You are on page 1of 11

WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373

Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23


Juni 2014

HAMA PADA TEGAKAN JATI ( Tectona grandis L.f ) DI DESA TALAGA


KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA

Rahmat Hidayat1), Yusran2), Irma Sari2)


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl.Soekarno-Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1)
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
2)
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract

Jati (Tectona grandis L. f) be one of the tropical plants that has economical value tall, because the wood
belongs to multipurpose wood. teak can be used to various also dekoratif technique need. The natural
distribution found at Indians, Burma and Thailand. In Iindonesia found at java, Kangean, Bali, Muna,
Buton, Maluku, Sumbawa and Lampung. teak development at district dampelas planted according to
monokultur in vast scale. This watchfulness activity aims to detect pest kinds, attack phenomenon, also
pest attack intensity in strightened Jati (T. grandis l. f) at village Talaga district Dampelas regency
Donggala. Watchfulness result demoes that pest kinds that assault strightened teak melokasi watchfulness
tree termite (Neotermes tectonae), Dry wood termite (Crytotermes spp.), Plantlice (Aphis sp.),
Grasshopper (Valanga nigricornis Burn), Black ant (Fuliginosus Lasius), and Shakies (Duomitus
Ceramicus). temporary pest attack frequency in strightened teak as big as 88,2% with attack intensity
34,9% and pest attack consequence teak strightened damage criteria damage.
Keywords : Stands, Strightened, Tectona grandis L.f. Districts, Dampelas

PENDAHULUAN Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan


salah satu kayu perdagangan yang memiliki
Latar belakang
kualitas kayu sangat bagus, sangat disukai dan
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan
memiliki permintaan sangat tinggi. Sejalan dengan
alam yang kita miliki yang adalah anugerah Tuhan
pesatnya perkembangan industri yang menggunak
Yang Maha Kuasa yang keberadaannya di
an kayu jati sebagai bahan baku, sehingga permint
perlukan untuk kelangsungan hidup manusia dan
aan kayu jati meningkat dengan tajam. Hal ini
makluk hidup lainnya dan juga merupakan modal
menyebabkan pasokan kayu jati baik di pasar
dasar pembangunan nasional (Tuhumury, A.,
domestik maupun internasional sangat terbatas
2007).
(Sumarni dan Muslich, 2008).
Jati (Tectona grandis L.f) merupakan salah
Tanaman jati memiliki sifat-sifat konservasi
satu tanaman tropis yang mempunyai nilai
yang cukup baik misalnya tajuk yang cukup luas
ekonomis yang tinggi, karena kayunya tergolong
yang mampu menahan hujan agar tidak
kayu serbaguna. Menurut Rullyati dan Lempang
langsung jatuh ke permukaan tanah dan
(2004), kayu jati (Tectona grandis L.f) merupakan
menguapkannya (intersepsi) sehingga dapat
salah satu tumbuhan penghara industri mebeler
mengurangi laju aliran permukaan dan
dan perahu phinisi. Jati (Tectona grandis L.f)
meningkatkan infiltrasi tanah (Asmayannur, dkk.,
terkenal sebagai kayu komersil bermutu tinggi,
2012).
termasuk dalam famili Verbenaceae.
Dengan kondisi kelas kayu tinggi, kayu jati
Kayu jati dapat digunakan untuk berbagai
hingga saat ini masih banyak dibutuhkan dalam
keperluan teknik maupun dekoratif. Penyebaran
industri properti seperti kayu lapis, rangka, kusen,
alaminya terdapat di India, Myanmar dan
pintu maupun jendela. Selain itu, dengan profil
Thailand. Di Indonesia terdapat di Pulau Jawa,
yang ditunjukkan dengan garis lingkar tumbuh
Kangean, Bali, Muna, Buton, Maluku, Sumbawa
yang unik dan bernilai artistik tinggi, jati
dan Lampung (Halawane, 2007).
dibutuhkan banyak pengrajin industri furnitur

