You are on page 1of 16

HSE PLAN

PT WIRYA KRENINDO PERKASA

DISUSUN OLEH

TIM HSE MANAGEMEN PT WIRYA KRENINDO PERKASA


Jl. Pangkalan II, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17152

1
LEMBAR PENGESAHAN
Rencana Keselamatan dan kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup (Rencana K3LH)

PT WIRYA KRENINDO PERKASA


Jl. Pangkalan II, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17152

Tanggal Pengesahan ….. ………….. 2019


Dibuat Diperiksa Disetujui

( Muhaimin SH ) ( Nurul Hasan S.T ) ( Enrico Suwandi B.Com,BE )


HSE Officer QHSE Manager Direktur Utama

2
KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN
1.1 Komitmen Perusahaan

PT WIRYA KRENINDO PERKASA

BERKOMITMEN Untuk :
a. Menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, rekanan, pelanggan dan pengunjung.
Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan berusaha
mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
pencemaran terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya.
b. Menjamin bahwa setiap kegiatan operasional tidak mengakibatkan risiko cidera, Penyakit Akibat
Kerja (PAK), kerugian, atau berdampak negatif bagi karyawan, lingkungan kerja dan masyarakat
sekitar.
c. Mematuhi semua peraturan yang berlaku baik untuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja
maupun lingkungan dan menempatkan SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) pada posisi sejajar, beriringan, dan setara dengan Sistem Manajemen lainnya.
d. Melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja SMK3 secara berkesinambungan.
e. Memastikan Bahwa Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Wirya Krenindo Perkasa
telah dikomunikasikan, dimengerti, dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dan pihak terkait
lainnya.

1.2 VISI, MISI DAN TATA NILAI

a. VISI
1) Menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia yang menunjung tinggi nilai-nilai keselamatan dan
ksehatan kerja.
2) Menjadi mitra bisnis dalam meminimalisasi risiko dengan mengutamakan pemenuhan
komitmen dan kualitas pelayanan yang dapat diandalkan.
3) Memiliki karyawan/pegawai yang professional, berpengetahuan serta bermutu yang dihargai
dengan baik.
4) Memberikan niai yang optimal kepada pemegang saham dan memperoleh pendapatan diatas
rata-rata industri.

b. MISI
Mengurangi resiko pelanggan dalam kegiatan perdagangan, investasi dan industri dengan
memastikan kesesuaian terhadap standard hukum dan peraturan yang berlaku.

c. TATA NILAI
1) Customer Focus
Memenuhi harapan pelanggan dengan memberikan ragam jasa yang inovatif, memenuhi standar
dan berkualitas.
2) Competence

3
Memiliki kualitas pekerjaan dan sumber daya manusia yang andal sehingga memenuhi standar
profesionalisme dan persaingan.

3) Integrity
Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan komitmen pada Costomer.
4) Team Work
Mengedepankan kerjasama tim, loyalitas, dan kolaborasi dengan pihak ketiga untuk menghasilkan
efektifitas organisasi dan sinergi usaha yang lebih baik.

2. KEBIJAKAN HSE DAN SASARAN


2.1 Kebijakan K3 Perusahaan
KEBIJAKAN K3 PT WIRYA KRENINDO PERKASA

4
5
2.2 Tujuan dan Sasaran K3
a. Tujuan
Tujuan utama HSE Plan adalah :
1) PT Wirya Krenindo Perkasa memiliki komitmen yang tinggi terhadap Kebijakan K3LH dengan
melakukan pengendalian dan pemantauan K3LH melalui penerapan prosedur & standard K3LH.
2) HSE Plan ini dibuat sebagai acuan bagi penerapan prosedur & standard K3LH selama
melaksanakan tugas.
3) Sebagai alat penuntun pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan benar, aman dan selamat.
Prosedur yang di dokumentasikan menjadi ilmu pengetahuan yang dapat di warisi kepada
generasi yang akan datang.
b. Sasaran
Sasaran yang harus dicapai dalam oprasioal perusahan adalah :
1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH), hygiene dan
sanitasi Perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
2) Perilaku tenaga kerja dapat terkontrol.
3) Zero accident and zero lost time injury. 4) Zero occupational disease 5) Zero pollution.
Pencapaian tujuan dan sasaran harus dipantau secara periodik setiap satu tahun oleh Sekretaris
P2K3 dan dilaporkan dalam rapat tinjauan manajemen K3 untuk dievaluasi dan dikaji ulang.

