You are on page 1of 12

TUGAS KKPMT 5 - CARCINOMA IN SITU

“HEMANGIOMA”

oleh :

Nama : Etik Deviana Dwi Hadiyanti


NIM : G41161663
Absen :8
Golongan :C

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI REKAM MEDIK
2019
DAFTAR ISI

halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

2.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3


2.2 Tujuan ..................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

3.1 Definisi Hemangioma ............................................................................. 5


3.2 Klasifikasi Hemangioma ........................................................................ 5
2.2.1 Hemangioma Kapiler ........................................................................ 6
2.2.2 Hemangioma Karvenosum ................................................................ 6
2.2.3 Hemangioma Campuran.................................................................... 6
3.3 Etiologi /Penyebab .................................................................................. 7
3.4 Patogenesis Hemangioma ...................................................................... 7
3.5 Tanda/ gejala Hemangioma ................................................................... 8
3.6 Penatalaksanaan Hemangioma ............................................................. 9
BAB 3 PENUTUPAN .......................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

2
BAB 1 PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Neoplasma jinak pada laring merupakan kejadian yang jarang terjadi.
Hampir 95% neoplasma adalah papiloma, sisanya terdiri atas tumor onkositik,
adenoma pleomorfik, limfangioma, neurofibroma, fibromatosis, paraganglioma ,
rhabdomiomaa , dan hemangioma.

Hemangioma adalah tumor jinak yang merupakan proliferasi dan dilatasi


abnormal dari pembuluh darah. Hemangioma pada kepala dan leher terjadi pada
60% kasus. Hemangioma dapat terjadi pada semua jaringan yang mempunyai
pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak
bayi dilahirkan (30%) atau muncul beberapa minggu setelah kelahiran (70%).

Tanda lahir yang biasa ditemukan pada bayi merupaka suatu kelainan
vaskuler pada kulit yang bias timbul dimana saja dengan permukaan rata atau
menonjol, dan warna yang bervariasi seperti kemerahan atau keunguan. Tanda
lahir ini biasanya muncul pada usia tahun pertama kelahiran dan kemudian
menghilang seiring bertambahnya usia. Tanda lahir tersebut dinamai angioma
pada pertengahan abad ke-19, walaupun penamaan tersebut masih
membingungkan karena bentuk, warna, dan sifat lesi yang bermacam – macam.

Terdapat dua penamaan kelainan vaskuler yang disebutkan oleh Mulliken


dan Glowacki tahun 1982, yaitu Hemangioma dan Malformasi Vaskuler.
Perbedaan dari keduanya adalah, hemangioma menunjukkan proliferasi endotel
yang meningkat pada tahun pertama kelahiran, kemudian mengalami involusi dan
regresi spontan pada usia 6-7 tahun. Sedangkan malforasi vaskuler tidak selalu
tampak saat lahir, bersifat meluas atau mengembang, tidak perah mengalami
involusi ataupun regresi.

3
2.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui definisi Hemangioma
1.2.2 Mampu menjelaskan klasifikasi Hemangioma
1.2.3 Mengetahui etiologi/penyebab Hemangioma
1.2.4 Mengetahui patogenesis Hemangioma
1.2.5 Mampu menyebutkan tanda/gejala Hemangioma
1.2.6 Mampu mengetahui dan melakukan penatalaksanaan Hemangioma
1.2.7 Mampu mengatahui dan melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi
Hemangioma

4
BAB 2 PEMBAHASAN

3.1 Definisi Hemangioma


Hemangioma adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah yang
berlebihan sehingga membentuk tumor darah yang terdapat pada kulit atau organ
internal, terutama hati. Sebagian besar kasus, hemangioma ditemukan saat lahir
sehingga sering disebut sebagai tanda lahir storberi karena bentuknya yang
menonjol kemerahan dan elastic pada kulit. Sebagian lainnya berkembang pada
bulan – bulan awal kehidupan.

Hemangioma atau kadang disebut dengan tanda stroberi adalah tanda lahir
yang muncul di kulit sebagai akibat adanya pembuluh darah lebih atau tidak
normal yang berbentuk benjolan elastic dan berwarna merah cerah. Penyakit ini
termasuk jenis tumor pembuluh darah. Terkadang hemangioma juga bias
membuat kulit terlihat biru atau ungu jika muncul di lapisan kulit yang lebih
dalam. Kebanyakan hemangioma muncul di kulit kepala, punggung, dada, atau
wajah, namun hemagioma dapat muncul di bagian tubuh manapun. Seiring waktu
tanda lahir hemangioma bias menyusut dan pudar hingga anak berusia 10 tahun.

Hemangioa adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan
hemangioma paling infantile secara medis tidak signifikan. Kadang – kadang
hemangioma anak- anak mungkin menimpa pada struktur vital, memborok,
berdarah, menyebabkan outpt tinggi gagal jantung atau kelainan structural yang
signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantile kulit dapat dikaitkan dengan
satu atau lebih kelainan congenital yang mendasari.

3.2 Klasifikasi Hemangioma


Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu emagioma kapiler dan
hemangioma karvenosum. Hemangioma kapiler terjadi pada kulit bagian atas,
sedangkan hemangioma karvenosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya
pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma
ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran.

5
2.2.1 Hemangioma Kapiler
Merupakan pelebaran pembuluh darah di bawah epidermis (papillary layer),
masih dalam dermis dengan dinding pembuluh darah di bentuk oleh sel
endothelium embrional sehingga sensitive terhadap radiasi.
1. Strawberry Hemangioma (Hemangioma Simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari
setelah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi premature dan akan
menghilang dalam beberapa minggu. Tampak sebagai bercak merah
yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala,
tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dank eras pada perabaan.
Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi
menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
2. Granuloma Piogenik
Lesi ini terjadi akibat poliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah
trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering
disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua
umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang
sering mengalami trauma. Mula – mula berbentuk papul eritematosa
dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1
cm dan dapat bertangkau, mudah berdarah.

