You are on page 1of 40

LAPORAN HOME VISIT

PUSKESMAS MANDURO
SKABIES

Disusun oleh :
M. Azman Pasha
13710790

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan “LAPORAN HOME VISIT PUSKESMAS
MANDURO SCABIES”. Tugas praktek kerja lapangan ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di dalam
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, kami berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan kami, serta berpikir maju dan kritis
dalam menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya
dalam bidang kesehatan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu terwujudnya laporan ini di antaranya :
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT - KL (K), selaku rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto, dr., DTM&H, Ph.D, Sp.Par (K), Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM, selaku Kepala Bagian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Ayu C.Noviana, dr., M.KKK. Selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
koordinator kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
5. B. Irawatyratna K, dr. MM selaku Kepala Puskesmas Manduro Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto.
6. Annisa Tria Budiningsih, dr. selaku dokter pembimbing di Puskesmas
Manduro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
7. Seluruh paramedis dan Non Medis yang telah banyak membantu kami
selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Manduro
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.

2
8. Para bidan desa, kader puskesmas serta perawat desa yang telah banyak
membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas
Manduro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan penelitian ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini sehingga


kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan laporan kinerja dalam
rangka praktek lapangan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak yang terlibat.

Manduro, 23 April 2016

Penyusun

3
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HOME VISIT SKABIES
PUSKESMAS MANDURO, KECAMATAN NGORO,
KABUPATEN MOJOKERTO

Telah memenuhi persyaratan praktek kerja lapangan untuk Kepaniteraan


Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Manduro Kabupaten
Mojokerto

Manduro, 23 Mei 2016


Mengetahui
Kepala Puskesmas
Manduro,

Dr. B. Irawatyratna K., MM


NIP: 19741019 200701 2 008

1
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA

Puskesmas Manduro No. RM: 06719

Tanggal kunjungan pertama kali 25 Oktober 2017


Nama pembina keluarga pertama kali : Ardiansyah., S.Ked

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Kepala Keluarga : Tn. M
Alamat lengkap : Tambakrejo RT004/RW002,Ngoro
Bentuk Keluarga : Extended Family

Tabel !. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No Nama Kedudukan L/ Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket
dalam P Terakhir Klinik
keluarga (Y/T)
1 Tn.M KK L 36 SMA Wiraswasta T -
2 Ny. S Istri P 32 SMA Wiraswasta T -
3 An. H Anak L 9 SD - T -

4 An. B Anak P 2 - - T -

Diagnosis
5 Ny.W Ibu dari istri P 63 SD - Y
skabies
Sumber : Data Primer, Oktober 2017

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.1-3
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik.4-6
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita scabies, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 11 tahun, dimana
penderita merupakan penderita scabies yang berada di wilayah Puskesmas
Manduro, Kabupaten Mojokerto, dengan berbagai permasalahan yang
dihadapi. Pasien ini sudah pernah mendapat pengobatan ke tenaga
kesehatan setempat namun belum mengalami perbaikan yang berarti akibat
salah diagnosa. Kasus ini merupakan salah satu kasus yang sederhana
namun sering salah diagnosa. Oleh karena hal itulah kasus ini dianggap
penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan dan
bahan pembelajaran bersama dengan mempertimbangkan berbagai aspek
dalam individu, keluarga dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh kondisi pasien dengan kondisi sosial dan ekonomi,
pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar desa Tambakrejo, Kecamatan
Ngoro, Kabupaten Mojokerto ?

3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kondisi pasien dengan kondisi sosial
dan ekonomi serta pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar desa
Tambakrejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
2. Tujuan Khusus
Tujuan dalam penyusunan laporan ini antara lain:
a. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di
kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrument yang ditetapkan oleh
Puskesmas Manduro.
b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR.
c. Mengidentifikasi faktor social ekonomi pasien melalui SCREEM.
d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram.
e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan.
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.
g. Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi).
h. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.

D. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan home visit yang dilakukan antara lain:
1. Bagi Dokter Muda
a. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses pendataan
yang di analisis secara holistik tentang hubungan antara penyakit
dengan kebersihan individu dan lingkungan.
b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada
penatalaksaan penyakit di masyarakat.
c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi
seorang dokter.

