You are on page 1of 28

LAPORAN KEPANITERAAN STASE KOMPREHENSIF

TUGAS LONG CASE


“TINEA PEDIS BILATERAL”

Oleh:
Faqih Alam Ruqmana
G4A017017

Pembimbing:
Dr. dr. Nendyah Roestijawati, M. KK
dr. Harry Widyatomo

KEPANITERAAN STASE KOMPREHENSIF


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kepaniteraan Stase Komprehensif


Tugas Long Case
“Tinea Pedis Bilateral”

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:
Faqih Alam Ruqmana
G4A017017

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan:


Hari :
Tanggal : April 2019

Preseptor Lapangan Preseptor Fakultas

dr. Harry Widyatomo Dr. dr. Nendyah Roestijawati, M. KK


NIP. 19821220 201001 1 016 NIP. 19701110 200801 006

2
I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Ny. S


Alamat lengkap : Desa Gebangsari RT 1/RW 4
Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. W Kepala L 65 - Buruh tani
keluarga
(Suami)
2. Ny. S Istri P 50 - Pemulung sampah

Sumber : Data Primer, Maret 2018

Kesimpulan dari karakteristik demografi diatas adalah bentuk keluarga Ny. S


adalah nuclear family dengan Tn. W (65 tahun) sebagai kepala keluarga yang
bekerja sebagai buruh tani dan Ny. S (50 tahun) adalah istri dari Tn. W. Pada
keluarga ini terdapat suami dan istri serta satu anak tetapi sudah beda rumah.

II. STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang perempuan
berusia 50 tahun dengan cara home visit dengan keluhan pasien adalah gatal
di kedua kaki terutama di sela-sela jari

B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam

3
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pemulung sampah
Pendidikan :-
Penghasilan/bulan : sekitar Rp. 300.000,00
Alamat : Desa Gebangsari RT 01/ RW 01
Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas
Pengantar (Pasien) :-
Tanggal Periksa : Rabu, 27 Maret 2019

C. ANAMNESIS (diambil melalui autoanamnesis)


1. Keluhan Utama
Gatal di kedua kaki terutama di sela-sela jari
2. Keluhan Tambahan
Perih
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien kami datangi ke rumah pada hari Rabu, 27 Maret 2019 dengan
keluhan gatal pada kedua kaki sudah lama sejak sekitar tahun yang lalu.
Selain gatal pasien juga merasakan perih. Gatal dirasakan terutama saat
kaki pasien basah atau berkeringat dan berkurang saat pasen tidur. Pasien
belum pernah mengobati keluhannya. Sebelumnya pasien belum pernah
konsumsi obat dan berobat ke fasilitas kesehatan manapun.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat operasi : disangkal
- Riwayat kecelakaan : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi makanan/obat : disangkal

4
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
- Community : Pasien dalam kesehariannya tinggal dalam
lingkungan nuclear family yang di dalamnya
terdapat seorang suami dan istri
- Home : Ny. S tinggal di Desa Gebangsari RT 01 RW 04,
Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Rumah
Ny. S berukurang 7m x 7m. Lantai rumah pasien
terbuat dari plesteran semen yang setiap pagi tidak
setiap dibersihkan dengan sapu, dinding terbuat dari
kayu, dan atap rumah yang terbuat dari seng. Rumah
terdiri dari ruang tamu, dua kamar, dapur dan kamar
mandi. Terdapat pula jendela di setiap tempat di
rumah, namun hanya jendela yang berada di depan
rumah yang sering dibuka. Jendela tersebut juga
disertai dengan ventilasi udara seperti lubang angin,
sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah
minimal. Tingkat kelembaban rumah cukup tidak
terlalu lembab. Terdapat kandang ayam tepat di
depan rumah namun tidak berhimpitan. Keluarga
Ny. S terbiasa memasak dengan tungku kayu bakar
dan memperoleh sumber air bersih dari sumur
konvensional. Rumah pasien berada di pemukiman
warga yang berjarak sekitar 7-10 meter antar rumah.
- Hobby : Setiap hari nya pasien melakukan perkerjaan
rumah tangga

