You are on page 1of 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY

TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1
MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kartika Pratama Sari1, Djoko Darmono2 dan Siany Indria3.
1Program Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP, UNS Surakarta
2Dosen Program Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP, UNS Surakarta
e-mail :ktikko7@gmail.com
ABSTRACT

Kartika Sari Pratama. K8412038. IMMPLEMENTASI OF COOPERATIVE


LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY SOCIOLOGY
LEARNING TO IMPROVE RESULTS IN CLASS XI IPS 1 SMA NEGERI
1 MOJOLABAN LESSONS YEAR 2015/2016. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, May 2016.
This research aims to improve student learning outcomes in subjects
Sociology class XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban in the school year 2015/2016
through the implementation of cooperative learning model Two Stay Two Stray.
This research is a classroom action research (PTK) is conducted in two
cycles, each cycle consisting of four stages: action planning, action, observation,
and reflection. The subjects of this study were all students of class XI IPS 1 SMA
Negeri 1 Mojolaban which consists of 36 students. Sources of data in this study
were teachers and students. The main data collection techniques in this study is
the observation and tests, in addition to supporting data collection techniques are
interviews and documentation. Analysis of data using qualitative descriptive
analysis techniques.
The results showed an increase in student learning outcomes cognitively.
The results of the pre-action shows the average student learning outcomes is
64.53, then the evaluation of the first cycle showed an average of 76.72 and
student learning outcomes on the second cycle increased to 82.56. The
conclusions of this research is the application of cooperative learning model Two
Stay Two Stray can improve student learning outcomes in learning sociology
class XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban in academic year 2015/2016.

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.