4
2. Bagi pasien dan keluarganya
a. Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan
keluarganya.
b. Meminimalisir angka kekambuhan penyakit dengan pemahaman
pengobatan yang baik.
3. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat.
c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang
berdampak pada lingkungan di masyarakat.
4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan
a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus scabies.
b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pada pasien.
c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien.

5
BAB II
HASIL KUNJUNGAN

1. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny.W
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Tambakrejo RT004/RW002, Ngoro
Suku : Jawa
Tanggal periksa : - 25 Oktober 2017
- 28 Oktober 2017

ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Gatal-gatal di ke dua sela jari tangan
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih satu bulan yang lalu penderita mulai merasa gatal-gatal di
ke dua sela jari tangan. Lalu timbul bercak – bercak yang makin lama makin
besar, bercak tersebut ada yang pecah karena digaruk dan keluar cairan
bening. Bercak awalnya muncul di jari tangan kanan lalu menjalar ke sela-
sela jari tangan kanan dan muncul juga di tangan kiri. Gatal – gatal juga
muncul pada paha kanan dan kiri serta sampai pantat. Rasa gatal makin parah
pada malam hari. Pasien sering menggunakan pakaian selama 2 hari
meskipun mandi 2 kali sehari serta menumpuk pakaian di kasur.
Pasien menderita penyakit ini setelah kurang lebih sebulan lalu
dikunjungi oleh cucu dari anak kandung kedua yang mondok dan cucunya
sekamar dengan pasien. Pasien mengatakan jika cucunya juga gatal - gatal
seperti ini.

6
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat sakit gula : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : Cucu
- Riwayat sakit asma : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat diabetes melitus : disangkal
e. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat olah raga : jarang sekali
- Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan
keluarga sering, berekreasi jarang
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang perempuan dan ibu yang memiliki 3 anak.
pasien tinggal di sebuah rumah yang berpenghuni 5 orang (penderita, anak
kandung pertama, menentu, dan 2 cucu ). Penderita tinggal dengan anak
kandung pertama setelah suaminya meninggal dunia.. Sumber pendapatan
keluarga didapatkan dari anak kandung pertama dan menantu dengan total
penghasilan rata-rata perbulan Rp. 3.000.000,-.

g. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk tahu-tempe kerupuk, dan kadang dengan
telur atau daging. Penderita termasuk tidak sulit untuk makan.. Kesan
status gizi cukup.

7
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6).
- Tanda Vital dan Status Gizi
Tanda Vital
Nadi : 86 x/menit, reguler, isi cukup, simetris
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Tensi : 120/80 mmHg
Status gizi :
BB : 42 kg
TB : 155 cm
IMT : 45/ (1,55 x 1,55) = 17,5 Underweight
- Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah
dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)
- Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman) katarak (-/-)
- Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), deformitas hidung (-).
- Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-).
- Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
- Tenggorokan
Tonsil tidak membesar, pharing hiperemis (-)

8
- Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-).
- Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS
batas kanan bawah :SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada simetris
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada simetris
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
- Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut
A : peristaltik (+) normal
- Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)

9
- Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin oedem
- - - -
- - - -

- Sistem genetalia: dalam batas normal


- Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -
5 5 N N 2 2 - -
- Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus : koheren
Insight : baik
Status Dermatologi
Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, erosi (+)
Regio cruris dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, erosi (+)
Regio gluteus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, pustula,
erosi (+)

10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

RESUME
Seorang perempuan 63 tahun dengan keluhan gatal-gatal di sela-sela
jari tangan dan paha hingga pantat sejak kurang lebih 1 bulan yang. Lalu
timbul bercak – bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada

11
yang menimbulkan luka karena digaruk. Gatal dirasakan utamanya malam hari.
Pada bagian yang gatal juga timbul bercak – bercak kemerahan yang makin lama
makin besar. Beberapa bercak ada yang luka karena digaruk dan beberapa yang
lain tidak. Pasien sempat diajak berobat ke praktek dokter lalu diberikan
pengobatan selama 3 hari dan tidak sembuh sama sekali. Lama kelamaan
dirasakan kemerahan dan nyeri pada sekitar pantat dan menimbulkan warna
kemerahan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sehat,
compos mentis, status gizi kesan cukup. Tanda vital T:120/80 mmHg, N: 86
x/menit, Rr: 18 x/menit, S:36,40C, BB:42 kg, TB:155 cm, status gizi baik. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan Pemeriksaan Dermatologi Regio manus dextra et
sinistra Papula multipel dengan dasar hiperemia. Dan pada bagian cruris
terdapat papula multipel dengan dasar hyperemia. Dan pada egio gluteus
terdapat papula, vistula dan pustule serta ekskoriasi pada sebagian lesi.

DIAGNOSA
Skabies dengan Infeksi Sekunder
PENATALAKSANAAN
a. Non Medika mentosa
1. Hindari menggaruk untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat
luka garukan yang terinfeksi.
2. Seluruh pakaian, sprei, sarung bantal, handuk yang di gunakan setelah
pemberian obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci selama
± 15 – 30 menit.
3. Menyarankan keluarga yang kontak dengan pasien untuk menggunakan
cream yang sama diseluruh tubuh untuk memutus mata rantai
penularan.
4. Jika memiliki keluarga atau kerabat atau tentangga yang memiliki
keluhan gatal – gatal seperti pasien untuk disarankan berobat ke sarana
pelayanan kesehatan.

12
b. Medikamentosa
- Sistemik
Cetirizine tab 10 mg (2 x 1 tablet) setelah makan jika gatal.
Amoxcicillin tablet 3 x 1 tablet setelah makan selama 5 hari.
- Topikal
Scabicide (Gameksan + As. Unducilanic) dioleskan seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan selama 3 malam berturut – turut.

13
2. APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali
membicarakannya kepada ibunya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya dan
menjadi keluhannya. Baik keluhan tentang penyakitnya maupun tentang sekolah.
Penyakitnya ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari baik belajar di sekolah
ataupun bermain dengan teman-temannya disekolah dan di rumah. Dukungan dari
orang-orang orang tua, keluarga dan petugas kesehatan yang sering memberi
penyuluhan kepada pasien, orang tua dan kakak cukup memberinya motivasi
mengikuti pengobatan yang disarankan. Penderita dan keluarga yakin penyakitnya
bisa sembuh total bila ia mematuhi aturan pengobatan sampai sakitnya benar-benar
sembuh sehingga tidak terjadi relaps atau kambuh kembali. Hal ini menumbuhkan
kepatuhan penderita dalam penggunaan obat dan melakukan kebersihan tubuh.
PARTNERSHIP
An. G mengerti bahwa ia adalah salah satu anggota keluarga yang berhak
mendapat pengobatan dan penyembuhan atas dirinya. Selain itu ayah, ibu dan
keluarganya rutin mengajak pasien untuk dapat melakukan pengobatan dengan baik
sehingga penyakit dapat diselesaikan dengan tuntas. Komunikasi antar anggota
keluarga masih berjalan dengan baik.
GROWTH
An. G paham bahwa ia harus bisa menghadapi penyakitnya walaupun kadang
menganggunya terutama dalam hal pelajaran karena membuatnya kurang konsentrasi
dan kadang tidak masuk sekolah.
AFFECTION
An. G merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan ayah dan ibu
sangat baik bahkan ketika dalam kondisi sakit. Kedua orang tuang peduli dan
melakukan pengobatan pada anak dengan baik dan paripurna. Bahkan pasien merasa
perhatian yang dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula
sebaliknya.
RESOLVE
Sdr. A merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari
kedua orang tuanya dan kakaknya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak

14
karena ayah dan ibu penderita harus bekerja diluar rumah dari pagi hingga malam.
Terutama ibu pasien karena memiliki pekerjaan tetap sebagai pengantar anak
sekolah. Tidak jarang sang ayah juga melembur sampai malam ketika mendapat
pekerjaan. Karena pada hari minggu atau hari libur besar kedua orang tuanya kadang
menyempatkan untuk pergi rekreasi walaupun jarang sekali.
APGAR Tn. P Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida
/selalu -kadang k
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 8 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Tn P. bekerja serabutan. Kadang sebagai pekerja lahan pertanian,
menjualkan produk obat-obat suplemen tubuh ataupun buruh bangunan,
sehingga semakin sedikit waktu untuk bersama-sama. Ketika sampai di
rumah masih harus sibuk mengurusi urusan rumah tangga, sehingga
kadang sulit untuk membagi waktu untuk bersama-sama.