24
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014

untuk dijadikan berbagai bentuk barang jadi Tujuan dan Kegunaan Penelitian
(Siregar, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengembangan hutan jati di Kecamatan
jenis-jenis hama, gejala serangan, frekuensi
Dampelas dilakukan secara monokultur dalam
maupun intensitas serangan hama pada tegakan jati
skala luas. Hutan jati yang makin banyak
(T. grandis L.f) di Desa Talaga Kecamatan
diusahakan ini merupakan suatu bentuk budidaya
Dampelas Kabupaten Donggala. Kegunaan
hutan dengan menerapkan silvikultur intensif, serta
penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
adanya kesengajaan menyederhanakan ekosistem
informasi sebagai pijakan awal dalam menentukan
alami menjadi ekosistem rekayasa, sehingga
langkah-langkah pengendalian hama pada tegakan
sangat rentan terhadap organisme pengganggu
jati (T. grandis L.f).
seperti hama dan penyakit.
Masalah serangan hama dan penyakit akan
METODE PENELITIAN
dijumpai mulai dari biji, biji yang baru tumbuh
atau kecambah, tanaman muda sampai menjadi
Waktu dan Tempat
tegakan, bahkan sampai pada hasil hutannya.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
mengemukakan bahwa untuk menanggulangi
Februari sampai dengan April 2013 di areal
serangan hama dan penyakit perlu menciptakan
tegakan jati yang berada di desa Talaga Kecamatan
sistem silvikultur hutan sehat dengan
Dampelas Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi
memperhatikan kaidah-kaidah ekologi.
Tengah.
Ketersediaan kayu jati dari tahun ketahun
Alat dan Bahan
cenderung mengalami penurunan. Hal ini
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
disebabkan antara lain oleh adanya serangan hama
adalah:
dan penyebab penyakit. Oleh karena itu hal ini
1. Jaring serangga, untuk menangkap serangga
sangat penting untuk diketahui, agar tindakan
di lapangan
pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan
2. Botol plastik, untuk tempat mengumpulkan
dengan tepat.
serangga
Rumusan Masalah
3. Kamera digital, untuk dokumentasi hasil
Pembangunan hutan tanaman seringkali penelitian
menghadapi kendala teknis, salah satunya adalah 4. Tally sheet, untuk mencatat gejala serangan
ancaman adanya serangan hama. Oleh karena itu hama di lapangan
kegiatan pengendalian sangat penting dilakukan 5. Parang, untuk membuat patok plot
untuk mendukung keberhasilan pembangunan 6. Kantong plastik, untuk menyimpan bagian
(Aslamiyah dkk, 2012). tanaman yang terserang
Hutan tanaman khususnya peningkatan 7. Alat tulis menulis
produktifitas. Hutan jati merupakan bentuk Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
pertanaman yang monokultur. Dalam kondisi adalah :
ekologi seperti ini, cenderung memacu 1. Tegakan jati (Tectona grandis L.f) yang
meningkatnya poulasi hama dan penyakit, seperti berumur 11 tahun sebagai objek penelitian
halnya terjadi pada ekosistem pertanian dan 2. Alkohol 70% untuk mengawetkan serangga
perkebunan. Ekosistem monokultur lebih rentan yang ditemukan di lapangan.
terhadap serangan hama karena terbatasnya Pembuatan Plot
keanekaragaman jenis tanaman dan adanya Penentuan plot yang diamati dilakukan secara
perubahan iklim mikro. Untuk mengantisipasi sengaja terhadap 485 pohon tanaman jati dari
kemungkinan terjadinya serangan hama maka keseluruhan jumlah tanaman jati yang ada di
perlu dilakukan suatu penelitian tentang kawasan penelitian, dengan jarak tanam 3 m x 5 m
bagaimana serangan hama yang terjadi pada dengan umur 11 tahun. Plot untuk kegiatan
tegakan jati (T. grandis L.f) di Desa Talaga, pengamatan serangan hama pada jati dengan
Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. ukuran luas 0,15 ha dengan jari-jari (r = 21,84 m)
dan dibuat sebanyak 5 plot.

25
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014

Mati (seluruh daun layu atau rontok atau tidak


ada tanda-tanda kehidupan). 4

Analisis Data
Untuk mengetahui frekuensi serangan hama
pada tanaman dihitung dengan menggunakan
rumus (Nurariaty, dkk., 2008), sebagai berikut:

