You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun,
menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut
sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki reservoir
alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi
almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal
seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan
Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA
mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17.
Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju, tetapi selalu
menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
tongkat/batang yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies
Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari
Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith
(yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun
1885 pada tubuh babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan.
Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan
carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering
yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya)
akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x
0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø Kelas :Psilopsida.
Ø Ordo :Psilotales.
Ø Family :Psilotaceae.
Ø Genus :Salmonella.
Ø Species :salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan
minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah
sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila
organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.Salmonella typhy masuk
kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri masuk
kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa, sumsum tulang dan
empedu. Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa
menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit
tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama
orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil
kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam
3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis. Pemeriksaan
laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri, uji
serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody spesifik
terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Beberapa
uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick, tes
tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penulis dapat mengambil beberapa rumusan malasalah di bawah ini yaitu
:
1. Pengertian
2. Klasifikasi Salmonella sp
3. Morfologi Salmonella sp
4. Sifat Bakteri Salmonella sp
5. Struktur antigen
6. Faktor Virulensi
7. Epidemiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil,
gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan
biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam
tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah
kepengembangan tifus, atau demam enterik. Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam
tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang
disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-
mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada
inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya
serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi. Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria Gram Negatif
batang berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifoid, dan penyakitfoodborne.Bakteri
Salmonella termasuk dalam kingdom Bacteria, filum proteobacteria, class gamma proteobacteria,
ordo enterobactriales, family enterobacteriaceae, Genus Salmonella, Spesies Salmonella
thyposae, Salmonella parathyposa A, Salmonella Parathyposa B. Salmonella dinamai
dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium
tahun 1885 pada tubuh babi.
Hasil uji biokomia pada kuman bakteri Genus Salmonella :
Salmonella thyposae : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan hidogen
sulfide ( sedikit), menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak bebas, citrate negative, tidak
menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak menghasilkan fenil alanin,
fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak memfermentasi laktosa dan
sakarosa.
Salmonella Parathyposa A : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, tidak menghasilkan
hidogen sulfide , menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak bebas, citrate negative, tidak
menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak menghasilkan fenil alanin,
fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak memfermentasi laktosa dan
sakarosa.
Salmonella Parathyposa B : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan
hidogen sulfide ( banyak), menghasilkan gas, indol positif, dapat bergerak bebas, citrate positive,
tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak menghasilkan fenil alanin,
fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak memfermentasi laktosa dan
sakarosa. Bakteri Salmonella dapat dicat dengan pengecatan Gram dan memberikan warna
merah muda, memiliki flagel peritrik dan biasa diisolasi dengan media slektive ENDO/ MC/ SS

Bagaimana bakteri Salmonella menyebar pada manusia ?