5
- Occupational : Pasien adalah seorang pemulung sampah. Pasien
biasanya pergi memulung sampah di daerah
Tambak pada pagi hari sekitar pukul 07.00-13.00 3
kali dalam seminggu.
- Diet : Pasien makan tiga kali sehari dengan nasi sebanyak
satu centong, sayur, dan lauk pauk
- Drug : Pasien tidak mengonsumsi obat rutin apapun.
7. Riwayat Psikologi :
Pasien hanya tinggal berdua bersama suami. Dalam kehidupan
sehari-hari, pasien selalu menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari
ditemukan. Pasien juga menceritakan kekhawatiran akhir-akhir ini terkait
dengan penyakitnya kepada suaminya dan suaminya menyarankan untuk
berobat.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas bawah. Pasien bekerja
sebagai pemulung. Dari pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan
penghasilan sekitar Rp 300.000,00 per bulan dan ditambah dengan
penghasilan suaminya sekitar Rp. 300.000,00 per bulan cukup digunakan
untuk kebutuhan pasien dan keluarganya.
9. Riwayat Demografi dan Sosial
Hubungan antara pasien dengan keluarganya cukup baik, terbukti
dari cerita pasien bahwa suami nya selalu menemani pasien saat bekerja di
malam hari. Riwayat Sosial, pasien mengenal baik tetangga sekitar, namun
jarang sekali kumpul ramai dengan tetangga seperti arisan dengan tetangga
karena pasien tidak cukup uang untuk mengikuti arisan tersebut.
10. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : gatal pada kedua kaki terutama di sela-sela
jari
b. Kulit : gatak dan perih pada kaki kanan dan kiri
terutama sela jari
c. Kepala : tidak ada keluhan
d. Mata : tidak ada keluhan

6
e. Hidung : tidak ada keluhan
f. Telinga : tidak ada keluhan
g. Mulut : tidak ada keluhan
h. Tenggorokan : tidak ada keluhan
i. Pernafasan : tidak ada keluhan
j. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
k. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
l. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
n. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
o. Ekstremitas Atas : tidak ada keluhan
Bawah : gatak dan perih pada kaki kanan dan kiri
terutama sela jari
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KU/ KES
Sedang, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital
a. TD : 130/70 mmHg
b. Nadi : 76x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
c. Pernafasan : 18x/menit, torakoabdominal, reguler
d. Suhu : 36,5 oC
3. Status gizi
a. BB : 43 kg
b. TB : 142 cm
c. IMT : 21,1
d. Kesan status gizi : gizi cukup
4. Kulit
Turgor kulit kembali dalam satu detik.
5. Kepala
Kepala dalam batas normal.
6. Mata
Konjungtiva , sklera , kornea, pupil, iris, lensa dalam batas normal.

7
Air mata normal, mata cekung (-)
7. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
massa (-)
8. Mulut
Mukosa bukal basah (+).
9. Telinga
Telinga luar, tengah, dalam dalam batas normal
10. Tenggorokan
Tonsil dan faring dalam batas normal. Hiperemis (-).
11. Leher
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar
limfe (-), distensi vena jugularis (-).
12. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
b. Pulmo :
1) Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBH (-/-), wheezing (-/-)
2) Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan = kiri

8
Pal : fremitus raba kanan = kiri
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBH (-/-), wheezing (-/-)
13. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada
A : bising usus (+) normal
Per : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Pal : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Pal : nyeri tekan (-)
15. Ektremitas: palmar eritema(-/-) capilarry refill 1 detik.
akral dingin - - oedem - -
- - - -
Articulatio genue dextra et sinistra :
I : oedem (-), eritema (-),hambatan dalam berjalan (-).
P : nyeri (-), hangat (-), krepitasi (-).
Terdapat lesi macula eritem dengan tepi meninggi di regio interdigitalis
pedis dextra et sinistra
16. Sistem genitalia: dalam batas normal
17. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik :
K 5 5 T N N RF ++ RP - -
5 5 N N ++ - -

18. Pemeriksaan Psikiatrik


Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

9
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Insight : baik
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.
F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosis tinea pedis dan mengetahui kondisi pasien
secara lengkap, pasien dianjurkan untuk melakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium yaitu:
1. Kerokan kulit KOH
2. Prick test
3. Patch test
G. RESUME
Pasien kami datangi ke rumah pada hari Rabu, 27 Maret 2019 dengan
keluhan gatal pada kedua kaki sudah lama sejak sekitar 2 tahun yang lalu.
Selain gatal pasien juga merasakan perih. Gatal dirasakan terutama saat kaki
pasien basah atau berkeringat dan berkurang saat pasen tidur. Pasien belum
pernah mengobati keluhannya. Sebelumnya pasien belum pernah konsumsi
obat dan berobat ke faskes manapun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80mmHg, nadi
76x/menit, laju pernafasan 18x/menit, suhu 36.70C. Pada pemeriksaan leher
didapatkan trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), distensi vena jugularis (-), pada pemeriksaan toraks
didapatkan simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-). Pada
pemeriksaan cor, iktus kordis tak tampak dan tidak kuat angkat serta kesan
jantung tidak melebar dengan S1>S2, murmur (-), gallop (-), sedangkan
pemeriksaan lain dalam batas normal.
H. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Keluhan utama : Gatal pada kaki terutama di sela-sela jari
2. Keluhan tambahan : Perih
3. Aspek Personal
Idea : Pasien ingin mengetahui penyakit yang di derita

