You are on page 1of 17

KEBIJAKAN PERDAGANGAN

“HAMBATAN TARIF”

DITUJUKAN UNTUK MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

1. Asti Rizkiani 030216685 Manajemen


2. Nur Asiyah Jamil 030216792 Manajemen
3. Siti Hatijah 030216790 Manajemen

4. Dida Puspita 030116775 Akuntansi

5. Mia Amalia 030116772 Akuntansi

6. Prilly Nafa S 030116761 Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


DR. KHEZ. MUTTAQIEN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Kebijakan Perdagangan “Hubungan Tarif” mata kuliah Ekonomi
Internasional ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat secara maksimal bagi
kegiatan pembelajaran mata kuliah kuliah Ekonomi Internasional di kampus STIE
DR.KHEZ.Muttaqien.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang
lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Purwakarta, Februari 2018

Penyusun

i | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Perdagangan ........................................................ 3


B. Kebijakan Perdagangan Internasional .................................................... 3
C. Macam-Macam Penentuan Tarif ............................................................ 7
D. Sistem Tarif ............................................................................................ 8
E. Efek Tarif ................................................................................................ 9
F. Effective Rate Of Protection .................................................................. 9
G. Tariff Welfare Effect: Model Negara Kecil ........................................... 9
H. Argumen Retriksi Perdagangan ........................................................... 10
I. Hambatan-Hambatan Tarif ................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk melindungi produksi dalam negerinya dari ancaman produk sejenis


yang diproduksi di luar negeri, maka pemerintah suatu negara biasanya akan
menerapkan atau mangeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di
bidang impor . kebijakan ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti akan
mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk mendorong /
melindungi pertumbuhan industri dalam negeri (domestik) dan penghematan
devisa negara.

Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan


menjadi dua macam, yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) dan kebijakan
hambatan non-tarif (non-tariff barrier).

1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier)


Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap
barang – barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya
barang – barang sejenis yang diimpor dari luar negeri, dengan cara
menarik / mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang impor
yang masuk untuk dipakai /dikomsumsi habis di dalam negeri.
2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional.

1 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu definisi dari kebijakan perdagangan dan tarif?

2. Apa aja kebijakan perdagangan Internasional?

3. Apa saja macam-macam penentuan tarif?

4. Apa saja sistem tarif?

5. Apa saja efek tarif?

6. Apa itu Effective rate of protection?

7. Apa itu Tariff welfare effect

8. Apa aja Argumen retriksi perdagangan?

9. Apa saja hambatan-hambatan tarif?

C. MANFAAT PENULISAN

1. Menambah wawasan terhadap materi Kebijakan Perdagangan “Hambatan


Tarif”

2. Menambah ilmu pengetahuan penulis, khususnya dalam sistem pembuatan


karya tulis

2 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan


negara/pemerintah, baik langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi
struktur, arah, komposisi, serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan
perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif, larangan impor,
kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya.

B. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Politik Proteksi
Politik Proteksi merupakan kebijakan pemerintah untuk melindungi
industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dari
persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan Kebijakan proteksi
adalah:
a. Mengoptimalkan produksi dalam negeri
b. Memelihara tradisi nasional
c. Memperluas lapangan kerja
d. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan dapat terganggu
jika bergantung pada negara lain.
e. Menghindari risiko yang mungkin terjadi jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi andalan

3 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


Politik Proteksi dalam kebijakan perdagangan internasional dapat
dilakukan melalui kebijakan sebagai berikut:

a. Tarif dan Bea Masuk


Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak
atas barang-barang impor atau barang-barang dagangan yang
melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-
barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan
meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap
produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk
domestik. Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang
paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber
penerimaan pemerintah.
Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat
dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga
barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih
bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi
dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor
barang menjadi turun.
b. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu
mengurangi sebagian biaya produksi per unit barang produksi
dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa memasarkan
barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang
impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-
mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.

