Professional Documents
Culture Documents
Hydrodistillation
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Minyak nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh dari daun nilam
(Pogostemon cablin Benth) dengan cara penyulingan atau ekstraksi. Meskipun tidak
banyak dikonsumsi di dalam negeri, minyak nilam merupakan salah satu komoditas
minyak atsiri andalan Indonesia yang sangat prospektif mengingat industri farmasi,
pangan, parfum, sabun, kosmetik membutuhkannya secara sinambung. Kebutuhan
minyak nilam dunia rata-rata berkisar antara 1500-2000 ton/tahun dan diperkirakan
akan terus meningkat sejalan dengan kenaikan konsumsi terhadap produk komestik,
parfum, serta sabun wangi dan bahkan telah berkembang ke produk tembakau dan
minyak rambut. Keunggulan minyak nilam adalah mampu membentuk aroma yang
harmonis dalam suatu campuran, bahkan minyak nilam sebetulnya telah dapat
dikatakan sebagai parfum. Dalam industri farmasi minyak nilam dimanfaatkan
sebagai obat-obatan yang berfungsi anti inflamantori, anti depresi, divertik,
antifungal dan antibakteri (Harimurti, 2012).
Indonesia ditengarai sebagai salah satu negara penghasil minyak atsiri yang
cukup penting di dunia. Alam Indonesia sangat kaya tumbuh-tumbuhan yang
mengandung minyak atsiri Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai bagian
tanaman, seperti akar, batang, daun, bunga atau buah Jenis tanaman penghasil
minyak atsiri ada 160-200 spesies dari famili Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Graminae, Myrtaceae, dan Umbiliferae. Di Indonesia terdapat sekitar 40 jenis
tanaman penghasil minyak atsiri. Sementara itu, minyak atsiri yang beredar di
pasaran dunia ada sekitar 80 jenis, di antaranya minyak nilam, serai wangi, cengkih,
jahe, pala, dan jasmin. Sementara itu diperkirakan terdapat 12 jenis minyak atsiri
Indonesia yang diekspor ke pasar dunia. Jenis- jenis minyak atsiri Indonesia yang
telah memasuki pasaran internasional di antaranya minyak nilam (Narulita dan
Windy, 2012).
Ada beberapa jenis metode yang bisa dilakukan untuk memisahkan atau
mendapatkan minyak nilam, antara lain penyulingan (distilasi), ekstraksi dan lain –
lain. Tetapi saat ini yang sering digunakan adalah penyulingan. Dari segi teknik
distilasi yang digunakan, dengan menggunakan metode distilasi uap-air (steam-hydro
distillation) dapat dihasilkan rendemen minyak nilam yang lebih bagus dibandingkan
dengan metode konvensional yang menggunakan distilasi air (water distillation).
Selain itu, diperlukan juga kondisi operasi dan desain alat yang optimal sehingga
didapatkan minyak nilam yang memiliki kualitas yang baik. Namun dengan metode
tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan minyak nilam yang
bagus. Oleh karena itu perlu ditemukan metode baru yaitu microwave distillation
yang dapat mempercepat proses distilasi dengan waktu yang lebih cepat serta
ketersediaan microwave yang cukup mudah didapatkan di masyarakat (Setya, 2012).