Intensitas serangan dihitung dengan


mnggunakan rumus de Guzman (1985) dalam
Sahrul (2014) yang dimodifikasi sebagai berikut:
Gambar 1. Bentuk Plot Penelitian
Pengamatan
Identifikasi gejala dilakukan dengan cara
melihat perubahan fisik yang ditimbulkan oleh Keterangan : I = Intensitas serangan
tanaman, seperti adanya daun berlubang, pucuk X = Jumlah seluruh tanaman
terpotong, batang berlubang, dan sebagainya. X1-X4 = Jumlah tanaman yang
Untuk mengetahui jenis hama yang meyerang merana ringan (skor 1)
digunakan metode identifikasi yaitu pengamatan sampai yang mati (skor 4)
langsung di lapangan untuk jenis-jenis hama yang Y1-Y4 = Skor untuk tanaman yang
benar diketahui, sedangkan untuk jenis hama yang merana ringan sampai Mati (1
belum diketahui dikumpulkan di dalam botol berisi sampai 4)
alkohol 70% selanjutnya dibawa ke laboratorium Setelah diperoleh nilai intensitas serangan
untuk keperluan identifikasi. tersebut di atas, maka kemudian ditentukan
Setiap tanaman diamati dan ditentukan kondisi tanaman di lapangan, untuk mengetahui
nilainya (skor) berdasarkan kondisi tanaman gejala seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh
serangan, (Eusebio et al 1979) dalam Sahrul serangan hama.
(2014) dapat dilihat pada Tabel. 1 Cara menentukan kondisi tanaman akibat
Tabel 1. Cara Menentukan Nilai (skor) Serangan serangan hama dilihat pada tabel 2.
Hama Pada Setiap Tanaman. Tabel 2. Cara Menentukan Kondisi Tanaman
Akibat Serangan Hama (Leatemia dan
Gejala pada Tanaman Skor Rumthe 2011).
Sehat (tidak ada gejala serangan atau ada
0
Intensitas Serangan Kondisi Tegakan /
serangan pada daun tapi sangat sedikit (%) Tingkat Kerusakan
dibandingkan dengan luas daun seluruhnya).
0–1 Normal
Merana ringan (jumlah daun yang terserang dan > 1 – 25 Rusak Ringan
jumlah serangan pada masing-masing daun 1 > 25 – 50 Rusak Sedang
yang terserang sedikit atau daun rontok sedikit). > 50 – 75 Rusak Berat
> 75 – 100 Mati
Merana sedang (jumlah daun yang terserang
dan jumlah serangan pada masing-masing daun
yang terserang agak banyak atau daun rontok 2
agak banyak).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Merana berat (jumlah daun yang terserang dan


Jenis Hama dan Gejala Serangannya pada
jumlah serangan pada masing-masing daun 3 Tegakan Jati (Tectona grandis L.f)
yang terserang banyak). Dari hasil pengamatan langsung di lapangan
ditemukan jenis-jenis hama yang menyerang

26
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014

tegakan jati di Desa Talaga, seperti disajikan dalam tabel berikut:


Tabel 4. Jenis-jenis Hama yang Menyerang Tegakan Jati di Wilayah Desa Talaga
No. Jenis Hama Nama Ilmiah Keterangan

Rayap pohon atau Menyerang pohon yang masih hidup, bersarang di pohon
1. Neotermes tectonae
rayap kayu basah dan tak berhubungan dengan tanah

Rayap kayu kering Cryptotermes spp. Menyerang dan hidup pada batang kayu yang masih hidup
2.
dan kayu mati yang telah kering. Dan bersarang di tanah

