Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Jati (Tectona grandis L. f) be one of the tropical plants that has economical value tall, because the wood
belongs to multipurpose wood. teak can be used to various also dekoratif technique need. The natural
distribution found at Indians, Burma and Thailand. In Iindonesia found at java, Kangean, Bali, Muna,
Buton, Maluku, Sumbawa and Lampung. teak development at district dampelas planted according to
monokultur in vast scale. This watchfulness activity aims to detect pest kinds, attack phenomenon, also
pest attack intensity in strightened Jati (T. grandis l. f) at village Talaga district Dampelas regency
Donggala. Watchfulness result demoes that pest kinds that assault strightened teak melokasi watchfulness
tree termite (Neotermes tectonae), Dry wood termite (Crytotermes spp.), Plantlice (Aphis sp.),
Grasshopper (Valanga nigricornis Burn), Black ant (Fuliginosus Lasius), and Shakies (Duomitus
Ceramicus). temporary pest attack frequency in strightened teak as big as 88,2% with attack intensity
34,9% and pest attack consequence teak strightened damage criteria damage.
Keywords : Stands, Strightened, Tectona grandis L.f. Districts, Dampelas
24
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014
untuk dijadikan berbagai bentuk barang jadi Tujuan dan Kegunaan Penelitian
(Siregar, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengembangan hutan jati di Kecamatan
jenis-jenis hama, gejala serangan, frekuensi
Dampelas dilakukan secara monokultur dalam
maupun intensitas serangan hama pada tegakan jati
skala luas. Hutan jati yang makin banyak
(T. grandis L.f) di Desa Talaga Kecamatan
diusahakan ini merupakan suatu bentuk budidaya
Dampelas Kabupaten Donggala. Kegunaan
hutan dengan menerapkan silvikultur intensif, serta
penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
adanya kesengajaan menyederhanakan ekosistem
informasi sebagai pijakan awal dalam menentukan
alami menjadi ekosistem rekayasa, sehingga
langkah-langkah pengendalian hama pada tegakan
sangat rentan terhadap organisme pengganggu
jati (T. grandis L.f).
seperti hama dan penyakit.
Masalah serangan hama dan penyakit akan
METODE PENELITIAN
dijumpai mulai dari biji, biji yang baru tumbuh
atau kecambah, tanaman muda sampai menjadi
Waktu dan Tempat
tegakan, bahkan sampai pada hasil hutannya.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
mengemukakan bahwa untuk menanggulangi
Februari sampai dengan April 2013 di areal
serangan hama dan penyakit perlu menciptakan
tegakan jati yang berada di desa Talaga Kecamatan
sistem silvikultur hutan sehat dengan
Dampelas Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi
memperhatikan kaidah-kaidah ekologi.
Tengah.
Ketersediaan kayu jati dari tahun ketahun
Alat dan Bahan
cenderung mengalami penurunan. Hal ini
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
disebabkan antara lain oleh adanya serangan hama
adalah:
dan penyebab penyakit. Oleh karena itu hal ini
1. Jaring serangga, untuk menangkap serangga
sangat penting untuk diketahui, agar tindakan
di lapangan
pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan
2. Botol plastik, untuk tempat mengumpulkan
dengan tepat.
serangga
Rumusan Masalah
3. Kamera digital, untuk dokumentasi hasil
Pembangunan hutan tanaman seringkali penelitian
menghadapi kendala teknis, salah satunya adalah 4. Tally sheet, untuk mencatat gejala serangan
ancaman adanya serangan hama. Oleh karena itu hama di lapangan
kegiatan pengendalian sangat penting dilakukan 5. Parang, untuk membuat patok plot
untuk mendukung keberhasilan pembangunan 6. Kantong plastik, untuk menyimpan bagian
(Aslamiyah dkk, 2012). tanaman yang terserang
Hutan tanaman khususnya peningkatan 7. Alat tulis menulis
produktifitas. Hutan jati merupakan bentuk Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
pertanaman yang monokultur. Dalam kondisi adalah :
ekologi seperti ini, cenderung memacu 1. Tegakan jati (Tectona grandis L.f) yang
meningkatnya poulasi hama dan penyakit, seperti berumur 11 tahun sebagai objek penelitian
halnya terjadi pada ekosistem pertanian dan 2. Alkohol 70% untuk mengawetkan serangga
perkebunan. Ekosistem monokultur lebih rentan yang ditemukan di lapangan.
