You are on page 1of 23

GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN SAYANG IBU

SELAMA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT DEWI SARTIKA


KOTA KENDARI

INTISARI

Fff YUL TRISAN


Akbid Yayasan Pendidikan Konawe
Jl. DI Panjaitan No. 217 Kel. Tuoy Kec. Konawe Kab. Konawe

Rumah Sakit Dewi Sartika pada tahun 2015 jumlah pasien persalinan normal tercatat
sebanyak 589 persalinan, tahun 2016 sebanyak 931 persalinan dan pada tahun 2017 tercatat persalinan
normal sebanyak 1.230 persalinan sedangkan pada tahun 2018 periode bulan Januari sampai bulan
April tercatat sebanyak 279 persalinan, perkiraan bulan Agustus sebanyak 47 orang ibu yang bersalin
normal.
Untuk mengetahui Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan Di RS
Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2018.
Jenis penelitian deskriptif dengan Cross Sectional Study. Populasi adalah seluruh ibu yang bersalin di
RS Dewi Sartika Kota Kendari, perkiraan bulan Agustus tahun 2018 Sebanyak 47 orang ibu bersalin.
Pengumpulan data dengan teknik total sampling menggunakan Lembar Kuisioner yang dilaksanakan
mulai tanggal 4 September s/d 18 September Tahun 2018.
Penelitian dengan jumlah sampel 47 menemukan 40 ibu (85,1%) dipanggil sesuai namanya,
32 ibu (68,1%) mendapatkan penjelasan semua asuhan dan perawatan, 42 (89,4%) mendapat
menjelasan tentang proses persalinan, 31 ibu (66%) mendapat kesempatan bertanya, 47 ibu (100%)
mendapat keleluasaan dan pencegahan infeksi, 47 ibu (100%) bidan mendengarkan dan menanggapi
pertanyaan, 37 (78,7%) mendapat dukungan emosional, 35 ibu (74,5%) ditemani suami, 40 responden
(85,1%) diajarkan mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu, 42 ibu (89,4%) mendapat
asuhan persiapan persalinan, 45 ibu (95,7%) mendapatkan pencegahan infeksi, 47 ibu (100%)
dihargai privasinya, 43 ibu (91,5%) dianjurkan mencoba berbagai posisi, 47 ibu (100%) dianjurkan
untuk makan dan minum, serta 41 ibu (87,2%) dibolehkan ketempat praktik tradisional.

Kata Kunci : Asuhan Sayang Ibu, Persalinan.

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organitation (WHO) tahun 2012, sebanyak 536.000


perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat
masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian
ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di
9 negara maju dan 51 negara persemakmuran (WHO, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) pada periode 1991-2007 mengalami penurunan
dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, pada SDKI 2012 angka kematian
ibu kembali naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 AKI
menunjukkan penurunan yaitu 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes
RI, 2016).
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, tahun 2012 menunjukkan peningkatan
AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2016).
Dengan pertimbangan untuk memenuhi komitmen pemerintah dalam
pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable
Development Goals (SDGs), pemerintah memandang perlu adanya penyelerasan
dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional. Sehingga pada 4 Juli 2017, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) telah menandatangani Peraturan Presiden, Perpres Nomor 59 Tahun 2017
tentang pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB),
sebagaimana disampaikan secara langsung oleh Presiden dalam kesempatan
menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hamburg Messe Und Congress,
Jerman (7 Juli 2017) (Kemenkes RI, 2017)
1
Sasaran Global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable
Development Goals (SDGs) tersebut yaitu pada tahun 2030 mengurangi rasio Angka
Kematian Ibu (AKI) hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
Sasaran Nasional RPJMN 2015-2019 yaitu meningkatnya cakupan persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan untuk 40% penduduk berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 70%, menurunnya angka kematian ibu (AKI) per 100 ribu
kelahiran hidup pada tahun 2019, meningkatnya persentase persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan pada tahun 2019 menjadi 85 % serta meningkatnya persentase
persalinan oleh tenaga kesehatan terampil pada tahun 2019 menjadi 95 % (Kemenkes
RI, 2017)
Angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup Provinsi Sulawesi
Tenggara dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend menurun dari tahun
2012 sampai 2015, dimana AKI tahun 2012 mencapai 277 per 100.000 kelahiran
hidup, dan AKI tahun 2015 mencapai 131 per 100.000 kelahiran hidup, namun
kembali meningkat pada tahun 2016 yaitu 149 AKI/100.000 Kelahiran hidup. (Dinkes
Sultra, 2016).
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program yang
memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat
dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan
program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia.
Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat,
bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan
melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka
kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi
(Kemenkes RI, 2016).
Asuhan sayang ibu selama proses persalinan mencakup asuhan yang diberikan
kepada ibu yang dimulai sejak kala I hingga kala IV. Pelaksanaan asuhan sayang ibu
yang mendasar atau menjadi prinsip dalam pemberian asuhan sayang ibu dalam proses
persalinan meliputi pemberian dukungan emosional, pemberian cairan dan nutrisi,
keleluasan untuk miksi dan defekasi, serta pencegahan infeksi. Semua hal tersebut
digunakan sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus tidak
maju dan partus yang dirujuk (Kemenkes RI, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, mahasiswi Akbid Konawe tahun
2017 dengan judul hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan proses persalinan
dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan asuhan
sayang ibu dengan proses persalinan, kemudian dari 68 orang sampel dalam penelitian
tersebut terdapat 28 (41,2 %) orang ibu yang tidak menerima asuhan saying ibu
selama proses persalinan. (Yuliana, 2017).
Banyak hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan
dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan
baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan
mendapat rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Setiadi, 2007).
Rumah Sakit Dewi Sartika Kota Kendari merupakan salah satu rumah sakit
swasta yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang berusaha memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada semua pasien, termasuk ibu-ibu yang melahirkan,
hal ini terlihat dengan peningkatan fasilitas dan pelayanan yang diperlihatkan. Pada
tahun 2015 jumlah pasien persalinan normal tercatat sebanyak 589 persalinan
sedangkan tahun 2016 tercatat sebanyak 931 persalinan dan pada tahun 2017 tercatat
persalinan normal sebanyak 1.230 persalinan sedangkan pada tahun 2018 periode
bulan Januari sampai bulan April tercatat sebanyak 279 persalinan (Medical Record
RS Dewi Sartika).
Berdasarkan data awal yang diperoleh penulis, masih ada ibu yang bersalin yang
merasa belum mendapatkan kenyamanan seperti yang diinginkan. Ketidaknyamanan
ibu bersalin tersebut disebabkan oleh karena ibu kurang mengetahui tentang proses
persalinan serta asuhan yang akan mereka terima selama proses persalinan. Hal ini
dapat diminimalkan jika tenaga kesehatan menerapkan prinsip-prinsip Asuhan Sayang
Ibu selama proses persalinan dan post partum. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan
dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu selama proses Persalinan di Rumah
Sakit Dewi Sartika Kota Kendari”.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan Cross
Sectional Study (potong lintang). Penelitian deskriptif yaitu untuk memperoleh
gambaran penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap Proses Persalinan di Rumah Sakit
Dewi Sartika Kota Kendari (Notoatmodjo, 2010).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang bersalin Rumah Sakit Dewi Sartika