3. Kutu daun Aphis sp Kutu daun menyerang daun menghisap cairan daun

Valanga nigricornis Memakan bagian pinggir daun dan tulang daun


4. Belalang

5. Semut hitam Lasius fuliginosus Membuat sarang dibagian tangkai batang bagian bawah

6. Oleng-oleng Duomitus ceramicus Menyerang pohon dengan membuat gerekan pada batang

Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa


di temukan 6 jenis hama yang menyerang
tegakan jati Desa Talaga yaitu rayap pohon, Rayap Kayu Basah atau Rayap Pohon
kutu daun, belalang, semut hitam, dan oleng- (Neortemes tectonae)
oleng. Secara umum, jenis-jenis hama yang Lisafitri (2012), menuturkan bahwa rayap
ditemukan tersebut digolongkan ke dalam dua kayu basah atau rayap pohon yaitu jenis-jenis
golongan besar yaitu hama pemakan daun dan rayap yang menyerang pohon yang masih
hama pemakan batang. Gejala hama pemakan hidup, bersarang di batang pohon dan tak
daun dapat dilihat dengan adanya daun yang berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas
berlubang-lubang, ada bagian daun yang dari rayap ini adalah Neotermes tectonae
dimakan tapi tulang daun primer dan tulang (famili Kalotermitidae), hama pada pohon jati.
daun sekunder tidak dimakan. Sedangkan gejala Serangga ini masuk dalam ordo Isoptera
yang ditimbulkan oleh hama penggerek batang (dari bahasa Yunani; iso = sama; ptera = sayap)
dapat dilihat pada bagian kulit batang pohon klasifikasi rayap pohon sebagai berikut:
yang terkelupas dan adanya gerekan-gerekan Kingdom : Animalia
pada batang pohon, sehingga lapisan luar kayu Phyllum : Arthropoda
pada pohon juga ikut mengering, sehingga kayu Class : Insecta
yang dihasilkan berkualitas rendah. Ordo : Isoptera
Sumarna (2008), mengungkapkan bahwa Famili : Kalotermitidae
gangguan pada tanaman jati dapat terjadi pada Genus : Neotermes
awal proses pembentukan bibit hingga akhir Spesies : Neotermes tectonae
daur hidup dan produksi. Secara umum
makanan serangga hama terdiri dari tumbuhan, Rayap pohon (Neotermes tectonae)
serangga, binatang lain serta bangkai-bangkai membuat sarang di bagian batang pohon tanpa
tumbuhan dan binatang. Hasil penelitian ada kontak dengan tanah. Rayap memakan
menunjukan bahwa semua jenis hama yang bahan yang mengandung selulosa seperti kayu
ditemukan pada tegakan jati adalah pemakan dan produk turunannya seperti kertas. Selulosa
tumbuhan atau disebut dengan kitofagus. merupakan senyawa organik yang
Secara umum jenis-jenis hama yang keberadaanya melimpah di alam namun tidak
menyerang tegakan jati di Desa Talaga sebagai dapat dicerna oleh manusia maupun organisme
berikut: tingkat tinggi lainnya sedangkan rayap dengan
mudah dapat mencerna senyawa ini karena

27
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

dalam usus rayap terdapat parasit berfungsi melindungi koloni terhadap gangguan
Trichonympha yang mengeluarkan enzim dari luar.
Rayap kayu kering (Cryptotermes spp.)
Rayap kayu kering yaitu jenis rayap yang
hidup di dalam kayu mati yang telah kering.
Rayap ini umumnya terdapat di rumah-rumah
dan perabot-perabot seperti meja, kursi, lemari
dan barang lainnya yang terbuat dari kayu.
Namun ada juga yang terdapat pada batang-
batang pohon yang telah mati yang masih tegak
berdiri, seperti yang terdapat areal Jati di Desa
Talaga. Klasifikasi Rayap kayu kering adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Kalotermitidae
Genus : Cryptotermes
Gambar 2. Jenis Rayap Pohon yang menyerang Spesies : Cryptotermes spp.
batang serta cabang pohon Jati. Tanda serangannya adalah terdapatnya
Rayap ini mempunyai tiga bagian utama butir-butir ekskremen kecil berwarna
yang meliputi: kepala, toraks, dan abdomen. kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau
Rayap mempunyai kemampuan adaptasi yang di sekitar kayu yang di serang. Rayap ini tidak
lebih baik dibandingkan serangga lainnya. berhubungan dengan tanah, karena habitatnya
Dalam setiap koloni rayap pada umumnya kering. Contohnya rayap ini adalah
terdapat tiga kasta yang dinamai menurut Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae).
fungsinya masing-masing: Rayap kayu kering tergolong rayap yang
1. Kasta Pekerja serangannya sangat berbahaya, rayap perusak
2. Kasta Prajurit kayu terpenting di Indonesia adalah: 1. Rayap
3. Kasta Reproduksi (Primer: raja dan subteran dan rayap tanah (family
ratu dan suplementer) Rhinotermitidae dan Termitidae): Captotermes,
Dalam hal ini bentuk (morfologi) dari chedorhinotermes, dontotermes, Macrotermes,
setiap kasta berbeda satu dengan yang lain yang dan Microtermes. 2. Rayap kayu kering (Famili
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kalotermitidae): Cryptotermes.
Kasta pekerja merupakan anggota yang
terbanyak jumlahnya dalam koloni, berwarna
pucat tanpa mata faset. Mendibelnya relatif
kecil bila dibandingkan dengan kasta prajurit.
Kasta pekerja berfungsi mencari makan,
merawat telur, membuat serta memelihara
sarang.
Kasta prajurit mudah dikenal karena
bentuk kepalanya besar dengan penebalan kulit
yang nyata. Kasta ini mempunyai rahang
(mandibula) yang besar dan kuat. Kasta prajurit

28
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Klasifikasi hama kutu daun (Aphis sp.)


