You are on page 1of 36

UJIAN AKHIR SEMESTER

“LANDASAN ILMU PENDIDIKAN (LIP)”

(Diajukan sebagai Ujian Akhir Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan)

Oleh:

INDRI RAHMAWATI
NIM. 17177017
PPS-B

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. H. Azwar Ananda, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan(LIIP)
Dosen : Prof. Dr. H. Azwar Ananda, MA
Waktu : 120 Menit
Bersifat : open books

Petunjuk:
Jawablah 8 dari 10 Soal di bawah ini:
1. Manusia adalah makhluk unik yang disebut makhluk monodualis yaitu
manusia yang memiliki potensi jasmaniah dan potensi rohaniah yang
harus dikembangkan melalui pendidikan
a. Jelaskan bagaimana rekonstruksi kurikulum yang sesuai dengan
hakekat manusia sehingga tercipta manusia Indonesia yang paripurna
dimasa depan (sesuai dengan UU No. 20/2003)
Menurut UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Perkembangan kurikulum sendiri menurut pasal 3 ayat 1 UU No.20/2003
yang berbunyi pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu standard
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan ayat 2
yang berbunyi”kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pedidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”, pasal 3 menegaskan bahwa kurikulum
disusun dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan
akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik,
keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tututan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan dan kesatuan.
Pengembangan atau rekonstruksi kurikulum merupakan proses untuk
merancang ulang kurikulum karena tuntutan kebutuhan untuk merubah secara
pasti. Komponen kurikulum: merupakan dokumen lengkap yang terdiri dari
tujuan program, bahan ajar, strategi mengajar, deskripsi alokasi sumber belajar,
metode mengevaluasi hasil belajar dan metode untuk mereview dan adjustment
kurikulum itu sendiri.
Rekonstruksi kurikulum merupakan sebuah keniscayaan sebagai
konsekuensi dari perubahan situasi dan kondisi masyarakat tempat
berlangsungnya pendidikan. Ellis, dkk. (1986:279), mengklasifikasikan
beberapa kategori yang berpengaruh terhadap kurikulum, yaitu: individu-
individu yang terlibat dalam komunitassebuah lembaga pendidikan;
kepentingan-kepentingan kelompok yangdiorganisasikan secara khusus;
kepentingan-kepentingan komersial para penggagas informasi dan ide-ide baru;
perubahan kondisi ekonomi dan masyarakat; organisasi-organisasi profesi dan
masyarakat terpelajar; serta evaluasi dan akreditasi eksternal
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar
penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan
keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan
dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai
fenomena negatif yang mengemuka.

a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi


informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga
negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan
untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi,
Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative
learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran sebagai berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung
jawab.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan atau menciptakan peserta
didik yang kuat menghadapi perkembangan zaman, siap menghadapi
tantangan hidup dimasa depan, maka kurikulum dirancang sedemikian rupa
agar dalam proses pembelajaran untuk persiapan menghadapi masa depan,
peserta didik mengalami kenyamanan dan kebebasan sekaligus tidak
terkukung oleh sebuah dominasi pendidikan yang sentralistis, termasuk
kepantingan sekolah maupun lembaga-lembaga diatasnya. Maka kurikulum
yang harus dikembangkan adalah kurikulum yang dapat memberikan
kebebasan kepada anak didik untuk berakualisasi sendiri dan mandiri
sebangun dengan potensi dan bakat yang dimilikinya. Selain itu, kurikulum
yang memusat arus dilokalisasikan agar setiap satuan pendidikan dapat
mengenyam pendidikan yang setara sesuai dengan kebutuhan lingkungan
social masing-masing. Hal ini menjadi suatu keharusan untuk diberlakukan
sebagai upaya penyelamatan pendidikan bagi anak didik sehingga mereka
kemudian dapa menentukan nasibnya sendiri. Oleh karena itu bentuk
kurikulum mau tidak mau harus direkonstruksi menjadi kurikulum yang
mencerdaskan dan membebaskan siswa dari segala bentuk penindasan agar
peserta didik bebas untuk berpendapat, mengeluarkan ide-ide serta
gagasannya dalam memahami materi pelajaran. Dengan pemahaman sendiri
mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan
sehari-hari dan kehidupan dimasa yang akan datang.
Bentuk dari rekonstruksi kurikulum tersebut antara lain:

a. Mengubah filisofi kurikulum dari yang belaku seragam menuju


kurikulum filosofi yang lebih sesuai dengan tujuan, misi, dan fungsi
serta jenjang pendidikan dan unit pendidikan dalam artian penekanan
pada upaya pengembangan kemampuan kemanusiaan anak-anak didik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
dunia harus diutamakan implementasinya.
b. Teori kurikulum tentang konten (isi) harus digeser dari teori yang
dimaknai sebagai aspek substansi yang mengandung fakta, teori dan
generalisasi menuju ada pengertian yang mencakup nilai, moral,
prosedur, proses dan keterampilan yang harus dimiliki anak didik.
c. Teori belajar yang digunakan dalam lingkungan masa depan yang
memerhatikan kkeragaman sosial, budaya, ekonomi, dan politik tidak
lagi hanya mendasarkan diri bersifat individualistic, dan menempatkan
anak didik dalam suatu kondisi bebas nilai, tetapi harus pula didasarkan
pada teori belajar yang menempatkan anak didik sebagai makhluk
social, budaya, politik dan hidup sebagai anggota aktif masyarakat,
bangsa, Negara dan dunia.
d. Proses belajar yang dikembangkan untuk anak didik juga harus
berdasarkan pada proses yang mempunyai tingka isomorfis tinggi
dengan kenyataan social. Dengan kata lain, belajar berkelompok secara
kompetitif dalam suasana positif harus dihidupkan.
Sebagai bagian kelengkapan, penting untuk menjadikan kurikulum
yang betul-betul menyentuh anak didik sehingga membebaskan dan
kemudian melahirkan satu proses pendidikan yang mencerdaskan, yang
dapat menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa depan, yang
didasarkan pada kurikulum pendidikan nasional, serta berbasis kurikulum
local yang dibat oleh daerah sebagai pemangku kebijakan terendah dalam
pemerintahan. Agar kelak, pemerintah daerah dapat memfasilitasi
kepentingan dan kebutuhan siswa untuk memperoleh pendidikan yang
sesuai dengan kepentingan siswa tersebut.
b. Masyarakat yang baik memiliki sistem pendidikan yang baik dan
begitu juga sebaiknya. Bagaimana keadaan pendidikan di Indonesia
pada saat ini jika dikaitkan dengan prinsip (adagium) ini. Jelaskan
dengan teori!
Pendidikan adalah faktor utama dari kemajuan bangsa. Menjadi bangsa
yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin di capai oleh setiap negara di
dunia. Maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan.
Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang
berkualitas. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di dunia yang
masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Kita mempunyai
tujuan bernegara ”mencerdaskan kehidupan bangsa” yang seharusnya jadi
sumbu perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa.
Yang di rasakan saat ini adalah adanya ketertinggalan didalam mutu
pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembangunan bangsa pada berbagai bidang.
Akan tetapi kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih saja
memprihatinkan, terutama mengenai fasilitas pendidikan di daerah-daerah,
baik sarana maupun prasarana pendidikan. Masih saja terdengar kabar ada
bangunan sekolah yang tidak layak untuk digunakan. Seperti yang beritakan
bahwa masih ada sekitar 2.000 ruang kelas di Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat, dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan kondisi ruang kelas tersebut
tidak layak pakai untuk proses belajar-mengajar. Tidak hanya itu saja, ada juga
daerah-daerah yang kekurangan tenaga guru untuk mengajar.
Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyebut pendidikan saat
ini berada dalam kondisi gawat darurat mengacu kepada hasil survei PISA
yang menempatkan Indonesia pada rangking 64 dari 65 negara. "Dalam satu
dekade terakhir berdasarkan survei PISA (Programme for International Study
Assessment) pendidikan Indonesia jalan di tempat, sementara negara lain
sedang bersiap memenangkan pertarungan dunia.
Ada banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di
Indonesia tidak bisa berkembang, faktor dan masalah itu adalah :
1. Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan di Indonesia akan menjadi sulit bagi mereka yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Mayoritas penduduk Indonesia yang berada di
bawah garis kemiskinan mengakibatkan terbengkalai nya mereka dalam
hal pendidikan. Selain kemauan mereka yang tidak pernah tumbuh dan
sadar akan pendidikan, faktor ekonomi yang menjadi alasan
utama mereka untuk tidak menyentuh dunia pendidikan.
Pemerintah sudah mencanangkan pendidikan gratis dan bahkan
pendidikan wajib 12 tahun, tetapi biaya-biaya lain yang harus di tanggung
oleh para siswa tidaklah gratis. Sebagai contoh Biaya untuk naik
kendaraan menuju ke sekolah, membeli buku, seragam, dan peralatan
sekolah lainnya tidak murah dan tidak gratis.
2. Fasilitas pendidikan yang kurang memadai
Fasilitas juga menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia karena
Fasilitas pendidikan di Indonesia masih kurang memadai. Masih Banyak
sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hampir rubuh, tidak memiliki
fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan teknogologi,
dan alat-alat penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak dapat
berkembang secara optimal.
3. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan di kota dan di
desa sangatlah berbeda, Karena Pemerintah yang lebih menaruh perhatian
pada pendidikan di perkotaan membuat kualitas pendidikan di perkotaan
dan di pedesaan menjadi kurang di perhatikan. Sebagai contohnya adalah
dalam masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah
dibading gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang lebih
memilih bekerja di kota daripada di desa. Alhasil kualitas guru di kota
lebih baik dibanding guru di desa. Selain masalah kesejahteraan guru, juga
terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilatas pendidikan, dan
banyak hal lainnya. Maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di
Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih
baik daripada di desa.