Kendari, berikut ini paparan data yang dikumpulkan dalam bentuk tabel dan
narasi berdasarkan variabel yang diteliti.
1. Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
a) Ibu yang dipanggil sesuai namanya
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu Yang Dipanggil Sesuai Namanya di
RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 40 85,1
2 Tidak 7 14,9
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa dari 47 responden


terdapat 40 orang responden (85,1%) yang mendapat asuhan ibu dipanggil
sesuai namanya dan 7 orang ibu (14,9 %) tidak mendapat asuhan dipanggil
sesuai namanya.
b) Ibu Mendapatkan Penjelasan tentang Semua Asuhan Dan Perawatan
Sebelum Memulai Asuhan

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ibu Yang Mendapatkan Penjelasan


Tentangg Semua Asuhan Dan Perawatan Sebelum Memulai
Asuhan di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 32 68,1
2 Tidak 15 31,9
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui distribusi jawaban
responden tentang ibu yang mendapatkan penjelasan tentang semua asuhan
dan perawatan sebelum memulai asuhan. Dari 47 orang responden terdapat
32 orang (68,1 %) yang menjawab “Ya” atau mendapatkan penjelasan
sedangkan 15 orang (31,9 %) menjawab “Tidak” atau tidak mendapatkan
penjelasan tentang asuhan dan perawatan sebelum memulai asuhan.
c) Ibu Dan Keluarga Mendapat Penjelasan tentang Proses Persalinan

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ibu Dan Keluarga Mendapat Penjelasan


Tentang Proses Persalinan di RS Dewi Sartika Kota Kendari
Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
Ya 42 89,4
Tidak 5 10,6
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui frekuensi ibu dan
keluarga yang mendapat penjelasan tentang proses persalinan, dari 47
responden terdapat 42 orang ibu (89,4%) yang mendapat penjelasan
sedangkan 5 orang responden (10,6 %) tidak mendapat penjelasan tentang
proses persalinan.
d) Ibu Yang Mendapatkan Kesempatan Untuk Bertanya Dan
Membicarakan Rasa Takut Atau Khawatir

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ibu Yang Mendapatkan Kesempatan


Untuk Bertanya Dan Membicarakan Rasa Takut Atau
Khawatir di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 31 66
2 Tidak 16 34
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa dari 47 responden
terdapat 31 responden (66%) yang mendapatkan kesempatan untuk
bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir serta 16 orang (34%)
yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan membicarakan
rasa takut atau khawatirnya.
e) Ibu Mendapatkan Keleluasaan Menggunakan Kamar Mandi Serta
Pelayanan Pencegahan Infeksi Selama Proses Persalinan.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Ibu Mendapatkan Keleluasaan


Menggunakan Kamar Mandi Serta Pelayanan Pencegahan
Infeksi Selama Proses Persalinan di RS Dewi Sartika Kota
Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 47 100
2 Tidak 0 0
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 7 di atas semua responden atau 47 orang (100%)
mendapatkan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi serta
pelayanan pencegahan infeksi selama proses persalinan.
f) Bidan Mendengarkan Dan Menanggapi Pertanyaan Dan
Kekhawatiran Ibu

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Bidan Mendengarkan Dan Menanggapi


Pertanyaan Dan Kekhawatiran Ibu Di RS Dewi Sartika Kota
Kendari
No Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 47 100
2 Tidak 0 0
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa semua responden
atau 47 orang (100%) bidan mendengarkan dan menanggapi pertanyaan
dan kekhawatiran responden.
g) Ibu dan Keluarga Mendapatkan Dukungan Emosional.
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Ibu Dan Keluarga Mendapatkan Dukungan
Emosional

No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Ya 37 78,7
2 Tidak 10 21,3
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa dari 47 responden


terdapat 37 orang responden (78,7%) yang mendapat asuhan ibu dan
keluarga mendapatkan dukungan emosional sedangkan 10 orang responden
(21,3%) tidak mendapatkan dukungan emosional.
h) Ibu Dianjurkan Untuk Ditemani Suami Atau Anggota Keluarga Yang
Lain Selama Persalinan Dan Kelahiran Bayinya

