You are on page 1of 17

MAKALAH SEMINAR

MANAJEMEN BENCANA DAN KEPERAWATAN DISASTER

ANGIN TOPAN

Fasilitator:

Merina Widyastuti, S. Kep., Ns., M. Kep


NIP. 03.033

Oleh:
Kelompok 2

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
MAKALAH SEMINAR

MANAJEMEN BENCANA DAN KEPERAWATAN DISASTER

ANGIN TOPAN

Oleh:
1. Brahmayda Widji Lestari 151.0006
2. Cahyani Tri Fajarwati 151.0007
3. Dedy Permana Putra 151.0008
4. Dhira Ayu Pangestika 151.0009
5. Difta Nadila Septia Putri 151.0010

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Kelompok : Kelompok 2
Progam Studi : S1 Keperawatan
Judul : Makalah Seminar Manajemen Bencana dan
Keperawatan Disaster: Angin Topan”
Menyatakan bahwa makalah seminar yang berjudul “Manajemen Bencana dan
Keperawatan Disaster: Angin Topan” kami susun sesuai dengan rancangan tugas
mahasiswa dalam silabus Manajemen Bencana dan Keperawatan Disaster yang
berlaku di Stikes Hang Tuah Surabaya.

Mengetahui, Surabaya, 10 Mei 2018


Penanggung Jawab Mata Kuliah Disaster Mahasiswa
Nursing

(Merina Widyastuti, S. Kep., Ns., (Difta Nadila S.P)


M.Kep) NIM: 151.0010
NIP: 03.033
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................................
1.4 Manfaat ................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................


2.1 Pengertian Angin Topan
2.2 Proses Terjadinya Angin Topan ........................................................................
2.3 Penyebab Angin Topan ......................................................................................
2.4 Tanda-tanda Angin Topan .................................................................................
2.5 Dampak Angin Topan ........................................................................................
2.6 Antisipasi Ancaman Angin Topan.....................................................................
2.6.1 Pra Bencana .........................................................................................................
2.6.2 Saat Bencana .......................................................................................................
2.6.3 Pasca Bencana .....................................................................................................
2.7 Peran perawat dalam bencana Angin Topan ...................................................
2.8 Dokumentasi dan Peta rawan Angin Topan.....................................................
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................................
3.1 Simpulan ..............................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin Topan adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 120km/jam
yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Biasanya angin topan ini terjadi
di wilayah Indonesia saat memasuki musim pancaroba atau musim peralihan.
Berdasarkan data dari BNPB, sekitar 36% dari bencana di Indonesia diakibatkan
angin topan. Dampak yang ditimbulkannya pun cukup besar, diantaranya 36 orang
meninggal, 27.254 orang mengungsi, 3.885 rumah rusak berat, 1968 rumah rusak sedang,
dan 12.737 rumah rusak ringan. Menurut Sutopo (Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB) pada tahun 2012 menyebutkan bahwa 10 tahun terakhir bencana akibat angin topan
naik 28 kali lipat. Pada tahun 2002 angin topan hanya terjadi 14 kali, pada tahun 2006 naik
menjadi 84 kali dan naik tajam menjadi 402 kali pada tahun 2010. Di Sumatera Barat, pada
beberapa tahun terakhir tercatat beberapa kejadian angin topan diantaranya terjadi pada
September 2010 di Nagari Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sego Halaban, Kabupaten
Lima Puluh Kota, 3 unit rumah rusak berat, 10 unit rumah rusak sedang, dan 9 unit rumah
rusak ringan, jumlah kerugian yang diakibatkan oleh angin topan diperkirakan Rp
250.000.000,-.
Begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh bencana angin topan, maka perlu
adanya upaya untuk meminimalkan dampak kerusakan yang ditimbulkannya. Oleh karena
itu, perlu adanya kesiapsiagaan terhadap bencana angin topan. Kesiapsiagaan terhadap
bencana angin topan dapat dilakukan dengan mengetahui parameter-parameter penyebab
kejadian angin topan, daerah mana yang mempunyai rawan angin topan, prediksi dan
mitigasi angin topan sehinggan dapat meminimalkan kerugian akibat angin topan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Angin Topan?
2. Bagaimana proses terjadinya Angin Topan?
3. Apa penyebab terjadinya Angin Topan?
4. Apa saja tanda-tada terjadinya Angin Topan?
5. Apa dampak dari Angin Topan?
6. Bagaimana cara mengantipasi Angin Topan?
7. Bagaimana peran perawat dalam mengatasi Angin Topan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah seminar ini diharapkan mahasiswa
mampu mengantisipasi bencana dan mengatasi bencana angin topan ini.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya angin topan
2. Mampu mengidentifikasi tanda-tanda terjadinya angin topan
3. Mampu mengidentifikasi dampak dari angin topan
4. Mampu mengidentifikasi dalam mengatasi angin topan sebagai perawat
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan maka tugas makalah seminar ini diharapkan dapat memberi
manfaat:
1. Akademis
Hasil seminar tentang bencana angin topan ini dapat memberikan referensi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran.
2. Secara praktis, tugas makalah seminar ini akan bermanfaat bagi:
a. Bagi Dosen
Pembelajaran dengan mahasiswa yang melakukan presentasi seminar dapat
memfasilitasi mahasiswa lain dalam belajar dan mempelajari materi dengan
mudah dan bermakna.
b. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai angin topan dan
peran perawat dalam penanggulangan bencana angin topan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angin Topan