4 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


Kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan
biaya produksi barang yang menjadi komoditas ekspor, sehingga
diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing
di pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk
mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat memasarkan
produknya dengan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat
diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap
sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah
perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin mendorong
ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
c. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri
dengan harga yang lebih murah dari dalam negeri atau bahkan di
bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan
volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor,
terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara
pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties
hal tersebut dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di
negara pengimpor.
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara,
harga produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah
berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Biasanya
kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan
persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati
maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian
sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan
politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap

5 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat
merugikan negara lain.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1) Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen
dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
2) Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dibanding
luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri
lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
d. Kuota atau Pembatasan
Impor Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk
membatasi barang- barang yang masuk dari luar negeri.
Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan
terjadi : Jumlah barang di pasar turun, Harga barang naik, Produksi
dalam negeri meningkat, dan Impor barang turun. Secara grafik
kebijakan kuota / pembatasan impor akan tampak seperti gambar
dibawah ini.
e. Pelarangan Impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang
masuknya produk - produk asing ke dalam pasar domestik.
Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi. Untuk alasan ekonomi pelarangan impor biasanya
bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.

2. Politik Autarki
Politik autarki merupakan kebijakan perdagangan internasional dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik
pengaruh ekonomi, militer mapun politik. sehingga kebijakan ini
berlawanan dengan prinsip perdagangan internasional yang mendorong
adanya perdagangan bebas. Contohnya adalah seorang importir harus

6 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


membeli uang dollar terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembayaran,
kemudian membayarkannya kepada eksportir di Amerika.
3. Politik Dagang Bebas
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antar negara. Alasan diberlakukannya kebijkan
perdagangan bebas ini adalah bahwa perdagangan bebas dapat mendorong
setiap Negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang,
sehingga barang suatu negara memiliki keunggulan komparatif
dibandingkan Negara lain.

C. MACAM-MACAM PENENTUAN TARIF

Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor macam-macam penggolongan


tarif menurut aspek komoditi antara lain:

1. Exports Duties (bea ekspor)


Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke
negara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area
suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah daerah di mana
barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas
custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara.
2. Transit Duties (bea transit)
Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui
wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai
tujuan akhirnya adalah negara lain.
3. Import Duties (bea impor)
Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam
custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai
tujuan akhir.

7 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


Macam-macam tarif menurut mekanismenya, yaitu:

1. Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam


presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
3. Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.

D. SISTEM TARIF

Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau
komoditi yang diperdagangkan secara internasional, para pelaku perdagangan
internasional (eksportir-importir) menggunakan pedoman berdasarkan sistem tarif
yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Single-column tariffs
Sistem di mana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu
macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang tingginya
ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan negara
lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara
lain disebutconventional tariffs.
2. Double-column tariffs
Sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apabila
kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs
Biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah. Sebenarnya sistem ini
hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni dengan menambah
satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau
afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.

8 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


E. EFEK TARIF

Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap


perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
efek tarif tersebut adalah :

1. Efek terhadap harga (price effect)


2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

F. EFFECTIVE RATE OF PROTECTION

Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila


tarif hanya dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik.
Hubungan antara tarif terhadap barang jadi dan tarif terhadap bahan mentah dapat
dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh
produsen yang memproses barang jadi tersebut. apabila barang jadi dan juga
bahan mentah impor itu dikenakan tarif, maka effective rate of protection bagi
produsen barang tersebut makin tinggi apabila makin rendah tarif terhadap bahan
mentah.

G. TARIFF WELFARE EFFECT: MODEL NEGARA KECIL

Kasus Tarif pada Negara Kecil : Untuk melihat efek tarif digunakan surplus
konsumen dan produsen.

1. Surplus konsumen = manfaat/keuntungan konsumen bila harga pasar lebih


kecil daripada kesediaannya membayar.
2. Surplus produsen = analog dengan surplus konsumen.
3. Efek Redistribusi atau Efek Transfer = efek tarif yang menyebabkan
terjadinya transfer kesejahteraan dari konsumen dalam negeri ke produsen
dalam negeri.

9 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


4. Efek Penerimaan = efek tarif yang menyebabkan penerimaan negara
meningkat.
5. Efek Protektif = efek tarif yang menyebabkan kerugian
produksi/kehilangan total ekonomi karena sumber daya tidak lagi
digunakan secara efisien.
6. Efek Konsumsi = efek tarif yang menyebabkan kerugian
konsumsi/kehilangan total ekonomi karena sumber daya tidak lagi
dikonsumsi secara efisien.

