Professional Documents
Culture Documents
“MIKROBIOLOGI PERTANIAN”
OLEH :
4161220002
JURUSAN BIOLOGI
MEDAN
2017
BAB I
PENGANTAR
Bagaimana cara mengetahui jumlah populasi dan aktivitas mikroba didalam suatu tanah dapat
menjadi indikasi kesuburan tanah karena populasi mikroba yang tinggi?
1.3 Tujuan
Mengetahui fungsi mikroba di dalam tanah dan bagaimana peranan mikroba yang
berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman.
BAB II
RINGKASAN JURNAL
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Ilmu Hama dan Penyakit
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Halu OleoKampus Bumi Tridharma Kendari yang
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2013.
Bahan.
Bahan-bahan digunakan dalam penelitian ini adalah limbah air kelapa, air tahu, molase,
Bacillus subtilisST21e (koleksi LaboratoriumIHPT), cendawan Rhizoctonia solani, akuades,
media Tryptic Soy Broth (TSB,media Tryptic Soy Agar(TSA),media Potato Dextrose
Agar(PDA, agar-agar, alkohol 70%, spritus dan media sintetik (Protease pepton dan MgSO4).
Tahapan-tahapan pelaksanaan Penelitian:
Peremajaan isolat bakteri B. subtilisST21e. StrainbakteriBacillus subtilisST21e yang berasal
dari stok penyimpanan (larutan glyserol 15%)dikultur ulangpada media TSA di dalam cawan
petri dan diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam. Penyediaan media perbanyakan
limbah cair pertanian dan inokulum B. subtilisST21e. Data pada tahap pertama dianalisis
secara sederhana dengan membandingkan pola pertumbuhan B. subtilisST21epada setiap
jenis media cair yang digunakan, sedangkan data hasil pengamatan pada tahap kedua
dianalisis menggunakan analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai absorbansi (Optical Density) B. subtilisST21e dalam berbagai media limbah
cair. Hasil pengukuran absorbansi pertumbuhan B. subtilis ST21e pada berbagai media cair
limbah pertanian pada pengamatan 5 jam pertama hingga 25 jam terakhir disajikan pada
Hasil pengamatan
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada dasarnya agens hayati B.subtilisST21edapat
tumbuh dan berkembang pada berbagai media limbah cair pertanian sepertiair kelapa, air
tahudan molase, hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan nilai absorbansi kerapatan sel
bakteri pada semua media yang digunakan. Hasil pengukuran kerapatan sel
(OD)menunjukkan bahwa dari awal pengamatan hingga diakhir pengamatan pertumbuhan
tertinggi bakteri terdapat pada media cair berbahan kimia sintetik (TSB),namundarigrafik
polapertumbuhan menunjukkan bahwa kerapatan sel bakteri dalam media TSB 100%
mengalami penurunansetelah pertumbuhan 20 jam, hal yang sama terjadi pada media
perbanyakan limbah airtahu dan molase.Sebaliknya pada media perbanyakan yang
menggunakan air kelapa + 10% media TSB, secara konsistensi terus mengalami peningkatan
pertumbuhanyang baik hingga akhir pengamatan, dengan nilai OD pada waktu pertumbuhan
5 jam pertama hingga 25 jam berturut-turut 0,041; 0,046; 0,222; 0,275 dan 0,329.Jumlah
koloni pada berbagai media limbah cair. Hasil perhitungan rata-rata jumlah koloniB.
subtilisST21e dari berbagai media limbah cair pada pengamatan umur pertumbuhan 24 jam
disajikan pada Tabel2.
