You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN


Ranking

Disusun Oleh:
REZA AKHMAD WINALDA
16/398936/PN/14907
GOLONGAN A

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN


DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN

1. Tinjauan Pustaka

Uji ranking adalah uji yang digunakan untuk mengurutkan sampel berdasarkan
intensitas sifat yang dinilai, mutu atau kesukaan konsumen. Contohnya , dari sederetan
konsentrasi gula, konsentrasi berapa yang dapat memberikan cita rasa manis dari sirup
buah yang disukai panelis. Panelis yang dilibatkan tergantung dari tujuan pengujian.
Untuk menguji ranking perbedaan harus digunakan panelis terlatih, sedangkan untuk
menguji ranking kesukaan dapat digunakan panelis tidak terlatih (Afrianto, 2008)

Pengujian ranking melalui beberapa tahapan yang dibedakan berdasarkan tujuan


pengujian ranking tersebut. Untuk uji ranking pembedaan, mula-mula dilakukan seleksi
dan latihan panelis, sedang untuk uji ranking kesukaan panelis digunakan panelis tidak
terlatih. Panelis disajikan sampel yang akan dinilai dengan dilengkapi scoresheet.
Panelis diperintahkan untuk mengurutkan, dimana urutan pertama menyatakan tingkat
sensoris tertinggi (Supriyatna et al., 2007).
Manfaat dari pengujian ranking diantaranya ialah dapat mengurutkan mutu dari
suatu produk yang dihasilkan oleh suatu industri . Selain itu pengujian ranking dapat
digunakan untuk mengetahui preferensi kesukaan konsumen terhadap produk
pengembangan yang akan dipasarkan dari segi sensoris, hal tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apakan produk pengembangan memiliki mutu sensoris sama atau lebih
baik dari produk lama (Oktafa et al., 2017).

2. Tujuan

a. Mengetahui prinsip pengujian ranking


b. Mengetahui Hasil Pengujian ranking

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Teknik Pengujian Mutu Hasil Perikanan acara pengujian ranking


dilakukan pada hari senin 25 maret 2019 pukul 13:00 yang bertempat di Laboratorium
Teknologi Pengolahan Ikan.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Panelis
2. Milk chocolate
3. Air mineral
4. Sampel acuan
5. Scoresheet

B. Cara Kerja

Penyaji menyiapkan 5 set sampel yang terdiri atas sampel dengan kode 311(Milk
Chocolate 52%) , 111(Milk Chocolate 52%+Spirulina) , 113 (Dark Chocolate 81% ),
133 (Dark Chocolate 81%+Spirulina), 331 (Dark Chocolate 75%)

12 panelis yang telah lolos seleksi pada pengujian duo trio dipersilahkan melakukan
pengujian secara bergantian

Panelis diperintahkan mengurutkan sampel dari tingkat kepahitan terendah hingga
tertinggi

Data hasil pengujian diolah data menggunakan software SPSS, dengan analisis non
parametrik.
\

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Kode sampel
no nama
311 111 113 133 331
1 dean 4 1 5 2 3
2 phared 1 4 5 3 2
3 wahyu 4 3 1 2 5
4 yustika 2 3 1 4 5
5 anin 4 1 5 2 3
6 maria 4 2 1 3 5
7 smay 5 2 1 3 4
8 novian 4 2 1 3 5
9 panji 4 2 1 3 5
10 nurus 3 4 1 2 5
11 ahmanda 4 2 1 3 5
12 eldy 4 3 1 2 5

2. Pembahasan

Uji ranking adalah uji yang digunakan untuk mengurutkan sampel berdasarkan
intensitas sifat yang dinilai, mutu atau kesukaan konsumen. Panelis yang dilibatkan
tergantung dari tujuan pengujian. Untuk menguji ranking perbedaan harus digunakan
panelis terlatih, sedangkan untuk menguji ranking kesukaan dapat digunakan panelis
tidak terlatih. Prinsip dari uji ranking ialah panelis diminta untuk membuat urutan dari
sampel yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Penilaian ini bersifat
subjektif karena panelis memberikan nilai dari tingkat kesukaannya sendiri. Dalam uji
rangking tidak disertakan contoh pembanding. Urutan pertama selalu menyatakan yang
paling tinggi, makin ke bawah nomor urut makin rendah (Afrianto, 2008).