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Ibu Dianjurkan Untuk Ditemani Suami


Atau Anggota Keluarga Yang Lain Selama Persalinan Dan
Kelahiran Bayinya Di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 35 74,5
2 Tidak 12 25,5
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa dari 47
responden terdapat 35 orang responden (74,5%) ibu yang dianjurkan untuk
ditemani suami atau anggota keluarga selama persalinan dan kelahiran bayi
dan terdapat 12 responden (25,5%) responden yang tidak dianjurkan untuk
ditemani suami atau anggota keluarga selama persalinan dan kelahiran
bayinya.
i) Suami Serta Keluarga Diajarkan Mengenai Cara-Cara Bagaimana
Mereka Dapat Memperhatikan Dan Mendukung Ibu Selama
Persalinan Dan Kelahiran Bayinya

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Suami Serta Keluarga Diajarkan


Mengenai Cara-Cara Bagaimana Mereka Dapat
Memperhatikan Dan Mendukung Ibu Selama Persalinan
Dan Kelahiran Bayinya Di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 40 85,1
2 Tidak 7 14,9
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa dari 47
responden, terdapat 40 orang responden (85,1%) mendapat asuhan suami
serta keluarganya diajarkan mengenai cara-cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayinya sedangkan
7 orang responden (14,9%) tidak mendapatkan pengajaran kepada suami
tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan
dan kelahiran bayinya.
j) Ibu Mendapat Asuhan Persiapan Persalinan Dan Penatalaksanaan
Kelahiran

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Ibu Mendapat Asuhan Persiapan


Persalinan Dan Penatalaksanaan Kelahiran Di RS Dewi
Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 42 89,4
2 Tidak 5 10,6
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018

Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa dari 47


responden terdapat 42 responden (89,4%) yang mendapat asuhan persiapan
persalinan dan penatalaksanaan kelahiran sedangkan 5 orang responden
(10,6%) tidak mendapatkan asuhan persiapan dan penatalaksanaan
kelahiran.
k) Bidan Konsisten Melakukan Praktik-Praktik Pencegahan Infeksi Yang
Baik Selama Proses Persalinan

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Bidan Konsisten Melakukan Praktik-


Praktik Pencegahan Infeksi Selama Proses Persalinan Di RS
Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 45 95,7
2 Tidak 2 4,3
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa dari 47


responden, terdapat 45 responden (95,7%) mendapat asuhan bidan
konsisten melakukan praktik pencegahan infeksi yang baik selama proses
persalinan dan terdapat 2 responden (4,3%) dimana bidan tidak melakukan
praktik pencegahan infeksi yang baik selama proses persalinan.
l) Ibu Dihargai Privasinya Selama Proses Persalinan
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Ibu Dihargai Privasinya Selama Proses
Persalinan Di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 47 100
2 Tidak 0 0
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018

Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa semua responden


atau 47 orang (100%) dihargai privasinya selama proses persalinan.
m) Ibu Dianjurkan Untuk Mencoba Berbagai Posisi Selama Persalinan
Dan Kelahiran Bayi

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Ibu Dianjurkan Untuk Mencoba


Berbagai Posisi Selama Persalinan Dan Kelahiran Bayi Di
RS Dewi Sartika Kota Kendari
No. Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 43 91,5
2 Tidak 4 8,5
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat diketahui bahwa dari 47
responden terdapat 43 responden (91,5%) dianjurkan untuk mencoba
berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi sedangkan 4 orang
responden (8,5 %) tidak dianjurkan untuk mencoba berbagai posisi selama
proses persalinaan dan kelahiran bayi.
n) Ibu Dianjurkan Untuk Minum Dan Makan Sepanjang
Menginginkannya

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Ibu Dianjurkan Untuk Minum Dan


Makan Sepanjang Menginginkannya Di RS Dewi Sartika
Kota Kendari
No Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 47 100
2 Tidak 0 0
47 100
Sumber: Berdasarkan tabelBulan
Data Primer, Diolah 16 Oktober
di atas2018
dapat diketahui bahwa 47 orang
responden (100%) dianjurkan untuk minum dan makan makanan ringan
sepanjang menginginkannya.
o) Ibu Diperbolehkan Untuk Ketempat Praktik-Praktik Tradisional Yang
Tidak Merugikan Kesehatan
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Ibu Diperbolehkan Untuk Ketempat
Praktik-Praktik Tradisional Yang Tidak Merugikan
Kesehatan Di RS Dewi Sartika Kota Kendari
No Jawaban Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 41 87,2
2 Tidak 6 12,8
47 100
Sumber: Data Primer, Diolah Bulan Oktober 2018
Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat diketahui bahwa dar 47 orang responden,
terdapat 41 responden (87,2%) yang diperbolehkan untuk ketempat praktik-
praktik tradisional dan terdapat 6 orang responden (12,8%) menjawab tidak
dianjurkan ketempat praktik-praktik tradisional
B. Pembahasan

1. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan


Dengan Asuhan Ibu Dipanggil Sesuai Namanya Di RS Dewi Sartika Kota
Kendari
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 47 responden terdapat
40 orang responden (85,1%) yang dipanggil sesuai namanya dan 7 orang
responden atau (14,9%) tidak dipanggil sesuai namanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Devi
Risviyanti, 2014) dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses
persalinan di RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pelaksanaan asuhan sayang ibu masih tergolong kurang karena dari 30
responden terdapat 13 responden (53,3%) yang menjawab kurang puas dengan
pemberian asuhan selama proses persalinan, 9 responden (30%) menjawab
cukup dan yang menjawab baik sebanyak 8 responden (26,7%).
Dengan mengetahui nama seseorang seseorang maka diharapkan dapat
lebih mudah untuk mengenal karakter seseorang sehingga seseorang dalam hal
ini bidan dapat dengan mudah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasien
dan pasienpun akan lebih nyaman dalam menceritakan keluhan-keluhan yang
dialami selama proses persalinan (Merlina Kristina, 2012).
Dalam penelitian ini terdapat beberapa ibu yang dipanggil tidak sesuai
namanya, hal ini terjadi karena kesibukan bidan dalam mempersiapkan dan
menilai secara tepat dalam proses persalinan kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan keluhan pasien selama
proses persalinan yang akhirnya menyebabkan bidan lupa untuk memanggil
sesuai nama pasien.
Adanya hubungan yang kuat antara bidan dan pasien diantaranya
dengan mengenal nama pasien maka akan timbul perasaan dekat diantara
keduannya baik bidan maupun pasien, pasien tidak akan merasa canggung
untuk menceritakan keluhan atau apa yang dirasakan sehingga dengan
mengetahui apa yang dirasakan oleh pasien maka proses pelaksanaan asuhan
dapat berjalan dengan lancar.
2. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Mendapatkan Penjelasan Tentang Semua Asuhan
Dan Perawatan Kepada Ibu Sebelum Memulai Asuhan Di RS Dewi
Sartika Kota Kendari.
Berdasarkan tabel 4 untuk asuhan ibu mendapatkan penjelasan tentang
semua asuhan dan perawatan sebelum memulai asuhan dapat diketahui bahwa
dari 47 orang responden terdapat 32 orang (68,1%) ibu yang mendapatkan
penjelasan sedangkan 15 orang (31,9%) tidak mendapatkan penjelasan tentang
asuhan dan perawatan sebelum memulai asuhan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mellin Sutrisna, 2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu
terhadap proses persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa dari 33 responden, terdapat 29 ibu (87,88 %) yang menjawab
mendapat asuhan secara lengkap sedangkan 4 orang ibu (12,12 %) menjawab
tidak mendapat asuhan secara lengkap.
Salah satu tugas seorang bidan adalah memberikan penyuluhan dan
nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB
dan kesiapan dalam menghadapi proses persalinan serta menghindari
kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan baik (Nafiah Latif,
2012).
Informasi adalah sesuatu yang disampaikan dan didapatkan melalui
media pendengaran atau penglihatan. Dengan informasi dan penjelasan tentang
semua asuhan dan perawatan selama proses persalinan yang diberikan oleh
bidan kepada ibu bersalin, maka informasi itu dapat menambah wawasan ibu
selama proses persalinan, hal ini juga dapat membuat ibu mengetahui apa yang
harus ibu persiapkan dan ibu lakukan ketika akan menerima asuhan. Masih
adanya beberapa ibu yang tidak mendapatkan penjelasan tentang semua
asuhan dan perawatan sebelum memulai asuhan, hal ini terjadi dikarenakan
kondisi pasien yang ketika sampai di rumah sakit sudah dalam kondisi kritis
sehingga untuk menjelaskan prosedur asuhan sudah tidak dimungkinkan untuk
dilakukan.
3. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dan Keluarga Mendapat Penjelasan Tentang Proses
Persalinan Di RS Dewi Sartika Kota Kendari.

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui untuk asuhan ibu dan


keluarga yang mendapat penjelasan tentang proses persalinan, dari 47
responden terdapat 42 orang ibu (89,4%) yang mendapat penjelasan. Dalam
penelitian ini juga terdapat 5 orang responden (10,6 %) tidak mendapat
penjelasan tentang proses persalinan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Devi Risviyanti,
2014) dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan
di RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pelaksanaan asuhan sayang ibu untuk asuhan ibu dan keluarga mendapat
penjelasan tentang proses persalinan, dari 30 responden terdapat 26 responden
(86,67%) mendapat penjelasan tentang proses persalinan sedangkan 4
responden (13,33%) ibu tidak mendapatkan asuhan tersebut.
Selain pasien yang diberikan penjelasn tentang proses persalinan, maka
keluarga sangat berperan penting dalam proses persalinan sehingga bidan
sedapat mungkin untuk menjelaskan kepada keluarga tentang proses persalinan
sehingga dapat membantu bidan dalam melaksanakan asuhan (Nafiah Latif,
2012).
Peran keluarga dalam proses persalinan sangatlah penting. Oleh karena
itu informasi dan pengetahuan mengenai proses persalinan sangat dibutuhkan,
hal ini diperlukan selain agar keluarga dapat membantu bidan dalam
melaksanakan asuhan dan proses persalinan, kecemasan pihak keluarga dapat
berkurang dengan informasi tersebut. Pihak keluarga memiliki peran dalam
membantu bidan memberikan dukungan emosional kepada ibu agar tidak
merasa takut atau cemas dengan proses asuhan yang akan diberikan selama
proses persalinan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa ibu dan keluarganya
yang tidak mendapat penjelasan tentang proses persalinan, hal ini disebabkan
karena kesibukan bidan dalam memberikan pelayanan awal kepada ibu, serta
kondisi keluarga yang gelisah dan tidak tenang sehingga hal ini tidak
dilakukan oleh bidan.
4. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Mendapatkan Kesempatan Untuk Bertanya Dan
Membicarakan Rasa Takut Atau Khawatir Di RS Dewi Sartika Kota
Kendari

