You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demensia ( demensia senil, sindroma otak kronis ) lebih merupakan gejala dan bukanlah

suatu kondisi penyakit yang jelas. Biasanya bersifat progesif dan ireversibel dan bukan

merupakan bagian normal dari proses penuaan. Ditandai dengan penurunan umum umum fungsi

intelektual yang bisa meliputi kehilangan ingatan, kemampuan penalaran abstrak, pertimbangan

dan bahasa, terjadi perubahan keperibadian dan kemampuan menjalankan aktifitas hidup sehari-

hari semakin memburuk.

Gejala biasanya tidak jelas pada saat awitan dan kemudian berkembang secara perlahan sampai

akhirnya menjadi sangat jelas dan mengganggu. Tiga jenis demensia nonreversibel yang paling

sering adalah penyakit Alzheimer, demensia multi infark, dan campuran penyakit Alzheimer dan

demensia multi infark.

Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit progesif yang ditandai oleh kematian luas

neuron-neuron otak terutama didaerah otak yang disebut nukleus basalis. Saraf-saraf dari daerah

ini biasanya berproyeksi melalui kemusfer serebrum ke daerah-daerah otak yang bertanggung

jawab untuk ingatan dan pengenalan. Saraf-saraf ini mengeluarkan asetikolin, yang penting

peranannya dalam membentuk ingatan jangka pendek di tingkat biokimiawi.

Penyakit Alzheimer kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer atau demensia

senil jenis Alzheimer, dibandingkanmerekan yang meninggal akibat sebab-sebab lain, pada otak
pasien yang meninggal akibat penyakit Alzheimer terjadi penurunan sampai 90% kadar enzim

yang berperan dalam pembentukan asetikolin, kolin asetiltransferase. Dengan demikian, dengan

tidak adanya asetilkolin paling tidak ikut berperan menyebabkan penyakit Alzheimer seperti :

mudah lupa dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada para pengiap penyakit ini,

neurotransmitter lain juga tampaknya berkurang.

Penyakit Alzheimer biasanya timbul pada usia setelah 65 tahun dan menimbulkan

demensia senilis. Namun penyakit ini dapat muncul lebih dini dan menyebabkan demensia

prasenilis. Tampaknya terdapat predisposisi genetik untuk penyakit ini, terutama pada penyakit

awitan dini. Pada 1% sampai 10% kasus, biasanya diderita 0 % bayi, angka prevalensi

berhubungan erat dengan usia. Bagi individu diatas 65 tahun penderita dapat mencapai 10%,

sedang usia 85 tahun angka ini meningkat mencapai 47,2%. Dengan meningkatnya populasi

lansia, maka penyakit Alzheimer menjadi penyakit yang bertambah banyak.

Sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya penyakit ini, tetapi ada

3 teori utama mengenai penyebabnya : virus lambat, proses otoimun, dan keracunan aluminium.

Akhir-akhir ini teori yang paling populer (meskipun belum terbukti) adalah yang berkaitan

dengan virus lambat. Virus-virus ini mempunya masa intubasi 2 – 30 tahun; sehingga

transmisinya sulit dibuktikan. Teori otoimun berdasarkan pada adanya peningkatan kadar

antibodi-antibodi reaksi terhadap otak pada penderita penyakit Alzheimer. Teori keracunan

aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat neuro toksik, maka dapat

menyebabkan perubahan neurofibrilar pada otak. Deposit aluminium telah di identifikasi

menyertai penyakit ini berbeda dengan yang terlihat pada kercunan aluminium.
B. Perumusan Masalah

A. Pengertian Alzheimer

B. Etiologi

C. Patofisiologi

D. Gejala seperti apakah yang ditimbulkan oleh Alzheimer?

E. Apa penyebab dari Alzheimer?

F. Bagaimanakah langkah pencegahan dan pengobatan untuk penyakit alzheimer ?


BAB II
ISI

A. Pengertian Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit degeneratif otak yang progresif, dimana sel-sel

otak rusak dan mati sehingga mengakibatkan gangguan mental berupa kepikunan (demensia)

yaitu terganggunya fungsi-fungsi memori (daya ingat), berbahasa, berpikir dan berperilaku.

Sebagian besar demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer (60%). Demensia adalah suatu

penyakit yang dapat ditatalaksana, dan demensia bukan merupakan bagian normal dari proses

penuaan.