10
Concern : Pasien merasa tidak nyaman dengan nyeri keluhan yang
dirasakan
Expectacy : Pasien mempunyai harapan agar penyakit dapat segera
sembuh
Anxiety : Pasien khawatir apakah gatal dapat lebih parah
4. Aspek Klinis
Diagnosis : Tinea pedis bilateral
Diagnosa banding : Dermatitis kontak alergi
Penyakit penyerta : Tinea unguium
5. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
a. Higienitas yang buruk
b. Pasien tidak berusaha mengobati
penyakitnya
c. Ekonoi kelas bawah
6. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu
a. Pengetahuan pasien yang kurang mengenai penyakitnya
7. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 4, karena pasien mulai
terganggu dalam melakukan aktivitas seperti bekerja namun tetap bekerja
I. PENATALAKSANAAN
1. Personal Care
a. Aspek kuratif
1) Initial Plan :
a) Pemeriksaan kerokan kulit KOH
b) Prick test
c) Patch test
2) KIE (pembinaan, informasi dan edukasi)
Pasien dan keluarganya perlu diedukasi mengenai:
a) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan,
dan deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
b) Menjaga higienitas tubuh dengan mandi 2 kali sehari dengan
sabun

11
c) Menjaga higienitas kaki dengan memakai alas kaki saat di
dalam rumah dan memakai sepatu boot saat bekerja memungut
sampah
d) Menjaga agar kaki tidak lembab
e) Senantiasa mencuci alas kaki setelah memakai
f) Edukasi agar tidak menggaruk lesi
3) Medikamentosa
a) Itraconazole 100 mg 2x1 selama 2 mingu
b) Klotrimazole 1% selama 2-4 minggu
c) CTM 4 mg 3x1
4) Non Medika mentosa
a) Memakai alas kaki tertutup
5) Monitoring dan evaluasi
Monitoring terhadap kemajuan terapi serta evaluasi mengenai
keluhan gatal pada kaki dan kemungkinan komplikasi
d) Aspek Preventif
1) Menjelaskan mengenai faktor risiko yang berperan dalam penyakit
tinea pedis
2) Memberikan anjuran pentingnya menjaga higiene
e) Aspek Promotif
1) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, dan
deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
2) Memberi informasi mengenai kasus tinea pedis
f) Aspek Rehabilitatif
Monitoring terhadap keluhan pasien dan komplikasi pada pasien tinea
pedis.
2. Family Care
a. Memotivasi keluarga untuk menerapkan gaya hidup sehat
b. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif, sehingga mendukung
kontrol dan pengobatan pasien.
c. Dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian dan penyembuhan
penyakit pasien

12
d. Memberikan anjuran kepada anggota keluarga lainnya yang berisiko
tinggi untuk menjaga hygiene dan meningkatkan kesadaran unuk
mendatangi fasilitas kesehatan.
3. Community Care
a. Memberikan anjuran kepada masyarakat di sekitar pasien yang
berisiko tinggi untuk menjaga hygiene.
b. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
c. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis
terhadap pasien mengenai penyakitnya.
J. FLOW SHEET
No Tanggal Problem Tanda vital Plan Target
1. 27-3-2019 Gatal pada TD : 130/80 - Menyembuhkan
kedua kaki mmHg dan mencegah
terutama N : 76 x/menit kekambuhan
di sela- RR: 18 x/ menit
sela jari S : 36,7o C

