You are on page 1of 12

Latar belakang

Diantara berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman nitrogen merupakan salah
satu diantara unsur hara makro tersebut yang sangat besar peranannya bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
pertumbuhan. Diantara tiga unsur yang biasa mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat, dan
nitrogen, rupanya nitrogen mempunyai efek paling menonjol.
Nitrogen ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer, namun tidak dapat
digunakan secara langsung oleh organisme karena memrlukan energi yang besar untuk memecah
ikatan rangkap tiga gas nitrogen. Di perairan, nitrogen ditemukan dalam dua bentuk yaitu,
nitrogen terlarut (Dissolved) dan tidak terlarut (Particulate) dan keduanya tidak dapat langsung
digunakan oleh organisme yang lebih tinggi, melainkan harus ditransformasikan terlebih dahulu
oleh bakteri dan jamur (Doeswono, 1983).

Nitrogen dapat ditemukan hampir disetiap badan air dalam berbagai macam bentuk
bergantung tingkat oksidasinya seperti NH3, N2, NO2 dan NO3. Nitrogen netral berada sebagai
gas N2 yang merupakan hasil suatu reaksi yang sulit untuk bereaksi lagi. N2 lenyap dari larutan
sebagai gelembung gas karena kadar kejenuhannya rendah (Wagiman, 2014). Proses konversi
nitrogen amonia menjadi nitrat melibatkan bakteri autotrof. Bakteri aututrof adalah bakteri yang
menggunakan sumber energi dari cahaya matahari (Photoautotrof) maupun hasil oksidasi bahan
anorganik (Chemoautotrof). Sumber karbon berasal dari fiksasi dioksida genus nitrosamonas dan
nitrobakter adalah jenis yang paling memgang peranan penting dalam proses nitrifikasi
(Hammer, 2004).

Pengaruh jangka panjang pemupukan nitrogen dalam biosfer tidak diketahui, tetapi
pemupukan ini merupakan bahaya yang terpendam bagi pencemaran nitrat terhadap air tanah dan
eutrofikasi danau. Penting untuk disadari bahwa penambahan lebih banyak nitrogen kedalam
tanah lebih penting sebagai pupuk tidak selalu berakibat lebih banyak pencucian nitrat sampai ke
permukaan tanah. Hal ini merupakan akibat dari kenyataan bahwa pertumbuhan tanaman yang
sangat meningkat memerlukan lebih banyak pengambilan nitrogen. Tetapi, kehilangan nitrogen
meningkatkan kemampuan tanah dalam imobilisasi terlampaui (Foth, 1994).
Tinjauan pustaka

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama
bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat
stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan
(Effendi, 2007).
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara
nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan
keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L.
kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan
nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki
kadar oksigen terlarut yang rendah (Simata, 2011).

Amonium dalam kadar yang tinggi dapat meracuni tanaman. Hal ini disebabkan oleh
adanya amoniak (NH3) yang terbentuk dari amonium. Bagi tanaman yang berwarna hijau
mengandung N protein terbanyak dan meliputi 70% - 80% dari total N tanaman. Nitrogen asam
nukleat terdapat sekitar 10% dan asam amino terlarut hanya sebanyak 5% dari total dalam
tanaman. Pada biji tanaman, protein umumnya dalam bentuk tersimpan (Rosmarkam & Yuwono,
2002).

Adapun nilai dan kriteria N di dalam tanah yang berdasarkan Standar Internasional (SI) dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel Nilai dan Kriteria N dalam Tanah yang Berdasarkan Standar Internasional (SI)

Nilai N-Total Kriteria N-Total


< 0,1 Sangat rendah
0,1 – 0,21 Rendah
0,22 – 0,51 Sedang
0,52 – 0,75 Tinggi
> 0,75 Sangat tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang
hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Pertambahan lain dari nitrogen tanah
adalah akibat loncatan suatu listrik di udara. Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk
nitrat. Jumlah ini sangat tergantung pada tempat dan iklim (Hakim, dkk., 1986).