6
3. ORGANISASI, SUMBER DAYA DAN
DOKUMENTASI

3.1 Struktur Organisasi PT Wirya Krenindo Perkasa


Project Stasiun LRT Cikoko

7
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Penerapan HSE merupakan tanggung jawab seluruh karyawan, rincian tanggung jawab masing-
masing tingkatan/level adalah sebagai berikut :

3.2.1. Project Manager


a. Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus
mengenai masalah K3.
b. Menyusun prosedur, instruksi kerja serta dokumen lain yang berhubungan dengan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
c. Menyediakan serta memonitor keberadaan sarana dan prasana yang diperlukan bila terjadi
kecelakaan.
d. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta inventarisasi jumlah korbannya.
3.2.2. Projetc Manager Assistant
a. Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus
mengenai masalah K3.
b. Membantu dalam menyusun prosedur, instruksi kerja serta dokumen lain yang berhubungan
dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
c. Memonitor keberadaan sarana dan prasana yang diperlukan bila terjadi kecelakaan.
d. Membantu Mengkoordinir pelaksanaan pemberian pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta inventarisasi jumlah korbannya.

3.2.3. Supervisor/ Pelaksana


a. Membuat dokumen JSA Setiap ada kegiatan yang akan berlangsung kemudian disampaikan
kepada semua karyawan/pekerja agar semua berjalan sesuai yang diharapkan
b. Membuat dokumen PTW ( permit to work) sebelum pekerjaan berlangsung
c. Memonitor keberadaan sarana dan prasana yang diperlukan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja
d. Melaporkan segala bentuk kecelakaan kerja kepada HSE Officer Agar segera di tindaklanjuti
e. Membantu Mengkoordinir pelaksanaan pemberian pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta inventarisasi jumlah korbannya.
f. Memastikan ketertiban penggunaan APD karyawan.

3.2.2. HSE Officer


a. Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasiannya.
b. Memastikan berjalannya program SMK3 dan membuat dokumentasikannya.
c. Membuat laporan HSE dan menganalisis data statistik kecelakaan kerja.
d. Melakukan peninjauan resiko assessment, HIRAC, SOP/SWP dan JSA.
e. Melakukan promosi HSE dan safety communication (safety Meeting, Rambu-rambu HSE)
kepada karyawan.
f. Melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja, kesehatan tenaga kerja serta
lingkungan kerja.
g. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
8
h. Mampu melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan penyelidikan
penyebabnya.
i. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
j. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai dengan sistem
operasi perusahaan.
k. Bertanggung jawab memberikan LOTO (Lock Out Tag Out). Jika di butuhkan
l. Memahami dan mengamalkan UU No. 1 THn 1970 dan peraturan terkait tentang K3.
Mampu melakukan inspeksi HSE, melaksanakan program inspeksi HSE, dan melaporkan
inspeksi HSE.

3.2.3 HSE Man ( Safety Man )

a. Melakukan inspeksi di tempat kerja. Memastikan tempat kerja dalam kondisi aman.
b. Melakukan intervensi K3. Observasi terhadap perilaku-perilaku tidak aman.
c. Ikut aktif dalam safety toolbox meeting dan memberi masukan terhadap isu-isu K3 dilapangan.
d. Ikut berpartisipasi dalam memadamkan api bila terjadi kebakaran
e. Melaporkan segera ke safety officer/supervisor bila terjadi kecelakaan kerja.
f. Memberikan dukungan atau bantuan pada team penyelidik sebagimana mestinya.

