You are on page 1of 4

LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

Solid Extraction (LCH)


Audhina, R. P., Farhan, M. H. C., dan Tambunan, A.
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak— Solid Extraction adalah proses ektraksi liquid di


dalam solid menggunakan liquid yang dapat melarutkan liquid
C. Manfaat
yang terdapat didalam solid. Variabel yang digunakan adalah Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan proposal ini
temperatur pelarut yaitu 35, 45, dan 55°C dengan waktu antara lain:
ekstraksi 20 menit. Diketahui pH ekstrak serta massa nanas 1. Dapat mengetahui kinerja dari serangkaian peralatan
solid setelah ekstraksi semakin rendah seiring semakin tinggi ekstraksi pada laboratorium
temperatur pelarut. Suhu optimal yang digunakan untuk 2. Dapat mengetahui kondisi temperatur terbaik untuk
ekstrak nanas adalah 55 oC. Untuk kapasitas produksi metode
ekstraksi mode batch.
batch dengan peningkatan dimensi alat ekstraktor menjadi
berukuran diameter 36 cm tinggi 100 cm dan temperatur
ekstraksi 55 oC serta kebutuhan buah nanas 10 kg dengan waktu II. TINJAUAN PUSTAKA
produksi 20 menit.
Banyak zat biologis, organik maupun inorganik yang
Kata Kunci— Aquades, Batch ekstraksi, Nanas, Temperatur terdapat pada suatu campuran dari komponen-komponen
PENDAHULUAN berbeda dalam sebuah padatan. Untuk memisahkan zat
terlarut (solute) yang diinginkan atau memisahkan komponen
I. PENDAHULUAN terlarut yang tidak dikehendaki dari suatu fasa padatan,
padatan tersebut dikontakkan dengan suatu fasa cair. Kedua

L EACHING merupakan salah satu metode ekstraksi, di


fasa tersebut berkontak dengan baik dan zat terlarut atau zat-
zat terlarut dapat berdifusi dari fasa padatan menuju fasa cair.
Prinsip kerja dari proses leaching adalah pelarut akan
mana zat terlarut (solute) yang diinginkan atau memisahkan
komponen terlarut yang tidak dikehendaki dari suatu fasa melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut
yang diinginkan diperoleh. Operasi leaching dapat dilakukan
padatan, padatan tersebut dikontakkan dengan suatu fasa cair.
Kedua fasa tersebut berkontak dengan baik dan zat terlarut dengan sistem batch, semibatch, atau continue.
atau zat-zat terlarut dapat berdifusi dari fasa padatan menuju Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen,
yaitu : padatan, pelarut dan solute. Asupan umumnya berupa
fasa cair.
Terdapat berbagai metode leaching untuk menghasilkan padatan yang terdiri dari bahan pembawa tak larut dan
senyawa dapat larut. Senyawa dapat larut inilah yang
ekstrasi dari solid yang diinginkan. Perbedaan metode yang
ada akan menghasilkan hasil ekstraksi yang berbeda pula. biasanya merupakan bahan atau mengandung bahan yang
Selain itu, terdapat beberapa parameter-parameter yang dapat diinginkan. Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik
tertentu dan keluar dari ekstraktor pada aliran atas, sementara
memengaruhi pada hasil ekstraksi seperti jenis pelarut,
ukuran solid, temperatur, waktu tinggal, dan lain-lain. padatan keluar pada aliran bawah. Sebagaimana disebutkan
di atas, aliran bawah biasanya basah karena campuran
pelarut/solute masih terbawa juga. Bagian atau persentase
A. Rumusan Masalah
solute yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering
Perumusan masalah yang terkait dan dikaji dalam proposal disebut sebagai rendemen.
ini sebagai berikut : Ada beberapa jenis metode pada operasi leaching, yaitu :
1. Bagaimana mendapat data untuk menentukan desain batch 1. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan
hasil ekstraksi sebanyak 5000 L? aliran berlawanan (counter current). Dalam sistem ini
2. Bagaimana kondisi operasi untuk mendapatkan hasil aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan.
ekstraksi yang optimal dengan jumlah pelarut minimal? Operasiini dimulai pada tahap pertama dengan
Dari permasalahan di atas maka perlu adanya pembatasan mengontakkan larutan pekat, yangmerupakan aliran atas
masalah serta ruang lingkupnya agar dalam melakukan
tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada
analisis nantinya tidak melebar dan mempermudah dalam
tahap ke n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran
melakukan analisis, batasan tersebut yaitu:
antara pelarut barudan padatan yang berasal dari tahap ke-
1. Sistem menggunakan metode batch.
2. Asumsi menggunakan larutan ideal. n (n-1). Sistem ini memungkinkan didapakannya
perolehan solut yang tinggi, sehingga banyak digunakan di
B. Tujuan dalam industri.
Tujuan dari praktikum ini adalah: 2. Operasi dengan sistem bertahap tunggal. Metode ini
1. Melakukan desain batch untuk mendapatkan kapasitas merupakan proses pengontakan antara padatan dan pelarut
ekstraksi sebanyak 5000 L dilakukan sekaligus dan kemudian disusul dengan
2. Mendapatkan kondisi operasi optimal pada hasil ekstrasi pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang
yang maksimal dengan jumlah solvent yang minimal ditemui dalam operasi industri, karena perolehan solut
yang rendah.
3. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

dengan aliran berlawanan. Di dalam sistem ini, padatan 1. Memastikan semua valve dalam keadaan tertutup.
dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan 2. Mengisi aquadest pada boiler sebanyak 3000 mL.
dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin 3. Menghubungkan rangkaian alat percobaan dengan
menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solut aliran listrik.
meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan 4. Menyalakan heater. Memutar jarum penunjuk heater
pelarut baru, sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari 35 °C.
rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan 5. Memasukkan nanas 200 gram yang akan diekstrak
baru di dalam tangki yang lain. ke dalam ekstraktor.
Umumnya pada proses leaching, dihendaki untuk dilakukan 6. Membuka valve alira air menuju ekstraktor.
7. Jika suhu heater telah menunjukkan angka 35°C dan
pada temperatur yang setinggi mungkin. Karena, semakin
steady state, menyalakan pompa hingga sampel pada
tinggi temperatur akan menghasilkan kelarutan solute yang
kolom ekstraktor terendam air.
lebih tinggi dalam solvent, konsentrasi tertinggi dalam
8. Memberi waktu tinggal selama 20 menit.
larutan hasil leaching akan mungkin tercapai. Viskositas 9. Memompa keluar hasil ekstrak sampel sebanyak
cairan akan semakin rendah dan difusivitas akan meningkat 100 mL untuk diuji
pada temperatur yang lebih tinggi, akan menghasilkan 10. Mengukur pH dari hasil ekstraksi dengan pH meter.
peningkatan laju leaching. 11. Mengulang langkah 3 – 10 untuk suhu boiler lainnya
Di dalam sistem batch, padatan dibiarkan stationer dalam yakni 45 dan 55 oC.
setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang
konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir tidak
mengandung zat terlarut meninggalkan rangkaian setelah D. Skema Alat
dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat
sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan
dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
Apabila solute diserap pada permukaan partikel padatan
atau cukup terlarut pada larutan pekat, maka tidak diperlukan
penggilingan atau penggerusan dan partikel dapat langsung
diproses.

Persamaan Stokes-Einstein menunjukkan bahwa


difusivitas liquid berbanding lurus dengan temperatur liquid.
Selain itu, kenaikan suhu membuat viskositas liquid
berkurang sehingga memperbesar terjadinya difusivitas.
Air adalah senyawa kimia yang bersifat polar. Senyawa
polar hanya dapat melarutkan senyawa polar.
Gambar III.1. Skema alat percobaan Solid-Liquid Extraction
III. METODOLOGI
E. Flowchart
A. Variabel
- Waktu Pengisian
Variabel yang digunakan dalam percobaan ini
adalah:Temperatur Solvent : 35, 45, dan 55 oC Waktu Mulai
Tinggal: 20 menit
Vessel Ekstraktor
B. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: Menyambungkan kabel daya dengan aliran listrik

i. Alat: Sistem Ekstraktor, Beaker Glass, pH meter,


Memastikan semua valve dalam keadaan tertutup
Stopwatch, dan Spatula.
ii. Bahan: Nanas 600 gram (berbentuk kubus 5x5x5 Mengisi solvent kedalam boiler
mm) dan aquadest 3 Liter.
Menimbang bahan yang akan diekstrak kemudian memasukannya
kedalam Vessel Ekstraktor
C. Langkah Percobaan
Langkah percobaan adalah sebagai berikut : A
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 3

A Melakukan titrasi Larutan NaOH Menggunakan


bersifat basa glove dan goggle
Menyalakan heater dan diset ke suhu yang dibutuhkan
dan tunggu hingga steady state.
B. Hazard Analysis
valve T1 dibuka dan diatur untuk mengisi Bahaya Dampak Penanggulangan
ekstraktor dari atas.
Memasukkan solvent Kulit Menggunakan glove

Menyalakan pompa dan disetting hingga pompa berada ke dalam reboiler Melepuh tahan panas
dalam kecepatan maksimum.
Terkena Sengatan Luka Kabel listrik diberi
Perhatikan flow rate solvent pada rotameter dan dicatat flow Listrik isolasi kabel
ratenya jika pompa dalam kecepatan maksimum.
Pipa bocor Solvent Menutup dengan
Waktu Pengisian keluar isolasi
Solvent dalam Alat berhenti Memastikan solvent
Selesai
Reboiler Habis beroperasi selalu terisi dan
- Volume titran mengecek solvent
Mulai
secara rutin saat
Sampel effluent
melakukan ekstraksi
Mengambil sampel effluent keluaran untuk setiap
variabel Temperatur Panas hasil ekstraksi Kulit Menggunakan glove
Melakukan titrasi dengan indikator PP melepuh tahan panas

Melakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1N


DAFTAR PUSTAKA
Menghitung volume titran yang dibutuhkan agar terjadi
perubahan warna [1] Geankoplis, C. J. 2003. Transport Processes and Separation
Process Principles. 4th ed. New Jersey: Pearson Education.
Volume titran [2] Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O. 1984. Perry’s
Chemical Engineers’ Handbook. 7th Edition. Japan: McGraw-
Selesai Hill.
[3] Treyball, R. E. 1981. Mass Transfer Operations. Singapore:
McGraw Hill.
IV. RISK ASSESSMENT PERALATAN
A. Pre-Job Risk Assessment
Prosedur Hazard Langkah
Mengurangi
Hazard
Membuat larutan Larutan basa Menggunakan
NaOH korosif glove dan goggle
Mengukur Lantai licin,dan Menggunakan
dimensi Bejana peralatan listrik Safety Shoes dan
tegangan tinggi selalu berhati-
hati saat berjalan
maupun
menggunakan
peralatan
Menyalakan Listrik tegangan Menggunakan
peralatan tinggi,Suhu alat glove dan goggle
(ekstarktor,boiler) yang tinggi
Melakukan Suhu reboiler Melakukan
pengisian solvent yang tinggi pergantian
variabel dengan
perlahan
Melakukan Larutan ekstrak Memastikan
percobaan bersuhu tinggi pekerjaan
dilakukan
dengan hati-hati
dan
menggunakan
glove

You might also like