlukan adanya riset, Industri, Politik
dan anggaran.
Kesimpulan :
Bertempat diruang rapat Gedung BPPT I Lantai 1 Jl.M.H Thamrin No.8, Pada tanggal
17 Maret 2017 Komisi Teknis Sosial Humaniora melaksanakan rapat pertamanya yang
dihadiri oleh Dr.Ir. Lala M. Kolopaking ( ketua Komisi Teknis Sosial Humaniora ), Dr.Ir.
Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset Nasional ), Prof. Sudharto P. Hadi, Ph.D ( Wakil
ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan Riset Nasional
), Prof.Dr. Ravik Karsidi. M.S, Ir. Muhammad Najikh, Prof.Dr. Syamsuddin Haris, Dr.Drs.
Kuskridho Ambardi, MA, Prof.Dr. Komaruddin Hidayat, Medy Parli K Wiriaatmaja Sargo,
SH, MH dan para staf sekretariat.
Pada rapat kali ini membahas 2 ( dua ) Agenda :
1. Laporan Hasil Rapat badan pekerja
2. Rencana kerja Komisi Teknis Sosial Humaniora di Tahun 2017
Gambar 45. Rapat Komisi Teknis Sosial Humaniora, Ruang rapat DRN
Gambar 46. Rapat Komisi Teknis Sosial Humaniora, Ruang rapat BPPT II Lt. 23.
Bertempat diruang rapat Gedung BPPT II Lantai 23 Jl.M.H Thamrin No.8, Pada
tanggal 13 April 2017 Komisi Teknis Sosial Humaniora melaksanakan rapat keduanya yang
berkoordinasi dengan komisi teknis Pangan dan Pertanian dan komisi teknis Energi yang
dihadiri oleh Dr.Ir. Lala M. Kolopaking ( ketua Komisi Teknis Sosial Humaniora ), Prof.
Sudharto P. Hadi, Ph.D ( Wakil ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc (
Sekretaris Dewan Riset Nasional ), Hanny Adianti ( Staf Khusus Kementerian lingkungan
Hidup dan Kehutanan ), Prof.Dr. Ravik Karsidi, Prof.Dr. Syamsuddin Haris, Dr.Drs.
Kuskridho Ambardi, MA, Prof.Dr. Komaruddin Hidayat, Dr. Linda Darmayanti Ibrahim,
Ir. Sakri Widhianto, S.Teks, MM, Ir. Kayo, Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto ( Ketua komisi
Energi ), Dr. Muhammad A.M Oktaufik, Medy Parli K Wiriaatmaja Sargo, SH, MH dan para
staf sekretariat.
Rapat diawali pembukaan oleh wakil ketua Dewan Riset Nasional yang
menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadirannya ketua Dewan Riset Nasional
dalam rapat kali ini, karena ada acara pelantikan Dewan Riset Daerah di Jambi, dan ucapan
Gambar 47. Rapat Komisi Teknis Sosial Humaniora, Ruang rapat BPPT II Lt. 23.
Gambar 48. Rapat Komisi Teknis Sosial Humaniora, Ruang rapat BPPT II Lt. 23.
Rapat Ad hoc pada jumat tanggal 10 Februari 2017 bertempat diruang rapat gedung
BPPT II Jl. MH Thamrin no. 8, Jakarta Pusat, Pada rapat Ad hoc ini dihadiri oleh Dr. ir.
Bambang Setiadi, IPU (Ketua DRN), Dr. ir. Iding Chaidir, M.Sc (Sekretaris DRN) , Drs.
Rapat Ad hoc II pada hari selasa 28 februari 2017, bertempat diruang rapat DRN
Gedung BPPT I lantai 1, Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta Pusat. Pada rapat Ad hoc II dihadiri
oleh Dr.Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset Nasional ), Prof. Sudharto P. Hadi,
Ph.D ( Wakil Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc ( Sekretaris Dewan
Riset Nasional ), Dr.Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl.Ing
( Ketua Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan ), Dr.Ir. Utama Herawan Padmadinata (
Ketua Komisi Teknis Material Maju ), Ir. Achdiat Atmawinata, Dr.Ir. Irnanda Laksanawan,
MSc.Eng, Prof.Dr. Suyanto Pawiroharsono (Staff Profesional ), Ir. Rijalul Fikri dan Staff
Sekretariat DRN.
Kesimpulan :
Rapat Ad hoc III pada hari senin 10 April 2017, bertempat di ruang rapat DRN
Gedung BPPT I lantai 1, Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta Pusat. Pada rapat Ad hoc III
Rapat diawali oleh ketua Dewan Riset Nasional pembukaan tentang perlunya adanya
pemanfaatan pulau-pulau kecil yang ada diIndonesia, karena Indonesia merupakan
Negara dengan kepulauan terbanyak di dunia. Masalah yang terjadi di pulau-pulau kecil di
Indonesia belum adanya pemanfaatan bisnis ekonomi di pulau tersebut guna menambah
pemasukan dan pendapatan masyarakatnya.
Naskah akademik akan melanjutkan usulan dan pemikiran dalam suatu format dan
desain perluasan fungsi Dewan Riset Nasional bisa jadi menjadi Lembaga Pendanaan
Inovasi Nasional ( LPIN ), Pembentukan kelembagaan pendanaan Iptek dan Inovasi
Nasional menjadi prioritas utama, Memerankan Dewan Riset Nasional dalam
pemikirannya berupa Naskah Akademik agar menjadi bahan pembuatan RUU.
Kesimpulan :
Rapat Ad hoc IV pada hari Rabu dan Kamis Tanggal 14-15 Juni 2017, bertempat di
Hotel Sari Pan Pasific, Ruang Mitra Lt. 4 Jl. MH.Thamrin No. 6 Jakarta, Pada rapat Ad hoc
IV dihadiri oleh Dr.Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Ketua Dewan Riset Nasional ), Prof.
Sudharto P. Hadi, Ph.D ( Wakil Ketua Dewan Riset Nasional ), Dr.Ir. Iding Chaidir, M.Sc (
Sekretaris Dewan Riset Nasional ), Ir. Sakri Widhianto, S.Teks. MM, Dr. Ir. Arnold
Soetrisnanto (Ketua Komisi Teknis Energi ), Ir. Hardiv Harris Situmeang, M,Sc, D.Sc , Prof.
Rapat diawali pembukaan rapat oleh ketua Dewan Riset Nasional ( DRN ), didalam
penyusunan Draft Naskah Akademik dirumuskan oleh tim Adhoc yang telah melakukan
rapat-rapatnya dalam merumuskan dan penyusunan Naskah Akademik, oleh karena itu
tujuan rapat Adhoc kali ini untuk membagi masing-masing anggota kedalam berapa bagian
didalam bahan-bahan pembuatan dan penyusunan Naskah Akademik yang bertujuan
Naskah Akademik ini diserahkan keMenteri dan diajukan ke DPR sebagai acuan atau
bahan dasar dalam pembuatan Rancangan Undang-undang ( RUU ) Inovasi Nasional.