3.2.4. Surveyor
a. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
c. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran
dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan
untuk pembayaran terakhir.
d. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran
dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai
dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.
e. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.
f. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran tempat-tempat
lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan

3.2.5. Pekerja/ Karyawan


a. Mematuhi semua kebijakan K3, prosedur dan instruksi kerja yang aman dalam melakukan
kegiatan.
b. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan orang lain yang dapat
terpengaruh oleh aktifitas tersebut.
c. Melaporkan kepada atasan jika menemukan bahaya atau masalah yang berkaitan dengan K3.
d. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan.
e. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-komponennya yang
seharusnya hanya digunakan untuk keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Membantu penanggulangan kebakaran dan memelihara fasilitas penunjang kesejahteraan pekerja.

9
g. Memahami dan mentaati semua peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta aturan-
aturan kerja lainnya yang ada.

3.3. Sumber Daya

3.3.1. Orientasi HSE


Informasi yang sesuai mengenai kegiatan dan masalah-masalah K3 disebar luaskan kepada
semua pekerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok guna mendorong pemahaman atas usaha
PT Wirya Krenindo Perkasa dalam pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk pekerja
baru diberikan orientasi/pengenalan dan pemahaman tentang HSE yang berlaku di perusahaan.

3.3.2. Pelatihan HSE


Manajemen PT Wirya Krenindo Perkasa juga menetapkan program dan sasaran
pendidikan dan pelatihan bagi seluruh pekerja yang dirumuskan sesuai tuntutan pekerjaan
sekarang dan yang akan datang serta potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya.
Pengelolaan pendidikan dan pelatihan tersebut diatur dalam prosedur Pendidikan dan Pelatihan.
Yang juga ditujukan untuk memastikan bahwa setiap karyawan pada setiap level/fungsi sudah
memahami tentang :
- Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan K3 dan prosedur serta persyaratan-persyaratan SMK3;
- Konsekuensi K3 yang aktual/ potensial dari kegiatannya dan manfaat peningkatan kinerja
perorangan terhadap SMK3.
- Akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.
Pelatihan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya dari dalam ataupun dari
luar perusahaan. Perusahaan juga melaksanakan program pelatihan K3 yang berkaitan dengan
kebijakan K3, prosedur, instruksi kerja dan persyaratan SMK3 bagi seluruh pekerja, karyawan
baru/pindahan, kontraktor serta tamu yang berkunjung yang mencakup: First Aid,Emergency
Respons, Damkar, Alat Pelindung Diri (APD), dsb.

3.3.3. Dokumentasi
PT Wirya Krenindo Perkasa menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan
dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang berisi tentang
kebijakan, tujuan, program, prosedur dan instruksi di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dengan mengacu pada persyaratan Permenaker Nomor. PER05/MEN/1996 dan OHSAS
18001 : 2007.

Untuk memastikan adanya pendekatan secara sistematis, ditetapkan struktur sistem


dokumentasi sebagai berikut :
a. Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3.
b. Pedoman Kebijakan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang berisi lingkup dan unsur-unsur utama
SMK3 serta rujukannya ke dokumen terkait.
c. Prosedur
d. Instruksi kerja, formulir, rekaman, peraturan, standard dan dokumen lainnya.
Dokumentasi tersebut dikendalikan, didistribusikan dan dipelihara sesuai dengan prosedur
Pengendalian Dokumen. Dokumen ini juga dikomunikasikan kepada personel terkait untuk
dipahami dan diterapkan.

10
4. HSE MANAGEMEN PLAN

4.1 Identifikasi Masalah K3LH dan HIRAC


Pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus diidentifikasi potensi bahaya terbesarnya
sesuai pekerjaan/lokasi/produksi/jasa yang akan dilaksanakan. Potensi bahaya lain yang lebih
detail akan dituangkan dalam HIRAC (Hazard Identification Risk Assessmentand Control) yang
didokumentasikan secara terpisah.

4.2 Induction
Induction Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Wirya Krenindo Perkasa berisi tentang
penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan dengan potensi bahaya, pengendalian
bahaya, tanggap darurat, dan cara-cara penyelamatan pada setiap kegiatan PT Wirya Krenindo
Perkasa.
Induction K3 dilakukan untuk memberikan pengarahan tentang K3L secara umum yang dilakukan
oleh :
a. Personil HSE kepada setiap pekerja yang baru.
b. Personil HSE kepada setiap tamu yang datang.