Cara utama nitrogen masuk kedalam tanah adalah akibat kegiatan jasad renik, baik yang
hidup bebas maupun yang bersimbiosis dengan tanaman. Dalam hal yang terakhir nitrogen yang
diikat digunakan dalam sintesa amino dan protein oleh tanaman inang. Jika tanaman atau jasad
renik pengikat nitrogen bebas, maka bakteri pembusuk membebaskan asam amino dari protein,
bakteri amonifikasi membebaskan amonium dari grup amino, yang kemudian dilarutkan dalam
larutan tanah. Amonium diserap tanaman, atau diserap setelah dikonfersikan menjadi nitrat oleh
bakteri nitrifikasi (Hakim, dkk. 1986).

Pembahasan

Dari praktikum penetapan kandungan nitrogen di dalam tanah yang telah dilakukan
didapatkan data bahwa kandungan nitrogen pada tanah yang dianalisis adalah sebesar ….ppm.
Sehingga dapat dikatategorikan kandungan nitrogen yang terkandung di dalam tanah tersebut
termasuk kedalam kriteria rendah. Hal ini telah dilihat di dalam tabel kriteria penilaian kesuburan
tanah sesuai dengan standar sistem internasional. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan
organik yang terkandung di dalam tanah tersebut rendah.

Karena kandungan senyawa nitrogen di dalam tanah tersebut rendah maka pertumbuhan
dari tanaman yang tumbuh di tanah tersebut akan terganggu bahkan tanaman tersebut dapat mati
di tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemas (2005) yang menyatakan bahwa
kekurangan N menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun-daun kuning dan
gugur.

Berdasarkan pendapat Hendrawati (2007) yang menyatakan bahwa tanah memiliki


kandungan nitrat yang normal di mana masih dalam standar baku nitrat yaitu 30 mg/ L. bila
melebihi kadar atau standar baku nitrat tersebut maka nitrat berada pada kadar yang berlebihan
yang akan mengakibatkan penurunan kapasitas darah dalam mengikat oksigen.
Nitrat dapat berubah dan mengalami denitrifikasi bila kondisi tanah ataupun perairan
berada dalam keadaan anaerob dan akan menghasilkan senyawa nitrit yang akan membahayakan
organism karena bersifat toksik , bila oksigen tersebut tidak cukup maka oksigen tersebut diambil
dari senyawa nitrat yang pada akhirnya senyawa nitrat berubah menjadi senyawa nitrit
(Hutagalung dan Razak, 1997).

Daftar pustaka
 Doeswono. 1983. Ilmu – Ilmu Terjemahan. Jakarta : Bhtara Karya Aksara.
 Effendi, H. 2007. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
 Foth, H.D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
 Hakim, N., Y.M. Nyakpa, M.A. Lubis, G.S. Nogroho, Saul R.M., Diha A.M., Hong B.G.,
dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung
 Hammer, Mark J. 2004. Water and Wastewater Technology. Ohio : Upper Saddle River
New Jersey Colombus.
 Hendrawati, dkk. 2007. Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit)
pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur
 Hutagalung, Horas dan Abdul Rozak. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan
Biota. Buku Kedua. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.
 Rosmarkam, Afandie dan Nasih Widya Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta.
Hasil

Morfologi tanah … Dramaga

Macam tanah :

Fisiografi : Bergelombang

Topografi : Berlereng

Vegetasi : bukan asli

Vegetasi dominan : kelapa sawit (<10 tahun)

Drainase :

Permukaan : baik

Didalam : baik

Lokasi : kebun percobaan kelapa sawit cikabayan, desa babakan kec. Dramaga bogor
jawa barat.

Eksposisi : timur laut 5,5º ( ditengah lereng)

Table 1 deskripsi tanah

horison
uraian
Nomor simbol Kedalaman (cm )
I A 0 – 20 CM 4
Warna 5 YR
6

yellowish red
Tekstur tanah : klei
berdebu
Struktur : ukuran
tanah halus dengan
tingkat
perkembangan
sedang, berbentuk
subangular blocky
(gumpal membulat)
Konsistensi :
plastisitas tanah
termasuk plastis ,
konsistensi tanah
pada keaadan lembab
teguh (firm),
konsistensi tanah
pada keaadaan kering
lunak (soft),
kelekatan tanah lekat
(sticky)
Berperakaran
dominan halus dan
sedikit berjumlah
sedang
II AB 20 – 49 CM 4
Warna 5 YR 6