Pada hari Selasa tanggal Oktober 2017, Dewan Riset Nasional mengadakan Rapat Ad
Hoc IV untuk menjawab undangan rapat dari Fraksi PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa ),
DPR –RI ( Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ) yang mengundang Dewan Riset
Nasional untuk hadir pada hari kamis tanggal 5 Oktober 2017 di Gedung MPR-RI di
Jakarta, pembukaan Rapat Ad Hoc dibuka oleh Bapak Dr.Ir. Bambang, IPU Ketua Dewan
Riset Nasional yang mengucapkan terima kasih kepada para anggota Dewan Riset
Nasional yang hadir, Ketua Juga meminta masukan dan saran dari para anggota yang
hadir untuk persiapan pertemuan dengan Fraksi PKB DPR – RI dan bahan-bahan atau
materi yang akan digunakan atau dipakai dalam presentasi pemaparan Dewan Riset
Nasional tentang Undang-undang 18 tahun 2002 dan ada rencana Dewan Riset Nasional
Presentasi nanti didepan anggota Fraksi PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa ) harus
sesuai dengan isu-isu yang sedang dibahas Dewan Riset Nasional tentang Inovasi Nasional.
Rencana Undang-undang sifatnya harus tidak mengatur Riset, selalu jadi Prioritas,
Pembiayaan Riset yang juga masuk kedalam bagian Inovasi, karena saat ini Riset-riset
lebih banyak untuk Plat Merah atau sebuah lembaga Pemerintah seperti
BATAN,LIPI,BPPT…dll dan bukan diperuntukan untuk swasta.
Didalam Inovasi sebenarnya pelaku Utamanya adalah Swasta atau Plat Kuning (
Umum ) jadi didalam Undang-undang 18 tahun 2002 kurang mengatur atau berpihak pada
swasta.
Oleh karena itu, Dewan Riset Nasional harus mendorong untuk focus terhadap rumus:
KESIMPULAN :
1. Undang-undang 18 tahun 2002 akan berjalan sendiri
2. Undang-undang Inovasi harus berjalan sendiri
3. Undang-undang 18 dan Undang-undang Inovasi digabungkan
4. Harus tau Sisnas dan Inovasinya
5. Iptek menjadi paying Inovasi karena Riset-riset yang berkaitan dengan Teknologi
akan berahir pada Inovasi.
Jumat 8 Desember 2017, Dewan Riset Nasional mengadakan Rapat Ad Hoc yang ke
VII untuk membahas dan berdiskusi, dengan mengundang salah satu penyusun buku
Penguatan Sistem Inovasi Nasional, Dr. Nunu Noviandi dari BPPT yang meminta
masukan, pendapat dan pemikirannya, mengenai kelengkapan dan kesiapan ( RUU )
Rancangan Undang-undang Inovasi, yang diusulkan Dewan Riset Nasional ke DPR-RI,
dalam RUU Inovasi yang diusulkan, Dewan Riset Nasional sudah melakukan sosialisasi
dan pertemuan dengan dengan berbagai pihak seperti dengan Fraksi PKB ( Partai
Kebangkitan Bangsa ), Menteri Bappenas, ketua Pansus DPR-RI. Dewan Riset Nasional
berpendapat bahwa, Undang-undang Inovasi harus ada karena sejumlah Negara-negara
maju sudah memiliki undang-undang Inovasi sendiri untuk kemajuan negaranya.
Indonesia dapat melihat dan mencontoh negara-negara maju yang sudah mempunyai
undang-undang inovasi seperti Amerika, Uni Eropa, Korea Selatan, India dan China.
Dengan Kesimpulan :
1. Inovasi harus disampaikan
2. Undang-undang yang ada harus beradaptasi dengan perkembangan zaman
3. Iptek muncul di Undang-undang 18 tahun 2002
4. Inovasi yang menjadikan Negara maju seperti: Amerika Serikat, Korea Selatan,
India, China dan Uni Eropa.
5. Usulan Dewan riset nasional, Inovasi harus ada Undang-undang sendiri untuk
kemajuan Bangsa
6. Harus adanya peraturan pemerintah tentang Inovasi Daerah
7. Harus adanya Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah
Pada tanggal 23-24 Februari 2017, Komisi Teknis Bidang Sosial Humaniora
melakukan kunjungan ke Medan – Sumatera Utara. Kunjungan pertama ke PT. Kawasan
Industri Medan (Persero). Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Komtek Teknis yaitu
Lala Kolopaking, Wakil Ketua Dewan Riset Nasional, Sudharto P Hadi, Staf Profesional,
Suyanto Pawiroharsono dan Adhianti Wardhani, Sekretariat DRN. Kunjungan ke PT.
Kawasan Industri Medan diterima oleh Plt. Direktur Utama PT. KIM Persero yaitu Bapak
Daly Mulyana beserta jajarannya.
Topik diskusi pada kunjungan tersebut menyangkut permasalahan sosial-
humaniora yang timbul di kawasan Industri, yang termasuk pula masalah lingkungan
hidup. Topik tersebut diangkat dalam rangka mendukung program pemerintah untuk
mengembangkan kawasan industri sesuai arahan Presiden Joko Widodountuk
mengembangkan 30 Kawasan industri di Indonesia.
Menanggapi topik tersebut Bapak Daly Mulyana menyampaikan permasalahan yang
melingkupi kawasan industri khususnya di wilayah PT. KIM (Persero) adalah
permasalahan administratif lahan salah satunya yaitu pembebasan tanah. Permasalahan
lainnya seputar zonasi industri yang belum diberlakukan, isu lingkungan seperti
pengelolaan limbah, banjir di pemukiman warga, polusi suara berupa kebisingan serta
ketersediaan air bersih. Masalah keamanan dandefisit listrik adalah masalah lainnya yang
harus dihadapi oleh kawasan Industri tersebut.
Pada hari kedua di Medan, rombongan melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan
Pemda Sumatera Utara ( Asisten I, Kabalitbang, Kepala Dinas) dan DRD (Provinsi, Kota
dan Kabupaten). Pada pertemuan ini Wakil Ketua Dewan Riset Nasional Sudharto P Hadi
didaulat sebagai pemimpin diskusi. Ketua Komisi Teknis Sosial Humaniora, Lala
Kolopaking memulai acara diskusi dengan memberikan presentasi mengenai Kegiatan
Dewan Riset Nasional saat ini,dan menginisiasi diskusi dengan tema implementasi
kebijakan otonomi daerah dan desa. Diskusi ini berlangsung dengan lancar dan semangat
yang tinggi, sehingga diperoleh berbagai masukan yang terkait dengan isu penting seperti
kebijakan fiskal, peran-tugas DRD dalam pemerintahan, alih fungsi lahan dan defisit
energi.
Kesimpulan yang diperoleh di pertemuan tersebut adalah perlunya perencanaan
riset, koordinasi antar DRN-DRD-Pemerintah, regulasi untuk perkembangan iptek,
Gambar 58. Sesi foto bersama Rapat Komisi Teknis Pangan dan Pertanian dan
Kunjungan ke PT. Charoen Pokphand Indonesia.