15
APGAR Ny. N Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida
/selalu -kadang k
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik
Ny. I bekerja sebagai pengantar anak sekolah, menjualkan beberapa
pakaian dan kerudung, karena merupakan tulang punggung keluarga akibat
suami yang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga semakin sedikit waktu
untuk bersama-sama. Ketika sampai di rumah masih harus sibuk
mengurusi urusan rumah tangga, sehingga kadang sulit untuk membagi
waktu untuk bersama-sama.

16
APGAR An. G Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida
/selalu -kadang k
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik
Kedua orang tua yang bekerja diluar dan banyak menyita waktu, sehingga
semakin sedikit untuk waktu mereka untuk bersama-sama.
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. P adalah 27,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga Tn.P adalah 9. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. G dan orang tuanya dalam
keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.

17
3. SCREEM
SUMBER PATOLOGI KET
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
Sosial dengan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat +
cukup meskipun banyak keterbatasan ekonomi.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam
Cultural keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya +
yang masih diikuti. Menggunakan bahasa jawa, tata
krama dan kesopanan.
Religius Pemahaman agama cukup. Namun penerapan ajaran
Agama menawarkan agama kurang, hal ini dapat dilihat dari penderita yang
pengalaman spiritual yang menjalankan sholat sesekali saja. Sebelum sakit penderita
+
baik untuk ketenangan rutin belajar mengaji di sore hari di masjid dekat rumah
individu yang tidak namun berhenti sekitar 6 bulan yang lalu. Penderita
didapatkan dari yang lain cenderung hanya ingin bermain di luar rumah.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,
untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski
Ekonomi belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana +
ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup
Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. Tingkat
pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah.
Edukasi Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas +
pendidikan seperti buku-buku, koran dan internet
terbatas.
Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang
Medical
lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
Pelayanan kesehatan
ini biasanya menggunakan Puskesmas dengan metode
puskesmas memberikan +
pembayaran KTP Sidoarjo, bukan JKN atau asuransi
perhatian khusus terhadap
lainnya. Pasien dan keluarga rutin berobat ke Puskesmas
kasus penderita
karena mudah dijangkau dan letaknya dekat.

18
4. Genogram
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap : Perum Kramat Jegu Indah Y-13, Manduro, Kec. Taman
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

- Tn. P - Ny. N
- 52 tahun - 49 th
- ♂ - ♀
- Serabutan - Wiraswasta
- Etnis Jawa - Etnis Jawa

- Sdr. W - An. G
- 21 th - 11 th
- ♂ - ♂
- Belum Bekerja - Siswa SD
- Etnis Jawa - Etnis Jawa

Diagram 1. Genogram Keluarga An. G


(Data Primer, 1 April 2016)

Keterangan : Keterangan Simbol:


An. G : Pasien : Pasien
Tn. P : Ayah Pasien : Meninggal
Ny. N : Ibu Pasien : Laki - Laki
Sdr. W : Kakak Laki – Laki : Perempuan
Pasien

19
Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh orang tua?
Jawab :
Mengobati secara mandiri dahulu, jika dalam waktu 3 hari tidak ada
perubahan maka di bawa ke Puskesmas.
2. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah?
Jawab :
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai
urusan anak sehari-hari kepada ibu.
3. Jika anak butuh di rawat inap atau mendapat pengobatan lebih lanjut ijin
siapa yang dibutuhkan?
Jawab :
Salah satu saja. Namun terutama Ibu
4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?
Jawab :
Anggota keluarga yang dekat dengan pasien adalah ibu.
5. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Ayah.
6. Siapa yang secara emosional jauh dari pasien?
Jawab :
Ayah
7. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Ibu, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh ibu.
8. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Kakak