13
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga Ny. S adalah nuclear family dengan Tn. T (65
tahun) sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh tani tinggal
bersama dengan istri pasien yaitu Ny. D (50 tahun) dalam satu rumah.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bertujuh dengan suami. Dalam kehidupan sehari-hari,
pasien selalu menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari ditemukan.
Pasien juga menceritakan menceritakan keluhannya akhir-akhir ini ke
suaminya bahwa kedua kakinya gatal dan perih lalu suami menyarankan
untuk berobat namun pasien enggan berobat.
3. Fungsi Sosial
Selama sakit, pasien masih bisa melakukan aktivitas ringan sehari-
hari seperti makan dan mandi. Pasien bekerja sebagai pemulung sampah.
Hubungan pasien dan tetangga sekitarnya cukup baik. Pasien jarang
mengikuti acara yang diadakan di dekat rumahnya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas bawah. Pasien bekerja
sebagai pemulung sampah. Dari pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan
penghasilan sekitar Rp 300.000,00 dan cukup digunakan untuk kebutuhan
pasien dan keluarganya. Sementara itu, suami pasien bekerja sebagai
pekerja buruh tani dengan penghasilan kurang lebih Rp. 300.000,00. Biaya
pengobatan di sarana pelayanan kesehatan tidak menggunakan asuransi
apapun.
Dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga Ny. S adalah nuclear
family dengan hubungan keluarga yang cukup harmonis, dan merupakan
keluarga dengan perekonomian kelas bawah.
B. Fungsi Fisiologis (A.P.G.A.R Score)

14
1. ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini pasien mendapatkan timbal
balik dan dukungan berupa saran dan kritik yang membangun dari
keluarganya serta selalu berpikir positif. Ketika pasien memiliki suatu
kekhawatiran, pasien juga menceritakan hal tersebut ke keluarga pasien
terutama suaminya.
2. PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota
keluarga berjalan dengan baik.
3. GROWTH
Seluruh anggota keluarga selalu mendukung pola makan dan
pengobatan yang dianjurkan untuk kesehatan Ny. S.
4. AFFECTION
Hubungan antara pasien dengan keluarganya terutama suami dan
anak-anaknya cukup harmonis dan penuh kasih sayang.
5. RESOLVE
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari suami
ataupun anak-anaknya serta anggota keluarga yang lain.

Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R Score


dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R Score dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan
kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara
keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 4-6 = sedang, 7-10 = baik. Penilaian
A.P.G.A.R.

Tabel 3.1 Nilai APGAR dari Keluarga Ny. S


A.P.G.A.R Ny. D Tn. T
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya 2 2
bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 2
membagi masalah dengan saya

15
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 1
waktu bersama-sama
TOTAL 9 9
Rerata nilai skor APGAR keluarga Ny. S adalah (9+8)/2 = 9. Secara
keseluruhan total poin dari skor APGAR keluarga pasien adalah 18, sehingga
rata-rata skor APGAR dari keluarga pasien adalah 9. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien berada dalam keadaan
baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga Ny. S dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 3.2 Nilai SCREEM keluarga pasien
Sumber Patologi Ket
Social Interaksi yang baik antara anggota keluarga serta masyarakat
-
sekitar.
Cultural Dalam sehari-hari keluarga ini menggunakan adat ketimuran, hal
ini terlihat pada pergaulan mereka sehari – hari yang +
menggunakan bahasa Jawa.
Religion Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat
dilihat dari pasien dan keluarga rutin menjalankan sholat lima -
waktu.
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong kelas menengah kebawah, untuk +
kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi. Sehari-hari pasien bekerja
untuk tambahan upah.
Education Pendidikan anggota keluarga rendah. Latar belakang pendidikan +
pasien adalah SD dan istri pasien adalah SD.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan pasien dan keluarga -
menggunakan pelayanan praktek dokter pribadi puskesmas dengan
jenis pembiayaannya menggunakan asuransi kesehatan

Keterangan :
1. Economic (+) artinya keluarga Ny. S masih tergolong dengan ekonomi
menengah kebawah, ini dilihat dari pendapatan antara pasien dan suami,
serta kebutuhan keluarga yang cukup banyak.
2. Education (+) artinya keluarga Ny. S memiliki tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang kurang terkait penyakit yang diderita.

16
Kesimpulan :
Dalam keluarga Ny. S fungsi patologis yang positif adalah fungsi ekonomi
dan edukasi.
D. Family Genogram

65 50
th th
Tn. W
Ny. S

35
th

Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. S

Keterangan:

: Pasien

: Meninggal dunia
: Laki-laki

: Tinggal satu rumah


: Perempuan

E. Pola Interaksi Keluarga

Ny. S Tn. W

Gambar 3.2 Pola Interaksi Keluarga Ny. S


Keterangan : hubungan baik
Sumber : Data Primer

Kesimpulan :

17
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga Ny. S dinilai harmonis
dan saling mendukung.