Pada hari rabu tanggal 26 april 2017, komisi teknis pangan dan pertanian dan
perwakilan dari komisi teknis lain mengadakan kunjungan lapangan di PT. Charoen
Pokphand Indonesia, Balaraja Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
Rapat diawali Pembukaan oleh Dr. Ir. Haryono, M.Sc ketua komisi teknis pangan dan
pertanian, yang memberikan ucapan terima kasih pada pihak PT. Charoen Pokphand
Indonesia yang telah memberikan ijin waktu dan tempatnya kepada para anggota Dewan
Riset Nasional untuk mengadakan rapat dan kunjungan ke pabrik, serta ucapan
terimakasih juga kepada para anggota komisi teknis pangan dan pertanian dan perwakilan
dari komisi teknis lain yang ikut dan hadir pada acara kali ini.
Pada pemaparannya ketua komisi teknis pangan dan pertanian menerangkan betapa
pentingnya pabrik yang membuat pakan untuk ternak, yang bisa memudahkan dan
digunakan para petani ternak dalam membudi daya hewan ternaknya.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dan pemaparan dari pihak PT. Charoen
Pokphand Indonesia, mengucapkan selamat datang di pabrik mereka dan ucapan terima
kasih kepada semua anggota Dewan Riset Nasional terutama komisi teknis pangan dan
pertanian dan perwakilan dari komisi teknis lain yang ikut dan hadir dipabrik PT. Charoen
Pokphand Indonesia.
Pada tanggal 28 – 30 Mei 2017. Ketua Dewan Riset Nasional yaitu Bapak Dr. Ir.
Bambang Setiadi, IPU mewakili instansi untuk menghadiri konvensi Gambut Internasional
(International Peatland Society Convention) yang diselenggarakan oleh United
Kingdom Peat Society. Diundangnya Ketua DRN Bapak Bambang Setiadi terkait pula
dengan kepakaran nya sebagai salah satu ahli gambut di Indonesia.
Gambar 59. Sesi foto bersama dalam konvensi Gambut Internasional (International
Peatland Society Convention)
Gambar 60. Sesi foto bersama dalam Audiensi DRN dengan Menteri PPN/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional ( BAPPENAS ).
Pada hari Rabu tanggal 26 Juli 2017, Dewan Riset Nasional melakukan audiensi
dengan Menterir PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Ruang Rapat
Menteri Gedung BAPPENAS, Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta. Audiensi dihadiri oleh
Prof. Dr. Bambang. P.S. Brodjonegoro (Menteri PPN/Kepala BAPPENAS), Dr. Ir. Arifin
Rudiyanto, M.Sc (Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA), Dr. Diani Sadia Wati, SH, LLM
(Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan),Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU
(Ketua DRN), Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Sekretaris DRN), Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto
(Ketua Komtek Energi DRN), Ir. Hardiv Harris Situmeang, M.Sc, D.Sc (Anggota Komtek
Energi DRN), dan Ir. Budi Susanto Sadiman, M.Eng (Anggota Komtek Material Maju
DRN).
Dalam rapat tersebut Ketua DRN memaparkan Pola Pemikiran Strategik Inovasi
Untuk Daya Saing yang menjelaskan tentang fokus tugas DRN, Visi Kemenristekdikti,
Inovasi dalan konteks SDG (Perpres 59/2017), Pentingnya UU Inovasi, Pendanaan Inovasi,
Lembaga Inovasi, dan Projek Inovasi. Setelah pemaparan, Menteri PPN/Ketua Bappenas
menanggapi positif pemikiran DRN, dan berpendapat bahwa untuk memajukan inovasi
tidak perlu membuat Undang-undang baru dan Lembaga baru, tetapi cukup dengan
mengoptimalkan sistem yang sudah ada. Beliau juga menanggapi bahwa Kementerian
PPN/BAPPENAS sedang menyusun konsep Sistem Inovasi Nasional (SIN) yang
dikoordinir oleh Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan (PMMK).
Dalam kesempatan itu, Menteri PPN/BAPPENAS menugaskan Deputi PMMK bertemu
DRN untuk memperoleh masukan dalam rangka mematangkan konsep SIN.
Dalam akhir rapat, DRN menjelaskan DRN akan membahas secara khusus topik UU
Inovasi dalam Sidang Paripurna/ Seminar tanggal 9 Agustus 2017 di Makassar, dengan
mengundang seluruh stakeholder dari berbagai daerah dan mengundang Bapak Menteri
PPN/BAPPENAS memaparkan kembali hasil tanggapan hari ini di acara tersebut.
Gambar 61. Sesi foto bersama Komisi Teknis Transportasi saat Mengunjungi
PUSJATAN
Pada hari Rabu tanggal 26 Juli 2017 Dewan Riset Nasional Komisi teknis
Transportasi melakukan Rapat dan kunjungan kerja ke Pusat Pengembangan Jalan dan
Jembatan di Kota Bandung Jawa Barat. Dalam pembukaan rapat dan kunjungan ke Pusat
Pengembangan Jalan dan Jembatan ketua Komisi teknis Transportasi menyampaikan
ucapan terima kasih kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang telah memberikan ijin waktu dan tempat untuk Komisi teknis
Transportasi dan anggota konsorsium ITS Indonesia melakukan rapat dan kunjungan kerja
dipusat Pengembangan Jalan dan Jembatan. Tujuan kunjungan komisi teknis transportasi
kepusat pengembangan jalan dan jembatan merupakan penyusunan rencana kegiatan
ditahun 2017. Membuat konsorsium ITS Indonesia, dengan mengundang Konsorsium
Smart Card sebagai pembicara.
Ada 4 Bidang yang dikembangkan pusjatan :
1. Bidang Jalan
2. Bidang Jembatan
3. Bidang Teknis
4. Bidang Lalu Lintas
Rapat Diskusi Publik Pertemuan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( FPKB ), Menteri
Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Dewan Riset Nasional ( DRN ), diawali oleh
perwakilan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( FPKB ), yang mengucapkan terima kasih
kepada Menteri Riset,Teknologi, Pendidikan Tinggi dan Dewan Riset Nasional ( DRN ),
para Narasumber, undangan, dan tenaga ahli yang hadir dalam acara Diskusi Publik kali
ini, Rapat kali ini tujuannya Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( FPKB ) sangat merespon
dan menyikapi usulan Pemerintah dalam Rencana merubah undang-undang dalam Sistem
Nasional dengan membentuk Pansus yang dibentuk Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (
FPKB ).
Dilanjutkan sambutan dari Ketua Pansus Sisnas Iptek Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa ( FPKB ), Ibu Arzeti Bilbina, SE, dalam sambutannya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Menteri Riset,Teknologi, Pendidikan Tinggi dan Dewan Riset
Nasional ( DRN ), para Narasumber, undangan, dan tenaga ahli yang hadir dalam acara
Diskusi Publik kali ini, didalam Undang-undang 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional,
Pansus sangat berharap adanya revisi RUU sangat mendesak karena saat ini
perkembangan Iptek sangat cepat.