2. Pendidikan dan nilai budaya adalah dua hal yang berkaitan seperti
instrument dan isi.
a. Jelaskan tiga konflik nilai yang menjadi isu pendidikan di Amerika
sampai saat ini.
Ada 3 konflik nilai yang menjadi isu pendidikan di Amerika pada
saat ini.
1) Nilai Kebudayaan/Ras/etnik/suku
Bangsa amerika terdiri dari bangsa-bangsa emigrant dari berbagai
kawasan dunia,terutama dari kawasan eropa sebagai dominannya. Imigrasi
tua berasal dari eropa barat dan utara seperti inggris, scothlandia, prancis,
belanda, jerman dan sebagainya kemudian diikuti oleh imigrasi muda
berasal dari eropa timur dan selatan seperti: italia, rusia, polandia, Austria
hongaria dsb. Setiap bangsa membawa keprcayaan, adat istiadat, bahasa,
dan segi-segi kebudayaan masing-masing ke amerika sehingga amerika
menjadi periuk peleburan bagi segala jenis kebudayaan asli dan pendatang
dari bena hitam afrika. Itulah yang membentuk kebudayaan amerika
sekarang. Di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi perbedaan ini akan
terlihat terutama pada ras kulit hitam yang bermigrasi ke amerika.
Bertahun-tahun lamanya amerika mendiskriminasikan ras ini bahkan pem
bully an sering terjadi. Hingga akhirnya ras ini dapat diterima dan
disetarakan saat diangkatnya presiden berkulit hitam pertama di amerika.
2) Nilai Gender/ Persamaan Hak wanita dengan laki-laki
Persamaan derajat dan hak wanita telah lama diprogramkan oleh
pemerintahan amerika. Dinamika perubahan sosial masyarakat Amerika
Serikat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir sangat mempengaruhi
pendidikan. Mulai dari tingkat pra sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Sebagai hasil emansipasi yang sejak lama diperjuangkan di Amerika.
Hampir semua wanita sudah mendapatkan pendidikan yang sama dengan
pria dan selanjutnya kebanyakan wanita sudah mendapat tempat yang
sangat luas dalam lapangan kerja, baik bagi mereka yang belum
berkeluarga maupun yang sudah
3) Nilai Keagamaan
Bercampurnya etnis-etnis eropa yang berimigrasi di amerika
menjadikan Negara ini dominan beragama Kristen. Namun nilai agama
tidak lepas dari keadaan pemerintahan Indonesia saat ini. Jatuhnya gedung
WTC beberapa tahun silam memberikan ancaman kepada warga muslim
yang ada di amerika, semua orang menanggap islam adalah teroris bahkan
pendiskriminasian terhadap islam secara terang-terangan terjadi pada saat
itu dan memberikan nama islamofobia pada orang-orang yang anti agama
islam. Namun seiring waktu pertambahan penduduk muslim di amerika
mulai meningkat yang menyatakan bahwa jumlah muslim di amerika
serikat mencapai 2,5 juta orang. Dan hal ini bertentangan dengan presiden
amerika saat ini donal trump yang jelas-jelas melarang muslim untuk
memasuki wilayah amerika serikat.
b. Jelaskan kaitan antara nilai ideal, kurikulum dan conscious of social
reproduction dalam sebuah sistem pendidikan.
Conscious Social Reproduction (CSR): adalah menumbuhkan warga
yang mampu mandiri secara otonom atas aturan-demokratis di mana
praktek dan otoritas dipahami sebagai sesuatu yang mana mengharuskan
kita secara aktif, sadar dan setuju untuk berpartisipasi dalam sebuah
demokrasi, bukan hanya menerima sebagai suatu yang alami dalam
berdemokrasi Hal ini menyatakan bahwa suatu tatanan sosial bisa saja
untuk mengatasi kesewenang-wenangan sendiri. Politik dunia konstruksi
mencakup aspek-aspek praktek sehari-hari kita di mana kita bertanya satu
sama lain apakah yang kita lakukan sehari-hari mereproduksi dunia sosial
seperti yang kita berharap hal itu terjadi ketika kita berpikir tentang hal-hal
seperti keadilan, kemajuan, dan masyarakat. Partisipasi dalam konstruksi
dunia, misalnya, dapat menjadi 'pribadi' dibenarkan sebagai mencari
nafkah atau mendukung keluarga, bisa didisiplinkan oleh kontrol sosial
ideologis atau dibatasi oleh suatu etos teknokratis. Hal ini bukan apa-apa
untuk berpartisipasi dalam politik pembangunan dunia yang dipertaruhkan
dalam banyak perdebatan, melainkan apa yang dipertaruhkan adalah
kualitas kesadaran menghadiri partisipasi tersebut, Bagi mereka yang
menganggap demokrasi sebagai martabat hanya dilayani oleh suatu politik
pembangunan dunia yang bertanggung jawab, yaitu, reproduksi sosial
sadar (CSR), tidak satupun dari motif pribadi atau ideologi didorong
cukup. Jika ada retorika karakteristik yang berhubungan dengan CSR, itu
adalah bahwa transparansi sosial intersubjektif. Di sini, kesadaran diri
sebagai sosial tertanam diperlukan untuk martabat politik mengetahui
bahwa, apa pun resmi kami 'mandat,' kami secara faktual terlibat, baik atau
buruk, dalam bagaimana dunia sosial dibangun melalui bagian kita dalam
sehari-hari reproduksi. Ini harus mengikuti, kemudian, bahwa kita tepat
bahwa martabat tidak hanya melalui tindakan abstrak pemungutan suara,
namun melalui musyawarah politik.
Keterkaitannya dengan Kurikulum, kurikulum merupakan suatu
perencanaan pendidikan yang didalamnya terdapat berbagai komponen
yaitu materi ajar, tujuan yang akan dicapai. Seperti kompetensi dasar,dan
standar kompetensi. Sebagai perancang pendidikan kita dapat merancang
pendidikan itu dengan berbagai cara di dalam kurikulum agar kelihatan
menarik, indah, variatif, tidak membosankan, mendalam dan tentunya
mengandung pesan moral di dalamnya. Dengan kata lain memasukkan
hakekat seni didalam kurikulum. Jadi tidak terfokus hanya ke dalam
kognitif semata tetapi harus mengandung unsur seni di dalamnya sebagai
variasi pembelajaran. Kurikulum sekarang masih kurang menarik, karena
masih terfokus pada penguasaan materi semata. Untuk itu sebagai
perencana pendidikan kita dapat memasukkan hakekat seni dalam
kurikulum. Unsur estetika kita masukkan dalam kompetensi dasar.
Contohnya mata pelajaran SAINS, dengan pokok bahasan Pesawat
sederhana. Di sini anak anak kita tuntut bukan hanya menghafalkan jenis-
jenis peswat sederhana, tetapi kita masukkan unsur seninya seperti
membuat skemanya, jadi nampak variatif. Dalam hal ini anak-anak sudah
menghafal, tidak merasa bosan, akan lebih mendalam, lebih menarik
perhatian sehingga lebih besar kemungkinannya anak-anak cepat mengerti.
Dengan demikian keterkaitannya dengan CSR adalah kesadaran bersama
dalam menetapkan sebuah kurikulum yang relevan dengan tuntutan jaman
sehingga setiap orang akan secara sadar untuk berpikir maju kearah yang
lebih kondusif.
c. Apakah konflik (soal no 2.a) tersebut juga terjadi di Indonesia.
Jelaskan dengan teori!
Konflik yang terjadi di amerika pasti juga akan terjadi dinegara
manapun termasuk Indonesia. Namun hal yang terlihat kentara pada
Indonesia adalah masalah sistem pendidikan di Indonesia sendiri. Nilai-
nilai yang konflik di amerika tidak terlihat karena Indonesia masih
menghargai antar suku agama dan ras. Namun, akhir-akhir ini nilai
keagamaan mulai terlihat bergejolak di tengah masa pemerintahan joko
widodo.
Masalah utama di Indonesia disini adalah letk sistem pendidikan itu
sendiri baik sarana prasarana dan aturan pendidikan yang selalu berganti-
ganti sehingga arah tujuan pendidikan menjadi tidak tersampaikan.