B. Etiologi.

Usia dan riwayat keluarga adalah faktor resiko yang sudah terbukti untuk penyakit

Alzheimer. Bila anggota keluarga ada yang menderita penyakit ini, maka diklasifikasikan sebagai

familiar. Komponen familiar yang non spesifik meliputi pencetus lingkungan dan determinan

genetik. Penyakit Alzheimer yang timbul tanpa diketahui ada riwayat familiarnya disebut

sporadik. Usaha penelitian intensif saat ini sedang dilakukan untuk mengidentifikasi kromosom

dan gen tertentu yang merupakan predisposisi seseorang yang mengalami penyakit ini.

C. Patofisiologi
Tanda dini dari penyakit alzheimer adalah terakumulasinya plak-plak amyloid ( Gambar 2 )

diantara sel-sel saraf otak. Amyloid merupakan bentuk umum dari serpihan protein yang

dihasilkan secara normal oleh tubuh, pada otak yang sehat amyloid ini akan dihancurkan dan

dieliminasi oleh Beta-Amyloid atau amyloid precursor protein (APP). Namun pada penderita

alzheimer amyloid ini akan terakumulasi menjadi padat dan keras sehingga tidak dapat larut.

Selain terakumulasinya amyloid, pada penderita alzheimer terjadi penyusutan dan

kekusutan pada sel-sel otak sehingga terbentuk rongga-rongga ( Gambar 1 ) yang berisi cairan

cerebrospinal dalam otak hal ini akan mengakibatkan otak kehilangan kempuan memorinya,

lambat laun rongga ini akan membesar sehingga kerusakan otak menjadi lebih parah bahkan

mengakibatkan kematian bagi penderita

D. Gejala Alzheimer

Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam emosi. Hal ini terlihat dari

gairah kerja yang menurun, merasa malas atau kehilangan semangat. Pribadi yang tadinya hangat

dan semangat menjadi semakin acuh tak acuh. Seringkali perasaan mudah tersinggung, murung,

cemas tanpa sebab-sebab yang nyata. Tidak itu saja, keluhan jasmaniah terlihat juga dengan

merasa linu-linu, mudah lelah dan seringkali masuk angin.

Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan mengalami gejala-gejala seperti orang pelupa

alias pikun. Keluhan utama disini adalah gangguan daya ingat (memori). Yang menjadi sasaran

adalah ingatan baru, sedangkan ingatan lama masih terekam dengan baik. Misalnya sudah

membuat rencana untuk esok pagi mau rapat ke mana dan mau ketemu dengan siapa. Tetapi

akhirnya apa yang sudah direncanakan menjadi bubar semua alias tidak ingat sama sekali
Pada tahap kedua, tanda-tanda di atas kian jelas, baik dalam kegagalan emosi, sosial, dan

intelektualnya. penderita tidak lagi mengelola dirinya sendiri apalagi pekerjaannya. Penyebab

utama adalah hilangnya daya ingat dan hilangnya inisiatif. Gaya bahasanya menjadi monoton

dan lamban. Dalam menyatakan pikirannya tidak dapat to the point, dan banyak kalimat yang

diulang-ulang. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya perbendaharaan kata yang hilang pada waktu

dia mengungkapkannya.

Pada tahap ketiga, kegagalan dalam berbahasa sudah sampai pada puncaknya. Penderita

Alzheimer tidak dapat lagi mengerti ucapan seseorang dan mengekspresikan jalan pikiran

melalui bicaranya.Dia hampir tidak bisa berbicara sama sekali.

Agar kepikunan Alzhemier dapat dicegah sejak dini, berikut beberapa tanda atau gejala

yang patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :

- Kemunduran memori/daya ingat.

- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana

- Kesulitan bicara dan berbahasa.

- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)

- Sulit dalam berhitung

- Salah meletakan benda

- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias

- Perubahan emosi dan perilaku.

- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.

- Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri.

- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma

otak, tumor otak).


Selain itu, ada beberapa tanda-tanda awal penyakit alzheimer umum, adalah :

• Kurangnya kebersihan.

Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi

setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.

• Kehilangan memori jangka pendek.

Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa detil aktivitas

atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa seluruh hal.

• Pengulangan.

Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka mungkin

terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka menjawab.

• Masalah bahasa.

Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan mengingat kata-kata

dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan sulit untuk dikuti.

• Perubahan kepribadian.

Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin

menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti

melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.

• Disorientasi dan kebingungan.

Orang dengan demensia dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik,

seperti lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan

pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur.

• Perilaku aneh.