Tabel 2. Rata-rata jumlah koloni B. subtilis ST21e dari berbagai media cair pada umur 25
jam
(log CFU/mL)
4 TSB100% 15,43
Jumlah koloni Bacillus subtilis ST21e dalam bahan formulasi air kelapa. Hasil uji
rataan jumlah koloni B. subtilis pada berbagai perlakuan konsentrasi air kelapa pada
pengamatan minggu ke 2, 4, 6 dan 8 dapat dilihat pada Tabel 3
2 4 6 8
PENDAHULUAN
Menurut Wagner dan Wolf (1997) cit. Husen (2007) tanah memiliki kandungan C
organik terbesar di alam, yakni 1,2–1,6 x 1015kg C sehingga mampu menyokong kehidupan
berbagai jenis mikroba dari beragam tipe morfologi dan fisiologi, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan. Peranan mikroba yang dapat bermanfaat dalam usaha pertanian saat
ini belum disadari sepenuhnya bahkan sering dianggap sebagai komponen yang merugikan.
Menurut Saraswati et al.,(2008) fungsi mikroba di dalam tanah digolongkan menjadi empat,
yaitu sebagai penyedia unsur hara dalam tanah, perombak bahan organik dan mineralisasi
organik, memacu pertumbuhan tanaman, serta sebagai agen hayati pengendali hama dan
penyakit tanaman. Dengan demikian peranan mikroba juga berpengaruh terhadap sifat kimia
dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman. Saraswati etal., (2006) juga menjelaskan bahwa
dengan mengetahui jumlah populasi dan aktivitas mikroba di dalam suatu tanah dapat
menjadi indikasi kesuburan tanah tersebut karena populasi mikroba yang tinggi menunjukkan
adanya bahan organik yang cukup, suhu yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, dan
kondisi ekologi tanah yang mendukung.
Pengambilan Sampel
1.pH Tanah
Hasil analisis pH tanah pada perkebunan kelapa sawit 6 tahun dapat dilihat bahwa
kedalaman tanah mempengaruhi pH tanah (Table 1). Menurut Hardjowigeno (1987) tanah
masam disebabkan oleh tingginya H+ daripada OH- , sedangkan apabila OH- Lebih tinggi
daripada H+ maka tanah akan menjadi alkalis atau basa. Suwondo (2002) juga menjelaskan
bahwa tingginya ion H+ dapat disebabkan oleh hasil dari proses dekomposisi anaerob oleh
mikroba tanah seperti bakteri yang menghasilkan
asam - asam humit. Tingginya tingkat kemasaman tanah gambut ini sesuai dengan pernyataan
Agus dan Subiksa (2008) bahwa tanah gambut mempunyai tingkat kemasaman yang relatif
tinggi dengan kisaran pH 3-5.
Tabel 1. pH Tanah Gambut pada Kebun Kelapa Sawit Umur 3 dan 6 Tahun
0 cm 3,73 3,83
25 cm 3,63 3,79
50 cm 3,97 3,64
75 cm 4,05 3,41
2. Jumlah Bakteri
Secara keseluruhan populasi bakteri terbanyak berada pada permukaan tanah (0 cm)
dibanding dengan kedalaman 25, 50, 75 dan 100 cm. Alexander (1977)cit.Ardi (2009)
mengatakan bahwa secara umum populasi mikroorganisme terbesar terdapat di lapisan
horizon permukaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nurjanna (2001) bahwa
jumlah populasi bakteri asal tambak tanah gambut pada kedalaman 0-10 cm lebih tinggi
daripada kedalaman 100-110 cm. Tingginya jumlah populasi bakteri di permukaan tanah atau
rizosfer diduga karena pada permukaan tanah memiliki syarat tumbuh yang cocok untuk
pertumbuhan bakteri.
Menurut Mariana (2013) tingginya populasi bakteri di permukaan tanah disebabkan
oleh sistem perakaran tumbuhan yang memungkinkan ketersediaan substrat dan suplai
makanan sehingga metabolit akar tanaman akan meningkatkan nutrisi di dalam tanah yang
berpengaruh terhadap populasi bakteri tanah. Hal yang sama juga dinyatakan Gibson (1987)
cit. Purwaningsih et al.(2004) bahwa keadaan mikrobiologi tanah pada daerah perakaran
sangat ditentukan oleh aktivitas metabolisme dan senyawa metabolit yang dilepaskan
tanaman melalui akar. Golongan mikroba Transient juga mempengaruhi jumlah populasi
bakteri di permukaan tanah. Menurut Sutedjo etal.(1991) mikroba transient adalah organisme
tanah yang diinokulasi di dalam tanah dengan disengaja (inokulasi leguminosa) maupun
dengan tidak disengaja (unsur - unsur penyakit hewan dan tanaman) akan tetapi keberadaan
organisme di dalam tanah hanya sementara.
Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa seluruh isolat merupakan bakteri gram negatif.
Menurut Pelczar dan Chan (1986) mekanisme pewarnaan gram berdasarkan pada struktur dan
komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang tipis dan
komposisi lipid yang tinggi yaitu 11-22%. Sedangkan bakteri gram positif memiliki dinding
sel yang tebal dan hanya memiliki kandungan lipid sebesar 1-4%.Bakteri gram negatif
memiliki kandungan lipid yang tinggi dan dinding sel yang tipis sehingga ketika mendapat
perlakuan alkohol pada proses pewarnaan gram menyebabkan terekstraksinya lipid sehingga
memperbesar daya rembes (permeabilitas) dinding sel. Hal ini menyebabkan warna Ungu
Kristal-Yodium (UK-Y) terekstraksi sehingga organisme gram negatif kehilangan warna
tersebut. Sedangkan warna ungu pada bakteri gram positif setelah mendapat perlakuan
pewarnaan gram dikarenakan oleh rendahnya kandungan lipid pada dinding sel sehingga lipid
menjadi terdehidrasi selama perlakuan alkohol. Ukuran pori-pori mengecil, permeabilitasnya
berkurang dan kompleks UK-Y tidakdapat terekstraksi (Pelczar dan Chan, 1986).
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
Jurnal ini memiliki kegayutan antar elemen dimana jurnal ini memeiliki penjelasan
mengenai karakteristik dari bakteri tanah untuk tumbuhan. Penulis jurnal ini juga memberi
tabel mengidentifikasi genus bakteri berdasarkan morfologi, pertumbuhan dan berdasarkan
aspek biokimia juga. Jurnal ini juga sudah memberi gambar penelitian dan tabel hasil
penelitian yang mendukung penjelasan ilmiah dari jurnal ini.
Jurnal 2
Jurnal kedua ini juga sudah cukup gayut, dimana pemaparan materi dari jurnal ini
sudah cukup jelas. Tetapi masih ada kata-kata yang sulit untuk dipahami. Tabel, grafik dan
gambar hasil penelitian juga sudah dilampirkan, begitu juga dengan tabel hasil penelitian.
B. Originalitas temuan
Jurnal 1
Jurnal pertama ini bisa dibilang original karena dilihat dari aspeknya, jurnal ini
memaparkan hasil penelitian yang merupakan suatu informasi yang baru secara tertulis yang
diinformasikan untuk pertama kalinya. Jurnal ini juga memperluas dan mengolaborasi pada
karya yang telah ada. Sehingga bisa kita lihat referensi yang digunakan oleh sipeneliti.
Jurnal 2
Jurnal kedua ini juga bersifat original, karena menurut saya isi jurnal ini adalah
menafsirkan ulang teori yang sudah ada dan mungkin dalam konteks yang berbeda. Sehingga
bisa dikatakan kalau jurnal ini cukup original.
C. Kemutakhiran masalah
Jurnal 1
Jurnal ini diterbitkan pada tahun 2013 dan jurnal ini mengambil referensi sebagai pendukung
penelitian sebanyak 11
Jurnal 2
Jurnal ini diterbitkan pada tahun 2014 dan jurnal ini mengambil referensi sebagai pendukung
penelitian sebanyak 24
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
Jurnal ini memiliki kegayutan antar elemen dimana jurnal ini memeiliki penjelasan
mengenai karakteristik dari bakteri Bacillus subtilis. Penulis jurnal ini juga memberi tabel
mengidentifikasi genus bakteri berdasarkan morfologi, pertumbuhan dan berdasarkan aspek
biokimia juga. Jurnal ini juga sudah memberi gambar penelitian dan tabel hasil penelitian
yang mendukung penjelasan ilmiah dari jurnal ini.