3. Prof. Dr. Imran Manan dalam buku “Antropologi Pendidikan”


menjelaskan kaitan antara kurikulum, budaya dan pelaksanaan tugas
guru dan sebagaimana seharusnya merespon kebutuhan dan perobahan
dalam masyarakat.
a. Jelaskan tiga kenyataan budaya Amerika Serikat jika dikaitkan
dengan kurikulum yang ada!
Nilai budaya sangatlah beragam. Ada tiga kebudayaan Amerika.
Persaingan sangat penting di sini.
1) Orang-orang amerika terus terdorong untuk terus maju; tujuan kita
adalah untuk memenangkan apa saja, selalu menjadi yang pertama,
selalu meningkat satu anak tangga di tangga kemakmuran dan
keberhasilan yang tidak ada akhirnya.
2) Walaupun nilai-nilai budaya Amerika meresapi kehidupan mereka,
nilai-nilai tersebut tidak membuat manusia menjadi serupa. Individu-
individu menganut nilai-nilai yang berbeda-beda.
3) Semua orang Amerika harus memperoleh kesempatan yang sama
untuk merealisasikan bakat-bakatnya; bahwa semua orang harus
mempunyai hak-hak dan kebebasan tertentu (seperti kebebasan
beragama, dan persamaan di muka hukum), bahwa masalah-masalah
harus dipecahkan secara rasional dan, dimana pantas secara
demokratis.
Tiga fakta dalam budaya Amerika Serikat sekarang menimbulkan isu-
isu-isu penting bagi kurikulum antara lain karena:
1) Kebudayaan Amerika berubah demikian cepat
2) Kebudayaan bertumbuh lebih kompleks
3) banyak orang Amerika dilahirkan dengan kesempatan yang terbatas
untuk memasuki kebudayaan kelas menengah yang dominan.
Jika dikaitkan dengan kurikulum yang ada, tentu saja kurikulum
tersebut harus berkesesuaian dengan kondisi budaya diatas, kurikulum
pendidikan harus menempatkan manusia sesuai dengan nilai-nilai
kemanusian tersebut. Dimana pendidikan haruslah menfasilitasi setiap
individu untuk maju dan meningkatkan kemakmurannya. Kurikulum
pendidikan harus menghargai setiap individu yang unik, menempatkan
mereka pada bakat berbeda sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
Setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan secara sama dalam
pendidikan, dimana tidak ada yang menghalangi akses seseorang untuk
memeperoleh ilmu pengetahuan dan bebas untuk menentukan pilihan pada
bidang yang mereka sukai.
b. Bagaimana tiga kenyataan tersebut dipecahkan menurut pandangan
progresivisme dan konservatifisme. Bagaimana kesimpulan saudara?
1) Pandangan Progresifisme
Para pendidik progresif mempertahankan bahwa untuk
menyesuaikan pendidikan Amerika dengan umum dan khusus kepada
kebudayaan masa kini. Dari pendidikan umum siswa-siswa harus
mendapatkan latihan intelektual dan pengetahuan dasar yang diperlukan
mereka untuk mengerti keadaan sekarang dan perubahan-perubahan masa
depan. Dari kurikulum umum, dia harus memperoleh hirarki nilai-nilai,
tidak absolut tetapi agak terbuka terhadap revisi-revisi, berdasarkan hirarki
ini dia akan dapat memutuskan apakah akan menerima baik, menyetujui,
atau menolak perubahan tertentu. Umpamanya, dia harus membentuk
standarnya sendiri tentang moralitas umum dan pribadinya sendiri. Jika
kedua jenis kurikulum berhubungan dengan kebudayaan masa kini, tapi
dari titik pandang yang berbeda, siswa-siswa akan belajar bagaimana
menilai berbagai situasi budaya pada waktu bersamaan sehingga dia
belajar teknik-teknik bagaimana mengambil keputusan. Kurikulum
sekolah lanjutan menurut kebanyakan pengikut progresif harus
menetapkan ilmu sosial yang penting yang dapat menggambarkan dunia
dewasa ini lebih baik dari bentuk pelajaran-pelajaran dalam masalah-
masalah demokrasi Amerika, yang berhubnungan dengan hal-hal yang
bersifat madsa kini seperti kejahatan, perceraian, kenakalan remaja,
pemisahan ras, dsb. Akhirnya menurut pandangan progresif kurikulum
mesti berkembang terus-menerus. Karena perubahan melipat gandakan
fungsi-fungsi yang harus diisi dalam masyarakat dan juga pengetahuan
diperlikan untuk mengisinya, sekolah harus mengajarkan mata pelajaran
baru tersebut sebagai yang diperlukan.
Pemecahan golongan progresif ialah dengan menggunakan
pendekatan sekolah dasar yang lebih umum sampai ke tingkat lanjutan
melalui penggunaan kurikulum inti dalam pendidikan umum. Theodore
Brameld, telah mengusulkan satu kurikulum umum ynag dipadukan dalam
bentuk tatanan urutan kebudayaan yang dikemukakan oleh antropologi,
bahwa kurikulum harus difokuskan kepada hubnungan-hubungan manusia
dalam tiga bidang budaya yaitu yang pertama famili, sex, dan hubungan
orang demi orang. Yang kedua, agama, kelas, kasta, dan kelompok-
kelompok status, dan yang ketiga, kawasan daerah, bangsa-bangsa dan
sistem-sistem dan keseluruhan kebudayaan. Jika sebuah program harus
lebih terintegrasi daripada kurikulum akademis tradisional, program
tersebut harus memadukan elemen-elemen yang beragam dalam bentuk
konfigurasi yang luas dari kebudayaan.

