You are on page 1of 2

WASPADAI HEPATITIS C PENYEBAB PENYAKIT HEPATITIS KRONIK

Oleh: dr. Arina Ismah Afiati (dokter PARAHITA Cab. Yogyakarta)

Infeksi hepatitis C merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia dengan angka
insidensi 170 juta orang di seluruh dunia. Salah satu masalah utama yang ditimbulkan penyakit
ini karena hampir 85 % orang yang terinfeksi akan menjadi kronis, dan sepertiganya akan
berkembang menjadi sirosis atau kerusakan jaringan hati yang berat .

Apakah yang dimaksud dengan penyakit Hepatitis C ?

Merupakan peradangan pada jaringan liver / hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C.
Keadaan ini dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan hati yang luas yang disebut sirrosis
hepatis. Pada beberapa kasus sirosis akan berkembang menjadi kegagalan hati, termasuk kanker
hati.

Apakah penyebab infeksi Hepatitis C ?

Penyebabnya adalah virus hepatitis C, merupakan family Flaviviridae, termasuk golongan virus
RNA.

Bagaimana cara penularan penyakit ini ?

Penyebaran virus ini melalui darah, dapat melalui jalan tranfusi darah, penggunaan jarum suntik
yang tidak steril, misal pada pengguna narkoba suntik, transplantasi organ. Hepatitis C juga
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun kemungkinannya kecil, namun memiliki
pasangan seksual yang berganti-ganti dapat meningkatkan resiko infeksi. Berbeda dengan
hepatitis B, penularan melalui ibu hamil ke janin saat proses kelahiran ataupun melalui ASI juga
tidak biasa ditemukan. Hepatitis C juga dapat ditularkan melalui kecelakaan kerja, misalnya pada
petugas kesehatan yang terkena darah / cairan tubuh yang terkontaminasi virus. Lebih dari 50%
kasus hepatitis C ditransmisikan melalui penggunaan obat-obatan suntik / injeksi.

Bagaimana gejala penyakit ini ?

Pada awal infeksi, hanya sekitar 25 % pasien yang menunjukkan gejala hepatitis akut, seperti
misalnya lemah, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, dan demam tidak tinggi. Kadang muncul
gejala kuning pada kulit dan mata ( ikterik). Namun, 75% pasien tanpa gejala. Bahkan sampai
penyakit menjadi kronik, sering pasien tetap asimptomatik ( tanpa gejala ).

Siapa saja yang perlu melakukan pemeriksaan hepatitis C ?

 Skreening hepatitis C perlu dilakukan pada orang – orang yang beresiko tinggi, seperti
misalnya :
 Penerima donor transplantasi organ (misalnya kornea, kulit, ginjal, hati, dll).
 Pengguna narkoba suntik
 Mempunyai tattoo
 Berganti – ganti pasangan seksual, atau menderita penyakit menular seksual
 Mempunyai keluarga dekat ( suami atau istri ) yang menderita hepatitis C

Pemeriksaan diagnostik apa yang perlu dilakukan untuk mendeteksi hepatitis C ?

Diagnosis hepatitis C berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu Anti HCVdan IgM anti HCV
dengan metode enzyme immunoassay untuk mendeteksi antibodi terhadap hepatitis C. Sedangkan
untuk konfirmasi diagnosis dilakukan pemeriksaan HCV RNA PCR . Pemeriksaan HCV RNA
PCR terdiri dari pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif. PCR kualitatif dapat mengetahui
keberadaan virus hepatitis C dalam darah (viremia). Sedangkan PCR kuantitatif dapat
mengetahui jumlah virus dalam darah, sehingga dapat menentukan apakah perlu diberikan
pengobatan dengan antivirus atau tidak. Namun, jumlah virus dalam darah (viral load) tidak
berhubungan dengan beratnya penyakit.

Bagaimana cara pencegahan hepatitis C ?

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis C. Jadi cara mencegah yang paling
baik adalah dengan menghindari cara penularan.

Sumber :

Friedman,L.S., 2008, Liver, Biliary Tract, and Pancreas in


Tierney,L.M.,McPhee,S.J.,Papadakis,M.A., (eds), Current Medical Diagnosis and
Treatment,Lange, New York.

You might also like