Professional Documents
Culture Documents
1. BBLR = 18 Bayi
BBLR
Desa Ket
Cukup Bulan Prematur
Bantuga 2 - Gemeli
Uebone 3 -
Urundaka 2 -
Tete B - 1
Mantangisi 1 3
Tete A 1 -
Kajulangko 3 -
Pusungi 1 -
Uemakuni 1
Masalah : Jumlah BBLR mulai dari Bulan Januari – Juli yaitu sebanyak 18 bayi. Jika
bayi yang lahir premature ataupun gemeli/kembar maka ada pengecualian mengenai
BBLR tersebut. Tapi yang menjadi masalah jika bayi yang lahir cukup bulan tapi BBLR.
Jumlah bayi yang lahir cukup bulan tapi BBLR berjumlah 10 Bayi.
Pemecahan Masalah : Yang dilakukan Petugas Promkes yaitu bersama-sama dengan
KIA dan Gizi mengevaluasi kembali apa sebenarnya permasalahan yang berkaitan dengan
BBLR. Seperti mengontrol kesehatan Ibu Hamil dari awal kehamilan sampai masa nifas.
Memastikan Ibu Hamil RISTI mendapat penanganan yang tepat terutama Ibu yang hamil
dengan riwayat Anemia, KEK, hamil terlalu muda, terlalu tua, jarak kehamilan yang jauh
dan terlalu banyak anak.
Persalinan Ket
Desa
Dukun
Bantuga 1
Uebone 2
Urundaka 1
Mantangisi 1
Uemakuni 2
Kajulangko 1
Pusungi 1
Sabo 1
Masalah : Keharusan Ibu Hamil untuk memeriksa kehamilan dan persalinannya oleh
tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan (Puskesmas/RS), tetapi masih adanya
persalinan di tolong oleh Dukun sebanyak 10 Ibu.
Pemecahan Masalah :
a. Mengedukasi Ibu Hamil dan keluarganya agar sadar diri terhadap kesehatan,
keselamatannya agar mau dan bersedia bersalin di fasilitas kesehatan.
b. Mengedukasi Dukun-Dukun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tete, supaya tidak
bersedia lagi menolong Ibu bersalin di rumah. Karna akan membahayakan nyawa Ibu
dan Bayi yang akan berdampak sendiri terhadap Dukun tersebut.
c. Bekerjasama dengan Camat, Kepala Desa, Kepolisian/Babinsa untuk bersama-sama
memantau jika ada Ibu Hamil yang bersalin di tolong oleh Dukun, maka kiranya akan
diberi Denda/Sanksi baik berupa tulisan/teguran maupun tindakan yang berujung efek
jera untuk si Ibu, Keluarga si Ibu maupun Dukun tersebut.
Gizi Kurang
Desa Ket
BGM Kurus
Pusungi 3 2
Kajulangko 1 3
Tete A - -
Tete B - 1
Uebone 3 3
Mantangisi 1 5
Bantuga - 1
Urundaka - -
Borone - 1
Balanggala - 1
Uemakuni 1 1
Tampabatu - -
Sabo - 4
Longge - 1
Masalah : Masih adanya Gizi Kurang di wilayah kerja Puskesmas Tete mulai dari Bulan
Januari – Juli yaitu BGM berjumlah 9 anak dan Kurus berjumlah 23 anak.
Pemecahan Masalah :
1. Mengedukasi Orang Tua/Keluarga anak agar supaya dapat memenuhi kebutuhan gizi
anak tersebut seperti memberikan makanan seimbang, tidak boleh memberikan jajanan
berlebih pada anak, snack-snack yang tidak mengandung manfaat gizi sama sekali.
Mengatur pola tidur anak, karena anak juga harus diberi tidur siang yang cukup,
jangan terlalu meleluasakan anak bermain yang pada akhirnya menurunkan nafsu
makan anak karena tidak terkontrol pula pola makannya.
2. Bekerjasama dengan Petugas Gizi dalam memantau perkembangan anak yang Gizi
Kurang sehingga bisa sehat/normal kembali. Seperti jika petugas gizi memberikan
PMT (Biskuit/Susu) kepada anak yang gizi kurang, maka yang harus dilakukan
petugas promkes adalah memastikan bahwa anak tersebut mengkonsumsinya.
HASIL EVALUASI AKI, AKB & GIZI BURUK – 16 Agustus 2017
Selama masa kehamilan minimal 4 kali pemeriksaan agar Ibu Hamil dapat terkontrol
kesehatannya.
Merubah pola pikir masyarakat, jika Ibu Hamil mengalami KEK, tidak tergantung pada
PMT/biscuit yang diberikan oleh petugas gizi, akan tetapi bagaimana ibu hamil tersebut rajin
mengkonsumsi makan bergizi seperti makan sayur-sayuran, buah-buahan, dll. Dan setiap
Desa di wilayah kerja puskesmas tete harus bertanggung jawab terhadap gizi Ibu hamil
melalui penganggaran Dana Desa (ADD).
Adanya kesepakatan tentang pertemuan evaluasi aki, akb & gizi buruk setiap hari kamis
minggu kedua bulan berjalan. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menurunkan AKI, AKB &
Gizi Buruk di wilayah puskesmas tete.
Ibu Hamil yang ada sebanyak 120 Bumil, tapi yang memiliki masalah kesehatan lebih dari
setengahnya yaitu ± 70 Bumil KEK.
Perilaku Remaja harus dipantau oleh Kepala Puskesmas terutama Gizi Remajanya.
Mengurus penanganan remaja harus jangka panjang. Dan harus menggali akar
permasalahannya :
Yang mempengaruhi BBLR antara lain Ibu dengan riwayat KEK, Anemia, Riwayat
kehamilan sebelumnya dan Status Gizi.
Pemecahan masalah yaitu : dengan Desa Cukup Posyandu ; 1 Desa Minimal 4 Posyandu.
Jika sudah terlaksana maka tugas petugas kesehatan di posyandu akan terbagi, antara lain :
1. Imunisasi oleh Perawat Desa, Jika tidak ada perawat di desa maka akan dilaksanakan
oleh bidan desa, sedangkan Jurim Puskesmas sebagai Koordinator.
2. Bidan bertugas di Pos KIA/Gizi
3. Promkes bertugas mendampingi dalam pencatatan sebelum dan sesudah posyandu.
4. PLKB sudah harus ada di Posyandu.
Setelah adanya Posyandu tersebut diharapkan membuat Inovasi Kesehatan Desa dalam bentuk
Lomba Kunjungan Posyandu agar kunjungan di posyandu semakin meningkat.