terhadap serangan hama karena terbatasnya Pembuatan Plot
keanekaragaman jenis tanaman dan adanya Penentuan plot yang diamati dilakukan secara
perubahan iklim mikro. Untuk mengantisipasi sengaja terhadap 485 pohon tanaman jati dari
kemungkinan terjadinya serangan hama maka keseluruhan jumlah tanaman jati yang ada di
perlu dilakukan suatu penelitian tentang kawasan penelitian, dengan jarak tanam 3 m x 5 m
bagaimana serangan hama yang terjadi pada dengan umur 11 tahun. Plot untuk kegiatan
tegakan jati (T. grandis L.f) di Desa Talaga, pengamatan serangan hama pada jati dengan
Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. ukuran luas 0,15 ha dengan jari-jari (r = 21,84 m)
dan dibuat sebanyak 5 plot.
25
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014
Analisis Data
Untuk mengetahui frekuensi serangan hama
pada tanaman dihitung dengan menggunakan
rumus (Nurariaty, dkk., 2008), sebagai berikut:
26
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 17-23
Juni 2014
Rayap pohon atau Menyerang pohon yang masih hidup, bersarang di pohon
1. Neotermes tectonae
rayap kayu basah dan tak berhubungan dengan tanah
Rayap kayu kering Cryptotermes spp. Menyerang dan hidup pada batang kayu yang masih hidup
2.
dan kayu mati yang telah kering. Dan bersarang di tanah
3. Kutu daun Aphis sp Kutu daun menyerang daun menghisap cairan daun
5. Semut hitam Lasius fuliginosus Membuat sarang dibagian tangkai batang bagian bawah
6. Oleng-oleng Duomitus ceramicus Menyerang pohon dengan membuat gerekan pada batang
27
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
dalam usus rayap terdapat parasit berfungsi melindungi koloni terhadap gangguan
Trichonympha yang mengeluarkan enzim dari luar.
Rayap kayu kering (Cryptotermes spp.)
Rayap kayu kering yaitu jenis rayap yang
hidup di dalam kayu mati yang telah kering.
Rayap ini umumnya terdapat di rumah-rumah
dan perabot-perabot seperti meja, kursi, lemari
dan barang lainnya yang terbuat dari kayu.
Namun ada juga yang terdapat pada batang-
batang pohon yang telah mati yang masih tegak
berdiri, seperti yang terdapat areal Jati di Desa
Talaga. Klasifikasi Rayap kayu kering adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Kalotermitidae
Genus : Cryptotermes
Gambar 2. Jenis Rayap Pohon yang menyerang Spesies : Cryptotermes spp.
batang serta cabang pohon Jati. Tanda serangannya adalah terdapatnya
Rayap ini mempunyai tiga bagian utama butir-butir ekskremen kecil berwarna
yang meliputi: kepala, toraks, dan abdomen. kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau
Rayap mempunyai kemampuan adaptasi yang di sekitar kayu yang di serang. Rayap ini tidak
lebih baik dibandingkan serangga lainnya. berhubungan dengan tanah, karena habitatnya
Dalam setiap koloni rayap pada umumnya kering. Contohnya rayap ini adalah
terdapat tiga kasta yang dinamai menurut Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae).
fungsinya masing-masing: Rayap kayu kering tergolong rayap yang
1. Kasta Pekerja serangannya sangat berbahaya, rayap perusak
2. Kasta Prajurit kayu terpenting di Indonesia adalah: 1. Rayap
3. Kasta Reproduksi (Primer: raja dan subteran dan rayap tanah (family
ratu dan suplementer) Rhinotermitidae dan Termitidae): Captotermes,
Dalam hal ini bentuk (morfologi) dari chedorhinotermes, dontotermes, Macrotermes,
setiap kasta berbeda satu dengan yang lain yang dan Microtermes. 2. Rayap kayu kering (Famili
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kalotermitidae): Cryptotermes.