Pada saat ini Kementerian Riset,Teknologi, Pendidikan Tinggi banyak melakukan
terobosan-terobosan baru dalam bidang Iptek, Didalam Negara-negara anggota ASEAN
dibidang Riset dan Penelitian Indonesia ada di peringkat 4 setelah Singapura, Malaysia dan
Thailand. dan Masalah utama di Indonesia adalah masalah Index’s Inovasi, didalam
Index’s Inovasi didunia pada tahun 2017, Indonesia masuk kedaftar 87 dari jumlah 127
Negara. Kita masih jauh tertinggal dari Negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia
yang terdaftar diperingkat 37 dan Vietnam diperingkat 47 dalam Inovasi Patenoleh karena
itu perlu adanya Pengaturan yang jelas Aspek-aspek kelembagaan didalam Iptek.
Di Indonesia saat ini ada 474 lembaga riset yang belum ada milik swasta, karena
kurangnya koordinasi dengan peran Inovasi yang jelas, yang masuk didalam Undang-
undang 18 tahun 2002 tentang Sisnas Iptek , Undang-undang Inovasi Nasional belum
sampai Komersialisasi dan lemahnya Perencanaan program-program Iptek secara
Nasional. Belum adanya perencanaan dilevel Perencanaan yang jelas dan Implementasi.
Menurut Pansus Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( FPKB ), didalam RUU Sisnas
Iptek apabila direvisi, perlu adanya Daftar Implementasi Masalah ( DIM ) yang harus
bersaing dengan Fraksi-fraksi partai lain, tujuan dari Pansus Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa ( FPKB ), menggoalkan RUU Sisnas Iptek agar bangsa Indonesia dapat sejajar
dengan Negara-negara maju.
Seperti contoh Negara China dapat maju karena mereka sudah membuat design
Inovasi yang jelas dan menjadikan undang-undang Inovasi sebagai alat sentral dalam
melakukan Inovasi. Adanya kesepakatan di Persatuan Bangsa Bangsa ( PBB ) bahwasannya
pada tahun 2030, Negara-negara anggota Persatuan Bangsa bangsa ( PBB ) harus
mempunyai pencapain 17 target yang harus dicapai dari masing-masing Negara anggota
dan harus melaporkan kegiatan pencapaiannya ke PBB.
Dewan Riset Nasional pada tahun ini selalu membahas tentang pemikiran Inovasi
sehingga menghasilkan rumus :
Innovation = Invention * Comercialisation
Keterangan :
Innovation adalah perubahan
Invention adalah Penemuan/ Riset / Penelitian
Comercialisation adalah Pengembangan Produk baru
Mengapa Indonesia perlu adanya undang-undang Inovasi?
Karena ada 10 Negara maju dan termakmur didunia yang telah mempunyai undang-
undang tentang Inovasi seperti :
a. Swiss
b. Swedia
c. Belanda
d. USA
e. Inggris
f. Denmark
g. Singapura
h. Finlandia
i. German
j. Irlandia
Negara-negara tersebut bisa maju karena mereka memilik strategi dalam berinovasi
dan para pemimpin Negaranya juga memiliki ide-ide dan strategi khusus dalam berinovasi,
karena semua Negara-negara tersebut sudah memiliki undang-undang inovasi dan
mempunyai Dewan inovasi, Kelembagaan Inovasi, Aksi-aksi Inovasi dan pendanaan
Inovasi yang jelas sudah diatur didalam undang-undang inovasi.
Kunjungan DRN ke PT. Palindo Marine diawali dengan sambutan dari Pak Mukti.
Beliau mengucapkan selamat datang kepada tim Dewan Riset Nasional di Galangan PT.
Palindo Marine dan menyampaikan permohonan maaf dari direksi yang tidak ada di
tempat sehingga tidak dapat mendampingi. Agenda acara yang pertama akan
menampilkan bahan paparan dan setelah itu arahan dari DRN.
DRN sendiri tugasnya akan memberikan masukan kebijakan kepada Pemerintah dari
segi risetnya melalui kemenristekdikti. Disini kami ingin belajar lebih banyak mengenai
PT. Palindo Marine dan mengenai galangan kapal.
PT. Palindo Marine memiliki total luas lahan galangan sebesar 70.000 m2 yang
memproduksi berbagai macam tipe kapal. Pada tahun 2017, terdapat pembuatan 25 unit
yang pesanan dari dinas kelautan dan perikanan Kalbar, Bakamla, BaSARNas,
Kementerian Perhubungan Laut Ditjen Kenavigasian Pusat, Kapal Ferry Penumpang,
Pemerintah Daerah Natuna, TNI, Kementerian Pertahanan, dan lain-lain.
Saat ini Perusahaan melakukan riset dan penelitian kapal selam mini yang awalnya
dikembangkan oleh Balitbang Kemhan dan BPPT. Kapal selam tersebut dirancang
Batam Aero Technic yaitu MRO (Maintenance Repair Over..) untuk mensupport
operasional Pesawat terutama Lion Hub dan mungkin akan menjadi Repair Center.
Industri ini sama dengan industry lain, tetapi lebih high guaranteed di tingkat
internasional.
Gambar 65. Sesi foto bersama Seminar Nasional dan Pengukuhan DRD Jambi.
Pada hari Kamis, tanggal 13 April 2017, Dewan Riset Nasional yang berkerja sama
dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan Pusat Penelitian Karet Bogor
mengadakan “Seminar Nasional dan Pengukuhan Dewan Riset Daerah
Provinsi Jambi”, yang bertempat dihotel Duo Weston jl. Gatot Subroto Jambi. Pada
awal seminar diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh peserta yang
hadir, selanjutnya sambutan oleh ibu Leni Marlina ketua Balitbangda kota Jambi, dan
dilanjutkan sambutan dan membuka acara seminar oleh Bapak Zumi Zola Zulkifli, MM,
STP, selaku Gubernur Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang mengucapkan terima kasih
atas kehadiran para tamu undangan dan peserta yang menghadiri seminar ini, Pemerintah
Jambi sudah mendorong para pengusaha karet agar menerima karet mentah dengan
kualitas bagus saja supaya kualitas juga bagus. Pemerintah Daerah Provinsi Jambi juga
akan mendorong hilirisasi karet melalui Introduksi teknologi yang tepat guna bagi petani
tetapi semua itu Perlu adanya dukungan pemerintah pusat untuk hilirisasi karet.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dan pemaparan dari Ketua Dewan Riset
Nasional Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU yang membuka pemaparannya dengan
mengenalkan tentang Dewan Riset Nasional (DRN) lalu Selanjutnya memaparkan bahwa
di dunia sekarang Sudah Memiliki Dewan Riset Nasional di masing masing Negara. Dengan
contoh Di Korea bisa maju karena Dewan Riset Nasionalnya langsung dibawah Presiden,
hal ini menunjukan betapa pentingnya Dewan Riset Nasional di dunia. Di dunia sekarang
sudah jarang memakai istilah science teknologi melainkan inovasi teknologi.
Pemaparan oleh narasumber dilakukan setelah sambutan dan pemaparan oleh Ketua
DRN. Narasumber dan topik yang disampaikan dapam acara ini adalah sebagai berikut:
Harga karet mengalami penurunan selama 6 tahun terakhir, mungkin disebabkan oleh
1. Kelebihan stok
2. Ekonomi dunia
3. Harga minyak dunia
Gambar 66. Sesi foto bersama Rapat Koordinasi DRD Se Jateng, Riset Untuk
Kesejahteraan Masyrakat
Pada hari kamis tanggal 27 April 2017, Dewan Riset Daerah ( DRD ) se-Jawa Tengah
mengadakan Rapat Koordinasi dengan mengundang perwakilan dari Dewan Riset
Nasional ( DRN ) dengan tema “RISET UNTUK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT”.bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen Jl. Veteran No.2
Bumirejo Kebumen Jawa Tengah.
Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh peserta
yang hadir, dan di lanjutkan doa bersama seluruh peserta yang hadir, dilanjutkan laporan
penyelenggara rapat oleh Bapak Cholidi Ibrar menyampaikan ucapan terima kasih kepada
para undangan dan semua komponen untuk acara tersebut dan meminta peserta untuk
mengikuti acara tersebut sampai selesai. Serta menyampaikan tema rapat koordinasi
adalah “RISET UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”. Beliau
menyampaikan rencana kegiatan rapat koordinasi Dewan Riset Daerah ( DRD ) se-Jawa
Tengah. Dilanjutkan.
Sambutan dari Ketua Panitia (Perwakilan DRD Kebumen) terdiri dari sambutan
pertama disampaikan oleh Bapak Joko Suprapto yang merupakan perwakilan DRD
Kebumen. Pada sambutannya mengenalkan para anggota DRD Kebumen serta juga
menjelaskan pentingnya riset di daerah. Selanjutnya disampaikan bahwa anggaran riset di
Indonesia hampir tidak pernah menunjang kebutuhan riset. Oleh karenanya perlu adanya
Forum sharing antar DRD adalah langkah yang baik.
Sambutan dari Kepala Bappeda Prov. Jawa Tengah (Diwakili oleh Ka.
Bidang Iptekin Bapak Tri Yuni Atmojo). Sambutan selanjutnya disampaikan oleh
bapakTri Yuni Atmojo yang mewakili Kepala Bappeda Prov. Jawa Tengah.Pada
sambutannya Tri menyampaikan bahwa daerah Jawa Tengah masih memiliki
permasalahan utama yaitu: Masalah perizinan; Pengangguran; Kedaulatan panganserta
tata kelola pemerintahan yang belum efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
perlunya dukungan riset. Sejatinya riset dibutuhkan untuk mendukung pengambilan
Gambar 67. Sesi foto bersama Rapat Koordinasi Pengendalian (RAKORDAL) Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan 1 Tahun 2017.
Pada hari Jumat tanggal 28 April 2017, Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah Kota
Palangkaraya mengadakan acara Rapat Koordinasi dan Pengendalian (RAKORDAL)
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Tahun Anggaran 2017 dan Pengukuhan
Dewan Riset Daerah ( DRD ) masa bakti 2016 - 2019, yang Bertempat di Aula Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang)
Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya.
Pada awal acara Rapat Koordinasi dan Pengendalian ( RAKORDAL ) Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Triwulan I Tahun Anggaran 2017 diawali dengan menyanyikan
lagu Indonesia Raya oleh seluruh peserta yang hadir. Dilanjutkan Sambutan oleh kepala
Bappeda Litbang kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah dengan menyampaikan
ucapan terima kasih kepada seluruh undangan dan peserta yang hadir dalam acara Rapat
Koordinasi dan Pengendalian ( RAKORDAL ) Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Triwulan I Tahun Anggaran 2017. Acara dilanjutkan pembukaan rapat oleh Gubernur
Kalimantan Tengah yang mewakili Gubernur Kalimantan Tengah, Pj. Sekda Provinsi
Kalimantan Tengah dalam Rapat Koordinasi dan Pengendalian (Rakordal) Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Triwulan I Tahun Anggaran 2017 Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2017. Dan Dalam Kegiatan tersebut juga dilaksanakan pengukuhan Pengurus
Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Kalimantan Tengah masa bakti 2016-2019. Yang
didampingi oleh Ketua Dewan Riset Nasional ( DRN ).
Dilanjutkan rapat terpisah antara Dewan Riset Daerah ( DRD ) Kalimantan Tengah
dengan Ketua Dewan Riset Nasional ( DRN ). Rapat diawali pembukaan oleh ketua Dewan
Riset Daerah yang memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua
Dewan Riset Nasional yang telah hadir dalam acara pengukuhan anggota – anggota Dewan
Riset Daerah. Dan ucapan selamat bagi para anggota Dewan Riset Daerah yang telah
dilantik.
Dilanjutkan sambutan dari ketua Dewan Riset Nasional, yang memberi ucapan
selamat bagi para anggota Dewan Riset Daerah ( DRD ) yang telah dilantik. Dan memberi
Masukan dan tugas utama dari Ketua Dewan Riset Nasional ( DRN ) untuk Dewan Riset
Daerah ( DRD ) :
DRD memberi masukan / pendapat langsung kepada Gubernur
Perlu adanya rencana kerja gabungan DRD se-Kalimatan
Harus berkoordinasi dengan DPRD yang ada di Kalimantan untuk membahas isu-
isu terkini yang ada di Kalimantan.
Pemikiran DRD sangat diperlukan guna kemajuan Provinsi Kalimantan Tengah
Memainkan Peran DRD untuk kemajuan Provinsi Kalimantan Tengah
Gambar 68. Sesi foto bersama Komisi Teknis Transportasi saat mengunjungi BP2D
Pada hari kamis tanggal 27 Juli 2017 Dewan Riset Nasional Komisi Teknis
Transportasi melakukan rapat kerja dengan Dewan Riset Daerah Jawa Barat di Kota
Bandung. Rapat dibuka oleh kepala Bidang Provinsi Jawa Barat yang mengucapkan terima
kasih dan selamat datang kepada Dewan Riset Nasional komisi teknis transportasi yang
telah berkunjung dan melakukan rapat dengan Dewan Riset Daerah guna berdiskusi untuk
kemajuan Jawa Barat diBidang Transportasi.
2.2.7.5. Pelantikan DRD Propinsi Maluku dan Seminar Riset Daerah dan
Inovasi Menuju Maluku Yang Lebih Berdaya Saing
Atas undangan Bappeda Propinsi Maluku, DRN yang diwakili oleh Sekretaris DRN
pada tanggal 15 Agustus 2017 menyaksikan pengukuhan DRN Propinsi Maluku oleh Wakil
Gubernur Propinsi Maluku Zeth Sahuburua di Kantor Gubernur Maluku Lantai 7 di Kota
Ambon. Pada kesempatan itu Wagub Maluku mengharapkan DRD dapat mengkaji ulang
peringkat kemiskinan Propinsi Maluku yang menempati peringkat ke 4 propinsi termiskin
di Indonesia. Keraguan ini muncul karena ditinjau dari segi konsumsi protein (ikan),
propinsi ini menempati posisi yang tinggi.
Setelah selesai acara pengukuhan, acara dilanjutkan dengan Seminar “Riset Daerah
dan Inovasi Menuju Maluku Yang Lebih Berdaya Saing”. Pada kesempatan itu Sekretaris
DRN menyampaikan makalah dengan judul “Meningkatkan Peran Riset dan Inovasi Untuk
Pembangunan Daya Saing Daerah”. Bersama-sama dengan 3 pemakalah lain, yaitu Ketua
Bappeda Maluku, Ketua LON-LIPI, dan Dekan Fakultas Ekonomi Unpatti.