Gambar 3. Tegakan jati yang terserang hama adalah sebagai berikut :
rayap Kingdom : Animalia
Rayap kayu kering memiliki kemampuan Klass : Insecta
hidup pada kayu-kayu kering Rayap ini tidak Ordo : Homoptora
membangun sarang atau liang-liang kembara Famili : Aphididae
pada tempat-tempat terbuka sehingga sukar Genus : Aphis
untuk diketahui. Adanya serangan rayap Spesies : Aphis sp.
seringkali baru diketahui setelah kayu yang Hama ini termasuk dalam ordo Homoptera
diserang menjadi keropos tanpa adanya pecahan yang tidak bersayap, namun bila populasinya
pada permukaannya. Serangan rayap kayu tinggi sebagai serangga tadi membentuk sayap
kering dapat dikenali dari eksremen-eksremen untuk memudahkan pindah dari satu tempat ke
berupa butiran kecil, lonjong, berwarna coklat tempat yang lain. serangga ini bertubuh lunak,
muda. Selain itu Coptotermes juga merusak berukuran 4-8mm. Aphis maidis dalam
kayu dan akar karet, kelapa sawit, kenari, kelompok yang besar di daun dan batang,
flamboyan, dan sebagainya (Zulyusri, dkk., mengisap cairan daun dan batang
2013). menyebabkan daun berwarna tidak normal,
Kutu daun (Aphis sp.) bentuk daun yang tidak normal yang pada
Kutu daun membentuk koloni yang besar akhirnya tanaman mengering .
pada daun yang meliputi betina yang Kutu daun ini pula menghasilkan
bereproduksi secara partenogenesis (tanpa honeydew yang dikeluarkan melalui sersinya
kawin). Seekor betina yang tidak bersayap sehingga menbentuk embun jelaga berwarna
mampu melahirkan rata-rata sebanyak 68.2 hitam yang menutupi daun yang
ekor nimfa, sementara betina bersayap 49 mengakibatkan proses fotosintesis tanaman
nimfa. Lama hidup imago adalah 4-12 hari tidak optimum (Adnan, 2009).
Nimfa, stadium nimfa terjadi selama 16 hari
pada suhu 15oC, sembilan hari pada suhu 20oC,
dan lima hari pada suhu 30oC. Ketiadaan fase
telur di luar tubuh Aphids maidis betina karena
proses inkubasi dan penetasan terjadi di dalam
alat reproduksi betina dan diduga pula bahwa
telur tidak mampu bertahan pada semua kondisi
lingkungan (Tenrirawe, A dan Talanca A,H.,
2008).
Kutu daun dewasa menyerang pucuk daun
jati, setelah cairan pucuk daun habis dihisap
daun menjadi berkerut, menguning yang
kemudian mengering dan gugur. Setelah bagian
pucuk habis, kutu daun lalu menyerang daun
yang lebih tua yang masih bisa dihisap
cairannya. Pada musim kemarau serangan kutu Gambar 4. Hama Kutu Daun Menghisap
daun akan mengganas, tetapi pada musim hujan Cairan Daun
serangannya agak sedikit terhambat karena Belalang (Valanga nigricornis Burm)
kekuatan menghisap jadi berkurang, ini di Klasifikasi dari belalang adalah sebagai
sebabkan air hujan yang dapat merontokan kutu berikut :
daun yang menempel pada daun. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda

29
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Famili : Crididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis Burm. Gambar 5. Hama Belalang Pada Daun Jati
Valanga nigricornis (Burm) adalah Hama belalang (V. nigricornis Burm.)
belalang berukuran besar yang hidup di semak- menyerang terutama pada bagian daun, daun
semak dan pepohonan. Belalang ini dapat terlihat rusak karena terserang oleh hama
melakukan reproduksi dengan cepat dan tersebut. Jika populasinya banyak dan belalang
melakukan migrasi secara besar-besaran. Nimfa sedang dalam keadaan kelaparan, hama ini bisa
dan imago memakan daun dan merupakan menghabiskan daun-daun sekaligus dengan
serangga yang polifag (menyerang berbagai tulang – tulangnya.
jenis tanaman). Siklus hidupnya terdiri atas Belalang kayu biasanya memilih tempat
telur, nimfa, dan imago. Warna tubuhnya perkembangbiakan terutama di hutan jati,
adalah abu-abu kecokelatan mempunyai kemudian setelah dewasa akan muncul
bercak-bercak terang pada femur belakang, bersama-sama sampai ratusan ribu jumlahnya.
tibia belakang berwarna kemerahan atau Apabila makanan di sekitar hutan jati telah
ungu, sedang permukaan sayap bawah habis maka belalang kayu ini akan berpindah
berwarna merah pada pangkalnya. Telur- tempat secara bersama-sama untuk mencari
telur diletakkan di dalam tanah 2-3 kelompok sumber makanan. Belalang muda maupun
pada kedalaman 5-8cm yang diisi dengan masa dewasa sangat rakus dalam menghabiskan
busa yang mengeras (Balfas dkk, 2010) makanan.
Belalang, yang masih muda (nimfa) Belalang menyerang daun muda dan
maupun yang sudah dewasa menyerang dengan terdapat bekas gigitan tipe mulut pengunyah.
memakan daun-daun tanaman jati (Tectonae Tipe serangan hanya parsial pada daun.
grandis L.f) sehingga mengurangi luas Belalang hanya memakan sebagian daun
permukaan daun. Belalang dewasa biasanya (folium) dan bagian perbagian tidak secara
memakan bagian tepi daun (Margi folii) menyeluruh pada satu daun (Rahmanto dan
sementara nimfanya memakan di antara tulang- lestari, 2013).
tulang daun sehingga menimbulkan lubang- Semut Hitam (Fuliginosus Lasius)
lubang pada daun. Kerusakan tanaman biasanya Berdasarkan kasta dan fungsi anggota
ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti dalam kelompok semut, semut dapat di bedakan
berpengaruh terhadap produktifitas tanaman sebagai berikut, semut betina atau ratu memiliki
yang diserang. Jika serangan tanaman ini serius, tubuh yang besar untuk dapat menghasilkan
daun tanaman jati (T. grandis L.f) yang telur sebanyak-banyaknya, tubuh semut betina
diserang akan rusak bahkan habis dimakan dapat mencapai 15 cm, semut jantan atau raja
memiliki tubuh yang lebih kecil dari semut
betina sekitar1,5 cm, kepala bulat, rahang
mereduksi dengan antena panjang yang
ramping.

30
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Hama Penggerek batang termasuk genus


Kalotermes, famili Kalotermisidae dan ordo
Isoptera (Surata, 2008).
Hama Inger-inger (Duomitus ceramicus)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Serangga
Gambar 6. Hama Semut hitam membuat sarang Famili : Cossidae
di tangkai-tangkai bawah daun. Genus : Duomitus
Spesies : Duomitus ceramicus.
Semut jantan memiliki sayap sehingga Hama ini jenis ngengat aktif pada malam
dapat mengikuti ratu berumur pendek karena hari, ngengat betina bertelur pada malam hari
segera mati setelah melakukan perkawinan. dan meletakan telurnya dicelah kulit batang.
Semut hitam (Lasius fuligunosus) dapat di Telurnya berwarna putih kekuning-kuningan
klasifikasikan : gelap dan berbentuk silinder. Duomitus
Kingdom : Animalia tergolong serangga hama yang kepadatannya
Filum : Artropoda rendah. Tingginya kelembaban dan suhu
Kelas : Insekta lingkungan beresiko mempercepat perkembang
Ordo : Hymenoptera an hama ini (Mulyana dan Asmarahman 2010).
Divisi : Holometabola Kupu jantan dan betina aktif pada malam
Klas : Insecta hari, pada siang hari bersembunyi di tempat-
Famili : Formicidae tempat yang teduh. Kupu betina meletakan
Genus : Lacius telurnya pada malam hari, telur berwarna hijau
Species : Lasius fuliginosus. keputihan, di letakan secara berkelompok pada
bekas-bekas patahan cabang atau bagian kulit
Semut ini membuat sarang berupa yang luka. seekor kupu-kupu betina dapat
gundukan tanah memanjang di bagian pangkal menghasilkan 300-600 butir telur, stadium telur
bawah daun, biasanya juga di bawah tangkai berlangsung selama 2-3 hari.
daun, mereka hidup berkelompok. Semut hitam
ini sering memakan serangga lain misalnya ulat,
semut hitam bisa juga mengurangi serangan
hama pada tanaman yang di tempatinya, tetapi
semut hitam ini bisa membuat kulit ranting
menjadi terkelupas sehingga bakteri dapat
dengan mudah menyerang, kerugian lain yang
di timbulkan adalah kesulitan pada waktu
perawatan dan penebangan, karena bisa
menggangu aktifitas
Kehadiran dari semut ini menyebabkan
munculnya penyakit sekunder misalnya
jamur yang dapat menyebabkan penyakit .
Namun, semut juga dapat merusak akar dan
tunas muda yang disebabkan oleh cendawan Gambar 7. Hama Oleng-oleng yang menyerang
(Sari, 2013). dengan membuat gerekan pada
Inger-inger (Duomitus ceramicus) batang dan ranting pohon.