yellowish red
Tekstur tanah : klei
berdebu
Struktur : ukuran
tanah sedang dengan
tingkat
perkembangan
sedang, berbentuk
angular blocky
(gumpal bersudut)
Konsistensi :
plastisitas tanah
termasuk plastis ,
konsistensi tanah
pada keaadan lembab
teguh (firm),
konsistensi tanah
pada keaadaan kering
lunak (soft) kelekatan
tanah lekat (sticky)
Berperakaran halus
hingga kasar
III B 49 – 64 CM 3
Warna 5 YR 4 dark

reddish brown
Tekstur tanah : lom
berklei
Struktur : ukuran
tanah sangat halus
dengan tingkat
perkembangan
sedang, berbentuk
angular blocky
(gumpal bersudut)
Konsistensi :
plastisitas tanah
termasuk plastis ,
konsistensi tanah
pada keaadan lembab
teguh (firm),
konsistensi tanah
pada keaadaan kering
lunak (soft) kelekatan
tanah agak lekat
Berperakaran
dominan halus hingga
kasar dengan jumlah
sedang
IV R 64 – 108 CM 4
Warna 5 YR 4

reddish brown
Tekstur tanah : klei
berdebu
Struktur : ukuran
tanah sangat halus
dengan tingkat
perkembangan
sedang, berbentuk
angular blocky
(gumpal bersudut)
Konsistensi :
plastisitas tanah
termasuk plastis ,
konsistensi tanah
pada keaadan lembab
teguh (firm),
konsistensi tanah
pada keaadaan kering
lunak (soft),kelekatan
tanah agak lekat
Berperakaran halus
hingga kasar dengan
jumlah sedang

Latar belakang

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan di
lapang biasanya dimulai dengan membedakan lapisan-lapisan tanah atau horison-horison.
Horison adalah lapisan dalam tanah lebih kurang sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk
karena proses pembentukan tanah. Dilapang masing-masing horison diamati sifat-sifatnya yang
meliputi: warna, tekstur, konsistensi, struktur, kutan, konkresi dan nodul, pori-pori tanah (void),
pH (metode lapang), batas-batas horison (Hardjowigeno, 1993).
Profil tanah merupakan penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horison tanah.
Ada 6 horison utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah, yaitu horison O, A, E,
B, C, dan R, sedangkan horison yang menyusun solum tanah adalah hanya horison A, E, dan B. Horison
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horison yang
bertetangga sejajar atau hampir sejajar terhadap permukaan tanah. Horison tanah dapat dibedakan secara
visual dan batas perubahan dari horison yang satu ke yang lain, terutama tanah-tanah diwilayah tropika
basah cenderung kabur atau tidak jelas. Simbol notasi horison dan lapisan tanah terdapat perbedaan antara
Supplement to the Soil Survey Manual (Soil Survey Staff, 1962) dan Soil Survey Manual (Soil Survey
Staff, 1981).

Oleh karena itu, pengamatan tentang profil tanah ini harus diperhatikan karena
pentingnya mengetahui lapisan, kandungan dan morfologi tanah. Sehingga dapat menentukan jenis
tanah dan kandungan di dalammnya.

Tinjauan pustaka

Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami
pelapukan dan menjadi tanah.Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan
sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat
misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi
(Iskandar, 2012)
Menurut Prijono (2010),karakterisasi morfologi tanah, antara lain meliputi: Warna
tanah,Tekstur tanah, Struktur tanah, Konsistensi, Pori. Sejarah pembentukan tanah tertera pada
morfologi tanah. Banyak informasi tentang watak, perilaku, dan potensi berfungsi tanah
tersimpan dalam morfologi tanah. Tiap sifat tanah mempunyai pola sebaran acak sendiri-sendiri,
terbawa dari sejarah pemunculan yang berbeda-beda, sekalipun dalam satu individu tubuh tanah
yang sama, sehingga tidak mudah mendeskripsikan morfologi tanah. Deskripsi biasa
menggunakan gabungan pola sebaran acak beberapa sifat tanah terpilih yang dinilai terpenting
sebagai ciri diagnostik. Dengan penggabungan tersebut dapat digaris batasi horison-horison
induk (Notohadiprawiro, 1998).
Menurut Hanafiah (2005),secara keseluruhan sifat-sifat fisik tanah ditentukan oleh:
a.Ukuran dan komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun
tanah.
b.Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel ini.
c.Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilangannya.
d.Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung.