Gambar 69. Wakil Gubernur beserta jajara dan Sekretaris DRN melakukan foto bersama
Anggota DRD Maluku yang baru dikukuhkan.
Pada hari rabu dan kamis tanggal 25-26 Oktober 2017 Dewan Riset Daerah Se-
Sumatera mengadakan kegiatan seminar Ramah Tamah Forum Koordinasi Dewan Riset
Daerah Se-Sumatera yang bertema "Revitalisasi Agribisnis Ubi Kayi Hulu-Hilir Menuju
Kemandirian Pangan, Energi dan Industri Nasional"yang diadakan dikota Bandar
lampung, acara ini berkat kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Universitas
Bandar Lampung, Dewan Riset Daerah Provinsi Lampung serta mengundang Dewan Riset
Nasional.Pada rapat forum Koordinasi Dewan Riset Daerah Se-Sumatera kali ini Dewan
Riset Nasional dihadiri oleh Ketua Dewan Riset Nasional Bapak Bambang Setiadi dan
Sekretaris Dewan Riset Nasional Bapak Iding Chaidir, yang diminta sebagai Pembicara
pada rapat kali ini sekaligus pengukuhan Dewan Riset Daerah Se-Sumatera untuk
kemajuan bersama.
Gambar 71. Sesi foto bersama DRN dalam Rapat forum Kordinasi DRD Se-Sumatera I
tahun 2017.
· Perlu didorong percepatan riset dan inovasi di hulu, onfarm, dan hilir untuk
meningkatkan kinerja agribisnis ubikayu, termasuk pengembangan dan penataan
rantai nilai ubikayu yang memberikan insentif yang adil kepada pelakubisnis.
Gambar 72. Sesi foto bersama DRN dalam Pengukuhan DRD Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 73. Sesi foto bersama DRN dengan DRD Provinsi Kepulauan Riau
Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan, Bidang Inovasi dan Teknologi, serta
Kemaritiman. Iding Chaidir selaku Sekretaris Jendral Dewan Riset Nasional memberikan
saran bahwa keanggotaan Dewan Riset Daerah berasal dari pemerintahan daerah,
akademisi, pengusaha dan komunitas dengan komposisi yang berimbang antara satu dan
lainnya. Diharapkan Dewan Riset Daerah Prov.Kepulauan Riau dapat memberikan
masukan serta nasihat bagi pemerintah daerah sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pembangunan dan inovasi daerah.
Pada kunjungannya kali ini perwakilan dari Badan penelitian dan pengembangan
Daerah Provinsi Lampung ke Dewan Riset Nasional , untuk meminta arahan dan
Pada kunjungannya kali ini perwakilan dari Badan penelitian dan pengembangan
Daerah Daerah Kabupaten Donggala ke Dewan Riset Nasional untuk meminta masukan
dari Dewan Riset Nasional terkait dengan rencana pengembangan komoditi unggulan yang
perlu dikembangkan di kabupaten Donggala. Dalam kesempatan itu Sekretaris DRN dan
anggota DRN yang ikut mendampingi (Ir. Utama Kajo) mengusulkan untuk mengangkat
kembali Sapi Donggala sebagai ikon produk unggulan daerah yang telah dikenal sejak
lama.
a. Seth Ajang, S.Sos, M.AP, Pembina tingkat I ( IV/b ) Jabatan Sekretaris Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palangka Raya.
b. Dr. Ir. Akhmad Sajarwan, M.P, Ketua Dewan Riset Daerah ( DRD )
c. Dr. Sabian Usman, M.H, Anggota Dewan Riset Daerah ( DRD
d. Iswandi, S.Hut, Tenaga Kontrak ( Operator Komputer ).
Pada Kunjungannya kali ini perwakilan Badan penelitian dan pengembangan dan
Dewan Riset Derah Kota Palangka Raya ke Dewan Riset Nasional dengan tujuan untuk
berkonsultasi tentang untuk penguatan peran DRD dalam mendukung kemajuan
Daerahnya. Pada kesempatan tersebut, Ketua DRN mengusulkan agar DRD dan
Pemerintah daerah mendukung pengembangan Pusat Riset Gabut Tropika (PURIGATRO)
yang telah dikembangkan di propinsi ini beberapa tahun yang lalu.
Djalaludin Salampessy
Armin Wokawubun
Tine Maitimo
Noveline Silooy
Sus Salampessy
Gambar 74. Sesi foto bersama DRN dengan DRD Provinsi Maluku
Pada kunjungannya kali ini Dewan Riset Daerah lampung untuk menghadiri
undangan dari BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ), dan sekaligus
berkunjung ke DRN untuk berkonsultasi. Pada kesempatan tersebut DRD Lampung
mengkomunikasikan perkembangan rencana pelaksnaan Forum DRD Se Sumatera yang
akan dilaksanakan di lampung dengan tuan rumah DRD dan Balitbangda. Untuk itu telah
disepakati siapa-siapa saja yang akan diundang dan siapa pembicara yang akan menjadi
nara sumber.
a. Mustafa Zain, SE, MM ( Kepala Balitbang kota Bau bau Sulawesi Tenggara )
b. Dr. Marsudi, SE, M.Si ( Balitbang kota Bau bau Sulawesi Tenggara )
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kota Bau bau Sulawesi Tenggara
pada Rabu, 5 Juli 2017 berkesempatan mengunjungi kantor Dewan Riset Nasional (DRN)
di Jakarta. Adapun maksud kunjungan tersebut adalah, permohonan saran dari DRN
terkait sistem pemilihan anggota Dewan Riset Daerah, serta hak dan kewajiban yang
diperoleh selama menjadi anggota. Pada kesempatan tersebut balitbang Kota Bau bau
Sulawesi Tenggara menyampaikan akan pemilihan anggota dan pelantikan DRD.
Ketua DRN menyarankan DRD itu harus punya pola kerja yang jelas, mempunyai
forum-forum yang selalu berkoordinasi dan harus ada Inovasi dan masukan Bapak Iding
Chaidir selaku Sekretaris Jendral Dewan Riset Nasional memberikan saran bahwa
keanggotaan Dewan Riset Daerah berasal dari pemerintahan daerah, akademisi,
pengusaha dan komunitas dengan komposisi yang berimbang antara satu dan lainnya.
Diharapkan Dewan Riset Daerah Kota Bau bau Sulawesi Tenggara dapat memberikan
masukan serta nasihat bagi Gubernur selaku pemerintah daerah sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan, inovasi daerah dan pengembangan sumber
alam seperti ikan kayu, rumput laut, tripang dan aspal buton.
Gambar 76. Sesi foto bersama DRN dengan DRD Provinsi Lampung
Masukan dari Dewan Riset Nasional adalah didalam seminar harus diambil isu-isu
yang sedang terjadi yang ramai dibahas saat ini seperti diDewan Riset Nasional mengenai
gelorakan Inovasi dan rencana Dewan Riset Nasional memberikan masukan dan usulan
keDPR dalam pembuat Undang-undang Inovasi yang merupakan pedoman atau pegangan
dalam konsorsium riset yang menuju sasaran dari hulu kehilir dengan dukungan
Kementerian Ristek dikti dan Kemendagri.