18
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga


1. Faktor Perilaku
Perilaku pada anggota keluarga secara umum baik, pasien
mempuanyai komunikasi dan perilaku baik terhadap suami. Mengenai
medis, pasien kurang memiliki kesadaran untuk berobat ke pelayanan
kesehatan.
2. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga kelas
bawah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan dari pihak suami, dan
istri (pasien). Kebutuhan sehari-hari pasien dan suami menghabiskan
sekitar Rp. 550.000,00. Rumah yang dihuni keluarga ini memiliki luas 7m
x 7m. Terdapat jendela yang jarang dibuka pada kamar, lantai semen serta
rumah bersebelahan dengan kandang kambing. Bila dipandang dari segi
sosial, pasien termasuk aktif berinteraksi dengan warga sosial.
Pasien termasuk keluarga dengan latar belakang pendidikan yang
kurang karena pasien dan istri pasien tidak pernah sekolah. Hal tersebut
mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman pasien mengenai kesehatan.

19
Pengetahuan :
Kurangnya
pengetahuan pada
pasien mengenai
gaya hidup sehat

Keluarga Ny. S

Tindakan:
Higienital yang buruk

Gambar 4.1 Faktor Perilaku dan Nonperilaku Keluarga


Keterangan :
= Faktor Perilaku
= Faktor Non-Perilaku

20
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Ny. S tinggal di Desa Gebangsari RT 01 RW 04, Kecamatan Tambak,
Kabupaten Banyumas. Rumah Ny. S berukurang 7m x 7m. Lantai rumah
pasien terbuat dari plesteran semen yang setiap pagi tidak setiap
dibersihkan dengan sapu, dinding terbuat dari kayu, dan atap rumah yang
terbuat dari seng. Rumah terdiri dari ruang tamu, dua kamar, dapur dan
kamar mandi. Terdapat pula jendela di setiap tempat di rumah, namun
hanya jendela yang berada di depan rumah yang sering dibuka. Jendela
tersebut juga disertai dengan ventilasi udara seperti lubang angin,
sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah minimal. Tingkat
kelembaban rumah cukup tidak terlalu lembab. Terdapat kandang ayam
tepat di depan rumah namun tidak berhimpitan. Keluarga Ny. S terbiasa
memasak dengan tungku kayu bakar dan memperoleh sumber air bersih
dari sumur konvensional. Rumah pasien berada di pemukiman warga
yang berjarak sekitar 7-10 meter antar rumah..
Kesan: kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat.

21
2. Denah Rumah

Gambar 4.2 Denah Rumah Ny. S

22
Ny. S 50 tahun
Tinea pedis bilateral & tinea
unguium

V. DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

A. Masalah medis
B. Diagnosis :
1. Tinea pedis bilateral & tinea unguium bilateral

C. Masalah nonmedis :
1. Pasien belum mengetahui faktor resiko, pencegahan, dan pengobatan.
Terbukti dengan pengabaian keluhan oleh pasien.
2. Pasien memiliki higienitas yang buruk

D. Diagram Permasalahan Pasien

Pasien jarang
Kurangnya pengetahuan baik mempunyai
pasien maupun keluarga mengenai higienitas yang
faktor risiko, pencegahan, dan
buruk
pengobatan tinea pedis dan tinea
unguium

Gambar 5.1 Hubungan Penyakit dengan Faktor Risiko

E. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks:
Tabel 8. Matrikulasi Masalah

23
I T R Jumlah
No. Daftar Masalah IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1 Perilaku higiene yang buruk 5 5 4 5 5 3 5 96
Pengetahuan penyakit yang
2 5 5 5 5 5 5 5 125
rendah

Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (ketersediaan sarana)

Kriteria penilaian:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting

F. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah
keluarga Ny. S adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penyakit yang rendah
2. Perilaku higiene yang buruk
Prioritas masalah yang diambil adalah pengetahuan penyakit yang masih
rendah.

F. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah


sebagai berikut:
1. Pembinaan keluarga meliputi pengertian, penyebab,
tanda gejala, cara penularan, terapi dan komplikasi yang dapat timbul pada
tinea pedis dan tinea ungium

24
2. Pembagian leaflet mengenai pencegahan tinea pedis
dan tinea unguium

G. PENENTUAN ALTERNATIF TERPILIH

Penentuan alternatif terpilih berdasarkan Metode Rinke yang


menggunakan dua kriteria yaitu efektifitas dan efiseiensi jalan keluar. Kriteria
efektifitas terdiri dari pertimbangan mengenai besarnya masalah yang dapat
diatasi, kelanggengan selesainya masalah, dan kecepatan penyelesaian masalah.
Efisiensi dikaitkan dengan jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah. Skoring efisiensi jalan keluar adalah dari sangat murah (1), hingga
sangat mahal (5).