Pandangan progratitivme, menawarkan sebuah media yang


berpandangan bahwa pendidikan seluruhnya tergantung pada perubahan
kebudayaan dan pendidikan dapat merubah dirinya sendiri dan masyarakat
tanpa perlu bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan sosial. Meskipun
pendidikan tidak mampu menentukan atau merubah kebudayaan, namun
demikian pendidikan dapat mengembangkan mentalitas yang sanggup
menghadapi perubahan bila terjadi. Yaitu pendidikan dapat dapat
mengajari anak-anak untuk untuk bereaksi terhadap perubahan dengan
baik. Dengan cara ini masyarakat akan terdidik untuk memperbaiki dirinya
sendiri tanpa guru-guru perlu meyakinkan generasi muda tentang
kebudayaan yang ada. Untuk tujuan ini anak-anak mesti mempelajari dan
dan memecahkan situasi kehidupan nyata yang merupakan masalah.

2) Pandangan Konservatifisme
Menurut pandangan ini sekolah tidak dapat memaksakan kondisi
budaya. Sekolah bukanlah sebuah lembaga yang tepat setapi sebuah
pranata belajar tentang kebudayaan yang ada. Karena individu-individulah
yang merubah masyarakat bukan sebaliknya. Cara yang tepat untuk untuk
memperbaiki masyarakat adalah dengan memperbaiki individu. Jadi,
sekolah menjadi agen perubahan budaya, sekolah mempersiapkan siswa-
siswa bagi suatu lingkungan budaya, dan seharusnya menyiapkan mereka
pada kondisi-kondisi dalam mana mereka memperoleh kehidupan.

Pemecahan konservatifisme berlawanan dengan pandangan kaum


progresif, para pendidik konservtif mempertahankan kebudayaan masa
kini terlalu luas dan komplek untuk dimengerti melalui penelitian berbagai
masalahnya. Sebelum dia dapat memecahkan masalah-masalah demikian,
siswa-siswa harus pertama-tama menangkap prinsip-prinsip umum dari
berbagai cabang ilmu ke dalam mana fenomena alam dan budaya telah
dibagi-bagi utuk maksud penelitian, yaitu prinsip-prinsip disiplin
intelektual yang utama. Pengikut konservatif setuju dengan kaum progresif
tentang kebutuhan akan sebuah kurikulum yang terpadu untuk mengatasi
masalah fragmentasi pengetahuan dan kebudayaan dewasa ini. Fungsi
sekolah yang sebenarnya adalah untuk menolong orang muda untuk
sementara berdiri terpisah dari sebuah komplek masalah ketika ia
menganalisanya dan menyusun strategi untuk menghadapi berbagai
elemen-elemennya. Mereka membagi-bagi masalah hidup yang ada
menjadi problem-problem yang terpisah-pisah yang dapat diselesaikan
oleh metode-metode khusus yang tepat. Pengikut konservatif percaya
bahwa pendidikan harus melalui tahap-tahap yang berbeda.

Kesimpulan, dari kedua pandangan diatas maka sebaiknya dalam


memecahkan berbagai macam masalah pada kurikulum dalam kondisi
ketiga budaya tersebut adalah dengan memadukan keduanya dengan saling
menguatkan bukan melemahkan. Artinya, dengan menerapkan pendidikan
secara Rekonstuksionisme kita dapat mengurangi kekurangan pada tujuan-
tujuan suatu penekanan yang tidak tepat pada individu semata dan
peremehan terhadap budaya itu sendiri, kemudian menggantinya dengan
pandanagan keuniversalan pendidikan dan berkomitmen terhadapa tujuan-
tujuan jangka panjang. Masyarakat yang baru mesti mengharmonisasikan
nilai-nilai dasar kebudayaan dengan kekuatan pendorong dunia modern.
Pendidikan harus demokratis dengan masyarakat yang demokratis pula.
Bersumber pada institusi-institusi dan sumber utama industri, transport,
kesehatan dan sebagainya.

Seharusnya tujuan pendidikan mestinya merubah kemanusiaan


dengan mengajar generasi yang lebih muda untuk mencintai melalui
pendidikan dalam seni hubungan antar manusia. Sekolah mesti
mengajarkan semua mata pelajaran yang diarahkan kepada arti hubungan
manusia. Mendorong siswa menilai dunia secara human dan kritis.
Mengembangkan nilai-nilai kesabaran, kerjasama, dermawan dan
kedamaian dalam fikiran.