Hasil studi terbaru yang ditemukan oleh tim peneliti National Institutes of Health,
Amerika Serikat , dapat menjelaskan bagaimana Salmonella menyebar secara efisien pada
manusia. Tim peneliti ini menemukan adanya reservoir dimana kuman ini melakukan replikasi
secara cepat di dalam sel-sel epitel , yang kemudian menginfeksi sel-sel lain . Kuman didorong
dari lapisan epitelial oleh suatu mekanisme yang membebaskan kuman salmonella agar mampu
menginfeksi sel lain atau berkembang biak dalam usus. Diperkirakan infeksi Salmonella terjadi
pada sekitar 40.000 subyek setiap tahunnya di Amerika Serikat. Meskipun demikian , jumlah
sebenarnya cenderung lebih tinggi karena banyak kasus infeksi ringan dan terdiagnosis serta
tidak dilaporkan. Banyak subyek yang mengalami infeksi ini melalui suatu proses yang tidak
dapat dijelaskan dan menjadi sakit termasuk timbulnya respon inflamasi berlebihan. Studi ini
memberikan pandangan baru mengenai penyebab terjadinya proses penyakit inflamatif ini.
Meskipun siklus kuman Salmonella pada manusia telah diketahui , tetapi para ahli masih belum
memahami bagaimana kuman dapat meloloskan diri dari saluran cerna dan menyebarkan infeksi.
Meskipun demikian , kuman ini telah belajar bagaimana dapat hidup di dalam sel epitel dan
memanfaatkan sel tersebut. Salmonella melindungi dirinya dalam sel-sel epitel dengan suatu
kompartemen dilapisi membran yang disebut dengan vakuol.
Mikroskop khusus dengan resolusi tinggi khusus digunakan untuk melihat sel-sel epitel
usus manusia yang ditumbuhkan dalam laboratorium dan tikus yang di infeksi dengan
Salmonella. Tim peneliti NIAID yang dipimpin oleh Profesor Olivia Steele-Mortimer bekerja
sama dengan Profesor Bruce Vallance dari University of British Columbia, Vancouver,
menemukan bahwa populasi kedua Salmonella yang tidak terkurung dalam vakuol, tetapi bebas
bergerak dalam sel-sel epitel .Salmonella yang berasal dalam reservoir ini berbeda dengan
Salmonella dalam vakuol. Kuman ini memperbanyak dirinya dengan cepat, mempunyai ekor
panjang yang disebut flagella yang digunakan untuk bergerak serta mempunyai suatu kompleks
jarum yang digunakan untuk menusuk sel dan menyuntikkan proteinnya. Dengan alat ini
populasi Salmonella ini secara genetik diprogram untuk menginvasi sel-sel baru.
Para peneliti mengamati mengamati bahwa sel-sel epitel yang mengandung Salmonella
dengan kemampuan replikasi tinggi ndan invasif tersebut didorong ke luar jaringan usus masuk
ke dalam rongga usus, sehingga kuman ini bebas. Mekanisme yang digunakan oleh sel-sel yang
terinfeksi untuk keluar masuk ke dalam rongga tubuh menyerupai mekanisme alamiah pada
manusia dalam membuang sel-sel epitel mati di usus usus. Para peneliti menduga bahwa kuman
Salmonella ini telah membajak mekanisme ini untuk memudahkan mereka terlepas ke luar.
Meskipun demikian, sistem imun manusia sebenarnya juga mengetahui adanya keadaan yang
tidak normal ini, dan memicu respon berupa perlepasan interleukin-18. Zat ini merupakan
protein kecil yang memicu proses inflamasi. Interleukin-18 juga menonjol pada inflamasi usus
kronik yang berhubungan dengan kelainan otoimun seperti IBD ( inflammatory bowel disease).
Terjadinya pelepasan interleukin-18 tersebut dapat menjelaskan timbulnya inflamasi intestinal
akut yang disebabkan infeksi Salmonella.
Peneliti berharap bahwa hasil hasil studi ini dapat membantu pengembangan pengobatan
untuk mencegah penyebaran infeksi . Mereka kini sedang memfokuskan diri pada populasi
khusus Salmonella yang berhasil lepas dari kompartemen yang tertutup membran sehingga dapat
berkembang biak dan berenang bebas di dalam sel.
Setiap hari, kita pasti mengkonsumsi makanan yang membuat tubuh bugar dan sehat,
seperti makanan karbohidrat, protein dan sayur mayur. Makanan ini sangatlah penting untuk
kondisi tubuh yang kuat. Tidak hanya makanan, kebanyakan dari kita juga pasti mempunyai
hewan peliharaan dan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kura-kura, cicak atau pun ular,
yang menurut kita sangatlah penting dalam hidup kita. Akan tetapi, kita tidak pernah mengetahui
bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi telah terkontaminasi oleh bakteri
Salmonellosis. Tidak hanya itu, kita juga tidak mengetahui kalau hewan pelirahaan kita
sebenarnya membawa bakteri Salmonellosis ini, yang amat sangat membahayakan untuk
manusia.
salmonellaBakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar
biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan
oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian.
Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang
mengkontaminasi dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh dunia dan dapat
mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru-baru ini melibatkan
makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air
yang tercemar.
Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces
hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen.
Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau FDA,
sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-hewan peliharaan
seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan ternak, dan manusia-
manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh dunia, para ahli menyarankan
sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari pencemaran mengandung jumlah-
jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi,
menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella, masih ada beberapa bakteri-bakteri dapat
lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel
dalam tubuh manusia.
Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang
melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa Salmonella
dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan
infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah memasuki dan
mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan sakit perut yang ekstrim.
Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa bayi-bayi, masa kanak-kanak,
masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang sangatlah lemah. Sistem imun adalah
sistem, termasuk thymus dan bone marrow and lymphoid tisu, yang menjaga dan melindungi
tubuh manusia dari infeksi dan bakteri yang asing dengan memproduksi respon imun yang kuat.
Akan tetapi, orang yang mempunyai system imun yang sangat lemah, tidak kuat untuk menahan
infeksi ataupun bakteri memasuki tubuhnya. Bayi dan kanak-kanak adalah tahapan pertumbuhan
paling awal, dan sejak masa itulah sistem imun seorang bayi masih terlalu muda dan belum
terlalu kuat untuk melawan infeksi dan bakteri berbahaya, seperti infeksi Salmonella. Sedangkan
orang yang sudah cukup tua sudah mencapai tahapan pertumbuhan paling terakhir, dan sejak
masa itulah sistem imun seorang yang tua sudah terlalu lemah dan tidak kuat untuk menahan
bakteri Salmonella yang amat sangat berbahaya bagi manusia itu.
Tidak semua bakteri atau infeksi saling menular. Bakteri saling menular dengan 3 cara
yaitu secara bersentuhan, secara berterbangan di udara, dan secara makanan ataupun minuman
yang kita konsumsi setiap hari. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan
semua cara tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Dari hasil penelitian, para ahli
menyatakan bahwa bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang mudah dihilangkan tetapi ketika
tubuh kita diberi antibiotik, bakteri Salmonellosis tersebut bisa tambah aktif dan membuat proses
penularan lebih cepat dibandingkan biasanya. Efek-efek dari serangan bakteri Salmonellosis ini
juga sangat berbahaya jika tidak diobati atau dirawat karena bisa menghancurkan sistem imun
dengan fatal. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan cara bersentuhan.
Contohnya adalah hewan peliharaan kita atau hewan reptil seperti ular dan cicak. Ketika kita
menyentuh hewan yang membawa bakteri tersebut, bakterinya akan menyangkut dan menempel
di rambut kulit dan lama kelamaan, bisa masuk ke dalam tubuh kita. Bakteri Salmonellosis ini
juga menular dengan sangat cepat lewat udara. Ketika tubuh kita terinfeksi oleh Infeksi
Salmonella, kita akan mengalami flu yang berat. Dengan flu tersebut, udara yang mengelilingi
kita akan terkontaminasi oleh bakteri-bakteri Salmonellosis, yang bisa mengakibatkan penularan
yang cepat. Tidak hanya lewat udara dan penyentuhan, bakteri Salmonellosis ini saling menular
dengan cara makanan atau minuman. Kalau makanan dan minuman kita terkontaminasi oleh
bakteri ini, kita akan mendapat Infeksi Salmonella dengan cara memakan atau meminumnya.
B. Klasifikasi Salmonella sp