Tidak lupa, Sekretaris DRN memberikan motivasi agar tiap daerah semangat untuk
melakukan inovasi dan mendorong daerah untuk meluaskan relasi khususnya di bidang
scientific. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong perekonomian daerah dan daya saing
bangsa. (AW);
Ketua DRN menyarankan agar dalam acara tersebut diangkat tema besar sesuai
dengan potensi daerah misalnya terkait komoditi Singkong. Diharapkan dalam acara
tersebut dapat disepakati pengembangan Pusat Riset Singkon (Cassava Research Center)
di Lampung.
Audiensi DRD Sragen diterima secara pribadi oleh Ketua DRN Dr. Ir. Bambang
Setiadi, IPU dan didampingi Sekjen DRN Dr. Ir. Iding Chaidir di ruang rapat Sekretariat
DRN. Dalam sambutannya Ketua DRN menyampaikan bahwa DRD harus aktif dalam
memberikan sumbangsih saran dan pemikiran kepada Bupati baik diminta ataupun tidak.
Ketika kepala daerah sedang terhambat dalam menyelesaikan visi misinya maka itulah saat
yang tepat bagi DRD untuk mengambil peran, memberikan saran, solusi, dan ide kreatif
yang menunjang pemerintah daerah. Posisi DRD langsung dibawah Bupati atau kepala
daerah yang dikuatkan dengan dikeluarkannya SK Bupati tentang pengisian struktur
organisasi DRD. Dijelaskan juga oleh Ketua DRN bahwa DRD merupakan pemikir,
pemberi saran rekomendasi, bukan eksekutor langsung. DRD harus berusaha menciptakan
Gambar 79. Sesi foto bersama DRN dengan DRD Kabupaten Sragen
Arief Witarto, Ketua DRD Kabupaten Sumbawa meminta arahan dari DRN terkait
kelembagaan Dewan Riset di Daerah. Keberadaan DRD di Kabupaten Sumbawa terbilang
baru sehingga masih perlunya belajar dari Dewan Riset di Daerah lain. Jejaring riset
merupakan isu lain yang disampaikan. Mereka mengungkapkan keinginan untuk
memperluas jejaring di bidang akademisi, pemerintahan, bisnis maupun komunitas .
Saran lain yang diberikan yaitu perlunya Dewan Riset Daerah membentuk forum
komunikasi regional. Melalui forum komunikasi tersebut, DRD dapat bertemu dan
mengatasi masalah regional secara bersama-sama. Contohnya adalah Forum Komunikasi
DRD Regional se-Sumatera dimana pada tahun ini, memfokuskan dalam mengatasi
permasalahan Ubi Kayu.
Pada akhir pertemuan Sekretaris Dewan Riset Nasional berpesan agar daerah perlu
terus menerus melakukan inovasi. Melalui inovasi di berbagai bidang, daya saing daerah
dapat meningkat sekaligus mensejahterakan masyarakat. (AW)
Pendapat Ketua Dewan Riset Nasional mengenai DRD, DRD Bangka Belitung bisa
mengundang DRD Sumatera dan mengenai rencana Pemerintah membangun PLTN di
Bangka sangat setuju, saat ini Indonesia sangat memerlukan energy listrik murah guna
memenuhi kebutuhan listrik nasional tanpa menggunakan dan merusak sumberdaya alam
dan Lingkungan yang ada sehingga merusak kelestarian alam. Dan menyarankan perlu
adanya sosialisasi langsung kemasyarakat dan Seminar-seminar dari pemerintah Daerah
kemasyarakat tentang pentingnya PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ),dan tidak
berbahaya bagi masyarakat sekitar PLTN untuk kemajuan masyarakat Bangka Belitung,
dengan membawa isu-isu yang berkembang saat ini tentang amannya PLTN bagi
masyarakat sekitar apabila PLTN sudah dibangun dan masyarakat perlu menjaga
kelestarian alam dan lingkungan dari penambang-penambang Timah illegal, yang dapat
membahayakan warga sekitar penambangan dan perlu mengembangkan hasil-hasil dari
pertanian dibangka seperti Lada dan Sawit guna meningkatkan daya beli masyarakat
setempat dan kemajuan Provinsi Bangka Belitung.
Pendapat dan Masukan dari Ketua Dewan Riset Nasional apabila DRD akan
mengadakan pertemuan dan seminar didaerah harus mengangkat isu-isu aktual yang
sedang ramai diperbincangkan didaerah tersebut, dengan sekanario seminar/pertemuan
sebagai mencari solusi dalam akar permasalahan yang ada, dan dalam peran DRD perlu
dipertegas ditekankan kedekatan hubungan baik dengan pimpinan / Kepala daerah
tersebut. bahwasannya DRD itu dapat memberi masukan, pendapat dan pandangannya ke
Gubernur langsung untuk kemajuan daerahnya, seperti yang dilakukan DRD Jawa Timur
yang selalu menjalin hubungan dengan Gubernurnya, masukan dari DRD Jawa Timur
sering dijadikan Peraturan Daerah ( Perda ) oleh Gubernur, dan apabila di Sumatera Barat
mengandalkan Pariwisata Daerah dapat mengurus wisata daerah dengan baik untuk
menjaring strategi turis yang akan datang ke Sumatera Barat juga dapat mengangkat Isu-
isu dan permasalahan politik di Sumatera Barat menjelang pemilihan kepala daerah di
Sumatera Barat.
Masukan dan pendapat Sekretaris Dewan Riset Nasional, bahwasannya Dewan Riset
Daerah harus lebih berperan serta di dalam pemikiran, pendapat dan masukannya
terhadap kepala Daerah, dengan mendorong pembangunan Iptek berupa pelatihan
terhadap pengusaha-pengusaha baru dalam mengembangkan usahanya sehingga
menghasilkan suatu produk unggulan,dan dengan mengutamakan produk-produk
unggulan daerah, juga memanfaatkan potensi daerah dengan konsep agro wisata, sektor
pariwisata di Gunung kidul sangat banyak terdapat di Gunung Kidul seperti gua-gua,
pantai, gunung api purba dan pariwisata lainnya dengan bekerja sama dengan berbagai
pihak dengan ini pemerintah daerah, swasta dan perguruan tinggi dalam mengembangkan
pariwisata daerah. Dewan Riset Nasional juga dapat membantu memfasilitasi apabila DRD
Kab Gunung Kidul memerlukan/membutuhkan masukan dari para ahli, dosen, pakar-
pakar, peneliti, Risbang sesuai dengan bidangnya.