Persyaratan menggunakan Induksi K3 adalah


a. Induction K3 harus diberikan kepada Karyawan dan tamu.
b. Induksi harus dilakukan diruang khusus.
c. Bahan/materi induksi harus tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta dan jenis
induction.
d. Alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas penyampaian materi induction harus
disesuaikan dengan jenis dan kondisi yang ada dilokasi.
e. Setiap peserta induction harus mengisi daftar hadir dan daftar periksa.
f. Daftar periksa yang telah ditandatangani peserta dan penyaji induction diarsipkan oleh bagian K3.
g. Jenis induction keselamatan dan kesehatan kerja adalah induction umum, induksi local, induction
tamu, dan induction ulang.

4.3 Toolbox Meeting dan HSE Talk


Setiap ada pekerjaan/lokasi/produk/jasa yang mengandung resiko, akan diadakan
pengarahan tentang K3LH yang lebih teknis kepada seluruh personil (staff, dan pekerja) dalam
bentuk :
a. HSE Talk, yaitu pengarahan secara bersama-sama mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja
yang ada di perusahaan.
b. Tool Box Meeting, yaitu pengarahan secara berkelompok menurut area kerja atau disiplin
pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai. (kurang lebih selama 10-15 menit).
HSE Talk dan Tool Box meeting selain memberi pengarahan juga dilakukan untuk
memberikan kesempatan bagi pekerja untuk melakukan dialog/konsultasi perihal K3LH kepada
HSE Profesional.

4.4 Peraturan untuk Sub-Kontraktor


Secara umum, calon subkontraktor sebelum mengajukan penawaran atau dalam tahap
anwijzing sudah di jelaskan tentang persyaratan/ketentuan Sistem K3LH jika nantinya terpilih
sebagai sub-kontraktor.
Secara khusus, sub-kontraktor terpilih wajib meminta persetujuan dari team warehouse
terhadap Rencana Pelaksanaan Sub-kontraktor dan dalam melaksanakan pekerjaan di proyek wajib
mengikuti peraturan yang ditentukan di warehouse.

11
4.5 Inspeksi dan Patrol
Inspeksi dilakukan HSE Profesional dan HSE Officer. Tujuan dari inspeksi untuk menjaga
konsistensi penerapan standar K3LH di lingkungan kerja. Patrol dilakukan team HSE, meliputi
seluruh area kerja, dan terhadap area dimana ada pekerjaan yang telah diidentifikasikan
mempunyai potensi kecelakaan dan pencemaran harus diberikan perhatian yang lebih. Team HSE
akan langsung memberikan perintah lisan ditempat untuk menghentikan pekerjaan bila mana
ditemukan keadaan yang berbahaya.

4.6 Safety Meetings


Sedikit berbeda dengan safety tool box Meeting, dan safety talk yang dilakukan bersama
dengan group kecil yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Sedangkan safety meeting ini dilakukan
secara global dan antar group sehingga memerlukan materi yang lebih luas dan mencakup
keseluruhan kegiatan group. Beberapa materi yang telah digunakan sebagai bahan safety meting di
PT Wirya Krenindo Perkasa adalah :
a. Pemeliharaan, penggunaan dan perawatan APD (Alat Pelindung Diri).
b. NAB (Nilai Ambang Batas) terkait pekerjaan, getaran, kebisingan, gas beracun, dan suhu ruangan.
c. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
d. DAMKAR (Teknik Pemadam Kebakaran).
e. Ergonomik, dll.

4.7 Kampanye HSE


Kampanye HSE yang telah dilakukan oleh PT wirya Krenindo Perkasa adalah : pemasangan
bendera logo K3 serta sologan k3 terpasang luas dan dapat di baca oleh semua karyawan yang
berada di lokasi perusahaan

4.8 Laporan dan Analiasa


a. Setiap kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan akan dicatat dan diinvestigasi.
b. Setiap Nearmiss akan dicatat, untuk selanjutnya dianalisa sebagai tindakan preventif.
c. Laporan untuk kerja HSE dayly, weekly, monthly, yearly wajib dilaporkan sebgaia arsip HSE
persusahaan.