Berdasarkan tabel 6 dengan asuhan ibu mendapatkan kesempatan untuk


bertanya dan membicarakan rasa takut atau kekhawatiran dapat diketahui
bahwa dari 47 responden terdapat 31 responden (66%) yang mendapatkan
kesempatan untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir serta
16 orang (34%) yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan
membicarakan rasa takut atau khawatirnya.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan
asuhan sayang ibu untuk asuhan ibu mendapatkan kesempatan untuk bertanya
dan membicarakan rasa takut atau kekhawatiran, dari 30 responden terdapat 22
responden (73,33%) yang mendapatkan asuhan tersebut dan 8 responden
( 26,67%) tidak mendapat asuhan tersebut.
Selain memberikan informasi tentang asuhan yang akan diberikan
selama proses persalinan, memberikan dukungan mental, memberikan rasa
percaa diri dan memberikan rasa nyaman dan aman kepada ibu selama proses
persalinan adalah salah satu kewajiban bidan dalam melaksanakan asuhan
selama proses peersalinan. Hal ini dilakukan untuk untuk menghilangkan rasa
takut dan kekhawatiran ibu selama proses persalinan (Pusdiknakes, 2013).
Dalam penelitian ini juga ditemukan 16 orang (34%) yang tidak
mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatirnya. Hal ini terjadi bukan karena bidan tidak mau mendengarkan dan
mendengarkan keluhan dari pasien akan tetapi selain kondisi pasien yang tidak
memungkinkan untuk bertanya dan bercerita, keadaan pasien yang menahan
rasa sakit serta kesibukan bidan dalam menyiapkan asuhan merupakan faktor
sehingga komunikasi antara ibu bersalin dan bidan tidak terjadi.
Dengan menceritakan kekhawatiran dan ketakutan kepada bidan, maka
ibu dapat mendapatkan dukungan emosional dari bidan tersebut. Selain itu ibu
akan dapat mendapatkan solusi tentang apa yang harus ibu lakukan untuk
menghilangkan rasa takut dan kekhawatiran yang dialami. Oleh karena itu
faktor kedekatan ibu dan bidan sangat diperlukan dalam hal ini.
5. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Mendapatkan Keleluasaan Menggunakan Kamar
Mandi Serta Pelayanan Pencegahan Infeksi Selama Proses Persalinan Di
RS Dewi Sartika Kota Kendari
Berdasarkan tabel 7 dengan asuhan ibu mendapatkan keleluasaan
menggunakan kamar mandi serta pelayanan pencegahan infeksi selama proses
persalinan, dapat diketahui bahwa semua responden atau 47 orang (100%)
mendapatkan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi serta pelayanan
pencegahan infeksi selama proses persalinan.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mellin Sutrisna,
2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses
persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 33
responden, semuanya (100%) mendapatkan keleluasaan untuk menggunakan
kamar mandi serta pelayanan pencegahan infeksi selama proses persalinan.
Apabila kandung kemih ibu bersalin penuh menyebabkan gangguan
kemajuan persalinan dan menghambat turunnya kepala hal ini menyebabkan
ibu merasa tidak nyaman sehingga meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan, mengganggu penatalaksanaan distosia bahu serta meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan (Sulistyawati, 2010).
Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi serta pencegahan infeksi
adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh ibu selama proses persalinan. hal ini
dilakukan untuk mencegah resiko yang lebih berat yang dimungkinkan timbul
apabila hal tersebut tidak dilakukan. Dengan mengosongkan kandung kemih
secara spontan dapat mengurangi kecemasan ibu selama proses persalinan
selain itu juga dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kencing
serta mengurangi resiko pendarahan pasca persalinan.
6. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Bidan Mendengarkan Dan Menanggapi Pertanyaan Dan
Kekhawatiran Ibu Di RS Dewi Sartika Kota Kendari

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa semua responden atau 47


orang ibu (100%) mendapat asuhan bidan mendengarkan dan menanggapi
pertanyaan dan kekhawatiran responden.
Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mellin Sutrisna, 2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu
terhadap proses persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa dari 33 responden, semua responden (100%) bidan mendengarkan dan
menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
Menurut teori salah satu upaya penerapan asuhan sayang ibu selama
proses persalinan adalah bidan senantiasa memberikan informasi
perkembangan pelaksanaan asuhan serta menjawab pertanyaan dan
kekhawatiran ibu selama proses persalinan (Pusdiknakes, 2013). Hal ini wajib
dilakukan oleh bidan untuk mengurangi rasa kekhawatiran keluarga dan rasa
takut yang dialami ibu dalam proses persalinan.
Kekhawatiran seorang ibu selama proses persalinan, salah satu
penyebabnya adalah apabila ibu tidak mampu untuk menceritakan semua
yang ibu rasakan. Hal ini terjadi disebabkan oleh karena ibu merasa canggung
untuk menceritakan yang dirasakan, khawatir akan tidak adanya yang mau
mendengarkan dan menanggapinya, serta karena kurang akrabnya antara ibu
dengan bidan yang merawatnya.
7. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dan Keluarga Mendapatkan Dukungan Emosional
Di RS Dewi Sartika Kota Kendari.