Kasta pekerja merupakan anggota yang
terbanyak jumlahnya dalam koloni, berwarna
pucat tanpa mata faset. Mendibelnya relatif
kecil bila dibandingkan dengan kasta prajurit.
Kasta pekerja berfungsi mencari makan,
merawat telur, membuat serta memelihara
sarang.
Kasta prajurit mudah dikenal karena
bentuk kepalanya besar dengan penebalan kulit
yang nyata. Kasta ini mempunyai rahang
(mandibula) yang besar dan kuat. Kasta prajurit
28
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
29
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Famili : Crididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis Burm. Gambar 5. Hama Belalang Pada Daun Jati
Valanga nigricornis (Burm) adalah Hama belalang (V. nigricornis Burm.)
belalang berukuran besar yang hidup di semak- menyerang terutama pada bagian daun, daun
semak dan pepohonan. Belalang ini dapat terlihat rusak karena terserang oleh hama
melakukan reproduksi dengan cepat dan tersebut. Jika populasinya banyak dan belalang
melakukan migrasi secara besar-besaran. Nimfa sedang dalam keadaan kelaparan, hama ini bisa
dan imago memakan daun dan merupakan menghabiskan daun-daun sekaligus dengan
serangga yang polifag (menyerang berbagai tulang – tulangnya.
jenis tanaman). Siklus hidupnya terdiri atas Belalang kayu biasanya memilih tempat
telur, nimfa, dan imago. Warna tubuhnya perkembangbiakan terutama di hutan jati,
adalah abu-abu kecokelatan mempunyai kemudian setelah dewasa akan muncul
bercak-bercak terang pada femur belakang, bersama-sama sampai ratusan ribu jumlahnya.
tibia belakang berwarna kemerahan atau Apabila makanan di sekitar hutan jati telah
ungu, sedang permukaan sayap bawah habis maka belalang kayu ini akan berpindah
berwarna merah pada pangkalnya. Telur- tempat secara bersama-sama untuk mencari
telur diletakkan di dalam tanah 2-3 kelompok sumber makanan. Belalang muda maupun
pada kedalaman 5-8cm yang diisi dengan masa dewasa sangat rakus dalam menghabiskan
busa yang mengeras (Balfas dkk, 2010) makanan.
Belalang, yang masih muda (nimfa) Belalang menyerang daun muda dan
maupun yang sudah dewasa menyerang dengan terdapat bekas gigitan tipe mulut pengunyah.
memakan daun-daun tanaman jati (Tectonae Tipe serangan hanya parsial pada daun.
grandis L.f) sehingga mengurangi luas Belalang hanya memakan sebagian daun
permukaan daun. Belalang dewasa biasanya (folium) dan bagian perbagian tidak secara
memakan bagian tepi daun (Margi folii) menyeluruh pada satu daun (Rahmanto dan
sementara nimfanya memakan di antara tulang- lestari, 2013).
tulang daun sehingga menimbulkan lubang- Semut Hitam (Fuliginosus Lasius)
lubang pada daun. Kerusakan tanaman biasanya Berdasarkan kasta dan fungsi anggota
ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti dalam kelompok semut, semut dapat di bedakan
berpengaruh terhadap produktifitas tanaman sebagai berikut, semut betina atau ratu memiliki
yang diserang. Jika serangan tanaman ini serius, tubuh yang besar untuk dapat menghasilkan
daun tanaman jati (T. grandis L.f) yang telur sebanyak-banyaknya, tubuh semut betina
diserang akan rusak bahkan habis dimakan dapat mencapai 15 cm, semut jantan atau raja
memiliki tubuh yang lebih kecil dari semut
betina sekitar1,5 cm, kepala bulat, rahang
mereduksi dengan antena panjang yang
ramping.