Kesimpulan: tarif menyebabkan kerugian dan menurunnya kesejahteraan


masyarakat, yaitu kerugian pada konsumen dan produsen.

H. ARGUMEN RESTRIKSI PERDAGANGAN

1. Pertahanan Nasional
Industri-industri tertentu memerlukan proteksi atas impor karena vital bagi
pertahanan nasional, dan harus tetap diberlakukan meski ada kerugian
komparatif berkenaan dengan para pesaing luar negeri.
2. Melindungi industry yang baru tumbuh (infant industry)
Para pendukung proteksi ini menyatakan bahwa meski dalam jangka
panjang industry ini memiliki keunggulan komparatif, namun perusahaan
memerlukan proteksi sampai tenaga kerja terlatih, teknik produksi
dikuasai dan mereka mencapai skala ekonomi. Proteksi dimaksudkan
sementara, namun faktanya jarang perusahaan yang mengakui telah
dewasa dan tidak lagi memerlukan bantuan. Adanya perlindungan dari
persaingan asing dengan bea cukai masuk tinggi, perusahaan dalm negeri
ini memeiliki sedikit alas an meningkatkan efisiensi atas kualitas produk.
3. Melindungi tenaga kerja domestic dari tenaga asing yang murah
Para proteksionis yang menggunakan alasan ini akan membandingkan
tingkat upah per jam tenaga asing yang lebih murah dengan yang mereka
bayar di dalam negeri dan menyimpulakan para eksportir Negara-negara

10 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


ini akan dapat memasok barang-barang murah dan mengakibatkan pekerja
domestik kehilangan pekerjaannya. Kekeliruan pertama tentang
argumentasi ini ialah biaya upah tidak seluruhnya berupa biaya produksi
maupun biaya tenaga kerja. Selanjutnya produktivitas per pekerja
seringkali lebih tinggi karena lebih banyak modal per pekerja, manajemen
yang superior, dan teknologi maju, sehingga biaya kerja lebih rendah
meski upah tinggi.
4. Tindakan Balasan
Perwakilan-perwakilan industry yang ekspornya telah mendapat hambatan
hambatan impor yang dikenakan pada mereka oelh sebauh Negara lain,
meminta pemerintah mereka membalas dengan hambatan-hambatan yang
sama

I. HAMBATAN-HAMBATAN TARIF

1. Tarif/bea impor: Pajak atas barang impor dengan tujuan menaikkan harga
untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal
2. Bea ad Valorem: Pajak impor dikenakan sebagai sebuah presentase dari
nilai faktur barang-barang yang diimpor
3. Bea Spesifik: Jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang
diimpor
4. Bea Kombinasi: Kombinasi pajak spesifik dan ad valorem
5. Harga Resmi: Harga –harga temasuk dalam tariff bea cukai
6. Pajak Variabel: Pajak impor yang ditetapkan dengan perbedaaan antara
harga pasar dunia dan harga yang didukung pemerintah lokal
7. Bea Lebih Rendah untuk masukan local lebih banyak

11 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk


kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah
kebijakan yang mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang
berjalan (current account) daripada neraca pembayaran internasional, khususnya
tentang ekspor dan impor barang. Dalam Kebijakan ini tentu saja terdapat dampak
yang positif dan negatif bagi kita.

Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat


dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff barrier)
dan kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier). Tarif adalah hambatan
perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor atau barang-
barang dagangan yang melintasi daerah pabean (custom area).

Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor macam-macam penentuan tarif


dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Exports Duties (bea ekspor)


2. Transit Duties (bea transit)
3. Import Duties (bea impor)

Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap


perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
efek tarif tersebut adalah :

1. Efek terhadap harga (price effect)


2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

12 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap makalah ini dapat diberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya dan dapat mempermudah kami untuk mempelajari mata kuliah
Ekonomi Internasional Internasional.

13 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN


DAFTAR PUSTAKA

http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/kebijakan-perdagangan-internasional.html

http://umihanasumi.blogspot.com/2011/03/kebijakan-perdagangan-
internasional.html

https://sites.google.com/site/iwansubhanhotmail/makalah

http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/06/05/kebijakan-perdagangan-
internasional/

http://pebriandini.wordpress.com/2012/04/17/perdagangan-bebas/

14 | STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN

You might also like