2.2 Proses Terjadinya Angin Topan
2.3 Penyebab Angin Topan
2.4 Tanda-Tanda Angin Topan
Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar angin tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau
melalui satelit cuaca (BMKG). Karena angin topan sulit diprediksi, maka terdapat
tanda-tanda yang dapat diketahui sebelum terjadinya angin topan menurut (Tony,
2007), yaitu:
1. Sehari sebelumnys udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk dan pengap.
2. Sekitar jam 10.00 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantaranya
awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna
abu-abu menjulung tinggi seperti bunga kol.
3. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.
4. Terasa ada sentuha udara dingin disekitar tempat kita berdiri
5. Terdengar sumbaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan
lebat dan angin kencang akan terjadi
5.4 Dampak Angin Topan
5.5 Antisipasi Ancaman Angin Topan

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta
memerlukan bantuan luar dalam penanganannya.

1. Upaya Penanggulangan Bencana

Secara garis besar, upaya penanggulangan bencana meliputi:

1. Kesiapsiagaan: keadaan siap setiap saat bagi setiap orang, petugas serta institusi
pelayanan (termasuk pelayanan kesehatan) untuk melakukan tindakan dan cara-cara
menghadapi bencana baik sebelum, sedang, maupun sesudah bencana.
2. Penanggulangan: upaya untuk menanggulangi bencana, baik yang ditimbulkan oleh
alam maupun ulah manusia, termasuk dampak kerusuhan yang meliputi kegiatan
pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Tujuan dari upaya di atas ialah mengurangi jumlah kesakitan, risiko kecacatan dan
kematian pada saat terjadi bencana; mencegah atau mengurangi risiko munculnya penyakit
menular dan penyebarannya; dan mencegah atau mengurangi risiko dan mengatasi dampak
kesehatan lingkungan akibat bencana.

2. Siklus penanggulangan bencana

Penanganan atau penanggulangan bencana meliputi 3 fase yaitu fase sebelum terjadinya
bencana, fase saat terjadinya bencana, dan fase sesudah kejadian bencana.