Tabel 5.2 Kriteria dan Skoring Efektivitas dan Efisiensi Jalan Keluar

C
M I V (jumlah biaya
(besarnya (kelanggengan (kecepatan yang diperlukan
Skor
masalah yang selesainya penyelesaian untuk
dapat diatasi) masalah) masalah) menyelesaikan
masalah)
1 Sangat kecil Sangat tidak Sangat lambat Sangat murah
langgeng
2 Kecil Tidak langgeng Lambat Murah
3 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat Cukup murah
4 Besar Langgeng Cepat Mahal
5 Sangat besar Sangat langgeng Sangat cepat Sangat mahal

Prioritas alternatif terpilih dengan menggunakan metode Rinke adalah


sebagai berikut:

25
Tabel 5.3 Alternatif Terpilih

Efektivitas Efisiensi Urutan


Daftar Alternatif Jalan MxIxV
No Prioritas
Keluar M I V C C
Masalah
1 Pembinaan keluarga 3 3 3 2 4.5 1
meliputi pengertian,
penyebab, tanda gejala,
cara penularan, terapi dan
komplikasi yang dapat
timbul pada tinea pedis
dan tinea ungium.
2 Pemberian leaflet 5 3 4 3 4 2
mengenai pencegahan
tinea pedis dan tinea
unguium

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan alternatif terpilih menggunakan metode


Rinke, didapatkan alternatif terpilih pembinaan keluarga meliputi pengertian,
penyebab, tanda gejala, cara penularan, terapi dan komplikasi yang dapat timbul
pada tinea pedis dan tinea ungium mengenai tinea pedis dan tinea ungium pada
pasien dan anggota keluarga yang lain dengan skor 4.5.

26
VI. RENCANA PEMBINAAN KELUARGA

A. Rencana Pembinaan Keluarga


1. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan penyakit tinea pedis dan tinea unguium
terutama mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, cara penularan,
terapi dan komplikasi yang dapat timbul pada tinea pedis dan tinea
ungium.
Tujuan Khusus
Mengubah perilaku pasien dan keluarga dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan anggota keluarga
2. Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang sudah ditentukan
bersama dengan cara memberikan penyuluhan dan edukasi pada pasien
dan keluarga. Penyuluhan dan edukasi dilakukan dalam suasana santai
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima
3. Materi Pembinaan
Materi utama pada penyuluhan dan edukasi adalah pengertian, penyebab,
tanda gejala, cara penularan, terapi dan komplikasi yang dapat timbul pada
tinea pedis dan tinea unguium.
4. Sasaran Pembinaan
Sasaran dari pembinaan yang dilakukan adalah pasien dan suami pasien
yang berjumlah dua orang.
5. Evaluasi Pembinaan
Evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan
yang sama sebelum dan sesudah pembinaan mengenai materi yang telah
disampaikan kepada pasien dan keluarga. Jika salah satu dari anggota
keluarga ada yang bisa menjawab, maka dianggap mereka sudah
memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya dan dapat saling
mengingatkan antar anggota keluarga.

27
B. HASIL PEMBINAAN KELUARGA
Tabel 5.4. Hasil Pembinaan Keluarga
Anggota
Hari, Kegiatan yang
No. keluarga Hasil kegiatan
Tanggal dilakukan
yang terlibat
1. Rabu, a. Membina hubungan Pasien Pasien bersedia unuk
27 Maret saling percaya dengan dikunjungi lebih lanjut
2019 pasien, diantaranya untuk dipantau
perkenalan dan bercerita perkembangannya
mengenai kehidupan
sehari-hari
b. Mendiskusikan dengan
pasien untuk
kedatangan berikutnya
2 Senin, 1 a. Menggali Pasien dan Pasien dan keluarga
April pengetahuan dan keluarga memahami tentang
2019 pemahaman pasien penyakit tinea pedis dan
tentang penyakitnya tinea unguium serta
b. Memberikan menyadari higiene yang
penjelasan mengenai baik
pengertian, penyebab,
tanda gejala, cara
penularan, terapi dan
komplikasi yang dapat
timbul pada tinea pedis
dan tinea ungium

C. Hasil Evaluasi

28

You might also like