Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Dosis Obat.
1.3.2 Mengetahui maca-macam dosis.
1.3.3 Mengetahui cara perhitungan dosis obat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dosis
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam maupun untuk obat luar.
Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal. Selain itu, dikenal juga istilah dosis
lazim. Dalam FI Edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak yang
merupakan takaran petunjuk yang tidak mengikat.
Dosis obat yang harus diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung banyak faktor, antara lain umur, berat badan, luas permukaan tubuh,
jenis kelamin, kondisi penyakit, dan kondisi daya-tangkis penderita.
Dosis yang dimuat dalam farmakope Indonesia dan farmakope negara-negara lain
hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu juga dosis maksimum, yang bila
dilampaui dapat mengakibatkan efek toksik, bukan merupakan batas yang mutlak ditaati.
Dosis maksimum dari banyak obat dimuat disemua farmakope, tetapi kebiasaan ini sudah
mulai ditinggalkan karena kurang adanya kepastian mengenai ketetapannya. Hal ini
berhubungan dengan variasi biologi dan faktor-faktor tersebut. Variasi biologi yang
dimaksud ialah adanya perbedaan respon antara individu dalam suatu populasi yang diberi
obat dalam dosis yang sama. Variasi biologi ini disebut juga varian. Sebagai ganti dosis
maksimum, kini digunakan dosis lazim, yaitu dosis rata-rata yang biasanya memberikan efek
yang diharapkan.
2. Dosis Lazim
3
Dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai
pedoman umum. Misalnya, obat CTM (4mg/tablet) disebutkan dosis lazimnya 6-
16mg/hari dan dosis maksimumnya 4mg/hari; bila seseorang minum 3x sehari 2 tablet,
berarti dosis maksimumnya belum dilampaui. Akan tetapi, ini dianggap tidak lazim
karena hanya dengan 3x sehari 1 tablet sudah dapat mencapai efek terapi yang optimal.
4
60-70 tahun 4/5 dosis dewasa.
70-80 tahun ¾ dosis dewasa.
80-90 tahun 2/3 dosis dewasa.
90 keatas ½ dosis dewasa.
b. Untuk wanit hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya obat diberikan dalam
jumlah yang lebih kecil. Bahkan, beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus
dan kelainan janin dilarang penggunaannya. Wanita menyusui juga tidak bileh
menggunakan obat-obat tersebut karena obat dapat diserap oleh bayinya melalui air
susu ibu (ASI).
c. Pemberian obat untuk anak-anak dibawah 20 tahun membutuhkan perhitungan
khusus karena respon tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan
dengan orang dewasa.
d. Ada 3 macam bahan obat luar yang memiliki dosis maksimum, yaitu naftol, guaiakol,
dan kreosot untuk kulit; sublimat untuk mata; serta iodoform untuk obat kompres.
4. Dosis Toksik
Takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada
penderita. Untuk mendapatkan ukuran dosis toksik yang dapat menimbulkan keracunan,
perlu memerlukan pengukuran persentase efek keracunan pada penderita atau hewan
percobaan. Dalam hal ini, yang dapat diukur adalah gejala keracunan pada penderita dan
hewan percobaan setelah diberi obat selama waktu tertentu. Dosis yang menyebabkan
keracunan pada 50% hewan percobaan disebut TD50. Dosis yang menyebabkan
keracunan pada 10% hewan percobaan disebut TD10 dan mungkin saja ada TD1, ED20,
TD99, dan TD100.
5. Dosis letalis
Takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan kematiam pada hewan
percobaan. Dosis yang menyebabkan keracunan pada 50% hewan percobaan disebut
LD50. Dosis yang menyebabkan keracunan pada 10% hewan percobaan disebut LD10 dan
mungkin saja ada LD1, LD20, LD99, dan LD100.
Dosis letalis terdiri atas :
a. LD50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
5
b. LD100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
Oleh karena aturan pokok perhitungan dosis anak tidak ada, para pakar mencoba untuk
membuat perhitungan berdasarkan umur, bobot badan, dan luas permukaan tubuh. Berikut
adalah beberapa rumus perhitungan dosis :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus Young (untuk anak < 8 tahun)
𝑛
DM anak < 8 tahun = 𝑛+12 𝑥 𝐷𝑀 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
6
n= berat badan dalam kg
3. Rumus untuk Menentukan Persentase DM obat
a. Persentase DM sekali
𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝
𝑥 100 %
𝐷𝑀 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖
b. Persentase DM sehari
𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝
100 %
𝐷𝑀 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam maupun untuk obat luar. Dosis
obat yang harus diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan
tergantung banyak faktor, antara lain umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis
kelamin, kondisi penyakit, dan kondisi daya-tangkis penderita. Penyerahan obat yang
dosisnya melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan cara membubuhkan tanda seru
dan paraf dokter penulis resep; memberi garis bawah nama obat tersebut; dan menulis
banyak obat dengan huruf secara lengkap. Macam-macam dosis obat: dosis terapi, dosis
maksimum, dosis toksik, dosis minimum, dosis lethal. Cara perhitungan dosis obat dibedakan
menjadi dua yaitu berdasarkan usia dan berdasarkan berat badan
8
DAFTAR PUSTAKA