20
5. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pasien tinggal di Desa Tambakrejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten
Mojokerto yang merupakan wilayah Puskesmas Manduro. Desa
Tambakrejo memiliki 1 orang bidan desa yang rutin mengadakan kegiatan
pengobatan dan pelayanan kepada masyarakat desa. Di desa ini terdapat
kader desa yang rutin melakukan motivasi dan kegiatan penyuluhan
tentang pola hidup bersih dan sehat setiap minggu kepada para kader agar
di sosialisasikan ke masyarakat. Puskesmas secara rutin melakukan
pemantauan melalui bidan desa untuk diketahui kondisi kesehatan di desa
tersebut. Sehingga selalu terpantau dengan baik dan segera bisa mendapat
intervensi jika diperlukan.

6. Faktor Prilaku Pasien


Pola hidup bersih dan sehat sudah cukup diterapkan dengan baik di
keluarga. Pasien diajarkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan dan sesudah ke kamar mandi. Rumah sudah memiliki
kloset jongkok dengan septic tank yang permanen. Pembuangan sampah di
rumah mengikuti pengambilan oleh petugas kebersihan sekitar kawasan
setiap sore hari. Penggunaan handuk secara sendiri tiap anggota rumah dan
tidak ada handuk yang digunakan secara bersama – sama.

7. Faktor Lingkungan Pasien


a. Lingkungan Fisik
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 7,5x12 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke Utara.
Tidak memiliki pekarangan rumah namun terdapat pagar pembatas.
Terdiri dari ruang kamar tamu yang sekaligus digunakan sebagai ruang
keluarga dan menonton TV, dua kamar tidur, satu kamar makan yang
jarang digunakan, dapur, gudang dan kamar mandi yang memilki
fasilitas jamban keluarga. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu
depan dan 1 pintu samping. Jendela ada 8 buah, di ruang keluarga/tamu
dan disetiap kamar tidurnya namun yang sering dibuka hanya jendela

21
ruang keluarga/tamu, sisanya jarang dibuka. Di depan rumah terdapat
teras yang berukuran 4,5x2 m2. Lantai rumah sebagian besar terbuat
dari keramik dan pada bagian dapur dan gudang berlantaikan semen.
Ventilasi dan penerangan rumah masih kurang. Atap rumah tersusun
dari genteng yang ditutup langit-langit. Masing-masing kamar
menggunakan springbed untuk meletakan kasur. Dinding rumah terbuat
dari batubata yang sudah di cat, dilapisi dan diperhalus. Perabotan
rumah tangga cukup. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya
keluarga ini menggunakan mesin pompa air yang di gabungkan dengan
air PDAM. Secara keseluruhan kebersihan rumah kesan cukup. Sehari-
hari keluarga memasak menggunakan kompor elpiji 3 kg.

7,5 m
U

S Ruang
Keluarga /
Tamu Kamar Pasien

12m

Kamar Orang
Kamar Tua Pasien
Mandi

Kamar
Mandi
Ruang Makan

Dapur

Gambar 1. Denah Rumah

22
b. Lingkungan Keluarga
Keluarga terdiri dari penderita, ayah, Ibu, 1 kakak laki-laki.
Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibunya, dan 1 kakak.
Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan, menangis kuat
dengan BB lahir 2,9 kg di rumah seorang bidan di desa tersebut.
An. G tinggal serumah dengan ayah, ibunya, 2 kakak dan 1 adik..
Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Penderita seorang pelajar yang sedang bersekolah di salah
satu sekolah dasar di desa Tambakrejo.
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan dari ayah dan ibu yang
bekerja sebagai pedagang keliling, menjualkan produk obat-obat suplemen
tubuh. Total penghasilan rata-rata sebesar Rp 2.000.000,00 perbulannya.
Penghasailan tersebut juga digunakan untuk biaya hidup sehari-hari
seperti makan, minum, biaya sekolah atau iuran membayar listrik hanya
mengandalkan uang yang ada dan dan menyisihkannya uang untuk biaya-
biaya mendadak (seperti biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk memasak
memakai kompor gas. Makan sehari-hari dengan lauk, tahu, tempe,
daging, buah dan frekuensi makan 3 kali sehari. Kalau ada keluarga yang
sakit biasa berobat ke puskesmas.
Jika terdapat permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan
secara musyawarah dan dicari jalan tengah. Di keluarga selalu
dibiasakan sikap saling tolong menolong baik fisik, mental, maupun
jika ada salah seorang di antaranya yang menderita kesusahan.
Meskipun penghasilan mereka tergolong cukup, namun mereka tetap
hidup bahagia.
c. Lingkungan Sosial
Pasien adalah anak yang senang bermain dengan teman-teman
sekolah dan sekitar rumahnya. Dalam masyarakat penderita dan kedua
orang tua hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai

23
kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Kedua orang tua penderita
aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat walaupun memiliki jam kerja
yang menyita waktu. Dalam kesehariannya pasien bergaul akrab dengan
masyarakat di sekitarnya seperti halnya anggota masyarakat yang lain
dan cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Kegiatan-kegiatan yang
harus mengeluarkan biaya tidak menjadi faktor penghambat lain bagi
keluarga ini untuk aktif dalam kegiatan social. Keluarga selalu berperan
serta dalam kegiatan tidak secara material namun secara fisik dengan
membantu kegiatan social seperti memperbaiki balai desa, pengecatan
pinggiran kawasan jalan sekitar dan pembuatan tempat pembuatan
sampah sementara. Keluarga tidak pernah merasa minder dalam
bersosial dengan warga sekitar.

PREVENSI BEBAS SKABIES UNTUK KELUARGA LAINNYA (AYAH,


IBU, DAN KELUARGA LAINNYA)
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas skabies adalah
sama dengan prevensi bebas skabies untuk penderita, namun dalam hal ini
diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan. Misalnya
dengan cara sebagai berikut :
1. Bagi keluarga jangan terlalu dekat dengan anggota keluarga yang lain
(ayah, ibu dan kelurga lainnya), untuk tidak tidur dalam 1 tempat tidur
dengan penderita.
2. Tidak menggunakan handuk bersama-sama.
3. Istirahat yang cukup 6-8 sehari semalam.
4. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan dan anggota keluarga yang serumah dengan penderita
agar tidak tertular infeksi skabies dari penderita.

24
BAB III
PEMBAHASAN

Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai dasar
suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum ada
empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat
faktor tersebut merupakan faktor determinan sebagai penyebab timbulnya masalah
kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life
style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan
kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).

Genetik

Lingkungan
Derajat Pelayanan
Kesehatan Kesehatan

Perilaku

Diagram 2. Konsep Derajat Kesehatan menurut H.L. Blum

25
Tidak ada hubungan antara
Genetik genetik dan penyakit pada
pasien
An. G (11 tahun)

Kebersihan Individu Kurang


Perilaku Individu dan Pengetahuan Orang Tua
Scabies

dan Pasien Kurang

Lingkungan Tempat Tinggal


Lingkungan masih kurang sehat

Pengobatan yang tidak


Pelayanan Kesehatan adekuat dan tuntas akibat
biaya

Diagram 3. Identifikasi Permasalahan Utama

Menurut konsep BLUM, genetik tidak menjadi faktor yang berpengaruh


terhadap kondisi sakit pasien ini. Perilaku individu yang berpengaruh adalah pola
kebersihan pribadi dari pasien yang masih kurang. Pasien selalu diajarkan untuk
melakukan prilaku hidup bersih dengan mencuci tangan pakai sabun namun
pelaksanaannya sendiri kurang diamati. Sehingga tidak bisa dijamin pasien sudah
melaksanakan prilaku hidup yang bersih secara konsisten.
Dari segi lingkungan, lingkungan rumah sekitar sudah cukup bersih.
Pasien tinggal di area perumahan yang cukup bersih dan tertata rapi. Sistem
pembuangan sampah berjalan dengan baik. Sistem saluran air bersih juga berjalan
dengan baik. Kondisi lingkungan rumah sendiri pada dasarnya sudah cukup
bersih. Namun ketika melihatkamar pasien terlihat sprei yang digunakan agak
kotor dan terlihat lama tidak diganti untuk dicuci. Kasur yang digunakan juga
jarang di jemur. Hal ini dapat memudahkan berkembangbiaknya tungau Sarcoptes
scabiei yang menyebabkan penyakit scabies.