5. AUDIT, PROSEDUR, DAN INVESTIGASI

5.1 Audit Internal


Ada beberapa audit internal yang dilakukan PT Wirya Krenindo Perkasa yang dilakukan periodik,
audit internal tersebut antara lain :
a. Audit internal Sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Audit internal Sistem manajemen mutu
c. Audit internal system manajemen lingkungan
Audit internal dilakukan PT Wirya Krenindo Perkasa guna untuk:
a. Menentukan apakah HSE telah :
Memenuhi pengaturan yang direncanakan, termasuk persyaratan standar;
Diterapkan dan dipelihara secara memadai
b. Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.
Audit dilakukan oleh personel terlatih dan independen dari kegiatan yang diaudit, dan
pelaksanaannya dilakukan dalam interval waktu yang tidak lebih dari dua belas bulan. Hasil audit
ditujukan dan ditindaklanjuti oleh manajemen penanggung jawab areal yang diaudit.
12
Pelaksanaa kegiatan audit ini diatur secara rinci dalam prosedur Audit Internal yang memuat :
a. Tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan
penyimpanan rekaman terkait;
b. Penentuan criteria, lingkup, frekuensi dan metode audit.
Semua rekaman proses audit internal dipelihara sesuai Prosedur Kearsipan. Rekaman merupakan
bukti obyektif atas status penerapan HSE dan dapat dijadikan masukan untuk tinjauan manajemen.

5.2 Prosedur
PT Wirya Krenindo Perkasa menetapkan bahwa setiap kegiatan operasional berlandaskan
pada keselamatana dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup, dalam mendukung pelaksanaan
tersebut maka PT Wirya Krenindo Perkasa memerlukan adanya prosedur yang mencakup proses
penyelidikan insiden dalam bahwa semua insiden diselidiki dengan baik agar tindakan perbaikan
yang tepat dapat dilaksanakan sehingga tidak terulang kembali.
a. Prosedur ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja PT Wirya Krenindo Perkasa
b. Proses penyelidikan insiden mengacu pada persyaratan yang tercakup dalam SOP ini.
c. Sosialisasi persyaratan SOP ini kepada semua karyawan.
d. Semua Supervisor Lini Depan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa:
e. Laporan insiden telah ditindak lanjuti agar bisa melakukan penyelidikan bila perlu.
f. Semua karyawan mengetahui dan mengerti semua ketentuan SOP ini.
g. Setiap insiden dilaporkan ke atasan masing-masing sesuai ketentuan SOP ini.
h. Setiap karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan ketentuan SOP ini setiap saat dan harus
melaporkan semua insiden yang mereka saksikan sebelum akhir shift kejadian

5.3 Investigasi
Investigasi adalah usaha untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan dan pencegahan telah
dilaksanakan dan diselesaikan agar bisa mencegah terulang kembali. Sedangkan Tim Penyelidik
yaitu tim yang ditunjuk oleh General Manager Operation/Kepala Divisi yang bertugas untuk
melakukan penyelidikan insiden dan memberikan saran percegahan tindakan perbaikan yang tepat.
Prosedur dalam investigasi antara lain adalah
a. Untuk semua insiden yang melibatkan cidera serius pada karyawan (cidera hari hilang) yang
bisa diklaim dari Jamsostek, (secepatnya setelah formulir diisi, tapi pasti dalam 48 jam)
b. Departmen HSE harus menilai semua formulir laporan penyelidikan insiden untuk menentukan
kualitas dari pengisian. Presentasi penilaian ini harus dicantumkan dalam buku catatan insiden.
c. Departmen HSE harus melaporkan kecelakaan dengan batas waktu 1 X 24 jam untuk Laporan
Sementara (NOTIFIKASI) dan 3 X 24 jam untuk Draft Investigasi atau bila memungkinkan
hasil dari investigasi yang sudah dilaksanakan.
d. Harus terdapat suatu sistem tindak lanjut dari manajemen lini dalam 30 hari dan dari
Departemen HSE dalam waktu 45 hari setelah insiden terjadi untuk memastikan apakah semua
tindakan perbaikan telah dilaksanakan.
e. Tindakan perbaikan yang belum tuntas harus dilaporkan dalam rapat Komite Keselamatan
bulanan.