5.5.1 Pra Bencana

Kesiapsiagaan Bencana Angin Topan


Bagi masyarakat yang hidup di daerah pesisir yang rawan akan bencana topan, dapat
melakukan beberapa tindakan persiapan menghadapi badai dan angin topan diantaranya
yaitu;
a) Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian, mengetahui risiko dan cara
evakuasi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakanpersiapan dan pencegahan ini
b) Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur evakuasi akan mempercepat dan
memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti
c) Menguatkan atap rumah dengan mengikat atap dengan baik
d) Mengembangkan rencana tindakan berupa Kapan harus bersiap untuk menghadapi badai
dan angin topan?, Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?, Apakah
jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
e) Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan

Pada saat peringatan akan adanya badai angin topan, setiap keluarga perlu menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu senter dengan persediaan batereinya,
dan makanan paling sedikit untuk tiga hari.

5.5.2 Saat Bencana


Saat Terjadinya Angin Topan
Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada
anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di
dalam rumah maka :
a. Semua persediaan sudah disiapkan
b. Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
c. Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan elektronik
d. Mendengarkan radio agar mengetahui informasi terkini
e. Hindari Banjir
Apabila banjir masuk ke dalam rumah, sebaiknya naik ke tempat yang lebih tinggi. Waspada
terhadap pusat angin topan. Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30-50 km dan
badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’ badai dapat membawa air yang menyebabkan terjadi
banjir di daerah pesisir. Pada saat ‘pusat’ badai ini
lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun ini bukan berarti badai telah
berlalu. Tetap tinggal di dalam rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau
hari).

5.5.3 Pasca Bencana

Setelah Terjadinya Angin Topan


a. Usahakan untuk tidak segera memasuki wilayah hingga dinyatakan siaga 4 atau aman. Banyak
kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru terlanda angin topan. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
b. Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum
dinyatakan aman. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan,
jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
c. Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas segera
matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut
sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar paham tentang listrik.
d. Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat sibuk
pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan.
e. Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.
5.6 Peran Perawat Dalam Bencana Angin Topan
Menurut Jurnal (Ardia Putra, 2014) terdapat peran perawat dalam mengatasi angin topan yaitu:
No Aspek Peran
1. Pencarian dan Penyelamatan  Melokalisasi korban
 Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan
 Memeriksa status kesehatan korban (triase ditempat kejadian)
 Memberikan pertolongan pertama jika diperlukan
 Memindahkan korban ke pos medis lapangan jika diperlukan
2. Triase  Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera
(perawatan di lapangan).
 Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat (life saving surgery).
 Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan tepat,
mengelompokkan korban sesuai dengan keparahan pada masingmasing warna
tag yaitu kuning dan merah.
 Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.
 Penemuan, isolasi dan tindakan pasien terkontaminasi/terinfeksi harus
diutamakan.
3. Pertolongan Pertama  Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock
dan menstabilkan patah tulang.
 Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan melakukan
teknik yang sesuai dalam penanganan cedera.
 Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan
jalan napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan
CPR/RJP, mengobati shock, dan mengendalikan perdarahan.
 Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi
saluran napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran
udara harus dibuka dengan metode Head-Tilt/Chin-Lift.
 Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan
perdarahan, maka perawat harus mnghentikan perdarahan, karena
perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan
apabila akhirnya shock dapat menyebabkan korban meninggal.
4. Proses Pemindaian Korban  Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda-tanda vital
 Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus,
pipa ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain-lain
5. Peran Perawat di Dalam  Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan
Posko Pengungsian dan sehari-hari.
Posko Bencana  Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
 Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
 Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
 Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
 Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
 Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban
(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan
mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,
insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
 Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.
 Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
psikolog dan psikiater.
 Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
6. Peran Perawat dalam Fase  Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal
Postimpact melalui proses konsultasi atau edukasi.
 Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan
penyembuhan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan
terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.
2.8 Dokumentasi dan Peta Rawan Angin Topan
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ardia Putra, D. (2014). Nurses ’ Role and Leadership in disaster management at the
emergency response, 6, 25–31.

http://pusatkrisis.kemkes.go.id/mitigasi-bencana-angin-topan

Khambali, I . (2017). Manajemen Penanggulangan Bencana. Yogyakarta. CV.ANDI offset

You might also like