Kelebihan dari uji rangking adalah cepat, dapat digunakan untuk bermacam-
macam contoh, prosedur sederhana, dapat menggunakan contoh baku atau tidak, dan
memaksa adanya keputusan relatif karena tidak ada dua contoh pada rank yang sama.
Selain itu uji ranking ini dapat menggunakan panelis tidak terlatih sehingga tidak perlu
dilakukan seleksi. Sedangkan kekurangannya adalah bila terdapat perbedaan yang kecil
panelis merasa harus membedakan contoh yang dianggap identik, sehingga dapat
menyebabkan inkonsistensi pada uji rangking (Oktrafina, 2010).

Prosedur uji ranking yang dilakukan di praktikum teknik pengujian mutu hasil
perikanan adalah sebagai berikut, penyaji menyiapkan 5 set sampel yang terdiri atas
sampel dengan kode 311(Milk Chocolate 52%) , 111(Milk Chocolate 52%+Spirulina) ,
113 (Dark Chocolate 81% ), 133 (Dark Chocolate 81%+Spirulina), 331 (Dark
Chocolate 75%). Setelah itu sebanyak 12 panelis yang telah lolos seleksi bergantian
diberikan kesempatan untuk melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan
memberikan ranking atau nomer urut pada sampel yang di uji berdasarkan tingkat
kepaitan. Dimana nilai pertama menunjukkan tingkat kepahitan paling tinggi. kemudian
data yang diperoleh diolah menggunakan software SPSS.

Hasil yang diperoleh kemudian diolah menggunakan software spss dengan


analisis non prametrik. Didapati hasil friedman test dengan mean rank sampel kode 311,
111, 113, 133, dan 331 secara berurutan ialah sebesar 3.58, 2.42, 2.00, 2.67, 4.33.
dengan itu dapat disimpulkan bahwa urutan sampel dari tingkat kepahitan terendah
menurut panelis ialah sampel 113, kemudian urutan ke-2 ialah sampel 111, urutan ke-3
ialah sampel 133 dan urutan ke-4 dan ke-5 ialah sampel 311 dan 331. Dari hasil analisis
non-parametrik tersebut juga didapati nilai signifikansi sebesar 0.002 yang berarti lebih
kecil dari alpha (P<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, atau terdapat
perbedaan nyata pada 5 sampel yang diujikan.
IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

a. Prinsip dari uji ranking ialah panelis diminta untuk membuat urutan dari sampel
yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Penilaian ini bersifat
subjektif karena panelis memberikan nilai dari tingkat kesukaannya sendiri.
Dalam uji rangking tidak disertakan contoh pembanding. Urutan pertama selalu
menyatakan yang paling tinggi, makin ke bawah nomor urut makin rendah.

b. hasil friedman test dengan mean rank sampel kode 311, 111, 113, 133, dan 331
secara berurutan ialah sebesar 3.58, 2.42, 2.00, 2.67, 4.33. dengan itu dapat
disimpulkan bahwa urutan sampel dari tingkat kepahitan terendah menurut
panelis ialah sampel 113, kemudian urutan ke-2 ialah sampel 111, urutan ke-3
ialah sampel 133 dan urutan ke-4 dan ke-5 ialah sampel 311 dan 331.

B. Saran

Penjelasan yang dilakukan selama praktikum diperjelas lagi, karena akan


berimbas pada proses pengerjaan laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan Pangan / Produk Pangan. Departemen


Pendidikan Nasional, Jakarta

Oktafa,H., M.R, Permadi., dan K, Agustianto. 2017. Studi Komparasi Data Uji Sensoris
Makanan dengan Preference Test (Hedonik dan Mutu Hedonik), antara
Algoritma Naive Bayes Classifier dan Radial Basis Function Network.
Seminar Nasional Hasil Penelitian

Oktafrina dan Surfiana. 2010. BPP Evaluasi Sensoris. Politeknik Negeri Lampung,
Lampung.

Supriyatna, E, Nilamsari, D, Mukhlisatun, N, Yusuf, M, Pahlevi, R, Wulansari, S, dan


Yuniawati, Y. 2007. Analisis Organoleptik. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Industri. Departemen Perindustrian RI, Bogor

You might also like