Orang normal sering salah menaruhkan kunci kami dari waktu ke waktu. Orang-orang dengan
penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak

pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel.

E. Penyebab Alzheimer

Sejumlah ahli kedokteran menyimpulkan, bahwa gaya hidup sangat berpengaruh terhadap

kepikunan. Gaya hidup yang dimaksud adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan, misalnya

merokok, meminum minuman yang mengandung alkohol, penggunaan obat bius dan sebagainya,

serta makan makanan yang berkadar lemak tinggi.

Dan bila ditelaah lebih lanjut, kebiasaan buruk tersebut mempercepat munculnya

penyakit yang sering dialami oleh orang-orang zaman sekarang seperti hypertensi atau tekanan

darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit kencing manis, dan obesitas atau kegemukan.

Gangguan itu pada gilirannya semakin meningkatkan resiko penyakit Alzheimer.

Selain kebiasaan buruk seperti yang disebutkan di atas, kepikunan bisa timbul bersamaan

dengan keracunan yang terjadi dalam tubuh seseorang, misalnya akibat gangguan organ hati dan

ginjal. Dalam keadaan yang seperti ini, zat-zat yang semestinya ditawarkan racunnya oleh hati,

kemudian dikeluarkan oleh ginjal, tetap berada dalam aliran darah dan meracuni otak. Begitu

pula seorang petinju yang kepalanya sering dihantam lawan, juga sangat rentan terhadap ke-

pikunan.

Stres juga dapat menjadikan seseorang mudah mengalami kepikunan. Menurut Zevan

Khachanurian dari The National Institute of Aging, Los Angeles, Amerika Serikat, sel-sel di

hippocampus (bagian otak sebelah dalam) terpaksa bekerja lebih keras pada kondisi stres.
Akibatnya, otak menjadi lelah dan mudah rusak. Sedangkan, sel otak Tidak seperti sel-sel tubuh

lainnya, apabila sel otak yang rusak tidak bisa digantikan.

Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI),

Alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-

parietal dan frontalis. “Dementia (pikun) Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena

mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam study tentang Alzheimer.

Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit mengingat

nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan

meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka.

Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka yang mulai

khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya belum mencurigai adanya problem besar

di balik kepikunan yang dialami penderita, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah

parah.

Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat

dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal yang diyakini bisa mengurangi resiko

terserang penyakit Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti merokok, dan tidak

minum alkohol.

Orang yang berisiko menderita Alzheimer

* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun

* Penderita diabetes

* Kurang berolahraga

* Kadar kolesterol yang tinggi

* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.
Obat Alzheimer yang ada saat ini adalah penghambat kolinesterase. Obat ini untuk

memperbaiki daya ingat dan menekan gangguan perilaku, serta peningkatan kualitas hidup.

Para ilmuwan yakin ada dua sebab dan mereka adalah keturunan dan gaya hidup yang

menyebabkan. Meskipun belum terbukti bahwa Alzheimer merupakan penyakit keturunan, tetapi

jika ada sejarah penyakit dalam keluarga, resiko untuk generasi masa depan ada di sana.

Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki gen (ApoE4) untuk Alzheimer, ia

memiliki kesempatan peningkatan didiagnosa menderita penyakit.

Setelah 15 tahun penelitian dilakukan, para ilmuwan akhirnya menemukan 3 gen yang

menyebabkan penyakit alzheimer, yakni clusterin, complement receptor 1 (CR1), dan PICALM,

yang diduga merupakan tipe gen yang paling banyak ditemukan pada 90 persen kasus Alzheimer.

Identifikasi gen ini dilakukan oleh dua kelompok ilmuwan di Wales, Inggris, dan Perancis.

kata Julie Williams, profesor neuropsychological genetic dari Britain's Cardiff University,

mengatakan bahwa apabila kita bisa menghilangkan tiga gen yang punya dampak merusak ini,

kita bisa mengurangi risiko terjadinya Alzheimer hingga 20 persen.

Gen lain yang juga berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kepikunan di usia

lanjut ini adalah apolipoprotein E (ApoE) yang diidentifikasi pada tahun 1993 sejak para ahli

mengetahui bahwa kemunduran fungsi otak terkait dengan faktor genetik.

Pada studi terkini yang dilakukan oleh Profesor Williams, ia melakukan pemindaian

terhadap peta genetik pada 16.000 orang dari delapan negara. Akhirnya berhasil diidentifikasi

dua gen, yang disebut clusterin dan PICALM yang meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer.