6. PERENCANAAN DAN PROSEDUR

13
6.1 Standar Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan dilaksanakan secara berkala yang mencakup identifikasi, pemeriksaan,
pemeliharaan kesehatan dan perekaman data. Apabila terdapat laporan kesehatan pegawai yang
memerlukan penanganan lebih lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan antara lain seperti:
- Pemberian istirahat sesuai saran dokter perusahaan
- Pemeriksaan/ perawatan lebih lanjut
- Rotasi/ mutasi untuk pegawai yang mengalami masalah kesehatan pada bidang pekerjaannya.
- Setiap pekerja dilarang keras memiliki dan mengkonsumsi minuman beralkohol atau narkoba
di tempat kerja.
6.2 Sistem Keselamatan Kerja
PT Wirya Krenindo Perkasa menetapkan prosedur untuk memantau dan mengukur
karakteristik utama operasi dan kegiatannya yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja secara periodik.
Pemantauan dilakukan oleh personel yang kompeten, dengan peralatan yang telah dikalibrasi
serta metode pemantauan/ pengujian yang sesuai standar. Kegiatan dapat dilakukan sendiri secara
internal ataupun dengan menggunakan jasa pihak eksternal.

6.3 Perlindungan Lingkungan


PT Wirya Krenindo Perkasa berkomitmen untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat
dari limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan. Sehingga seluruh limbah yang
dihasilkan harus dilakukan :
a. Setiap tumpahan harus ditampung dalam tempat penampungan
b. Limbah tidak boleh dibuang ke saluran drainase
c. Apabila terdapat pencemaran lingkungan, segera menginformasikan kepada Pengawas
Pekerjaan.
Limbah B3 sesuai spesifikasi MSDS yang pemusnahannya melalui enzinerator maka
dikirim ke pihak ketiga yang memiliki enzinerator yang memiliki ijin dari pemerintah terkait
sesuai dengan perundangan yang berlaku.

6.4 Program Motivasi


Selain itu guna meningkatkan motivasi, kesadaran dan keterlibatan karyawan dalam
penerapan K3, maka manajemen puncak secara periodic melakukan konsultasi dengan seluruh
karyawan. Konsultasi ditujukan untuk:
- Meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pengembangan dan tinjauan terhadap kebijakan dan
prosedur untuk mengelola risiko.
- Mensosialisasikan/ mendiskusikan jika ada perubahan-perubahan yang mempengaruhil kesehatan
dan keselamatan di tempat kerja.
- Terwakilinya karyawan dalam masalah-masalah K3,
- Memberikan informasi kepada karyawan tentang petugas-petugas K3.
:

7. PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN


KINERJA

7.1 Implementasi
Untuk mencapai tujuan, sasaran dan indicator kinerja yang telah ditetapkan, disusun program
manajemen K3 yang berisi kegiatan tahap demi tahap, penanggung jawab serta jangka waktu
pelaksanaan kegiatan.
14
Penyusunan program ini difokuskan pada pencegahan kecelakaan dan pencemaran yang dapat
mengakibatkan kecelakaan personel dan cidera, kehilangan kesempatan berproduksi, kerusakan
peralatan dan kerusakan/ gangguan terhadap lingkungan sekitar dan juga diarahkan untuk dapat
memastikan bahwa seluruh personel mampu menghadapi keadaan darurat.

Kemajuan program K3 ini dipantau secara periodic setiap enam bulan guna dapat ditingkatkan
secara berkesinambungan sesuai dengan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dan mengacu
kepada rekamanrekaman K3 sebelumnya serta pencapaian sasaran-sasaran K3 yang lalu.

Program-program K3 yang disusun dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:


a. Meningkatkan sistem pengawasan K3 sebagai alat kontrol untuk mendeteksi dini risiko
kecelakaan kerja melalui program inspeksi, kajian kecelakaan dan kajian hasil pemantauan
parameter lingkungan kerja.
b. Pemasangan dan penyediaan sarana penanggulangan kecelakaan/ kebakaran.
c. Peningkatan sistem pembinaan K3 meliputi sarana pembinaan dan media pembinaan/ publikasi,
sehingga tersosialisasinya kebijakan, standard dan peraturan K3.
d. Persiapan dan pelaksanaan audit K3 sebagai alat ukur keberhasilan pencapaian program K3.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemantauan kesehatan lingkungan kerja sehingga dapat
diketahui seluruh kondisi kesehatan lingkungan kerja di area operasi.