31
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Larva berwarna putih kotor, kepala cokelat mempengaruhi perkembangan hama hutan,
tua, protaks berwarna lebih terang. Larva muda misalkan saja kelembaban udara dan curah
berwarna lebih gelap, larva yang telah masak hujan, dan hal itu didukung oleh sistem tanam
dapat mencapai panjang 8-10 cm. Selama vase monokultur yang mana membuat tanaman
larva serangga ini merusak batang jati sengan rentan terhadap serangan hama.
cara menggerek batang jati dan membuat liang Menurut Suharti dkk. (2013), penanaman
gerak 10-15 cm. secara monokultur mempunyai resiko terserang
Munculnya hama-hama diatas diperkirakan hama dan penyakit. Penyakit dapat menyerang
akibat terganggunya keseimbangan alam karena benih, bibit maupun tanaman di lapangan.
adanya pertanian monokultur yang dilakukan di Serangan penyakit dapat menurunkan kuantitas
areal tanam. Budidaya sacara monokultur dan kualitas hasil sehingga menimbulkan
artinya adalah menanam satu jenis tanaman kerugian secara ekonomi.
dalam jumlah yang besar. Di lain pihak, suatu Dalam penelitian ini, jumlah jenis hama
tanaman pasti mempunyai hewan/serangga hanya 6 jenis, hal ini dipengaruhi oleh waktu
alami yang menjadi pemakan dari tanaman pengamatan dan penangkapan hama di
tersebut. Jika suatu jenis tanaman tertentu lapangan. Berkurangnya jumlah jenis hama dan
dibudidayakan dalam jumlah yang besar maka serangga dalam hasil penelitian mereka
hewan/serangga alami yang menjadi pemakan disebabkan oleh hal tersebut, karena ada
tanaman tersebut juga berpotensi untuk serangga yang aktif pada siang hari dan ada
meningkat jumlah populasinya karena yang aktif pada malam hari. Setiap jenis
persediaan makanan yang berlimpah. serangga memiliki variasi atas waktu-waktu
Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama. aktif yang berlainan. Oleh karena itu perlu
Frekuensi dan intensitas serangan hama dilaksanakan pengamatan jenis-jenis hama
pada tegakan jati (Tectona grandis L.f) dengan waktu yang berbeda-beda agar jumlah
disajikan pada Tabel 5. jenis hama lebih banyak dan lengkap.
Tabel 5. Frekuensi serangan (FS), Intensitas
serangan (IS) dan Kriteria Kerusakan KESIMPULAN
(KK) Akibat serangan hama pada jati
(T. grandis L.f.) Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
Kriteria sebagai berikut :
Plot FS (%) IS (%) 1. Jenis-jenis hama yang menyerang pada
Kerusakan
1 84,5 32,9 Sedang tanaman jati di wilayah Desa Talaga adalah
2 88,9 32,8 Sedang Rayap pohon, Rayap kayu kering, Kutu
daun, Semut hitam dan Oleng-oleng.
3 91,6 33,3 Sedang
2. Frekuensi serangan hama pada tegakan jati
4 88,7 35,8 Sedang adalah 88,2% dengan intensitas serangan
5 87,3 39,7 Sedang 34,9%.
Rata-rata 88,2 34,9 Sedang 3. Pada kriteria kerusakan tegakan jati akibat
serangan hama adalah kriteria kerusakan
Secara umum frekuensi serangan hama
sedang.
pada tegakan jati tidak berbeda jauh, baik pada
plot pengamatan 1 sampai dengan plot DAFTAR PUSTAKA
pengamatan 5. Frekuensi serangan pada
tegakan jati adalah 88,2% sedangkan intensitas Adnan, A.,M., 2009. Teknologi Penanganan
serangan pada pohon adalah 34,9%. Frekuensi Hama Utama Tanaman Jagung. Prosiding
dan Intensitas serangan sewaktu-waktu dapat Seminar Nasional Serealia.
berubah, mengingat banyak faktor yang