Adapun Taksonomi dari bakteri Salmonella sp. yaitu


Phylum : Bacteria (Eubacteria)
Class : Prateobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella sp.

C. Morfologi Salmonella sp
Salmonella sp adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora,
motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang bersifat fakultatif
anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4 mikrometer x 0,5 – 0,8
mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh pada suasana aerob dan
anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan
memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin deaminase, urease, voges
proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap
selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh
yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa berkembang menjadi
90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi. Lingkungan
yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga, permukaan pabrik,
permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas mentah, dan makanan laut
mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi manusia dan menyebabkan
demam typhoid dan Salmonella paratyphi yang menyebabakan demam paratyhoid
Salmonella sp sebenarnya selalu masuk melalui mulut, biasanya dengan makanan dan
minuman yang terkontaminasi Salmonella sp. Sebagian kuman mati oleh asam lambung tetapi
yang lolos masuk ke usus halus dan berkembang biak di illeum. Disini terjadi fagositosis oleh sel
kelenjar getah bening yang kemudian menyebar ke aliran darah, kelenjar getah bening dan ke
usus.
Dosis infektif bagi manusia adalah 105-108 Salmonella sp. Diantara faktor-faktor tuan
rumah yang menyebabkan resisten terhadap infeksi Salmonella sp adalah keasaman lambung,
jasad renik flora normal usus, dan daya tahan usus setempat. Dua tipe Salmonella sp. yaitu S.
enteriditis dan S. typhimurium merupakan penyebab kira-kira setengah dari seluruh infeksi pada
manusia. Pada manusia semua Salmonella sp. menimbulkan penyakit yang pada umumnya
disebut Salmonellosis, dibagi menjadi 3 golongan.