ABSTRAK

Kartika Pratama Sari. K8412038. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS
XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret, Mei 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Pelajaran
2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban yang
terdiri dari 36 siswa. Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data utama pada penelitian ini adalah observasi dan tes,
selain itu teknik pengumpulan data pendukung adalah wawancara dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa secara
kognitif. Hasil pra tindakan menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 64,53,
kemudian pada evaluasi siklus I menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa 76,72
dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,56.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Pelajaran
2015/2016.
Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray, hasil belajar.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara akan individu, karena pendidikan sangat
menjadi nyata apabila didukung berkaitan dengan kelangsungan
dengan sumber daya manusia yang hidup manusia, selain itu pendidikan
berkualitas. Salah satu hal yang dapat diharapkan mampu membentuk
mendukung terciptanya sumber daya sumber daya manusia yang terampil
manusia yang berkualitas adalah kreatif dan inovatif.
melalui pendidikan. Pendidikan Berdasarkan hasil observasi
merupakan salah satu hal terpenting yang telah dilakukan oleh peneliti di
dan mendasar bagi kehidupan kelas XI IPS 1 miliki beberapa
permasalahan. Permasalahan yang keaktifan siswa dalam diskusi
dihadapi tersebut berdampak cukup kelompok diharapakan dapat
serius pada hasil pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa.
sosiologi khususnya ranah kognitif Hasil dari refleksi antara
siswa yang masih tergolong rendah. peneliti dan guru model
Pernyataan tersebut dibuktikan dari pembelajaran kooperatif yang
hasil tes pra tindakan yang telah relevan untuk meningkatkan hasil
dilaksanakan, bahwa dari 36 siswa pembelajaran Sosiologi di kelas XI
sebanyak 21 siswa nilainya belum IPS 1 adalah model pembelajaran
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Minimal (KKM) yang ditentukan (TSTS). Melalui model pembelajaran
yaitu 75,00, sedangkan rata-rata hasil kooperatif tipe Two Stay Two Stray
belajar yang di dapatkan oleh kelas diharapkan siswa akan berani
XI IPS 1 pada tes pra tindakan mengungkapkan pendapatnya dalam
adalah 64,53. kelompoknya sendiri, kemudian
Berdasarkan identifikasi dalam kelompok lain. Sejalan dengan
masalah tersebut, peneliti dan guru hal tersebut, Anita Lie (2008:61)
melakukan refleksi mengenai juga mengungkapkan bahwa, “Dalam
berbagai permasalahan di kelas untuk struktur Two Stay Two Stray
memperbaiki proses pembelajaran memberi kesempatan kepada
dan mencari solusi untuk kelompok untuk membagikan hasil
memecahkan permasalahan- dan informasi dengan kelompok
permasalahan diatas. Perlu adanya lain”.
perubahan dalam proses B. Tujuan Penelitian
pembelajaran untuk mengubah penelitian ini bertujuan untuk
suasana kelas menjadi lebih interaktif “Perbaikan proses pembelajaran
dan komunikatif. Dengan sosiologi untuk meningkatkan hasil
menerapkan pembelajaran kooperatif belajar siswa melalui penerapan
dapat membuat siswa menjadi aktif model pembelajaran kooperatif tipe
dan kreatif dalam proses Two Stay Two Stray (TSTS) pada
pembelajaran. Dengan melibatkan
siswa kelas XI IPS1 SMA N 1 tindakan kelas merupakan sebuah
Mojolaban tahun ajaran 2015/2016 penelitian yang dilakukan didalam
C. Kajian Pustaka kelas yang melibatkan guru dan
a. Hakikat Penelitian Tindakan peserta didik selama proses
Kelas (PTK) pembelajaran berlangsung melalui
observasi kelas terlebih dahulu,
Menurut Hopkins (Basrowi,
kemudian mengidentifikasi
2008:26) Penelitian Tindakan Kelas
permasalahan yang terjadi dikelas
merupakan suatu jenis penelitian
yang bertujuan untuk melakukan
tindakan yang bersifat praktis, hal ini