Pembahasan

Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang.
Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut
(Hardjowigeno,2010).
Daerah yang diamati profil tanah yaitu lokasi Kebun Sawit Cikabayan, Desa Babakan ,
Kecamatan Darmaga , Kabupaten Bogor Jawa Barat. Hasil pengamatan dari lokasi pertama
terdapat 4 lapisan. Lapisan pertama pada kedalaman 0-20cm, lapisan kedua 20-49cm,lapisan
ketiga 49-64 cm, 64-108 cm. keempat lapisan memiliki perbedaan–perbedaan, dapat dilihat dari
batasan lapisan, topografi, warna, tekstur, stuktur, konsistensi dan pH tanah.Perbedaan dapat
dilihat dari hasil pengamatan profil.
Warna tanah merupkan petunjuk untuk beberapa sifat tanah , karena warna tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan arna permukaan
tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan
organik, warna semakin gelap (Hardjowigeno,2010)
4
Pada horizon pertama (A) warna yang terlihat adalah warna 5 YR 6 yellowish red, pada
4 3
horison kedua (AB) berwarna 5 YR 6 yellowish red, pada horison ketiga (B) berwarna 5 YR 4
4
dark reddish brown, 5 YR 4 reddish brown. Batas antara horison pertama dan kedua diffuse

(baur) dan membentuk garis lurus, antara horison kedua dan ketiga membentuk batas horison
yang clear (jelas) dan bergelombang, sedangkan antara horison ketiga dan keempat membentuk
batas horison yang diffuse (baur) dan bergelombang.

Tekstur tanah ialah perbandingan relatif (dalam persen) fraksi-fraksi pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut
akan menentukan sift-sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia tanah(Hakim dkk, 1986).
Pada setiap horison menunjukkan tekstur tanah yang hampir sama, yaitu pada horison pertama,
kedua dan keempat menunjukkan tekstur tanah klei berdebu karena memiliki sifat agak licin,
membentuk bola, dalam keaadan kering sukar dipijit, mudah digulung dan melekat. Sedangkan
pada horison ketiga menunjukkan tekstur rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering),
membentuk gulungan jika dispirit, gulungan mudah hancur, melekat sedang.
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan
sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm),
debu (silt) berdiameter 0,20-0,002 mm dan liat (clay) < 2 µm. Partikel berukuran diatas 2mm
seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979)
harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah (Ali, 2004)
Struktur tanah pada setiap horison berbeda bergantung pada bentuknya. Pada horison pertama
ukuran tanah halus 5 – 10 mm, horison kedua ukuran tanah sedang 10 – 20 mm, horison tiga ukuran
tanah sangat halus <5 mm, pada horison keempat ukuan tanah sangat halus <5 mm.
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi
tanah, karena susunan antar ped atau agregat tanah akan menghsilkan ruang yang lebih besar
ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena itu, tanah yang berstruktur akan mempunyai
kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman
untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara dan air sehingga pertumbuhan danproduksi
menjadi lebih baik (Ali, 2004).
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan fisik
tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas
tekanan-tekanan mekanik.Konsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi
oleh kekuatan mengikat antar butiran-butiran tanah (Buckman dan Brady, 1982).
Konsistensi tanah pada horison pertama sampai horison keempat hampir sama yaitu
plastisitas tanahnya plastis , konsistensi tanah pada keaadan lembab teguh (firm), konsistensi
tanah pada keaadaan kering lunak (soft), kelekatan tanah lekat (sticky) tetapi pada horison ketiga
dan keempat kelekatan tanah agak lekat
Daftar pustaka

 Hakim, N., Y.M. Nyakpa, M.A. Lubis, G.S. Nogroho, Saul R.M., Diha A.M., Hong B.G.,
dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung
 Buckman, Harry dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
 Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta
 Hanafiah. 2005. Sifat dan Morfologi Tanah. Jakarta : Erlangga
 Ali,kemas. 2004. Dasar-dasar ilmu tanah.jakarta : raja grafindo
 Notohadiprawiro,tejoyuwono.1998.tanah dan lingkungan. Jakarta: direktur jendral pendidikan
tinggi departemen P dan K
 Hardjowigeno s. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. CV Akademika Presindo. Jakarta

You might also like