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 47 responden terdapat


37 orang responden (78,7%) ibu dan keluarga mendapatkan dukungan
emosional sedangkan 10 orang responden (21,3%) tidak mendapatkan
dukungan emosional.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan dari 30 responden
terdapat 24 responden (80%) mendapatkan dukungan emosional dari bidan
sedangkan 6 responden ibu (20%) tidak mendapatkan asuhan dukungan
emosional yang diakibatkan oleh kondisi pasien yang menyebabkan bidan
terburu-buru dalam memberikan pelayanan dan asuhan.
Jika seorang ibu akan bersalin datang bersama keluarga maka, seorang
bidan layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang
petugas kesehatan terburu-buru dalam memberikan asuhan kepada wanita
yang akan bersalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut dan kurang percaya
diri dari pihak pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih lagi bila
dihadapkan dalam kondisi kegawatan. Setelah menerima ibu dan keluarga
dengan baik, bidan kemudian melakukan pengkajian terhadap riwayat
kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik (Prawirohadjo, 2009).
Dukungan emosional selama proses persalinan bukan hanya diperlukan
oleh ibu yang bersalin, akan tetapi pihak keluarga juga sangat perlu untuk
diberikan dukungan emosional tersebut. Hal ini dilakukan agar mencegah
kekhawatiran yang berlebih dari pihak keluarga sehingga pihak keluarga dapat
memberikan kepercayaan penuh kepada bidan dalam memberikan pelayanan
dan asuhan kepada ibu selama proses persalinan.
Adanya beberapa ibu yang tidak mendapatkan asuhan ibu dan keluarga
mendapatkan dukungan emosional, hal ini terjadi karena bidan terburu-buru
dalam menyiapkan asuhan akibat ibu yang mengalami kondisi kegawatan
sehingga untuk menjalin komunikasi secara persuasif dengan ibu dan pihak
keluarga sangat tidak dimungkinkan untuk dilakukan oleh bidan.
8. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dianjurkan Untuk Ditemani Suami Atau Anggota
Keluarga Yang Lain Selama Persalinan Dan Kelahiran Bayinya Di RS
Dewi Sartika Kota Kendari

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa dari 47 responden terdapat 35


orang responden (74,5%) ibu yang dianjurkan untuk ditemani suami atau
anggota keluarga selama persalinan dan kelahiran bayi dan terdapat 12
responden (25,5%) responden yang tidak dianjurkan untuk ditemani suami
atau anggota keluarga selama persalinan dan kelahiran bayinya.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan dari 30 responden
terdapat 22 responden (73,33%) yang dianjurkan untuk ditemani suami dan
keluarganya sedangkan 8 responden (26,67%) tidak dianjurkan untuk ditemani
suami dan keluarga.
Tugas seorang bidan selain dari memberikan pelayanan dan asuhan juga
membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung
ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi seperti memberikan makan
dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu serta
membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa (Sulistyawati, 2010).
Kondisi ibu yang baik selama proses persalinan sangat diperlukan, hal
ini penting dilakukan agar pelaksanaan proses persalinan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pihak keluarga dalam hal ini suami
dan keluarga dianjurkan untuk menemani ibu selama proses persalinan. Beda
halnya apabila kondisi ibu kurang baik atau mengalami kondisi kritis maka hal
tersebut boleh tidak dilakukan. Masih adanya ibu yang tidak dianjurkan untuk
ditemani suami atau keluarga selama proses persalinan, hal ini terjadi melihat
kondisi ibu yang mengalami kegawat daruratan serta untuk menjaga
kenyamanan dan ketenangan dalam proses persalinan.
9. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Suami Serta Keluarga Diajarkan Mengenai Cara
Memperhatikan Dan Mendukung Ibu Selama Persalinan Dan Kelahiran
Bayinya Di RS Dewi Sartika Kota kendari

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa dari 47 responden, terdapat


40 orang responden (85,1%) mendapatkan asuhan suami serta keluarganya
diajarkan mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses
persalinan dan kelahiran bayinya sedangkan 7 orang responden (14,9%) tidak
mendapatkan pengajaran kepada suami tentang cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayinya.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mellin Sutrisna,
2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses
persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 33
responden, terdapat 29 responden (87,87%) mendapat asuhan suami dan
keluarga diajarkan mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama
proses persalinan sedangkan 4 responden (12,12 %) tidak mendapatkan asuhan
tersebut.
Beberapa peran aktif yang dapat diajarkan kepada keluarga mengenai
cara-cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya diantaranya yaitu; mengucapkan kata-kata yang
membesarkan hati dan memuji ibu, membantu ibu bernafas dengan benar saat
kontraksi, melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut, menyeka wajah
ibu dengan lembut menggunakan kain, serta menciptakan suasana
kekeluargaan dan rasa aman (Sulistyawati, 2010).
Menawarkan suatu akses kepada semua ibu yang sedang melahirkan
untuk ditemani (suami, anak-anak, teman, keluarga) menurut pilihannya akan
membantu ibu mendapatkan dukungan emosional serta fisik secara
berkesinambungan. Adanya beberapa ibu yang tidak mendapatkan asuhan
suami serta keluarganya diajarkan mengenai cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran, hal ini terjadi karena
proses persalinan ibu bukanlah persalinan yang pertama melainkan persalinan
yang kedua dan ketiga sehingga bidan merasa suami dan keluarga sudah
mengerti dan punya pengalaman apa yang mesti mereka kerjakan dalam
memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan.
10. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Mendapat Asuhan Persiapan Persalinan Dan
Penatalaksanaan Kelahiran Di RS Dewi Sartika Kota Kendari

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa dari 47 responden terdapat 42


responden (89%) yang mendapat asuhan persiapan persalinan dan
penatalaksanaan kelahiran sedangkan 5 orang responden (10,6%) tidak
mendapatkan asuhan persiapan dan penatalaksanaan kelahiran.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mellin Sutrisna,
2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses
persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 33
responden, terdapat 30 responden (90,90%) mendapat asuhan persiapan dan
penatalaksanaan kelahiran sedangkan 3 responden (9,09%) tidak mendapatlan
asuhan tersebut.
Menurut teori persiapan persalinan dan kelahiran merupakan suatu tahap
dalam masa persalinan dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
melahirkan anaknya, seingga diperlukan rencana tindakan yang dibuat ibu,
anggota keluarga dan bidan. Sehingga dengan adanya rencana persalinan akan
mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan
meningkatkan kemungkinan ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat
waktu (Ismaya, 2016).
Dalam proses persalinan, kesiapan dalam menghadapi hal tersebut
sangat dibutuhkan. Selain dukungan emosional keluarga, dukungan terhadap
ibu bersalin amat sangat diperlukan dalam proses persalinan khususnya dalam
merencanakan dan mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran bayinya.
Hal ini dilakukan agar ibu tidak bingung mengenai apa yang harus ibu lakukan
pasca sebelum dan setelah proses persalinan.
Pada penelitian ini terdapat 5 orang ibu (10,6%) tidak mendapatkan
asuhan persiapan dan penatalaksanaan kelahiran, hal ini terjadi disebabkan
oleh keadaan kondisi ibu yang lemah dan mengalami kegawatdaruratan
sehingga proses asuhan persiapan dan penatalaksanaan kelahiran tidak
dilakukan kepada ibu.
11. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Bidan Konsisten Lakukan Praktik-Praktik Pencegahan
Infeksi Yang Baik Selama Proses Persalinan Di RS Dewi Sartika Kota
Kendari

Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa dari 47 responden,


terdapat 45 responden (95,7%) bidan konsisten melakukan praktik pencegahan
infeksi yang baik selama proses persalinan dan terdapat 2 responden (4,3%)
responden dimana bidan tidak melakukan praktik pencegahan infeksi yang
baik selama proses persalinan.
Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mellin Sutrisna, 2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu
terhadap proses persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa dari 33 responden terdapat 32 responden (96,97%) bidan melakukan
praktik pencegahan infeksi dengan baik selama proses persalinan, dan 1
responden (3,03%) tidak mendapatkan asuhan pencegahan infeksi dengan
baik.
Bidan secara aktif membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap untuk mengurangi kejadian pendarahan pasca persalinan,
memperpendek kala 3, serta mencegah atoni uteri dan retensio plasenta
(Nafiah, 2012).
Pencegahan infeksi dalam praktek kebidanan bukan hanya dalam asuhan
selama proses asuhan persalinan akan tetapi semua proses kebidanan dan
keperawatan. Tujuan dari asuhan pencegahan infeksi selama proses persalinan
adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi;
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
Dalam penelitian ini, terdapat 2 orang ibu (4,3%) bidan tidak melakukan
praktik pencegahan infeksi dengan baik hal ini diakibatkan karena kondisi
pasien yang lemah sehingga proses persalinan diperpendek atau dipercepat.
12. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dihargai Privasinya Selama Proses Persalinan Di RS
Dewi Sartika Kota Kendari

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa penerapan asuhan sayang ibu