8. KAJIAN ULANG DAN TANGGAP DARURAT

8.1 KAJI ULANG


Tinjauan ulang K3 secara berkala dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang
berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3 termasuk mengkaji kesempatan
untuk perbaikan dan keperluan melakukan perubahan pada SMK3, seperti kebijakan, tujuan,
sasaran dan program K3.

Tinjauan manajemen dilakukan minimal 1 tahun sekali atau bila ada pergantian pimpinan puncak
(jika perlu) dan hasilnya dicatat dan dipelihara. Secara umum tinjauan manajemen membahas:

- Kesesuaian kebijakan K3 dan penerapannya


- Pencapaian tujuan, sasaran dan program K3
- Hasil audit internal dan evaluasi pentaatan terhadap peraturan
- Komunikasi dari pihak internal/ eksternal termasuk keluhan
- Kinerja K3
- Status tindakan perbaikan dan pencegahan
- Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya
- Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada peraturan - Rekomendasi perbaikan.

8.2 TANGGAP DARURAT


Pengendalian risiko dari bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja dilakukan dengan
mengacu kepada hasil identifikasi dan penilaian bahaya yang telah dilakukan sehingga tingkat
risikonya bisa ditekan serendah mungkin, sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
Bentuk tindakan pengendalian risiko dilakukan baik pada tahap perancangan / desain, pembelian,
instalasi, proses, maupun pemeliharaan dengan mengacu hirarki :
- Eliminasi

15
- Substitusi
- Isolasi
- Rekayasa teknik
- Administrasi
- Alat pelindung diri.
Setiap karyawan yang bekerja di tempat- tempat yang berisiko menimbulkan bahaya
diwajibkan menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan seperti : baju kerja, sarung
tangan, sepatu safety, masker, kaca mata pelindung, dan lain-lain yang penggunaanya disesuaikan
dengan sifat bahaya yang ada dan khusus seperti Alat Pelindung Diri khusus untuk proyek ini
adalah: Badge pengukur paparan radiasi untuk tiap personel dan full body harness untuk bekerja di
ketinggian.
PT Wirya Krenindo Perkasa menetapkan dan memelihara Prosedur Kesiagaan dan Tanggap
Darurat untuk mengidentifikasi keadaan darurat yang potensial agar dapat diatasi, seperti
terjadinya kebakaran, banjir, kebocoran gas berbahaya, tumpahan bahan kimia dalam jumlah besar,
huru-hara, kecelakaan fatal, ledakan bom, gempa bumi, dan lainnya.
Disamping itu PT Wirya Krenindo Perkasa juga menyediakan beberapa alat pemadam
kebakaran yang ditempatkan di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan sesuai dengan kemudahan dan
kebutuhannya seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR) serta alat untuk tanda bahaya. Pemastian
bahwa peralatan-peralatan tersebut bekerja pada saat darurat dilakukan melalui kegiatan inspeksi
secara rutin setiap bulan.
Untuk menangani kecelakaan kerja yang terjadi, PT Wirya Krenindo Perkasa menyediakan
alat untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat-tempat tertentu yang
berdekatan dengan tempat kerja.
Seluruh karyawan diberi informasi mengenai instruksi keadaan darurat dan petugas terkait
penanganan darurat diberi pelatihan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Adapun daftar nomer
telepon yang bisa dihubungi jika terdapat keadaan darurat adalah sbb:
1. Kepolisian/ Polres Bekasi : (021) 884.1110
2. Polsek Bantar Gebang : (021) 825.0566
3. Dinas Pemadam Kebakaran : (021)
88957805
4. Rumah Sakit Karya Medika : (021) 8900190
6. Kantor PLN : (021)
82424347

Kegiatan ini secara rinci diatur dalam Prosedur Tinjauan Manajemen.

9. REFERENSI

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
OHSAS 18001 : 2007 – Occuptional Health and Safety Management System – Specification.

16

You might also like