32
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Anonim, 2007. Informasi Singkat Jati (Tectona Predatornya pada Pertanaman Jeruk
Grandis L.f). Pemerintah Kota Palembang. Besar (Citrus grandisl.) di Kabupaten
Sumatera Selatan. Pangkep. Prosiding Seminar Ilmiah dan
Ameilia, Z.,S., 2008. Hama-hama Dominan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX
Jati (Tectonae grandis L.f). USU e- Komisariat Daerah SulawesiSelatan.
Repository. Medan. Rahmanto, B., Lestari, F., 2013. Diagnosa
Aslamiyah, Imanullah, A., Darwiati, W., 2012. Hama dan Penyakit Tanaman Kehutanan.
Identifikasi dan Potensi Kerusakan Rayap Badan Penelitian dan Pengembangan
pada Tanaman Tembesu di Kebun Kehutanan. Kementrian Kehutanan.
Percobaan Way Hanakau, Lampung Banjarbaru.
Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Rullyati, S. dan Lempang, M., 2004. Sifat
Vol. No. , 201 , 9 4 Desember 2 187 – 194. Anatomi dan Fisis Kayu Jati Dari Muna
Kampus Balitbang Kehutanan. Bogor. dan Kendari Selatan. Jurnal Penelitian
Asmayannur, I., Chairul, Syam, Z., 2012. Hasil Hutan. Vol. 22 No. 4, Desember
Analisis Vegetasi Dasar di Bawah 2004. Kendari.
Tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) Sari, D.,K., 2013. Identifikasi Serangga
dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Penyebab Hama pada Beberapa Genus
Kampus Universitas Andalas. Jurnal Anggrek Koleksi Kebun Raya Purwodadi –
Biologi Universitas Andalas. Laboratorium Lipi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
Riset Ekologi Tumbuhan Jurusan Biologi Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
FMIPA Universitas Andalas, Kampus Brawijaya. Malang.
UNAND Limau Manis Padang.
Balfas, R., Mardiningsih, T. L., Siswanto.,
2010. Hama Jahe dan Strategi Suharti, T., Bramasto, Y., Yuniarti, N., 2013.
Pengendaliannya. Pusat Penelitian dan Pengaruh Trichoderma Sp. pada Media
Pengembangan Perkebunan. Bogor. Bibit Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon
Halawane, J. E., Tikupadang, H., Yusril, M., Putih (Anthocepalus cadamba). Jurnal
2007. Identifikasi Penyakit Tanaman Jati Hutan Tropis Volume1 No. 2 Balai
(Tectona grandis L.f) di Kabupaten Bone. Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman
Leatemia, J.,A dan Rumthe, R.,Y., 2013. Studi Hutan. Bogor.
Kerusakan Akibat Serangan Hama pada Sumarna, Y., 2008. Budidaya Jati. Penebar
Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Swadaya. Jakarta
Kabupaten Seram Bagian Timur, Propinsi Sumarni dan Muslich, 2008. Kelas Awet Jati
Maluku. Jurnal Agroforestri Volume VI Cepat Tumbuh Dan Lokal Pada Berbagai
Nomor 1 Maret 2011. Fakultas Pertanian Umur Pohon. Pusat Litbang Hasil Hutan,
Universitas Pattimura, Ambon. Palembang.
Lisafitri, Y., 2012. Mata Kuliah Surata, I., K., 2008. Penerapan Pola
Keanekaragaman Hayati Tanah Pengelolaan Hutan Terpadu (PHT) untuk
keanekaragaman Rayap Ordo Isoptera. Pengendalian Hama Inger-Inger
Bioteknologi Tanah dan Lingkungan (Neotermes tectonae Damm) pada Hutan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Tanaman Jati di Timor. Balai Penelitian
Bogor. Jawa Barat. Kehutanan Kupang. Nusa Tenggara Timur.
Mulyana, D dan Asmarahman, C., 2010. 7 jenis Tanrirawe, A dan Talanca, A.,H., 2008.
Kayu Penghasil Rupiah. Agromrdia Bioekologi Dan Pengendalian Hama dan
Pustaka. Jakarta. Penyakit Utama Kacang Tanah. Balai
Nurariaty, Agus, Najamuddin, 2008. Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Inventarisasi Keberadaan Hama dan

33
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014

Tuhumury, A., 2007. Inventarisasi Jenis Hama


Pada Tanaman Sengon (Paraserianthes
Falca Taria Nielson) di Lokasi Hutan
Kemasyarakatan Waesamu, Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat.
Jurnal Agroforestri Volume II Nomor 1
Maret 2007. Fakultas Pertanian Unpatti
Ambon.
Zulyusri, Desyanti, Mardia, U., 2013.
Keefektifan Daun Sangitan (Samcubus
javanica Reinw) Sebagai Insektisida
Nabati dalam Pengendalian Rayap Tanah
(Coptetermes sp). Prosiding Semirata
FMIPA Unila. Lampung

34

You might also like