evaluasi pada siswa diberbagai aspek
dikarenakan penelitian ini
pembelajaran. Penelitian tindakan
menyangkut serangkain kegiatan
kelas dilakukan agar dapat
yang dilakukan oleh guru sehari-hari.
meningkatkan kualitas dan mutu
Permasalahan yang menjadi
pembelajaran sehingga mampu
perhatian dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar siswa.
masalah-masalah yang dihadapi guru
b. Hakikat Belajar dan
dalam profesinya.
Pembelajaran
Sedangkan menurut Elliott
(Kunandar, 2008: 43)“Penelitian Belajar merupakan suatu hal
tindakan sebagai kajian dari sebuah yang penting bagi manusia, Dengan
situasi sosial dengan kemungkinan adanya proses belajar akan
tindakan untuk memperbaiki kualitas menjadikan perubahan tingkah laku,
situasi sosial tersebut”. Dari definisi sikap, pola pikir, dan sebagainya
tersebut apabila dikaitkan dengan pada diri seseorang. Banyak
konteks pendidikan, mengandung arti pengertian tentang arti belajar itu
bahwa PTK adalah sebuah bentuk sendiri , adapun pengertian belajar
kegiatan refleksi yang dilakukan oleh menurut beberapa ahli.
para pelaku pendidikan dalam suatu Menurut Muhibbin
situasi kependidikan untuk (2005:92)“Belajar dapat dipahami
memperbaiki situasi pendidikan. sebagai tahapan perubahan seluruh
Berdasarkan pendapat para ahli dapat tingkah laku individu yang relatif
disimpulkan bahwa penelitian menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan seseorang. Dengan adanya perubahan
yang melibatkan proses kognitif”. tersebut, diharapkan akan
Dari penjelasan tersebut diketahui memberikan hasil belajar yang baik.
bahwa pengalaman dan interaksi Menurut Dimyati (2009:3)“Hasil
dengan lingkungan yang dilakukan belajar merupakan hasil dari suatu
oleh seorang individu dimana interaksi tindak belajar dan tindak
didalamnya melibatkan proses mengajar. Dari sisi guru, tindak
kognitif dapat merubah tingkah mengajar diakhiri dengan proses
lakunya. Tahapan perubahan tingkah evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
laku tersebut disebut belajar. hasil belajar merupakan berakhirnya
Sedangkan Pembelajaran puncak penggal dan puncak proses
menurut Surya (Isjoni,2012:72) belajar”. Dari pernyataan tersebut
“Pembelajaran merupakan suatu dapat disimpulkan bahwa hasil
proses perubahan yang dilakukan belajar merupakan perubahan yang
individu untuk memperoleh suatu dialami peserta didik dalam proses
perubahan perilaku yang baru secara pembelajaran melalui kegiatan
keseluruhan, sebagai hasil dan belajar yang ditunjukkan melalui tes.
pengalaman individu itu sendiri
d. Pembelajaran Sosiologi di
dalam interaksi dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA)
lingkungannya”. Dari definisi
tersebut diketahui bahwa belajar Kurikulum yang digunakan di
merupakan proses perubahan dari SMA Negeri 1 Mojolaban pada
seluruh tingkah laku individu yang tahun pelajaran 2015/2016 adalah
diperoleh dari hasil pengalaman Kurikulum KTSP. Pengembangan
berdasar interaksinya dengan Kurikulum Tingkat Satuan
lingkungan. Pendidikan (KTSP) yang beragam
c. Hasil Belajar mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin
Hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan
suatu proses yang diakibatkan oleh
nasional. Standar nasional
aktivitas atau proses yang
pendidikan terdiri atas standar isi,
menyebabkan perubahan input diri
proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, Model pembelajaran kooperatif
pengelolaan, pembiayaan dan mengandung pengertian bekerja
penilaian pendidikan. Dua dari sama dalam mencapai tujuan
kedelapan standar nasional bersama. Dalam kegiatan kooperatif,
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi siswa secara individual mencari hasil
(SI) dan Standar Kompetensi yang menguntungkan bagi seluruh
Lulusan (SKL) merupakan acuan anggota kelompoknya. Pengertian
utama bagi satuan pendidikan dalam model pembelajaran kooperatif
mengembangkan kurikulum. menurut beberapa ahli, Menurut
Pembelajaran sosiologi Nurulhayati (Rusman,