Studi kedua dilakukan oleh Philippe Amouyel dan timnya dari Pasteur de Lille di

Perancis, yang meneliti 6.000 pasien Alzheimer dan 9.000 orang sehat di Perancis, Belgia,
Finlandia, Italia, dan Spanyol. Para peneliti juga berhasil mengidentifikasi clusterin dan gen

ketiga yang disebut CR1.

Meski tiga gen ini relatif ditemui pada semua pasien, Amouyel mengatakan bahwa agak

sulit menghitung risiko terjadinya Alzheimer dengan gen. Ia juga menekankan bahwa belum

diketahui, kombinasi gen mana saja dan faktor lingkungan lain apa yang menyebabkan

Alzheimer.

Para ahli mengatakan, clusterin mungkin menyebabkan risiko Alzheimer 10 persen,

PICALM sekitar 9 persen, dan CR1 4 persen. Bila dijumlahkan, risikonya diperkirakan menjadi

20-25 persen.

Tiga variasi gen ini juga berkait dengan gejala awal munculnya Alzheimer yang

diturunkan di keluarga. Karena itu, dengan mengidentifikasi gen ini, para ahli akan lebih mudah

mengenali penyebab penyakit dan menciptakan obat untuk melawannya.

Selain itu, obat-obatan seperti obat jantung, obat tidur, obat penenang, obat aritmia, dan

lain-lain dapat memicu alzheimer juga. Oleh karena itu, disarankan bagi yang senang

mengkonsumsi obat, agar senantiasa dikurangi kecuali jika sudah resep dari dokter.

F. Langkah-Langkah Pencegahan dan Pengobatan

Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan diatasi. Bahkan sudah banyak

obat-obat yang beredar untuk penderita alzheimer ini. Berikut tips mencegah dan mengatasi

alzheimer :

1. Makan diet Mediterania

Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi diet

Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit Alzheimer. Sebuah diet Mediterania
yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat (dari salad dressing, alpukat), tomat, ikan,

sayuran, sayuran berdaun gelap dan dan buah-buahan. Diet Mediterania juga dikenal karena

rendah daging merah, daging organ, mentega dan susu tinggi lemak.

2. Berhenti merokok

Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal Medicine menemukan bahwa

merokok secara langsung terkait dengan peningkatan dramatis dalam demensia di kemudian hari.

Studi ini menemukan bahwa mereka yang dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari

memiliki resiko 100% lebih besar dari diagnosis demensia dibandingkan non-perokok.

3. Makan seledri dan paprika hijau

Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign melihat efek dari luteolin pada

otak tikus, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of

Sciences. Luteolin, yang ditemukan dalam seledri dan paprika hijau, ditemukan untuk

mengurangi radang otak yang disebabkan oleh Alzheimer dan dapat mengurangi gejala

kehilangan memori.

4. Minum kopi

European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan kafein

meningkat memiliki risiko yang jauh lebih rendah berkembangnya penyakit Alzheimer daripada

mereka yang dengan sedikit atau tidak mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan

dalam Journal of Alzheimer’s Disease menemukan bahwa kadar kafein abnormal secara

signifikan menurukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen

pengurangan di tingkat amyloid beta, zat membentuk gumpalan lengket plak dalam otak orang-

orang dengan penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini menemukan bahwa kafein dapat
menjadi penting dalam mencegah Alzheimer, tetapi sebenarnya dapat menjadi pengobatan terapi

bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa,

Ini juga merupakan alasan besar untuk melanjutkan kebiasaan latte harian Anda.

5.Latihan (Olahraga)

Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada orang dengan penyakit

Alzheimer. Journal of American Medical Associate menerbitkan penelitian yang menemukan

bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan

kondisi fisik dan memperpanjang mobilitas independen mereka. Mobilitas Independen penting

terutama bagi mereka dengan penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala Alzheimer yang

sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan, jatuh dan tersandung. Hal ini

menyebabkan cedera dan kebutuhan untuk pengawasan konstan pada pasien Alzheimer. Dengan

menggabungkan 60 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang

dapat meningkatkan mobilitasnya.

Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para peneliti tidak berhenti bekerja

keras untuk menemukan cara baru untuk mencegah, mengobati dan menyembuhkan penyakit ini.