26
Dari segi sarana pelayanan kesehatan, pemberian pengobatan dengan
jumlah yang terbatas dan kurang menjadi salah satu penyebab scabies tidak
tertangani dengan tuntas. Disamping pola KIE yang kurang pada pemeriksa yang
menjadi penyebab hal ini. Perlunya pemberian obat dengan jumlah yang cukup
dan KIE yang baik diharap dapat menjadi faktor yang membantu tertanganinya
kasus scabies dan menghindari angka kambuhan penyakit ini.

Tabel 1. Skala Prioritas Permasalahan Utama


No Kegiatan M I V C P = M.I.V/C
1 Kebersihan Individu 5 4 5 2 7
Kurang
2 Pengetahuan Orang Tua 5 4 4 4 4
dan Pasien Kurang
3 Lingkungan Tempat 4 2 4 3 4
Tinggal Kurang Sehat
4 Pengobatan tidak tuntas 5 4 5 2 7
dan adekuat akibat biaya

Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar.
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain).
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah.
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah.
C : Cost, Biaya yang diperlukan.

Berdasarkan hasil skoring ini maka diketahui bahwa kebersihan individu


dan pengobatan yang tida tuntas dan adekuat menjadi permasalahan utama yang
akan di rencakanan untuk diselesaikan dalam Gant Chart berikut sebagai rencana
program peningkatan kebersihan individu dan pengobatan yang adekuat.

27
Tabel Rencana Pencarian ser ta Pencegahan Sumber Penularan serta Peningkatan Kebersihan Individu dan Pengobatan Adekuat

No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadw Kebutuhan


kegiatan kegiatan pelaksanaan pelaksana al pelaksanaan
Penyuluha Terbentukny Dokter Selasa
Menjelaskan Pola
n Pola Pasien a pola piker 3 kali muda, ,
Hidup Bersih dan Rumah
1 Hidup dan dan budaya semingg bidan Kamis -
Sehat Pasien
Bersih dan keluarga individu u desa, ,
Sehat yang sehat kader desa Sabtu
Screening Terdeteksin 1. Penyuluhan dan Dokter
Murid - Izin kegiatan
Scabies ke ya anak pengenalan muda,
SD yang SD 3 Meny - Microphone
SD 3 yang tentang scabies bidan
2 sekelas 1 kali Manduro esuaik - LCD
Manduro dicurigai 2. Deteksi dini desa,
dengan Kelas Vb an - Pointer
(SD menderita anak dengan perawat
pasien - Hadiah
pasien) scabies scabies desa
Peragaan Memperagakan dan
Memahami Dokter
Langsung percontohan
Pasien pelaksanaan 2 kali muda, Senin - Alat peraga
Pola tindakan praktis Rumah
3 dan pola hidup semingg bidan dan - Contoh gambar
Hidup pola hidup bersih Pasien
keluarga bersih dan u desa, kamis - Poster
Bersih dan dan sehat
sehat kader desa
Sehat
Dokter - Obat
Pemberian Penderita 1. Pemberian obat muda, - Manual dan catatan
Rumah
4 Obat Pasien sembuh 1 kali 2. Penjelasan cara bidan Senin tata cara
Pasien
Tambahan paripurna penggunaan desa, penggunaan yang
kader desa baik dan benar

28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Skabies adalah salah satu penyakit menular di masyarakat yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya.1-3 Skabies ditemukan di semua negara dengan
prevalensi yang bervariasi. Faktor perilaku individu dan lingkungan seperti
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya merupakan faktor utama
penyebab terjadinya kasus ini. telah diketahui bahwa hubungan antara
faktor – faktor ini menyebabkan masih terdapatnya kasus scabies di
masyarakat. Pada kasus ini diketahui bahwa peningkatan kebersihan
individu dan pengobatan yang adekuat dan tuntas merupakan solusi atas
permasalahan yang ditemukan sehingga di lakukan perencanaan intervensi
berupa penyuluhan dan peragaan langsung pola hidup bersih dan sehat yang
disertai dengan pemberian pengobatan tambahan pada pasien. Dengan
dilaksanakan nya semua hal ini diharapkan pasien dapat sembuh paripurna
sekaligus memutus mata rantai penularan penyakit.