merupakan cabang ilmu pengetahuan 2011:203)“Pembelajaran kooperatif
sosial yang perlu diberikan disekolah adalah model pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum yang melibatkan partisipasi siswa dalam
berlaku. Mata pelajaran Sosiologi suatu kelompok kecil untuk saling
merupakan pelajaran yang dianggap berinteraksi”. Dari penjelasan
mudah oleh siswa karena tersebut dapat peneliti jabarkan
mempelajari tentang masyarakat bahwa dalam sistem belajar
disekelilingnya, sehingga sebagian kooperatif, siswa belajar bekerja
siswa meremehkan mata pelajaran samadengan anggota lainnya untuk
sosiologi. Objek belajar mata saling berinteraksi. Dalam model
pelajaran Sosiologi adalah pembelajaran ini siswa memiki dua
lingkungan masyarakat dimana tanggung jawab, yaitu mereka belajar
mereka tinggal dan berinteraksi antar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesama. Hal ini penting dipelajari semua anggota kelompok untuk
untuk jenjang SMA khususnya belajar.
jurusan IPS, cakupan materi yang Menurut Slavin (2009:4)
perlu dituangkan pada mata pelajaran “pembelajaran kooperatif merujuk
sosiologi tertera pada Permendikbud pada berbagai macam metode
No. 23 Tahun 2006. pengajaran di mana para siswa
e. Model Pembelajaran TSTS bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari berkelompok dan salingn membantu
materi pelajaran”. Dari uraian antar anggota kelompoknya maupun
tersebut dikemukakan bahwa dalam bekerja sama dengan anggota
model pembelajaran kooperatif kelompok yang lain, membuat
diharapkan setiap siswa mampu kesimpulan (diskusi) dan
membantu masing-masing anggota mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan mendiskusikannya kelompok kepada kelompok “tamu”
serta saling berargumentasi untuk juga didepan kelas.
mengasah pengetahuan agar tidak METODE PENELITIAN
terjadi kesenjangan pengetahuan dan
Pendekatan penelitian ini
pemahaman masing-masing siswa.
adalah dengan menggunakan
Model-model pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas dimana
kooperatif mempunyai banyak tipe
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
yang berbeda pada struktur tugas dan
untuk memperbaiki proses
pelaksanaannya. Salah satu teknik
pembelajaran yang dirasa kurang
dalam pembelajaran kooperatif
memuaskan, dengan
adalah teknik TSTS (Dua tinggal
mengidentifikasi permasalahan yang
Dua Tamu) yang dikembangkan oleh
terjadi dan menemukan jalan keluar
Spencer pada tahun 1992. Teknik ini
atau penyelesaiannya. Teknik
dapat digunakan dalam semua mata
pengumpulan data yang digunakan
pelajaran dan untuk semua tingkatan
yaitu dengan observasi dan tes
usia anak didik. Teknik Dua Tinggal
sebagai teknik utama, sedangkan
Dua Tamu memberi kesempatan
teknik pendukungnya menggunakan
kepada kelompok untuk saling
dokumentasi dan wawancara.
membagikan informasi dengan
Teknik analisis data dalam
kelompok lain.
penelitian ini adalah teknik analisis
Melalui pebelajaran TSTS,
data secara kualitatif dan kuantitatif.
siswa dikondisikan agar aktif yaitu
Teknik analisis data kualitatif dengan
dengan memecahkan maslah,
cara menganalisis data berkaitan
mengungkapkan pendapat, dan
dengan pembelajaran dari siklus I
memahami suatu materi secara
sampai siklus II penerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray 76,72 dan terjadi peningkatan pada
(TSTS) di kelas XI IPS1 SMA siklus II dengan rata-rata kelas
Negeri 1 Mojolaban. Sedangkan menjadi 82,56. Jika digambarkan
pada teknik kuantitatif dengan cara melalui grafik, maka hasil belajar
membandingkan mengenai hasil siswa tiap siklus dapat dilihat pada
belajar siswa yang diperoleh pada grafik dibawah ini :
evaluasi setiap siklus yang disajikan
Perbandingan Rata-rata Hasil
dalam bentuk tabel, data, dan Belajar Siswa Tiap Siklus
100.00
persentase. Hal ini dilakukan untuk
80.00 82.56
mendapatkan data yang digunakan 76.72
60.00 64.53
untuk perbaikan dalam siklus
berikutnya. Untuk menjabarkan data 40.00
Pra Siklus 1 Siklus 2
kuantitatif peneliti menggunakan Tindakan

Teknik analisis data deskriptif Gambar 1. Grafik Perbandingan


kualitatif, yaitu dengan cara Rata-rata Hasil Belajar Siswa tiap
Siklus
menganalisis data perkembangan (Sumber : Data Primer yang Diolah,
siswa dari siklus I sampai siklus II. 2016)
HASIL PENELITIAN DAN
Perbandingan Jumlah Siswa yang
PEMBAHASAN Mencapai KKM
Berdasarkan hasil 29
21 25
30 15 11
pelaksanaan tindakan pada pra 20 7
10
tindakan, siklus I dan siklus II dapat
0
diketahui bahwa terjadi peningkatan Pra Siklus Siklus
Tinda 1 2
baik dalam hasil pembelajaran. Hal kan
Tuntas 15 25 29
ini ditunjukkan dari kondisi pra Belum Tuntas 21 11 7
siklus masih banyak siswa yang Tuntas Belum Tuntas
belum mencapai nilai KKM dan rata-
Gambar 2. Diagram Perbandingan
rata kelas yang diperoleh yakni
Hasil Belajar tiap Siklus
64,53, hinggakemudian terjadi
(Sumber : Data Primer yang diolah,
peningkatan pada siklus I dengan
2016)
rata-rata kelas yang diperoleh yaitu
Dilihat dari gambar 2 diketahui ketuntasan nilai tes siswa harus
bahwa jumlah siswa yang mencapai mencapai indikator yang telah
KKM tiap siklus mengalami ditetapkan yaitu sebesar 75% dari 36
peningkatan. Pada saat pratindakan siswa mencapai nilai KKM 75,00,
15 siswa mencapai KKM, masuk ke hal ini berarti tujuan dari
siklus 1 siswa yan mencapai KKM pembelajaran dengan model
sebanyak 25 dan meningkat kembali pembelajaran kooperatif tipe Two
saat masuk ke siklus 2 yakni 29 Stay Two Stray pada Siklus II sudah
siswa. berhasil karena nilai tes siswa sudah
Pada pra tindakan siswa kelas XI IPS mencapai indikator 75% siswa
1 masih banyak siswa yang belum mencapai KKM 75,00, yakni sebesar
tuntas KKM. Namun setelah 80,56%.
diterapkannya model pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
kooperatif tipe Two Stay Two Stray A. Simpulan
hasil belajar siswa pada siklus I Berdasarkan hasil penilitian
mengalami peningkatan yang juga tindakan kelas yang telah
ditunjukkan melalui kenaikan rata- dilaksanakan pada pratindakan,
rata hasil belajar kelas XI IPS 1 dari siklus I dan siklus II, dapat
64,53 menjadi 76,72, dimana disimpulkan bahwa penerapan model
persentase kenaikannya yakni pembelajaran kooperatif tipe Two
mencapai 69,44%, hal ini berarti Stay Two Stray dapat meningkatkan
belum memenuhi indikator yang hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI
telah ditentukan yakni 75%, sehingga IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban
penelitian dilanjutkan pada siklus II. tahun pelajaran 2015/2016.
Dari tes evaluasi siklus II diketahui B. Saran
bahwa jumlah siswa yang mencapai Berdasarkan penelitian tindakan
KKM adalah sejumlah 29 siswa kelas yang telah dilaksanakan,
80,56% sedangkan yangbelum tuntas makadapat peneliti sampaikan
dalam pencapaian KKM adalah beberapa saran sebagai bahan
sejumlah 7 siswa 19,44%. Untuk pertimbangan, antara lain sebagai
mencapai keberhasilan siklus II, berikut :
1. Bagi Guru menyampaikan materi
a) Guru hendaknya dapat memilih pembelajaran.
dan menggunakan model c) Siswa hendaknya lebih
pembelajaran yang tepat serta memotivasi dirinya sendiri untuk
lebih inovatif dan kreatif, mengikuti proses pembelajaran
sehingga siswa tidak mengalami dengan baik.
kejenuhan pada saat proses 3. Bagi Sekolah
pembelajaran berlangsung. a) Menyediakan saran dan
b) Guru hendaknya mengkaji prasarana yang mendukung
permasalahan yang timbul pada kegiatan pembelajaran, sehingga
saat proses pembelajaran proses pembelajaran dapat
berlangsung, sehingga dapat berjalan lebih baik.
dilakukan upaya untuk b) Sebaiknya pihak sekolah
mengatasi permasalah tersebut. mengadakan sosialisasi ataupun
Dengan demikian proses seminar mengenai model-model
pembelajaranyang berlangsung pembelajaran agar pengetahuan
dapat lebih optimal. guru mengenai model
c) Guru hendaknya lebih tegas pembelajaran bertambah.
dalam pengkondisian siswa saat c) Mengevaluasi tentang kinerja
pembelajaran berlangsung dan guru, terutama pada saat
meningkatkan manajemen kegiatan belajar mengajar,
waktu. sehingga kualitas guru bisa
2. Bagi Siswa ditingkatkan menjadi lebih baik.
a) Siswa hendaknya meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kemampuan berdiskusi maupun Basrowi.2008. Prosedur Penelitian
bersosialisasi dengan siswa lain Tindakan Kelas. Jakarta:
dalam proses pembelajaran. Ghalia Indonesia.
b) Siswa hendaknya lebih Dimyati & Mudjiono.2009. Belajar
menghargai keberadaan guru di & Pembelajaran. Jakarta:
dalam kelas dengan cara Rineka Cipta
memperhatikan guru saat guru
Isjoni.2012. Pembelajaran
Kooperatif Meningkatkan
Kecerdasan Komunikasi antar
Peserta Didik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kunandar.2012. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Lie, Anita.2008. Cooperative
Learning. Jakarta: Grasindo
Rusman.2011. Model-model
Pembelajaran. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Slavin, Robert E.2009. Cooperative
Learning Teori Praktek dan
Riset diterjemahkan oleh
Nurulita Yusron. Bandung:
Nusa Media
Syah, Muhibbin.2005. Psikologi
Pendidikan dan Pendekatan
Baru.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

You might also like