Pengobatan untuk para penderita alzheimer yaitu dengan cara meminum obat asetikolin

nesterase yang berfungsi untuk menambah zat yang memperbesar daya ingat. Selain itu

pengobatan untuk penderita juga dengan melakukan terapi secara teratur. untuk lebih

memudahkan terapi yang teratur, akan lebih baik jika penderita (yang biasanya sudah lanjut usia)

di titipkan di panti agar perkembangannya bisa terkontrol dengan baik di bandingkan di rumah

sendiri.

Banyak sekali orang yang menderita Alzheimer berperilaku dalam cara yang agresif.

Biasanya orang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perilaku agresif jika ia merasa terhina,
takut, atau frustasi karena mereka tidak dapat memahami orang lain atau membuat sendiri

dipahami.

Ketika seorang pasien Alzheimer secara lisan atau fisik agresif, dokter menggunakan

obat-obatan seperti antipsikotik risperidone atau olanzapine. Obat antipsikotik yang lebih tua

seperti Haloperidol tidak digunakan karena efek samping yang parah.

Akan tetapi, Penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan non-obat seperti kotak

cahaya terang yang lebih baik mengelola perilaku agresif dalam Alzheimer sebagai risiko

keamanan obat antipsikotik lebih besar daripada manfaatnya.

Selain obat-obatan yang ilmiah seperti dikemukakan diatas, terdapat juga obat

pencegahan alami yang sering dipakai memasak orang Indonesia yaitu kunyit. Kunyit, selain

menambah nafsu makan, kunyit juga ternyata dapat mencegah kita dari penyakit alzheimer di

masa tua nanti.

Satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi banyak kunyit, pada

hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di negara-negara di mana orang-orangnya

mengonsumsi banyak (kunyit), kejadian penyakit Alzheimer sangat rendah. Di India dan Asia

Tenggara, penyakit itu jarang. Dan (di Amerika Serikat) itu sangat, sangat biasa,” kata Chris

Kilham seorang pemburu obat dalam wawancara dengan Fox News.

Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal dalam bentuk ekstrak yang

disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-rempah yang berguna dalam mencegah

munculnya Alzheimer dan bahkan mengobatinya.

"Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki plak yang melekat di otak disebut

"amyloid beta." Beberapa plak juga berkembang karena Alzheimer, atau karena menjadi
penyebab langsungnya. Tetapi, plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan proses

degeneratif," jelas Kilham.

Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar melenyapkan plak-plak ini, baik saat

plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap akhir dari perkembangan plak.

Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak untuk menghalangi

perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar membantu mengurangi keberadaan plak

dalam otak. Dalam penelitian terhadap binatang, saat binatang benar-benar memiliki plak

"amyloid beta" dalam otak mereka dan mereka diberi akar kunyit, maka plak itu berkurang.

Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras mencoba mengembangkan

versi obat dari kunyit, tetapi Kilham merekomendasikan untuk makan kunyit asli bila

memungkinkan, dan mengonsumsi ekstrak kunyit bila makan kunyit dalam makanan bukan

pilihan.

Dengan demikian, kita tidak usah khawatir akan penyakit ini, karena sudah terbukti oleh

riset bahwa kunyit dapat mengurangi resiko alzheimer. Sedangkan, indonesia merupakan negara

yang mengkonsumsi kunyit dalam hampir setiap bumbu masakannya


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan yang

terutama menyerang orang yang berusia diatas 65 tahun tapi tidak menutup kemungkinan dapat

juga menyerang anak-anak, bahkan bayi.

Pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami banyak kehilangan neuron-neuron

hipokarpus dan korteks tanpa disertai kehilangan parenkim otak, juga terdapat kekusutan neuro

fibrilar.

Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti.

Pengkajian keperawatan yang dimaksudkan oleh Gordon yaitu 11 pola fungsi mencakup

keseluruhannya dari penyakit Alzheimer ini.

B. Saran

 Belum banyaknya kajian tentang Penyakit Alzheimer di Indonesia mengakibatkan minimnya

sumber mengenai jumlah pasti masyarakat indonesia yang menderita penyakit Alzheimer.

 Mengajak semua pihak yang menggeluti bidang kesehatan untuk lebih mensosialisasikan penyakit

Alzheimer agar pencegahan dini dapat dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran EGC.Jakarta;1999

Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002

http://nasional.kompas.com/read/2008/09/08/15243484/kenali.gejala.kepikunan.alzheimer.
http://pranaindonesia.wordpress.com/artikel-2/kenali-gejala-alzheimer/.
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/07/1507375/Gen.Penyebab.Alzheimer.Berhasil.Dite
mukan.

You might also like