c. Langkah apa yang harus ditempuh agar jabatan guru menjadi


jabatan professional dan secara sosial diakui dan dihargai dalam
masyarakat.
Secara tradisional, guru dianggap sebagai pemelihara warisan budaya.
Tugasnya adalah menyampaikan elemen-elemen warisan-warisan apapun
yang kelihatan cukup penting untuk dipelihara. Sudah waktunya untuk
mempertimbangkan aspek hubungan guru dan kebudayaan serta
pendidikan, untuk menjadikan jabatan guru menjadi jabatan yang
professioanal dan berkedudukan baik dalam masyarakat.
Maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru-guru harus lebih terlatih dan terspesialisasi, lebih berpengetahuan
dan lebih sadar akan tanggung jawab terhadap masyarakat.
2) Profesi guru harus diawasi, tidak hanya pada latihan-latihan tetapi juga
pada tingkah laku anggota-anggota tersebut dalam hal ini adalah guru.
3) Seorang guru harusnya sanggup membuat keputusan-keputusan
penting, memainkan peranan alam mementukan kebijakan pendidikan,
bukan menjadi alat roda pendidikan.
4) Meningkatkan kebebasan guru, keberpihakan pemerintah dan hukum
terhadap profesi guru, sebagaimana juga profesi lainnya seperti
wartawan dan dokter.
5) Penghargaan dalam hal kemakmuran perlu didapatkan oleh seorang
guru.
6) Otoritas dari seorang guru harus jelas.
4. Masyarakat, pendidikan dan kebudayaan adalah saling berkaitan.
a. Jelaskan hakekat sebuah masyarakat dengan mengaplikasikan tiga
teori yang ada !
Hakekat masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama
manusia. Dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses
antar hubungan dan antar aksi. Dengan demikian masyarakat dapat diartikan
sebagai wadah atau medan tempat berlangsungnya antar aksi warga
masyarakat itu. untuk mengerti bentuk dan sifat masyarakat dalam
mekanismenya ada ilmu masyarakat (sosiologi) agar lebih baik apabila ia
mengenal “masyarakat” dimana ia menjadi bagian daripadanya, karena tiap-
tiap pribadi tidak saja menjadi warga masyarakat secara pasif.
Teori-teori tentang hakikat masyarakat yang berkembang dan dianut
dunia pada umumnya adalah :
1) Teori Atomistic
Pada periode masyarakat sebelum terbentuknya negara seperti yang
kita kenal sekarang (pre social state) manusia sebagai pribadi adalah bebas
dan independen. Dengan demikian masyarakat dibentuk atas dasar kehendak
bersama, untuk tujuan bersama para individu, yang kemudian menjadi warga
masyarakat itu. Pribadi manusia sebagai individu memiliki kebebasan,
kemerdekaan dan persamaan diantara manusia lainnya. Karena didorong oleh
kesadaran tertentu, mereka secara sukarela membentuk masyarakat, dan
masyarakat dalam bentuknya yang formal ialah negara. Oleh sebab itu
masyarakat adalah perwujudan kontrak sosial, perjanjian bersama warga
masyarakat itu. Berdasarkan asas pandangan atomisme ini penghargaan
kepada pribadi manusia adalah prinsip utama. Artinya setiap praktek tentang
kehidupan di dalam masyarakat selalu diarahkan bagi pembianaan hak-hak
asasi manusia, demi martabat manusia.
2) Teori Organisme
Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dan berkembang di dalam
masyarakat. Manusia lahir dalam wujud yang serba lemah, lahir dan bathin.
Keadaannya dan perkembangannya amat tergantung (dependent) kepada
orang lain, minimal kepada keluarganya. Kenyataan ini tidak hanya pada
masa bayi dan masa kanak-kanak, bahkan di dalam perkembangan menuju
kedewasaan seseorang individu masih memerlukan bantuan orang lain.
Misalnya dalam penyesuaian kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
manusia saling membutuhkan sesamanya demi kelanjutan hidup dan
kesejahteraannya. Prinsip pelaksanaan pola-pola kehidupan di dalam
masyarakat menurut teori organisme ialah :
a. Bahwa kekuasaan dan kehendak masyarakat sebagai lembaga di atas
hak, kepentingan, keinginan, cita-cita dan kekuasaan individu.
b. Lembaga masyarakat yang meliputi seluruh bangsa, secara nasional,
bersifat totalitas, pendidikan berfungsi mewujudkan warga negara
yang ideal, dan bukan manusia sebagai individu yang ideal.
3) Teori Integralistik
Menurut teori ini meskipun masyarakat sebagai satu lembaga yang
mencerminkan kebersamaan sebagai satu totalitas, namun tidak dapat diingkari
realita manusia sebagai pribadi. Sebaliknya manusia sebagai pribadi selalu ada
dan hidup di dalam kebersamaan di dalam masyarakat. Jelas bahwa pribadi
manusia adalah suatu realita di dalam masyarakat, seperti halnya masyarakat pun
adalah realita diantara bangsa-bangsa di dunia ini dan komplementatif.
Masyarakat ada karena terdiri dari pada individu-individu warga masyarakat.
Dan pribadi manusia, individu-individu dalam masyarakat itu berkembang dan
dipengaruhi oleh masyarakat.
Pelaksanaan asas-asas menurut teori integralistik yang dapat penulis
samakan dengan teori kekeluargaan adalah berdasarkan keseimbangan antara
hak-hak (asasi) dan kewajiban-kewajiban (asasi). Praktek tata kehidupan sosial
berdasarkan kesadaran nilai-nilai, norma-norma sosial yang berlaku dan
dijunjung bersama baik oleh individu sebagai pribadi, maupun oleh masyarakat
sebagai lembaga. Kepentingan dan tujuan hidup individu meskipun amat bersifat
pribadi, tak dapat dipertentangkan dengan kepentingan dan tujuan sosial. Sebab
tiap individu menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Ini berarti bahwa
kebebasan (kemerdekaan) dan hak-hak individu dengan sendirinya dibatasi oleh
kemerdekaan dan hak-hak individu lain di dalam masyarakat. Kesadaran atas
nilai-nilai asasi demikian berarti merupakan dasar bagi tiap individu untuk
melaksanakan fungsi sosialnya secara maksimal.
b. Manusia dididik agar dapat melaksanakan hak azazi dan kewajiban
azazinya, bagaimana hal ini bisa tercipta dalam masyarakat Indonesia
dimasa depan. Jelaskan !
Hak asasi adalah hak yang paling utama dan mendasar di dalam kehidupan
manusia dan menjadi salah satu hal yamg sangat vital yang harus di hargai oleh
sesama manusia. hak asasi harus di perjuangkan dan hak asasi menjadi hal yang
harus dihargai. jika hak asasi mulai tidak dihargai maka hal tersebut akan
menimbulkan dampak yang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan
kekacauan
Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap
hak-hak asasi manusia itu sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah
satu ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara. namun di
samping hak-hak asasi manusia, harus pula dipahami bahwa setiap orang
memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang juga bersifat asasi. setiap orang,
selama hidupnya sejak sebelum kelahiran, memiliki hak dan kewajiban yang
hakiki sebagai manusia. pembentukan negara dan pemerintahan, untuk alasan
apapun, tidak boleh menghilangkan prinsip hak dan kewajiban yang disandang
oleh setiap manusia. karena itu, jaminan hak dan kewajiban itu tidak ditentukan
oleh kedudukan orang sebagai warga suatu negara. setiap orang di manapun ia
berada harus dijamin hak-hak dasarnya. pada saat yang bersamaan, setiap orang
di manapun ia berada, juga wajib menjunjung tinggi hak-hak asasi orang lain
sebagaimana mestinya. keseimbangan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban
asasi ini merupakan ciri penting pandangan dasar bangsa indonesia mengenai
manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Pendidikan dalam masyarakat modern dan sederhana adalah dua hal
yang masing-masing kekuatan dan kelemahan
a. Jelaskan lima karakteristik masyarakat sederhana dan modern
dikaitkan dengan sistem pendidikannya.
Adapun beberapa kondisi menurut Imran Manan (1989:57) yang
mendorong timbulnya lembaga pendidikan (sekolah) dalam masyarakat
sederhana adalah :
1) Perkembangan agama dan kebutuhan untuk mendidik para calon
ulama, pendeta,dll.
2) Pertumbuhan dari dalam (lingkungan masyarakat itu sendiri) atau
pengaruh dari luar.
3) Pembagian kerja dalam masyarakat yang menuntut keterampilan dan
dan teknik khusus.
4) Konflik dalam masyarakat yang mengancam nilai-nilai tradisional dan
akhirnya menuntut pendidikan untuk menguatkan penerimaan nilai-
nilai warisan budaya.
Karakteristik Masyarakat Sederhana :
1) Masyarakat sederhana mempunyai pengetahuan yang kurang
terspesialisasi dan sedikit keterampilan yang diajarkan membuat
mereka tiada keperluan rasanya untuk menciptakan institusi yang
terpisah bagi pendidikan seperti sekolah.
2) Dalam kebudayaan masyarakat sederhana agen pendidikan yang
formal termasuk di dalamnya keluarga dan kerabat. Sedangkan
sekolah muncul relative terlambat dalam lingkungan masyarakat