untuk asuhan ibu dihargai privasinya selama proses persalinan, semua
responden atau 100% dihargai privasinya selama proses persalinan.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan, hasil penelitiannya menunjukkan dari 30 responden
semuanya mendapat asuhan dihargai privasinya selama proses persalinan.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan membantu ibu dan
keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan
sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Sehingga dengan alasan tersebut rasa
aman dan nyaman dalam proses persalinan ibu dapat tercipta apabila privasi
ibu selama proses persalinan dapat dijaga (Kemenkes RI, 2017).
Untuk menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pasien maka bidan
berkewajiban menghargai dan menjaga privasi pasien dengan menjaga semua
kerahasiaan selama proses persalinan hal ini dilakukan selain sebagai hak
pasien untuk dijaga privasinya, tetapi juga agar semua poses asuhan dapat
berjalan dengan baik.
13. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dianjurkan Untuk Mencoba Berbagai Posisi Selama
Persalinan Dan Kelahiran Bayi Di RS Dewi Sartika Kota Kendari
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa dari 47 responden terdapat
43 responden (91,5%) yang menerima asuhan dianjurkan untuk mencoba
berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi sedangkan 4 orang
responden (8,5 %) tidak dianjurkan untuk mencoba berbagai posisi selama
proses persalinaan dan kelahiran bayi.
Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mellin Sutrisna, 2016) dengan judul Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu
terhadap proses persalinan di RSUD Bangil. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa dari 33 responden terdapat 30 responden (90,90%) dianjurkan untuk
mencoba berbagai posisi sedangkan 3 responden (9,09%) tidak mendapatkan
asuhan tersebut.
Ibu dianjurkan untuk mengganti posisi selama proses persalinan
tujuannya adalah agar ibu merasa nyaman termasuk meneran dan bila
diperlukan ibu bisa mengeluarkan suara selama membuat ibu nyaman selama
proses persalinan (Sagady, 2011).
Selain bidan yang memberikan asuhan kepada ibu bersalin, pihak
keluarga sangat berperan penting dalam membantu bidan dalam proses
persalinan salah satunya adalah membantu bidan dalam memperhatikan dan
dan mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Salah
satunya adalah membantu mengganti posisi ibu membimbing relaksasi dan
mengingatkan untuk selalu berdoa.
Dalam penelitian ini terdapat 4 orang ibu yang menjawab tidak
dianjurkan untuk untuk mencoba berbagai posisi. Hal ini terjadi karena ibu
kurang memperhatikan pertanyaan kuisioner yg diberikan karena ketika
peneliti menanyakan secara lisan ternyata ibu dianjurkan untuk mengubah
posisi selama proses persalinan.
14. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Dianjurkan Untuk Makan Dan Minum Di RS Dewi
Sartika Kota Kendari
Berdasarkan tabel 16 untuk asuhan ibu dianjurkan untuk makan dan
minum dapat diketahui bahwa dari 47 orang responden, semuanya (100%)
dianjurkan untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang
menginginkannya.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan. Dari 30 responden semua (100%) dianjurkan untuk
makan dan minum
Menurut teori, asuhan untuk menganjurkan makan dan minum dalam
proses persalinan tujuannya adalah untuk memberikan cairan dan nutrisi serta
mengembalikan kondisi fisik ibu selama proses persalinan. Karena dengan
kondisi fisik yang lemah atau tidak bertenaga maka ibu akan mengalami
kesulitan selama proses persalinan contohnya mencegah ibu mengalami
dehidrasi karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif. Selain itu proses persalinan bukan hanya kesiapan mental yang
diperlukan akan tetapi kesiapan fisik ibu merupakan faktor yang sangat
mendukung keberhasilan selama proses persalinan (Sulistyawati, 2010).
Selain dukungan emosional dari bidan dan keluarga, ibu bersalin
dianjurkan untuk makan dan minum dengan tujuan Untuk mempertahankan
kondisi yang optimal pada ibu dan bayinya, sehingga bidan harus memastikan
ibu mendapat cakupan nutrisi dan cairan yang cukup. Sehingga ibu tidak akan
mudah untuk mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran.
15. Gambaran Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan
Dengan Asuhan Ibu Diperbolehkan Untuk Ketempat Praktik-Praktik
Tradisional Yang Tidak Merugikan Kesehatan Di RS Dewi Sartika Kota
Kendari
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa dar 47 orang responden,
terdapat 41 responden yang diperbolehkan untuk ketempat praktik-praktik
tradisional sedangkan 6 orang resonden (12,8%) menjawab tidak dianjurkan
ketempat praktik-praktik tradisional.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan (Devi Risviyanti, 2014)
dengan judul Penerapan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan di
RSUD Bangil Pasuruan. Dari 30 responden terdapat 28 responden (93,33%)
yang dianjurkan ketempat paraktik tradisional sedangkan 2 responden (6,67%)
tidak dianjurkan untuk ketempat praktik tradisional.
Asuhan untuk memperbolehkan ibu ketempat praktik-praktik yang tidak
merugikan kesehatan ibu adalah salah satu cara untuk menghargai kebiasaan
para ibu yang ketika selesai proses persalinan dan kembali kerumah masing-
masing ada kebiasaan untuk mandi air panas dengan tujuan untuk
membersihkan darah yang masih belum keluar. Sehingga kebanyakan ibu
setelah proses persalinan selalu mencari dukun atau keluarga yang memiliki
pengalaman untuk membantu memandikan mereka (Ismaya, 2016).
Selain memastikan ibu mendapat informasi dan penjelasan yang cukup
tentang asuhan persalinan, mendukukung ibu dan keluarga untuk berperan
aktif dalam pengambilan keputusan serta menghormati praktek-praktek adat
dan keyakinan merupakan prinsip asuhan sayng ibu yang harus dilakukan oleh
bidan. Dalam penelitan ini terdapat 6 orang resonden (12,8%) menjawab tidak
dianjurkan ketempat praktik-praktik tradisional. Setelah peneliti
mengkonfirmasi jawaban ibu ternyata alasannya adalah karena ibu tersebut
memiliki keluarga atau kerabat yang biasa membantu ketika proses persalinan
selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Jakarta : Rineka Cipta.
Badriah dkk, 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. ECG. Jakarta
Delima, 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, Ed.1. EGC Penerbit
Buku Kedokteran: Jakarta
Devi Risviyanti, 2014. Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu terhadap proses persalinan
di RSUD Bangil. Pasuruan.
Dinkes Sultra, 2016. Riset Kesehatan Daerah Provinsi Sultra : Kendari.
Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan
Keluarga Tahun 2016. Kemenkes RI: Jakarta.
Ferrer, 2011. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan, Ed.1. Bayumedia Publishing:
Malang.
Friedmen, 2012. Buku Ajar Konsep Kebidanan, Ed. 1. EGC: Jakarta.
Ismaya, 2016. Persiapan peralinan. DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas
Respati. Yogyakarta
Kampono, 2009. Aplikasi Hypnosis (Hypnobirthing) Dalam Asuhan Kebidanan
Kehamilan dan Persalinan, Ed.1. Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Kristina, Merlina. 2012. Psikologi Kepribadian Untuk Mengenal Seseorang Lebih
Dalam. ICG. Jakarta
Kemenkes RI, 2017. Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta
Kemenkes RI, 2016. Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi:
Jakarta
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mellin sutrisna, 2016. Asuhan persalinan normal di BPM Sholikhah Kec. Puring Kab.
Kebumen. STIKES Muhammadiyah. Gombong.
Nafiah, 2012. 24 Standar Asuhan Pelayanan Kebidanan.STIKES Madani. Yogyakarta
Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. ECG: Jakarta
Prawirohadjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Pusdiknakes, 2013. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Rikesdas, 2015. Laporan Nasional Riset Kesehatan Daerah. BP3K Kemenkes RI:
Jakarta.

Rohani dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.

Saswita, Reni., 2013. KTI Kebidanan Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya tingkat


Pengetahuan Ibu Dalam Persalinan: Batam Kepulauan Riau.

Sagady, 2011. Asuhan Persalinan Kala II. ECG: Jakarta

Saefuddin, 2009. Asuhan Persalinan Normal. ECG: Jakarta

Setiadi, 2007. Pelayanan Pelanggan. Stikes Insan Unggul: Surabaya.


Siregar, 2007. Buku panduan pratek asuhan kebidanan komunitas dan keluarga.
Stikes Insan Unggul: Surabaya

Sulistyawati, A. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Salemba Medika:


Jakarta.

Ujiiningtyas, 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan, Ed. 1. EGC. Jakarta.

Varney's Midwifery, 4th Ed. (4 ed., Vol. 2). (4, Ed., & L. M. Trisetyati, Trans.).2012.
Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Wiknjosastro, G. H. 2009. Buku Acuan Persalinan Normal (5 ed.). JNP-KR: Jakarta.

Yuliana, 2017. Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Proses


Persalinan di ruang bersalin BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe.
Konawe. Sultra

You might also like