2.2.2 Hemangioma Karvenosum


Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula erimatosa atau nodus
yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat
mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vascular yang matang.
Bentuk karvenosum jarang mengadakan involusi spontan. Hemangioma
karvenosum kadang – kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada
otot atau organ dalam.

2.2.3 Hemangioma Campuran


Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis karvenosum.
Gambaran kliniskan juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian

6
besar ditemukan pada ektremitas inferior, biasanya unilateral soliter, dapat terjadi
sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak berwarna kebiruan yang
kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superficial dan dalam, atau organ
dalam.

3.3 Etiologi /Penyebab


Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis
sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti
Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan
faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis
inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan
transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.
Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan mengenai patofisiologi dari
hemangioma, diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan suatu
proliferasi dari sel-sel endotelium yang belum teratur dan dengan perjalanan
waktu menjadi teratur dengan membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus
dengan lumen yang berisi sel-sel darah. Sifat pertumbuhan endotelium tersebut
jinak dan memiliki membran basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan
akhirnya berhenti.
Selama aktivitas proliferasi endotelium terjadi influks sejumlah sel mast dan
tissue inhibitors of metalloproteinase (TIMP atau inhibitor pertumbuhan jaringan).
Proliferasi endotelium kembali normal setelah fase proliferasi berhenti atau
involusi. Sebagian besar hemangioma akan mengalami involusi spontan pada usia
5-7 tahun atau sampai usia 10-12 tahun.

3.4 Patogenesis Hemangioma


Pathogenesis hemangioma infantile masih belum jelas, begitu pula dengan
penyebab utama defek hemangiogenesis. Beberapa hipotesis terbentuknya
hemangioma, di antaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan

7
proliferasi sel – sel endotel yang belum teratur, seiring berjalannya waktu
membentuk pembuluh darah berbentuk lobus dengan lumen yang berisi sel – sel
darah. Sifat pertumbuhan endothelium tersebut jinak dan memiliki membrane
basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.

Perbedaan mencolok antara hemangioma dan malformasi vaskuler pada


hasil pemeriksaan urin adalah perbedaan nilai konsentrasi bFGF. Pada
hemangioma, konsentrasi bFGF-nya tinggi, sedangkan pada malformasi vaskuler
konsentrasi bFGF normal.

3.5 Tanda/ gejala Hemangioma


Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada
usia 6-12 bulan.
1. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan
tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang
menghilang pada usia 10-13 tahun.
2. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan
bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah
seperti buah stroberi).
3. Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di
bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan
memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia
7 tahun.
4. Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah
(hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit
tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya
terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.

8
3.6 Penatalaksanaan Hemangioma

Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :

1. Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran
dalam bulan – bulan petama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan
sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan
regresu sampai umur 5 tahun. Hemangioma superficial atau hemangioma kapiler
atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini
bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.

2. Cara Aktif

Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah


hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma mengalami pendarahan; hemangioma yang mengalami
ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan menimbilka deformitas (kelainan) jaringan.
Penatalaksanaan hemangioma secara aktif dilakukan dengan cara :

a. Pembedahan : pembedahan harus memperhatikan beberapa hal, terutama


resiko pendarahan intraoperatif dan pasca-operatif, serta resiko
keterlibatan organ penting, seperti mata atau saraf wajah. Pembedahan
juga harus mempertimbangkan segi efikasi, efisiensi, estetika, dan
fungsional.
b. Kortikosteroid : criteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah apabila
melibatkan salah satu struktur yang tumbuh dengan cepat dan mengadakan
destruksi kosmetik. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu
orifisium. Adanya banyak pendarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
c. Obat sklerotik : penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma. Akan
tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan
sikatrik.

9
d. Elektrokoagulasi : cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi
sentral arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik.
e. Pembekuan : aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair.
f. Antibiotic : antibiotic diberikan pada hemangioma yang mengalami
ulserasi. Selain itu dilakukan perawat luka steril.

10
BAB 3 PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Hemangioma merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering
dijumpai pada bayi, yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase
proliferasi dan fase involusi. Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi
secara spontan pada usia rata – rata 9 tahun dan tidak memerlukan pengobatan.
Pada beberapa keadaan tidak terjadiinvolusi spontan atau terjadi onvolusi tetapi
ukuran hemangima masih besar.

Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi sampai saat ini pemberian
obat – obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi atau terap lain.
Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih banyak
kontroversi sehubungan dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus
yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2 siklus dapat
dipertimbangkan untuk melakukan operasi, radioterapi atau pemberian sitostatika
seperti vinkristin dan bleomisin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Putri.P, d. (2014). Hemangioma. Lamongan: Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Bidang Muhammadiyah Lamongan.
Andi Intan I.A, d. (2017). Hemangioma Neonatus. Banjarmasin: Yayasan Indah
Akademi Kebidanan Sari Mulya.
Irene Edith Rieuwpassa, H. A. (2010). Mouth Preparation Pasien Hemangioma
Bibir pada Anak Sebelum Tindakan Radioterapi. Dentofasial Volume 9
Nomor 2 , 86-91.
Lubis, B. S. (2016). Penatalaksanaan Hemangioma. CDK-240 Volume 43 Nomor
5 , 353-258.
Nafianti, S. (2010). Hemangioma pada Anak. Sari Pediatri Volume 12 Nomor 3 ,
204-210.
Vicky Eko, R. (2018). Penatalaksanaan Hemangioma Karvenosa Laring. ORLI
Volume 48 Nomor 2 , 189-196.

12

You might also like