1. Golongan Gastroenteritis (Food Poisoning)


Merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella sp. Gejala ini terutama ditimbulkan
oleh S. enteriditis dan S. typhimurium. Biasanya terjadi demam, kejang perut dan diare yang
terjadi antara 12-72 jam setelah mengkonsumsi minuman yang terkontaminasi.
Penyakit tersebut dapat berlangsung selama 4-7 hari dan kebanyakan sembuh tanpa pengobatan
atau pemberian antibiotik, akan tetapi diare akan bertambah parah den mengharuskan penderita
berobat ke rumah sakit terutama untuk penggantian cairan elektrolit.
Penyakit ini berakibat fatal jika orang tua dan bayi yang kekebalannya rendah mengkonsumsi
minuman yang terkontaminasi kuman tersebut. Pada penderita ini, infeksi biasanya menyebar
dari usus ke pembuluh darah kemudian ke seluruh jaringan tubuh dan dapat menyebabkan
kematian kecuali jika penderita cepat memperoleh pengobatan dengan antibiotik.
2. Golongan Bakterimia (Septikemia)
Biasanya ini dihubungkan dengan S. cholerasius tetapi dapat disebabkan oleh setiap serotip
Salmonella sp. infasi dini dalam darah setelah infeksi melalui mulut dengan kemungkinan lesi
fokal di paru-paru, tulang, selaput otak, dan sebagainya. Tetapi sering tidak ada manifestasi usus,
biakan darah tetap positif.
3. Golongan Entericfever (Tyhoid Fever /Typhus Abdominalis)
Disebabkan oleh S. typhi, S. paratyphi A, S. schootmulleri. Salmonella sp. yang termakan
mencapai usus halus dan masuk ke kelenjar getah bening lalu dibawa ke aliran darah. Kuman
dibawa oleh darah menuju berbagai organ, termasuk usus dimana organisme ini berkembang
biak dalam jaringan limfoid dan diekskresi dalam tinja
D. Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
Ø bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
Ø sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
Ø dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan makanan.
di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.

E. Struktur antigen
a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur
kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama 2-5
jam, alcohol dan asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi
dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan
pemberian alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman
dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada
suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya
karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar
membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya.
OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
F. Faktor Virulensi
Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif.
Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini
diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan mengeluarkannya protein
yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil
bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif
leukosit, membuat respons imun bawaan tidak efektif.

G. Epidemiologi
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari
individu yang terinfeksi kepada orang sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme
dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air tercemar. Sumber
yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri.
Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan
konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme
berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding usus, dan
menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan sedikit
untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel
setelah pengambilan.
Transmisi Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari
individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis
yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu
menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah
seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang,
menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan
masyarakat karena kurangnya gejala penyakit terkait. Kerusakan yang disebabkan oleh demam
tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada awal infeksi. Hal ini
menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara individu-individu diperlakukan yang
memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan prognosis untuk pasien
yang positif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wabah Salmonella dapat terjadi di mana-mana terutama didaerah yang tidak
memperhatikan kebesihan makanan dan air. Salmonella yang mencari makanan dan minuman
dapat berkembang biak dengan cepat karena keadaan lingkungan. Telah dibahas gejala klinis dan
diagnosis laboratorium penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhoid
dan Salmonella paratyphoid.

B. Saran
Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan mengenai hasil pengumpulan data bahwa di
daerah yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan kemungkinan besar dapat dengan
mudah terinfeksi Salmonella typhoid dan Salmonella paratyphoid yang datang baik dari unsur
makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman tersebut. Maka dari itu kebersihan
lingkungan maupun makanan sangatlah penting untuk menjaga agar tidak terinfeksi. Salmonella
merupakan kuman yang tersebar secara luas di sekeliling kita, sehingga besar sekali
kemungkinan seseorang terinfeksi tanpa diketahui. Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa
dalam darah seseorang yang tidak sakit dijumpai sejumlah antibody terhadap
Salmonella.Interprestasi hasil reaksi Widal ditandai dengan adanya aglutinasi pada titer paling
rendah. Beberapa pakar menyatakan bahwa titer agglutinin sebesar 1/40 atau 1/80 masih
dianggap normal. Vaksinasi yang diberikan belum lama berselang dapat meningkatkan titer
agglutinin, khususnya agglutinin H.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Harijanto, Paul N. 2007. Malaria dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Karsinah, H.M, Lucky. Suharto. H.W, Mardiastuti. 1994. Batang Negatif Gram dalam Staf Pengajar
FKUI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.

http://ernhardiyanti19.blogspot.com/2016/09/makalah-bakteri-salmonella-sp_22.html

http://feripratamafepaegs.blogspot.com/2015/03/makalah-mikrobiologi-salmonella-sp.html

You might also like