30
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
31
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
Larva berwarna putih kotor, kepala cokelat mempengaruhi perkembangan hama hutan,
tua, protaks berwarna lebih terang. Larva muda misalkan saja kelembaban udara dan curah
berwarna lebih gelap, larva yang telah masak hujan, dan hal itu didukung oleh sistem tanam
dapat mencapai panjang 8-10 cm. Selama vase monokultur yang mana membuat tanaman
larva serangga ini merusak batang jati sengan rentan terhadap serangan hama.
cara menggerek batang jati dan membuat liang Menurut Suharti dkk. (2013), penanaman
gerak 10-15 cm. secara monokultur mempunyai resiko terserang
Munculnya hama-hama diatas diperkirakan hama dan penyakit. Penyakit dapat menyerang
akibat terganggunya keseimbangan alam karena benih, bibit maupun tanaman di lapangan.
adanya pertanian monokultur yang dilakukan di Serangan penyakit dapat menurunkan kuantitas
areal tanam. Budidaya sacara monokultur dan kualitas hasil sehingga menimbulkan
artinya adalah menanam satu jenis tanaman kerugian secara ekonomi.
dalam jumlah yang besar. Di lain pihak, suatu Dalam penelitian ini, jumlah jenis hama
tanaman pasti mempunyai hewan/serangga hanya 6 jenis, hal ini dipengaruhi oleh waktu
alami yang menjadi pemakan dari tanaman pengamatan dan penangkapan hama di
tersebut. Jika suatu jenis tanaman tertentu lapangan. Berkurangnya jumlah jenis hama dan
dibudidayakan dalam jumlah yang besar maka serangga dalam hasil penelitian mereka
hewan/serangga alami yang menjadi pemakan disebabkan oleh hal tersebut, karena ada
tanaman tersebut juga berpotensi untuk serangga yang aktif pada siang hari dan ada
meningkat jumlah populasinya karena yang aktif pada malam hari. Setiap jenis
persediaan makanan yang berlimpah. serangga memiliki variasi atas waktu-waktu
Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama. aktif yang berlainan. Oleh karena itu perlu
Frekuensi dan intensitas serangan hama dilaksanakan pengamatan jenis-jenis hama
pada tegakan jati (Tectona grandis L.f) dengan waktu yang berbeda-beda agar jumlah
disajikan pada Tabel 5. jenis hama lebih banyak dan lengkap.
Tabel 5. Frekuensi serangan (FS), Intensitas
serangan (IS) dan Kriteria Kerusakan KESIMPULAN
(KK) Akibat serangan hama pada jati
(T. grandis L.f.) Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
Kriteria sebagai berikut :
Plot FS (%) IS (%) 1. Jenis-jenis hama yang menyerang pada
Kerusakan
1 84,5 32,9 Sedang tanaman jati di wilayah Desa Talaga adalah
2 88,9 32,8 Sedang Rayap pohon, Rayap kayu kering, Kutu
daun, Semut hitam dan Oleng-oleng.
3 91,6 33,3 Sedang
2. Frekuensi serangan hama pada tegakan jati
4 88,7 35,8 Sedang adalah 88,2% dengan intensitas serangan
5 87,3 39,7 Sedang 34,9%.
Rata-rata 88,2 34,9 Sedang 3. Pada kriteria kerusakan tegakan jati akibat
serangan hama adalah kriteria kerusakan
Secara umum frekuensi serangan hama
sedang.
pada tegakan jati tidak berbeda jauh, baik pada
plot pengamatan 1 sampai dengan plot DAFTAR PUSTAKA
pengamatan 5. Frekuensi serangan pada
tegakan jati adalah 88,2% sedangkan intensitas Adnan, A.,M., 2009. Teknologi Penanganan
serangan pada pohon adalah 34,9%. Frekuensi Hama Utama Tanaman Jagung. Prosiding
dan Intensitas serangan sewaktu-waktu dapat Seminar Nasional Serealia.
berubah, mengingat banyak faktor yang
32
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
Anonim, 2007. Informasi Singkat Jati (Tectona Predatornya pada Pertanaman Jeruk
Grandis L.f). Pemerintah Kota Palembang. Besar (Citrus grandisl.) di Kabupaten
Sumatera Selatan. Pangkep. Prosiding Seminar Ilmiah dan
Ameilia, Z.,S., 2008. Hama-hama Dominan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX
Jati (Tectonae grandis L.f). USU e- Komisariat Daerah SulawesiSelatan.