B. SARAN
1. Untuk masalah medis An. A dilakukan langkah-langkah :
 Promotif :
- Edukasi kepada pasien dan orang tuanya mengenai penyakit dan
faktor penyebab penyakit. Perlu dijelaskan bahwa penyakit ini
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh sejenis tungau,
adapun faktor yang menunjang perkembangan penyakit diantaranya
kebersihan diri dan lingkungan yang kurang.
- Edukasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini
ditandai rasa gatal yang meningkat pada malam hari, menyerang
manusia secara berkelompok sehingga semua anggota keluarga harus
diobati secara serentak.

29
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang cara pemakaian
obat yang benar yakni digunakan malamhari selama minimal 8 jam,
di seluruh tubuh kecuali kepala dan telapak tangan. Jika kena air
oleskan lagi. Pengobatan ini rutin dilakukan selama 3 hari berturut –
turut.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa selama dalam
pengobatan diharapkan pasien membatasi aktivitas fisik sehingga
pengobatan berjalan efektif.
- Dengan memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan faktor-
faktor penyebab, memutus rantai penularan dengan pengobatan
seluruh anggota keluarga secara serentak dan teman-teman pasien
yang juga menderita penyakit ini, penyakit ini dapat diberantas.

 Preventif :
- Menghindari pemakaian baju, handuk, sprei secara bersama-sama
anggota keluarga lain.
- Jangan menggaruk bintik-bintik pada tubuh yang ada karena akan
memperparah infeksi yang telah ada dan dapat menyebabkan
penyebaran ke bagian tubuh yang lain.
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
- Gunting kuku secara teratur karena bisa saja tungau menempel pada
kuku, dan untuk mencegah infeksi sekunder akibat garukan.
- Istirahat yang cukup
- Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, perbanyak
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
- Mencuci bersih bahkan merebus handuk, sprei, pakaian, dan tirai
kemudian menjemurnya pada terik matahari hingga kering dan
menyetrikanya.
- Menjemur kasur dan sofa pada terik matahari.

30
 Kuratif :
- Sistemik
Cetirizine tab 10 mg (2 x 1 tablet) setelah makan jika gatal.
Amoxcicillin tablet 3 x ½ tablet setelah makan selama 7 hari.
- Topikal
Scabicide (Gameksan + As. Unducilanic) dioleskan seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan.
 Rehabilitatif :
- Kontrol 1 minggu lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat topikal
dapat diulangi lagi dalam 7 hari kedepan setelah pengobatan
terakhir.
- Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah
pemakaian obat yang benar, pemakaian salep premetrin yang benar,
cetirizine bila gatal, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
pengobatan dilakukan serentak untuk seluruh anggota keluarga.

2. Untuk masalah status gizi yang masuk kategori Gizi kurang, dilakukan
.langkah-langkah ;
 Promotif : edukasi penderita dan kedua oaring tua penderita mengenai
pola makan yang memenuhi gizi yang seimbang dan diberi pengarahan
agar dalam menyiapkan makanan sehari-hari selalu memperhatikan
masalah gizi makanannya, diusahakan yang sederhana tetapi
mengandung gizi yang cukup.
 Kuratif : mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori dan
protein untuk menjaga daya tahan tubuh. Konsumsi protein yang
mencukupi, seperti dari tempe, tahu dan daging-dagingan atau ikan.
3. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
 Promotif : edukasi penderita dan anggota keluarga untuk membuka
jendela tiap pagi, penggunaan genteng kaca, dan menjaga kebersihan
rumah dan lingkungan rumah.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,
Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2003.p.62-79.
2. Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen
RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New York: Churchill
Livingstone Inc., 1995.1347-89.
3. Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006
4. Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2002.
5. Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM. Jakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005.
6. Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia,
1995.

32
Rumah Pasien

33
34
Kegiatan Home Visit

35
Penyuluhan dan Screening Scabies Di SD III Manduro Kelas VB (SD dan
Kelas Pasien)

36
37

You might also like