Sekretaris DRN mengatakan dasar hukum dari dari DRN dan DRD adalah UU
18/2002, DRN saat ini memliki 63 anggota yang terbagi 8 komisi teknis sesuai bidangnya
yang terdiri dari Pemerintahan, akademisi, swasta, pebisnis dan perguruan tinggi. Oleh
karena itu apabila Balitbang Kabupaten ingin membuat DRD kabupaten Tanggamus harus
membuat pembagian komisi teknis sesuai kebutuhan daerah dengan aspek-aspek berbasis
iptek yang dapat membangun system Inovasi daerah dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, DRD harus berperan sebagai komunitas iptek yang bertujuan memberi
masukan kekepala daerah untuk merancang pertumbuhan ekonomi, hubungan DRN
sebagai kemitraan DRD yang selalu berkoordinasi, apabila DRD membutuhkan ahli, pakar
yang berkompeten dibidangnya maka DRN siap membantu untuk memfasilitasinya, saran
Sekretaris DRN sangat perlu membuat konsorsium riset masyarakat, dengan
memanfaatkan sumber daya alam daerah seperti Kopi, kelapa, manggis sebagai produk
unggulan daerah dengan melibatkan para petani sebagai mitra DRD juga bisa
mengembangkan selain dibidang pertanian, perkebunan perlu juga dipeternakan sebagai
kelengkapannya.
Tugas DRD bukan melakukan riset didaerah akan tetapi memanfaatkan hasil riset
daerah yang sudah dilakukan Bappeda dan Balitbangda, juga sebagai penghubung antara
akademisi, pengusaha/pebishis dan pemerintah daerah, DRD juga memberi masukan/
pendapatnya kekepala daerah berupa laporan kegiatan DRD tahunan berupa ARD (
Agenda Riset Daerah ). Dari hasil riset menjadikan inovasi Dan menjadikan peningkatan
produk unggulan daerah untuk kemajuan perekonomian diKabupaten Muara Enin. ( FA )
Gambar 86. Sesi foto bersama DRN dengan DRD Provinsi Sumatera Utara
Pendapat Sekretaris DRN apabila PNS dari Balitbangda atau Bappeda sangat perlu
dan harus ada karena untuk mengontrol anggaran dan memfasilitasi kegiatan DRD akan
menjadi lebih mudah, juga PNS bisa menjadi penghubung pemerintah daerah dengan
pihak akademisi, pengusaha dan swasta terkait dengan kegiatan iptek. Sebagai contoh DRN
beberapa anggotanya PNS yang menjadi kepala Balitbang dari berbagai kementerian dan
lembaga pemerintah, pengusaha/pebisnis nasional dan akademisi dari berbagai perguruan
tinggi dan universitas yang ada di Indonesia. Dengan bertujuan yang sama demi kemajuan
bangsa dan Negara. Dengan memanfaatkan hasil-hasil riset menjadi Inovasi sehingga
adanya hilirisasi hasil riset Berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ).
Saran dari Ketua DRN, Gorontalo merupakan salah satu penghasil Jagung terbesar
di Indonesia oleh karena itu didalam seminar nanti perlu mengundang DRD lain yang
memiliki jagung, mengundang para akademisi di Gorontalo yang sudah menulis tentang
jagung, harus adanya pusat Lab jagung, membuat pusat riset jagung Gorontalo dan perlu
membuat simbolis jagung sebagai ikon di Gorontalo. juga perlu membuat forum DRD se-
Sulawesi ( yang membahas Jagung dan rumput laut ) seperti forum DRD se-Sumatera (
yang membahas singkong sebagai pusat unggulan ), forum DRD se- Jawa Tengah dan DRD
Jambi (yang membahas Karet sebagai pusat unggulan). Sekretaris DRN menyampaikan
bahwasannya DRN saat ini sedang membahas system Inovasi dan Inovasi yang sudah
mencangkup hilirisasi dari hasil temuan sehingga menjadi komersialisasi ( INOVASI =
INVENTION * COMERSIALITATION ) seperti yang di lakukan Korea Selatan yang telah
menjadikan Samsung sebagai salah satu pendapatan perekonomian Korea Selatan, serta
meningkatkan berbagai sektor unggulan daerah seperti pariwisata, perikanan dan
pertanian, Jagung Gorontalo perlu pengawasan dalam pembenihan, budi daya, dan
panen,sehingga menjadikan jagung Gorontalo sebagai pusat unggulan jagung Nasional. (
FA )
Pendapat Ketua DRN, DRN dan DRD dibentuk berdasarkan UU 18/2002 yang
menerangkan keberadaan dari DRN dan DRD, yang menjadikan DRN dan DRD sebagai
Mintra. DRN bertugas memberi masukan / pendapat ke Menteri Riset,Teknologi dan
Pendidikan tinggi ( Kemenristekdikti ) sedangkan DRD bertugas memberi masukan ke
Kepala Daerah setempat Gubernur / Walikota / Bupati, yang bisa dijadikan Perda untuk
pertumbuhan ekonomi didaerah berupa produk-produk unggulan daerah dan potensi yang
ada didaerah dengan memanfaatkan Iptek dan system Inovasi, sehingga DRD dapat
berperan dalam membantu pemikiran/saran langsung dari DRD ke kepala daerah untuk
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat didaerah. Dengan selalu berinovasi didaerah.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh DRN selama tahun 2017, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Dewan Riset Nasional pada tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan fokus
tugas yang diberikan yaitu (1) Merumuskan dan mengevaluasi pelaksanaan Agenda Riset
Nasional, (2) Memberikan pertimbangan kepada Menteri dalam perumusan arah dan
prioritas utama pembangunan iptek, (3) Memberikan berbagai pertimbangan kepada
Menteri dalam penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Strategis Nasional Iptek, Sistem
Inovasi nasional (SINas), dan kebijakan strategis iptek lainnya, (4) Melaksanakan
pemantauan perkembangan iptek dan kebutuhan iptek untuk pembangunan, dan (5)
Menjalin hubungan kemitraan dengan Dewan Riset Daerah (DRD) dan Dewan Sejenis di
tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan fokus
tugas DRN adalah Sidang, Rapat, Workshop, Diskusi, Kunjungan Lapangan dan
penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak.
- Pada tahun 2017, DRN melakanakan fokus tugas ke 3, khususnya penyusunan Kebijakan
Strategis Nasional Iptek dan Sistem Inovasi Nasional yang dikaitkan dengan pelaksanaan
Amandemen UU 18/2002 (RUU Sisnan Iptek). Sesuai dengan referensi di berbagai
negara, DRN berpandangan bahwa Sistem Nasional Iptek merupakan bagian dari Sistem
Inovasi Nasional dan keduanya merupakan bagian yang lebih besar lagi yaitu Sistem
Perekonomian Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Economy). Dengan demikian
apabila tujuan RUU Sisnas Iptek adalah membangun Daya Saing Nasional, maka
disarankan konten RUU Sisnas Iptek diperluas menjadi Sisnas Inovasi, atau Sisnas Iptek
dan Inovasi (Iptekin).
- Kemintraan dengan Dewan Riset Daerah dan instansi di daerah (Balitbangda, Bappeda,
Sekda), menunjukkan peningkatan perhatian terhadap pentingnya iptek dan inovasi bagi
pembanguna daerah. Hampir semua propinsi telah memiliki Dewan Riset Daerah. Selain
itu di berbagai daerah (terutama di Jawa) telah dibentuk DRD tingkat kabupaten/kota.
Lembaga ini merupakan mitra bagi pimpinan daerah dalam penyusunan rencana strategis
pembangunan daerah, khususnya dalam meningkatkan pembangunan berlandaskan iptek
dan inovasi.