Repository. Medan. Rahmanto, B., Lestari, F., 2013. Diagnosa
Aslamiyah, Imanullah, A., Darwiati, W., 2012. Hama dan Penyakit Tanaman Kehutanan.
Identifikasi dan Potensi Kerusakan Rayap Badan Penelitian dan Pengembangan
pada Tanaman Tembesu di Kebun Kehutanan. Kementrian Kehutanan.
Percobaan Way Hanakau, Lampung Banjarbaru.
Utara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Rullyati, S. dan Lempang, M., 2004. Sifat
Vol. No. , 201 , 9 4 Desember 2 187 – 194. Anatomi dan Fisis Kayu Jati Dari Muna
Kampus Balitbang Kehutanan. Bogor. dan Kendari Selatan. Jurnal Penelitian
Asmayannur, I., Chairul, Syam, Z., 2012. Hasil Hutan. Vol. 22 No. 4, Desember
Analisis Vegetasi Dasar di Bawah 2004. Kendari.
Tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) Sari, D.,K., 2013. Identifikasi Serangga
dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Penyebab Hama pada Beberapa Genus
Kampus Universitas Andalas. Jurnal Anggrek Koleksi Kebun Raya Purwodadi –
Biologi Universitas Andalas. Laboratorium Lipi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
Riset Ekologi Tumbuhan Jurusan Biologi Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
FMIPA Universitas Andalas, Kampus Brawijaya. Malang.
UNAND Limau Manis Padang.
Balfas, R., Mardiningsih, T. L., Siswanto.,
2010. Hama Jahe dan Strategi Suharti, T., Bramasto, Y., Yuniarti, N., 2013.
Pengendaliannya. Pusat Penelitian dan Pengaruh Trichoderma Sp. pada Media
Pengembangan Perkebunan. Bogor. Bibit Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon
Halawane, J. E., Tikupadang, H., Yusril, M., Putih (Anthocepalus cadamba). Jurnal
2007. Identifikasi Penyakit Tanaman Jati Hutan Tropis Volume1 No. 2 Balai
(Tectona grandis L.f) di Kabupaten Bone. Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman
Leatemia, J.,A dan Rumthe, R.,Y., 2013. Studi Hutan. Bogor.
Kerusakan Akibat Serangan Hama pada Sumarna, Y., 2008. Budidaya Jati. Penebar
Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Swadaya. Jakarta
Kabupaten Seram Bagian Timur, Propinsi Sumarni dan Muslich, 2008. Kelas Awet Jati
Maluku. Jurnal Agroforestri Volume VI Cepat Tumbuh Dan Lokal Pada Berbagai
Nomor 1 Maret 2011. Fakultas Pertanian Umur Pohon. Pusat Litbang Hasil Hutan,
Universitas Pattimura, Ambon. Palembang.
Lisafitri, Y., 2012. Mata Kuliah Surata, I., K., 2008. Penerapan Pola
Keanekaragaman Hayati Tanah Pengelolaan Hutan Terpadu (PHT) untuk
keanekaragaman Rayap Ordo Isoptera. Pengendalian Hama Inger-Inger
Bioteknologi Tanah dan Lingkungan (Neotermes tectonae Damm) pada Hutan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Tanaman Jati di Timor. Balai Penelitian
Bogor. Jawa Barat. Kehutanan Kupang. Nusa Tenggara Timur.
Mulyana, D dan Asmarahman, C., 2010. 7 jenis Tanrirawe, A dan Talanca, A.,H., 2008.
Kayu Penghasil Rupiah. Agromrdia Bioekologi Dan Pengendalian Hama dan
Pustaka. Jakarta. Penyakit Utama Kacang Tanah. Balai
Nurariaty, Agus, Najamuddin, 2008. Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Inventarisasi Keberadaan Hama dan
33
WARTA RIMBA ISSN:
2406-8373
Volume 2, Nomor 1
Hal: 17-23
Juni 2014
34