Jurnal 2
Jurnal kedua ini juga sudah cukup gayut, dimana pemaparan materi dari jurnal ini
sudah cukup jelas. Tetapi masih ada kata-kata yang sulit unruk dipahami. Gambar hasil
penelitian juga sudah dilampirkan, begitu juga dengan tabel hasil penelitian.
E. Originalitas temuan
Jurnal 1
Jurnal pertama ini bisa dibilang original karena dilihat dari aspeknya, jurnal ini
memaparkan hasil penelitian yang merupakan suatu informasi yang baru secara tertulis yang
diinformasikan untuk pertama kalinya. Jurnal ini juga memperluas dan mengolaborasi pada
karya yang telah ada. Sehingga bisa kita lihat referensi yang digunakan oleh sipeneliti.
Jurnal 2
Jurnal kedua ini juga bersifat original, karena menurut saya isi jurnal ini adalah
menafsirkan ulang teori yang sudah ada dan mungkin dalam konteks yang berbeda. Sehingga
bisa dikatakan kalau jurnal ini cukup original.
F. Kemutakhiran masalah
Jurnal 1
Jurnal ini diterbitkan pada tahun 2013 dan jurnal ini mengambil referensi sebagai
pendukung penelitian sebanyak 11 peneliti dari jurnal ini bisa membuktikan fakta idenya
kepada pembaca jurnal ini.
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa kohesi dan koherensinya juga sudah cukup
baik.
BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN
Menurut saya jurnal 1 itu ini tidak ada lagi masalah di kegayutan antar elemennya.
Menurut saya sudah cukup bagus.
Jurnal 2
Jurnal kedua ini masih ada masalah di aspek kegayutannya, karena jurnal ini tidak
memberikan kesimpulan akhir dari penelitian yang dia laksanakan. Originalitas temuan
Jurnal 1
Dalam jurnal ini sudah dibuktikannya kalau jurnal ini memang original. Karena jurnal
ini sudah memberikan data-datahasil penelitian yang sudah dilaksanakan. Sehingga menurut
saya jurnal ini memang original dan ditandainya dengan ISSN.
Jurnal 2
Menurut saya jurnal ini juga sudah original. Sama seperti jurnak yang pertama, jurnal ini
juga sudah memberikan data-data penelitiannya yang membuktikan jurnal ini memang
original.
B. Kemutakhiran masalah
Jurnal 1
Ada baiknya jika referensi yang digunakan 3-5 tahun supaya masalah yang diungkap
dalam jurnal ini lebih mutakhir lagi.
Jurnal 2
Sama seperti jurnal yang pertama, baiknya referensi yang digunakan sebagai bahan
pendukung penelitian adalah jurnal 3-5 tahun supaya masalah yang diungkap dalam jurnal ini
lebih mutakhir lagi.
IMPLIKASI TERHADAP
A. TEORI
Kedua jurnal ini sudah memaparkan materi yang cukup jelas. Kita sudah bisa
menjadikan kedua jurnal ini menjadi bahan pembelajaran kita untuk mata kuliah
mikrobiologi ini.
Untuk program pembangunan di Indonesia jurnal ini bisa dijadikan sebagai referensi
dalam penelitian. Terkhusus untuk peneliti muda dalam bidang mikrobiologi, bisa
menjadikan ini menjai referensi dasar dalam penelitian tentang bakteri pseudomonas.
Jurnal ini sudah cukup baik memaparkan bagaimana cara mengidentifikasi bakteri
Pseudomonas. Dengan itu sebgaiamahasiswa kita juga bisa menjadikan ini sebagai acuan
belajara tentang bakteriBacillus subtilisdi mata kuliah mukrobiologi ini.
BAB VI
KESIMPULAN
Saran saya untuk jurnal kedua supaya dicantumkan juga kesimpula dari hasil penelitian yang
didapatkan, supaya pembaca juga bisa menarik kesimpulan yang sebenarnya dari jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA