You are on page 1of 14

TUGAS MAKALAH

“ SWAMEDIKASI NYERI PERUT DISMENORE”

Disusun Oleh :

Kelas/Kelompok C-2

Seri Ramayana 1920374172


Serli Marselina 1920374173
Shintha Ramadhani 1920374174
Sintya Yunda Amanda 1920374175

PROGRAM PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstuasi
yang pertama disebut menarke paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga
terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa produktif pada
kehidupan seorang wanita. Siklus menstuasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15%
wanita yang memiliki siklus 28 hari (Iluni, 2008).
World Health Organization (WHO) mendefenisikan “kesehatan ” sebagai “suatu
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak ada
penyakit atau kelemahan”. Masa remaja dalam perjalanan kehidupan adalah suatu periode
transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab
sampai pencapaian tanggung jawab pada masa remaja (Glasier, 2005).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja
seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja (Admin,
2008).
Mengakhiri abad ke-20 dan mengawali abad ke-21 ini ditandai oleh fenomena transisi
kependudukan di Indonesia. Apabila sebelumnya penduduk yang terbesar adalah anak-anak
maka dalam masa transisi ini proporsi penduduk usia remaja semakin besar. Terdapat
36.600.000 (21% dari total penduduk) remaja di Indonesia dan diperkirakan jumlahnya
mencapai 43.650.000 pada awal abad ke-21 (Notoatmodjo, 2007).
Masa remaja, usia diantara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu
antarta umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa yang terpenting yang terjadi pada gadis remaja
ialah datang haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10 smpai 16 tahun. Saat haid
yang pertama ini datang dinamakan menarche (Jones, 2009).
Angka kejadian (prevalensi) Nyeri Haid berkisar 45-95% (USA, November 2006)
dikalangan wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun sering
kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya (Pradita, 2010).
Dysmenorea Spasmodik atau Primer dialami oleh 60-75% wanita muda. Pada tiga
perempat wanita yang mengalaminya, intensitas kram ringan atau sedang, tetapi pada 25%
nyeri berat dan membuat penderitanya tidak berdaya (Jones, 2001).
Penyebab terjadinya rasa sakit belum diketahui hingga sekarang tetapi teori yang
masuk ialah kekejangan pada otot rahim yang menyebabkan aliran darah tidak lancar, 50%
dari kaum wanita pernah mengeluh karena sakit pada waktu haid pada masa remaja biasanya
gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun dan pengobatan telah dilakukan
dari dulu sampai sekarang (Jones, 2009).
Biasanya dismenorrhoe primer dimulai 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung
sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu rasa tidak enak tadi hilang. Barangkali
50% dari kaum wanita pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja.
Umumnya gangguan ini mencapai puncaknya pada (Jones, 2009).
Berdasarkan penelitian KTI Aisyah (2008) Di SMA PAB-6 Helvetia Medan untuk
tingkat pengetahuan remaja putri tentang Dysmenorea Primer secara umum dari sampel
sebanyak 30 orang 14 responden (46,7%) memiliki pengetahuan cukup, dan 6 responden
(20%) yang pengetahuannya kurang.
BAB II
ISI
A. Defenisi Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (Iluni,
2008).
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologi-
pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan androgen (uterus-
endometrium dan alat seks sekunder) (Manuaba, 2008).
Menstruasi adalah proses pengeluaran darah dari uterus disertai serpihan selaout
dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara periodik. Keadaan ini membutuhkan
keseimbangan antara hormon esterogen dan progesteron secara bergantian (Maulana, 2009).
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan
oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak dan indung
telur (Saryono, 2009).

B. Gangguan Menstruasi (Gangguan Haid)


Gangguan menstruasi (gangguan haid) adalah perdarahan haid yang tidak normal
dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus,
hipofisis, ovarium dan endometrium Fisiologi haid normal (Bettygumi, 2010).

C. Kaidah - Kaidah Menstruasi (Haid) Normal :


 Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
 Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
 Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
 P dihasilkan hanya oleh korpus luteum
 Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
 Umur korpus luteum ±10-14 hr
 Fase luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
 Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr (Bettygumi, 2010).
D. Klasifikasi
Smeltzer (2002) menyebutkan bahwa dismenore ada dua yaitu primer dan sekunder.
1. Dismenore primer
Disminore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 15% diantaranya
mengalami nyeri yang hebat (Wednesday, 2009). Bentuk ini biasanya mulai 2-3 tahun
setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15 dan 25. Frekuensi menurun
sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Disminore
spasmodik atau primer dialami oleh 60-75 % wanita muda. Pada tiga perempat wanita
yang mengalaminya, intensitas kram ringan atau sedang, tetapi pada 25 % nyeri berat dan
membuat penderitanya tidak berdaya (Jones, 2001).
Sekitar lebih dari 50 % wanita yang mengalami menstruasi mengalami
dismenorea. Tingginya angka prevalensi dan morbiditas dismenorea primer kurang
mendapat perhatian dari dunia medis, dikarenakan banyak wanita yang dianggap
mengalami rasa sakit itu sebagai sesuatu yang normal dan bersifat psikis walaupun hal
tersebut menghambat aktivitas mereka sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup
mereka. Salah satu faktor resiko terjadinya dismenorea primer adalah stress (SOFI, 2009)
Dismenorrhoe primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya
(Maulana, 2009).
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun
setelah menstruasi pertama (Maulana, 2009). Rasa nyeri timbul bersama-sama pada
permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam atau beberapa hari (Sarwono, 2005).
2. Dismenore sekunder
Disminorea sekunder didapat jarang sekali terjadi sebelum usia 30 tahun. Pada
kebanyakan kasus penyebabnya adalaha endometriosis atau penyakit peradangan pelvik.
Nyeri kram yang khas mulai mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya
semakin hebat pada akhir menstruasi (Jones, 2001). Dismenorea sekunderpada
pemeriksaan terdapat kelainan ginekologi, misalnya radang kronik saluran sel telur,
stenosis/penyempitan leher rahim, endometriosis dan sebagainya.Dismenore sekunder
lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore.
Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis,
peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan
pemakaian IUD (dr. Fadlina, 2008).

E. ETIOLOGI
1. Dismenore Primer
Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. Penyebab Dismenore
Primer :
a. Faktor endokrin
b. Kelainan organic
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
d. Faktor konstitusi
e. Faktor alergi
2. Dismenore sekunder mungkin di sebabkan oleh kondisi berikut :
a. Endometriosis
b. Polip atau fibroid uterus
c. Penyakit radang panggul
d. Perdarahan uterus disfungsional
e. Prolaps uterus
f. Maladaptasi pemakaian AKDR
g. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik,
atau ,melahirkan
h. Kanker ovarium atau uterus.

F. Pathofisiologi
Penyakit: endometriosis,
inflamasi pelvis,
adenomiosisi, kista
ovarium, , kelaianan otak
Bila tidak terjadi kehamilan

Regresi korpus luteum

Progesterone menurun Disminore sekunder

Labilisasi membrane lisosom


Nyeri haid

Enzyme fosfolipase A2 meningkat


MK: Nyeri MK: Intoleransi
aktivitas
Hidrolisis senyawa fosfolipid

Terbentuk asam arakidonat

Meningkatkan sensitisasi &


prostaglandin menurunkan ambang rasa
sakit pada ujung saraf
aferen nervus pelvicus

PGE 2 PGF 2a

PGE 2 &PGF 2a dalam darah meningkat

2
Myometrium terangsang

Meningkatkan kontraksi
&distrimia uterus

iskemia Dismenore Nyeri haid


primer
G. EPIDEMIOLOGI
Dismenorea primer mengenai sekitar 50-75% wanita yang masih menstruasi. Sekitar
10% mengalami Dismenorea berat sehingga mereka tidak bisa bekerja. Dismoneria sekunder
timbul sebagai respons terhadap penyakit organik seperti PID, endometriosis, fibroid uteri,
dan pemakaian IUD.

H. TANDA DAN GEJALA


Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373) tanda dan gejala dari dismenore adalah :
1. Dimenore primer
a. Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
b. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
c. Sering terjadi pada nulipara
d. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic
e. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid
f. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
g. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
h. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
i. Pemeriksaan pelvik normal
j. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala

2. Dismenore sekunder
a. Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun
b. Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratu
c. Tidak berhubngan dengan siklus paritas
d. Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
e. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
f. Berhubungan dengan kelainan pelvic
g. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
h. Seringkali memerlukan tindakan operatif
i. Terdapat kelainan pelvik
I. Faktor Resiko
Beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai faktor resiko timbulnya Nyeri Haid,
yakni:
1. Haid pertama (menarche) di usia dini (kurang dari 12 tahun)
2. Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup (nullipara)
3. Darah haid berjumlah banyak atau masa menstruasi yang panjang
4. Smoking
5. Adanya riwayat nyeri haid pada keluarga
6. Obesitas (Pradita, 2010)

J. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologi
a. Kompres bagian bawah abdomen dengan botol berisi air panas atau bantal pemanas
khusus untuk meredakan nyeri.
b. Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan minuman yang berkafein untuk
mencegah pembengkakan dan retensi air.
c. Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurasi dismenore karena
akan memicu keluarnya hormon endorfin yang dinilai sebagai pembunuh alamiah
untuk rasa nyeri.
d. Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks.
Jangan mengurangi jadwal makan.
e. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri
f. Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres, misalnya pijat,yoga, atau meditasi,
untuk membantu meminimalkan rasa nyeri.
g. Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi pinggul melebihi posisi bahu
untuk membantu meredakan gejala dismenore.
2. Terapi Farmakologi
Penanganan dismenore dengan Farmakologi, Wylio (2011 dalam ratna ningsih 2011)
menjelaskan beberapa solusi obat yang dapat digunakan antara lain:
a. Obat anti inflamasi
Perawatan utama nyeri menstruasi adalah obat anti inflamasi nonsteroid
(NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Obat-obatan tersebut bekerja dengan
menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Obat-obatan tersebut juga dapat
mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di dalam rahim.
Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat dibeli secara bebas di apotek
dan toko obat.
b. Pil KB
Pil KB adalah solusi lain untuk nyeri menstruasi mencegah terjadinya
ovulasi,dan mencegah prostaglandin dalam proses menstruasi.
c. Terapi suplemen
Menggunakan terapi suplemen diharapkan dapat meningkatkan konversi asam
lemak esensial menjadi seri 1 anti inflamasi dari prostaglandin. Adapun suplemen
yang dapat meningkatkan konversi tersebut yaitu magnesium, vitamin B6, zink,
niasin dan vitamin C.
K. Kasus
sintya 23 tahun datang ke apotek mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan
merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga menganggu aktifitasnya. Setiap
menstruasi pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah tetapi tidak menganggu
aktifitasnya dan akan mereda apabila diberikan kompres air hangat dan istirahat. Pasien
mempunyai riwayat maag.
Pertanyaan : dari keluhan di atas obat apa yang bisa Anda sarankan?
Penyelesaian Kasus :
Terapi Farmakologi  FEMINAX
• Komposisi : Parasetamol 500 mg, Ekstrak Hiosiamin 19 mg
• Indikasi : Menurunkan demam, mengurangi nyeri tidak anti radang, Nyeri pada waktu
menstruasi, sakit kepala, masuk angin, rematisme.
• Dosis : Dewasa  3 x sehari 1-2 tablet.
Anak usia 10-16 tahun : 3 x sehari 1 tablet.
Alasan Pemilihan Obat : karena obat ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk memberikan
sugesti pada diri sendiri serta rangsangan pada otot rahim untuk meluruhkan lapisan dinding
Rahim yang tidak dibuahi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
2. Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
3. Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.
4. Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita 1 (Mengenal Gadis Remaja & Wanita
dewasa). Bandung : Mandar Maju
5. Lleweyn, Derek, Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
6. Lleweyn, Derek, Jones. 2009. Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa Publishing
7. Manuaba, Chandranita. dkk. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : ECG
8. Maryanti, Dwi & Mjestika Septikasari. 2009. Kesehatan Reproduksi (Teori dan
Praktikum). Yogjakarta : Nuha Medika
9. Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan. Yogyakarta : Garailmu
10. Nailor, C.Scott. 2004. Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC
11. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat(Ilmu & Seni). Jakarta : PT Rineka
Cipta
12. Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Medika
(TIM).
13. Prawirohadjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
14. Saryono & Sejati Waluyo. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika
15. Admin. 2008. Remaja, (http://lumansupra.com, diakses oleh : Ananda Aya Sofya, 13-05-
2010, 18:17 wib)
16. Ahira, Anne & Asian Brain. 2008. Mengenali Menstruasi dan Gejalanya,
(http://www.dechacare.com, diakses oleh : Ananda Aya Sofya, 20-06-2010, 17:25 wib)
17. Fadlina. 2010. Disminore (nyeri haid), (http://webcache.g.com, diakses oleh : Ananda Aya
Sofya, 25-04-2010, 07:10 wib)
18. Iluni-FK. 2008. Kesehatan Wanita, (http://webcache.usercontent.com, diakses oleh : Ananda
Aya Sofya, 23-04-2010, 10:48 wib)
19. Meliono, dkk. 2009. Pengetahuan Dan Faktor Yang
Mempengaruhi, (http://forbetterhealt.wordpress.com, diakses oleh : Ananda Aya Sofya, 18-
05-2010, 13:00 wib)
20. Pradita, Erlina. 2010. Index, (http://forum.dudung.net, diakse oleh : Ananda Aya Sofya, 18-
05-2010, 12:35 wib).
21. Werdiningsih, Rini. 2010. Disminorea, (http://webcache.com, diakses oleh : Ananda Aya
Sofya, 09-04-2010, 07:20 wib)
22. Wijayakusuma, M. Hembing. 2009. Disminore, (http://www.sususkolostrum.com, diakses
oleh : Ananda Aya Sofya, 18-03-2009, 04.20 wib)
23. Wikipedia. 2010. Remaja, (http://id.wikipedia.org, diakses oleh : Ananda Aya Sofya, 20-06-
2010.

You might also like