sederhana. Adapun beberapa kondisi menurut Imran Manan (1989 :
57) yang mendorong timbulnya lembaga pendidikan (sekolah) dalam
masyarakat sederhana adalah :
a. Perkembangan agama dan kebutuhan untuk mendidik para calon
ulama, pendeta, dll.
b. Pertumbuhan dari dalam (lingkungan masyarakat itu sendiri) atau
pengaruh dari luar.
c. Pembagian kerja dalam masyarakat yang menuntut keterampilan
dan dan teknik khusus.
d. Konflik dalam masyarakat yang mengancam nilai-nilai tradisional
dan akhirnya menuntut pendidikan untuk menguatkan penerimaan
nilai-nilai warisan budaya.
3) Untuk mempelajari sesuatu biasanya anak-anak dalam masyarakat
sederhana akan pergi kepada orang yang mereka anggap ahlinya.
Mereka pempelajarinya tidak hanya untuk hal-hal tertentu yang
harus diketahui untuk perkembangan mereka dan hubungannya
dengan kehidupan mereka masa sekarang dan akan datang. Artinya
mereka belajar untuk kelangsungan hidupnya.
4) Dalam mempelajari keterampilan anak-anak masyarakat sederhana
selalu memiliki hubungan yang intim dengan visi orang dewasa,
sehingga menimbulkan nilai-nilai kekeluargaan yang erat di antara
mereka.
5) Dalam suatu masyarakat sederhana tidak mempunyai orang yang
khusus berfungsi mengajar. Anggota-anggota masyarakat yang lebih
tua mengajar kelurga yang muda, walupun untuk tujuan-tujuan
tertentu, seperti untuk menjadi guru mengaji, sebagai penceramah,
dll.
6) Dalam masyarakat sederhana pembelajaran menjadi lebih mudah
sebab objek pembelajaran selalu dapat diperoleh.
Karakteristik Masyarakat Modern :
1) Masyarakat modern adalah kepercayaan akan kemajuan ilmu
pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka
percaya bahwa kondisi kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki
dengan penggunaan sain dan teknologi.
2) Pendidikan masyarakat modern memisahkan anak dari orang tuanya
untuk memperoleh ketampilan (ilmu pengetahuan dan teknologi)
serta akan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari pada
masyarakat sederhana.
3) Dalam masyarakat modern pengetahuan yang akan diajarkan akan
membutuhkan seorang tenaga pengajar yang professional. Hal ini
berimplikasi dengan cara pandang mereka bahwa mereka akan dapat
memetik keuntungan ataupun kerugian dari spesialisasi, pengetahuan
dan keahlian yang telah mereka kuasai.
4) Dengan adanya tenaga-tenaga professional, lembaga formal, serta
sarana dan prasarana yang memadai akan melahirkan masyarakat
modern yang juga akan memiliki kaulifikasi atau kompetensi sesuai
dengan apa yang telah digariskan dalam perencanaan pembelajaran.
5) Tenaga pengejar (guru) dalam masyarakat modern cenderung
mangajarkan sesuatu kepada muridnya jauh dengan realita yang ada.
Sebagai contoh seorang guru bidang ekonomi yang mengajarkan
cara menjadi manager keuangan, tidak akan terlibat langsung
menjadi manager keuangan. Hal ini berimplikasi kepada jauhnya
sesuatu apa yang mereka pelajari dari diri dan lingkungan mereka
sendiri.
6) Anak-anak dalam masyarakat modern cenderung berada dibawah
tekanan yang besar dari orang tua dan guru-gurunya untuk
menguasai pelajaran yang ditentukan dan dalam waktu yang telah
ditentukan. Gejala ini akan berpotensi menimbulkan gejala kelainan
mental jika hasil yang akan dicapai terlalau berat dibandingkan
dengan kemampuan anak.
Dalam masyarakat sederhana pembelajaran menjadi lebih mudah
sebab objek pembelajaran selalu dapat diperoleh. Walaupun begitu di
sejumlah masyarakat sederhana ada juga sejumlah pengetahuan khusus
yang mesti diajarkan dengan jelas, karena pengetahuan ini dipercayai
menjamin kelangsungan dan kesuburan masyarakat.
Sedangkan dalam masyarakat modern pendidikan memisahkan
anak dari orang tuanya untuk memperoleh ketampilan (ilmu pengetahuan
dan teknologi) serta akan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari
pada masyarakat sederhana. Dengan didirikannya lemabaga-lembaga
formal (sekolah) membuat mereka lebih banyak terpisah dengan
lingkungan masyarakat nmereka sedniri. Hal ini mengakibatkan anak-anak
dalam masyarakat modern akan terasing dengan lingkungan
masyarakatnya yang pada akhirnya akan mengurangi kepedulian diantara
mereka.
Dalam masyarakat modern pengetahuan yang akan diajarkan akan
membutuhkan seorang tenaga pengajar yang professional. Hal ini
berimplikasi dengan cara pandang mereka bawah mereka akan dapat
memetik keuntungan ataupun kerugian dari spesialisasi, pengetahuan dan
keahlian yang telah mereka kuasai.
Dengan adanya tenaga-tenaga professional, lembaga formal, serta
sarana-dan parsaran yang memadai akan melahirkan masyarakat modern
yang juga akan memiliki kaulifikasi atau kompetensi sesuai dengan apa
yang telah digariskan dalam perencanaan pembelajaran.
Akan tetapi kebanyakan tenaga pengejar (guru) dalam masyarakat
modern cenderung mangajarkan sesuatu kepada muridnya jauh dengan
realita yang ada. Sebagai contoh seorang guru bidang ekonomi yang
mengajarkan cara menjadi manager keuangan, tidak akan terlibat langsung
menjadi manager keuangan. Hal ini berimplikasi kepada jauhnya sesuatu
apa yang mereka pelajari dari diri dan lingkungan mereka
sendiri.Perbandingan Pendidikan masyarakat Sederhana dan Modern.
Perbandingan pendidikan modern dan sederhana
Berbeda dengan anak modern, anak-anak masyarakat sederhana
turut serta secara aktif dalam kehidupan masyarakat. dari umur muda
sekali dia diharapkan mempunyai tanggung jawab sesuai dengan
kekuatannya dan pengalamannya, terutama dengan menolong keluarganya
untuk memperoleh penghidupan. anak laki-laki berburu dan menggiring
binatang-binatang kecil dan anak-anak perempuan menolong di lading
atau mengasuh adik-adik. karena masyarakat sederhana mempunyai
pengetahuan yang kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan yang
akan diajarkan, dank arena cara hidup dikerjakan di muka semua orang
tidak ada keperluan untuk menciptakan institusi yang terpisah bagi
pendidikan seperti di sekola. sebagai gantinya anak-anak memperoleh
warisan budaya dengan mengamati dan meniru orang dewasa dalam
berbagai kegiatan upacara-upacara berburu, festival pertanian dan panen.
konsep tentang realita orang modern, menerimanya kurang dalam
konsepnya tentang realita orang modern menerimanya kurang dari
pengalaman langsung dan lebih banyak menerima dari pengalaman
kebudayaannya dibandingkan dengan orang-orang di masyarakat.
b. Apakah yang bisa diambil dari karakteristik kedua masyarakat itu
dalam memecahkan masalah pendidikan di Indonesia masa kini.
Makin besar jumlah pengetahuan dan makin kompleks
keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan kebudayaan maka akan
lama pendidikan berlangsung. masyarakat modern mengajarkan anak-anak
mereka lebih banyak pengetahuan dari pada masyarakat sederhana,
menggunakan lebih banyak dalam pengajaran formal, meskipun waktunya
makin kurang bagi masing-masing mata pelajaran yang diajarkan. dengan
demikian banyak yang akan diajarkan dari pada yang diajarkan dalam
masyarakat sederhana, anak-anak dalam masyarakat modern berada
dibawah tekanan lebih besar dari orang tua dan guru-guru untuk
menguasai pelajaran yang ditentukan bagi orang seumurnya dalam waktu
yang telah ditentukan. peraturan resminya adalah bahwa masing-masing
anak amerika harus mempelajari mata pelajaran baru hanya hanya bila ia
telah siap untuk itu; walaupun begitu, ia terus didorong kearah standar
yang ditentukan oleh temperamen dan bakatnya sendiri. Gejala yang biasa
tentang rintangan mental mungkin adalah hasil dari terlalu beratnya beban
dibandingkan dengan kemampuan anak. suatu alasan mengapa kita
mempelajari metode pendidikan masyarakat sederhana ialah untuk
memperoleh metode pendidikan masytarakat sederhana ialah memperoleh
pandangan yang lebih seimbang dan kritis mengenai sistem pendidikan
kita. Jelas kita tidak bisa memindahkan praktek-praktek mereka ke dalam
kebudayaan yang lebih kompleks dan besar dan mengharapkan berhasil,
karena hal tersebut berarti kita memindahkannyadari konteks dimana ia
berlaku, mengurus aspek-aspek tertentu dari kehidupan pendidikannya
harus mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah kita sendiri
dengan perspektif dan optimisme yang lebih besar. Dalam kebudayaan
masyarakat sederhana agen pendidikan yang formal termasuk di dalamnya
kelauarga dan kerabat. Sedangkan sekolah muncul relative terlambat
dalam lingkungan masyarakat sederhana. Untuk mempelajari sesuatu
biasanya anak-anak dalam masyarakat sederhana akan pergi kepada orang
yang mereka anggap ahlinya. Mereka pempelajrinya tidak hanya hal
tersebut secara universal disetujui bahwa ada hal-hal tertentu yang harus
diketahui untuk perkembangan mereka dan hubungannya dengan
kehidupan mereka masa sekarang dan akan dating. Artinya mereka belajar
untuk kelangsungan hidupnya.
Sangat berbeda dengan masyarakat modern, anak-anak masyarakat
sederhana turut serta secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Dari umur
muda mereka diharapka mempunyai tanggung jawab sesuai dengan
kekuatan dan pengalamannya. Masyarakat sederhana mempunyai
pengetahuan yang kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan yang
diajarkan membuat mereka tiada keperluan rasanya untuk menciptakan
institusi yang terpisah bagi pendidikan sepeti sekolah. Sebagai gantinya
anak-anak memperoleh warisan budaya dengan mengamati dan meniru
orang dewasa dalam berbagai kegiatan seperti upacara, berburu, pertanian
dan panen. Dalam masyarakat sederhana guru-guru mempraktekkan apa
yang mereka ajarkan sedangkan dalam masyarakat modern guru –guru
tidak bisa sekalian menjadi eksekutif karena tidak mempunyai lagi yang di
ajarkan. Guru-guru dalam masyarakat sederhana sangat terikat pada
murid-murudnya ,anggota kerabatnya dan juga pada apa yang
diajarkannya sedangkan pada masyarakat modern tidak terlibat secara
langsung dengan sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif
hidup atau mati untuk mengajar secara efektif. Dalam masyarakat
sederhana mengajarkan dan belajar menjadi lebih mudah sebab objek
pengajaran selalu dapat diperoleh sedangkan masyarakat modern pada
umumnya sulit didapatkan. Masyarakat modern mengajarkan anak-anak
mereka lebih banyak pengetahuan daripada masyarakat sederhana,
masyarakat modern lebih banyak metode mengajar dan menggunakan
waktu lebih banyak dalam pengajaran formal.
6. Pendidikan dan konten kurikulum sangat penting dianalisa secara
filosofis atau secara ontologi, epistemologi dan aksiologi.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisa filosofi dalam pendidikan
dan mengapa hal itu diperlukan. Jelaskan dengan teori!
Analisa filosofi dalam pendidikan mengandung makna sebagai
pengkajian masalah-masalah pendidikan dengan melakukan pendekatan
terhadap ide-ide filosofis yang muncul dari pemikiran yang radikal untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan tersebut. Analisa filosofi
pendidikan perlu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
memecahkan berbagai persoalan dalam bidang pendidikan.
Analisa filosofis dalam pendidikan mengapa perlu dilakukan?
Karena masalah pendidikan yang sederhana yang menyangkut praktek dan
pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula diantaranya yang menyangkut
masalah yang bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan
bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga
menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan
menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan
pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat
b. Jelaskan 5 fungsi filsafat bagi pendidikan. Jelaskan jawaban saudara!
1. Filsafat berfungsi sebagai suatu cara pendekatan yang dipakai untuk
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan.
2. Filsafat berfungsi untuk memberi arah terhadap teori pendidikan yang
memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3. Filsafat berfungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
4. Filsafat berfungsi sebagai cara untuk merumuskan dasar-dasar, tujuan-
tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsep hakikat
dari segi pendidikan
5. Filsafat berfungsi sebagai cara untuk merumuskan sistematika
pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi
dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
8. Bagaimana rekonstruksi bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang
beradab dan bergerak menuju masyarakat madani
a. Pendidikan yang bagaimana yang diperlukan untuk mewujudkan
masyarakat madani tersebut?
Dawam Rahardjo mengemukakan defenisi masyarakat madani adalah
proses penciptaan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan bersama.
Menurutnya masyarakat madani adalah warga negara bekerja sama
membangun ikatan sosial, jaringan produktif, solidaritas kemanusiaan yang
bersifat non negara.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan segalanya mulai dari
budaya, agama, suku dan ras serta terkenal akan keramah-tamahannya, di
tengah pluralitas yang banyak kita jumpai saat ini.
Indonesia berupaya untuk menerapkan model masyarakat yang ideal
yaitu masyarakat madani guna mewujudkan masyarakat yang adil, terbuka, dan
demokratif, dengan landasan ketaqwaan kepada Tuhan seperti yang banyak
diwacanakan oleh para akademisi. Namun masih ada beberapa Kendala Bangsa
Indonesia Menuju Masyarakat Madani diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Masih rendahnya minat partisipasi warga masyarakat terhadap kehidupan
politik Indonesia dan kurangnya rasa nasionalisme yang kurang peduli
dengan masalah masalah yang dihadapi negara Indonesia.
2) Masih kurangnya sikap toleransi baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun beragama.
3) Masih kurangnya kesadaran Individu dalam keseimbangan dan pembagian
yang proporsional antara hak dan kewajiban.
4) Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum
merata.
5) Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
6) Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
7) Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang
terbatas.
8) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.
9) Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi.
Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan sistem pendidikan yang
komplit dan menjurus supaya masyarakat Indonesia bisa sampai kepada
masyarakat yang diharapkan. Dimulai dari kurikulum, rancangan dalam proses
pembelajaran, guru yang mengajarpun harus diberi pelatihan. Pendidikan di
Indonesia harus menekankan pada moral peserta didik, cinta kebangsaan,
social dan kebudayaan, sehingga nantinya tercipta masyarakat madani yang
mempunyai ciri khas bangsanya sendiri.
b. Jelaskan lima pilar utama terciptanya sebuah masyarakat madani!
Yang dimaksud dengan pilar masyarakat madani adalah institusi-institusi
yang menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-
kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi
masyarakat yang tertindas. Dalam penegakkan masyrakat madani, pilar-pilar
tersebut menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya kekuatan masyarakat
madani, pilar-pilar tersebut antara lain adalah:
1) Lembaga Swadaya masyarakat
Tugas dari institusi social ini adalah membantu dan memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas. Selain itu LSM juga
mengadakan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi program-program pembangunan
masyarakat.
2) Pers
institusi ini sangat penting dalam kaitannya penegakan masyarakat
madani karena dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari social control yang
dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang
berkenaan dengan warga Negara.
3) Supremasi Hukum
Dalam hal ini semua warga negara harus taat terhadap peraturan hukum
yang sudah ditetapkan. Hal tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang damai
dalam memperjuangkan hak dan kebebasan antar warga Negara.
4) Perguruan tinggi
Di perguruan tinggi, dimana dosen dan mahasiswa merupakan bagian dari
kekuatan social dan masyarakat madani yang bergerak pada jalur moral force
untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengkritisi berbagai kebijakan-
kebijakan pemerintah, dengan catatan dalam mengkritisinya tersebut tidak
melanggar peraturan hokum yang ada. Disisi lain perguruan tinggi juga bisa
mencari solusi-solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat.
5) Partai politik
Partai politik merupakan wahana bagi warga Negara untuk dapat
menyalurkan asipirasi politiknya dan tempat ekspresi politik warga Negara, maka
partai politik ini menjadi persyaratan bagi tegaknya masyarakat madani.
9. Pendidikan, modernisasi, dan pembangunan adalah tiga hal yang saling berkait
dan berkembang secara simultan.
a. Apa yang dimaksud dengan modernisasi dan mengapa hal itu diperlukan?
b. Bagaimana program pendidikan yang bisa memodernisasi bangsa
Indonesia tetapi tetap menjadi orang Indonesia? Jelaskan!
a. Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah
yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah
proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih
maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai
suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk
perubahan sosial yang terarah dan terencana.
Modernisasi diperlukan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih
baik. Karena dengan dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Selain itu, diperlukan juga untuk merubah tata nilai dan sikap.
Sebab, dengan adanya modernisasi dalam suatu budaya, maka akan
menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional
menjadi rasional.
b. Program pendidikan yang bisa memodernisasi bangsa Indonesia tetapi
tetap menjadi orang Indonesia salah satunya dari aspek kegiatan
ekstrakurikuler sekolah, misalnya seni musik. Dan bila didukung penuh
oleh sekolah, band sekolah dapat mengembangkan sayapnya dengan
mengikuti berbagai festival band baik antar provinsi maupun antar negara.
Setiap sekolah yang memiliki band sekolah, sudah barang tentu dapat
menyalurkan minat dan bakat siswa dalam bermusik. Band merupakan
kelompok yang biasanya terdiri dari vokalis, gitaris, basis, pemain
keyboard, dan drummer. Hal ini menunjukkan adanya modernisasi karena
menggunakan berbagai alat-alat musik yang canggih dan kesemuanya
menggunakan listrik untuk menghidupkannya. Agar kontennya tetap
menjadi orang Indonesia yang berbudaya. Maka, dalam instrumen alat
musiknya digunakan juga alat musik yang bersifat tradisional, misalnya
angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, ada perpaduan unsur budaya
didalamnya. Sehingga secara tidak langsung dapat mempopulerkan
kembali alat-alat musik tradisional agar tidak punah dimakan zaman.
9. Pendidikan, modernisasi dan pembangunan adalah tiga hal yang saling
berkait dan berkembang secara simultan.
a. Apa yang dimaksud dengan modernisasi dan mengapa hal itu
diperlukan?
Schloor (dalam Manan, 1989) mendefinisikan fenomena perubahan
sosial budaya sebagai berikut: ‘Modernisasi masyarakat itu secara umum
sekali boleh jadi dapat dirumuskan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah
yang ada pada semua aktivitas, semua bidang kehidupan atau kepada
semua aspek-aspek masyarakat’.
Wainer (dalam Manan, 1989) menyusun sebuah antologi ‘modernisasi’
yang di dalamnya ditemukan antara lain modernisasi kepercayaan-
kepercayaan agama, modernisasi pendidikan, modernisasi pendidikan,
modernisasi hubungan-hubungan sosial, modernisasi manusia, modernisasi
sistem hukum, modernisasi administrasi negara, modernisasi dunia
pertanian, modernisasi industri dan modernisasi tenaga kerja.
Pembangunan ekonomi dalam arti luas adalah proses peningkatan
pendapatan perkapita suatu masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
Pengalaman negara-negara barat menunjukkan bahwa tingkat pendapatan
perkapita yang tinggi atau kesejahteraan yang tinggi yang telah mereka
capai adalah dari transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat
modern dalam mana revolusi intelektual memegang peranan
penting.Revolusi dalam ilmu pengetahuan menghasilkan teknologi yang
pada gilirannya menghasilkan revolusi industri yang kemudian disusul
oleh revolusi politik.Revolusi yang terakhir adalah pencerminan dari usaha
konsolidasi susunan kekuasaan yang serasi setelah terjadi berbagai
perubahan dalam struktur sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri.
Hasil akhir adalah pendapatan perkapita yang tinggi, sistem politik
berdasarkan demokrasi, tingkat kesejahteraan masyarakat dalam mana
mayoritas penduduk tinggal di kota yang memiliki sarana pendidikan dan
kesehatan serta rekreasi dan komunikasi yang tinggi kualitasnya.
Dinamika kehidupan modern telah menghasilkan berbagai tantangan
yang menempa kondisi psikologis masyarakat maju yang secara simultan
memerlukan dan memperkuat daya penyesuaian, daya inisiatif dan daya
empati manusia-manusia modern. Proses pembangunan ekonomi yang
berlangsung seperti pada masyarakat barat inilah yang disebut
modernisasi. Dalam sosiologi perkembangan proses pembangunan yang
mengikuti alur evolusioner seperti itu dinamakan teori pembangunan yang
menggunakan paradigma modernisasi.
Secara jelas teori pembangunan ekonomi yang menggunakan
paradigma modernisasi ini terlihat dalam teori pembangunan yang
dikemukakan oleh W. W. Rostow (dalam Manan, 1989) yaitu teori
‘Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi’. Menurut Rostow ada lima tahap
yang harus dilalui masyarakat untuk mencapai tingkat kemakmuran yang
tinggi seperti pada masyarakat barat, yaitu:
1. masyarakat tradisional,
2. pra-tinggal landas,
3. jalan landas,
4. jalan ke arah kematangan, dan
5. masyarakat konsumsi massal.
Terdapat dua paradigma dalam pembangunan, yaitu paradigma
modernisasi dan paradigma ketergantungan. Pokok pikiran dalam
paradigma modernisasi adalah:
1. pembangunan adalah suatu proses yang spontan, tidak dapat dibalik-
balikkan dan menjadi sifat dari masing-masing negara
2. pembangunan secara tersirat menuju diferensiasi struktural dan
spesialisasi fungsional
3. proses pembangunan dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan yang
berbeda, yang menunjukkan tingkat pembangunan yang dicapai oleh
setiap masyarakat
4. pembangunan dapat dirangsang oleh persaingan ekstern atau ancaman
militer dan oleh langkah-langkah intern yang mendukung sektor-sektor
modern dan memodernisasi sektor-sektor tradisional.
Pokok-pokok pikiran paradigma ketergantungan adalah:
1. Rintangan-rintangan yang paling penting bagi pembangunan bukan
tidak adanya modal atau kecekatan kewiraswastaan. Hal-hal ini bersifat
ekstern bagi perekonomian yang kurang berkembang
2. Proses pembangunan dianalisa dalam arti hubungan antara kawasan-
kawasan, yaitu pusat dan pinggiran
3. Karena kenyataan bahwa kawasan pinggiran itu kehilangan hak atau
surplusnya, pembangunan di pusat secara tersirat berarti
keterbelakangan di kawasan pinggiran
4. Bagi suatu negara pinggiran perlu memisahkan diri dan berjuang untuk
mandiri.
Paradigma manapun yang akan diikuti oleh negara-negara
berkembang dalam pengembangan sosial ekonomi mereka maka yang
utama harus dilakukan adalah pembangunan manusia-manusia yang akan
melaksanakan transformasi sosial ekonomi yang diinginkan. Semua
pembangunan mengandung unsur-unsur penggunaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Semua pembangunan menuntut perubahan nilai dan
sikap.Semua pembangunan memerlukan keterampilan-keterampilan yang
bermacam ragam untuk menggunakan teknologi baru. Semua
pembangunan memerlukan pemerintahan yang stabil dengan birokrasi
yang berkualitas tinggi yang akan menyelenggarakan proses pembanguan
dan melaksanakan hubungan antar bangsa dalam sistem kerjasama
internasional yang mencerminkan saling ketergantungan. Semua
kebutuhan-kebutuhan pembangunan ini memerlukan pengembangan
pendidikan yang akan menghasilkan manusia-manusia yang diperlukan
untuk melaksanakan transformasi sosial budaya masyarakat bangsa-bangsa
yang masih terbelakang.
Pendidikan berperan untuk membuka pintu untuk menuju ke dunia
modern, karena hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan
sosial budaya, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian nilai-
nilai dan sikap-sikap yang mendukung pembangunan, dan penguasaan
berbagai keterampilan dan menggunakan teknologi maju untuk
mempercepat proses pembangunan.
Pembangunan pendidikan memerlukan biaya, memerlukan
pengarahan, dan memerlukan dukungan sosial.Biaya yang diperlukan oleh
pendidikan hanya dapat diperoleh dalam ekonomi yang sedang
tumbuh.Pengarahan pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah yang
kuat dan berwibawa. Dukungan sosial diperlukan penyelarasan
pengembangan pendidikan dengan harapan dan realita sosial. Semua hal
ini memperlihatkan saling hubungan dan saling ketergantungan antara
berbagai aspek kehidupan dan berbagai institusi sosial dalam proses
perubahan sosial budaya atau proses pembangunan suatu masyarakat.
b. Bagaimana program pendidikan yang bisa memodernisasi bangsa
Indonesia tetapi tetap menjadi orang Indonesia? Jelaskan!
Modernisasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan ke dalam semua
lapangan kehidupan. Dalam mengembangkan diri, pendidikan yang
mengalami modernisasi dan pembangunan dilaksanakan harus sesuai standar
UU di Indonesia. Sehingga, pendidikan yang memodernisasikan bangsa
Indonesia, tetap menjadi orang Indonesia.

You might also like