You are on page 1of 4

KREATIVITAS

1. PENGERTIAN

1. pengertian kreativitas adalah penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni,
karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti kreativitas
menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada
sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu.
Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah
tertentu.

2. Pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi.

3. Pengertian kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep
baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.

4. Pengertian kreativitas didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide atau


mengenali, alternatif, atau kemungkinan yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah,
berkomunikasi dengan orang lain, dan menghibur diri kita sendiri dan orang lain.

5. Pengertian kreativitas adalah setiap tindakan, ide, atau produk yang mengubah aturan yang ada,
atau yang mengubah aturan yang ada ke aturan yang baru.

2. Proses Kretivitas

Menurut Sri Utami Munandar, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, konsep dan
pengembangan kreativitas bisa dilakukan dengan bertitik tolak pada apa yang ia namakan pendekatan
4 P, yakni pribadi, pendorong, proses dan produk. Aspek pribadi menekankan pada pemahaman anak
adalah pribadi yang unik. Oleh karenanya, pendidik haruslah menghargai bakat dan minat yang khas
dari setiap anak. Itu berarti, anak perlu diberi kesempatan dan kebebasan mewujudkannya. Kreativitas
juga dapat ditinjau dari aspek pendorong, yakni suatu kondisi yang memungkinkan anak berprilaku
kreatif. Sedangkan kreativitas sebagai proses lebih menekankan pada pemahaman kemampuan anak
menciptakan sesuatu yang baru, paling tidak menemukan hubungan-hubungan jawaban antarberbagai
unsur. Ketiga aspek inilah akhirnya yang menentukan kualitas produk kreativitas.

Mendefinisikan kembali problem, secara esensi adalah pelepasan orang itu sendiri dari belenggu
pikirannya. Proses ini adalah bagian dari sintetik berpikir kreatif, yaitu bertanya dan menganalisis

1
asumsi. Orang kreatif mempertanyakan asumsi dan secepatnya memimpin orang lain melakukan
hal yang sama itu. Mempertanyakan asumsi adalah bagian melibatkan berpikir analisis kreativitas.
Dengan tidak berasumsi bahwa ide kreatif menjual diri mereka, murid-murid membutuhkan belajar
bagaimana mempengaruhi orang lain menyangkut nilai dari gagasan mereka. Menjual ini bagian
aspek praktikal dari berpikir kreatif. Mendorong menghasilkan ide. Orang kreatif
mendemonstrasikan gaya berpikir seorang suka menghasilkan ide. Murid membutuhkan pengetahuan
banyak ide agar lebih baik dari yang lain. Guru dan murid harus bekerjasama mengidentifikasi dan
mengenal aspek kreatif dari ide yang dihadirkan.

Mengenal pengetahuan sebagai dua tepi pedang dan sesuai aksi. Murid-murid dikenalkan dengan
proses belajar dua arah, berpusat pada guru dan murid. Guru mempunyai banyak cara belajar dari
siswa seperti mereka juga harus belajar darinya. Mendorong siswa mengidentifikasi dan mengatasi
rintangan. Kreativitas berlangsung lama, agar nilai atau ide kreatif dikenal dan dihargai. Mendorong
berpikir sehat untuk mengambil resiko. Apakah mengatasi rintangan itu harus berakhir? Kapankah
menanggung resiko itu sebagai salah satu yang disadari bahwa diantara mereka tidak akan bekerja.
Itulah harga kerja kreatif Mendorong toleransi ambigu. Mendorong tolerasi ambigu berupa baik dan
buruk. Termasuk pemikiran, dan perbuatan mempunyai dua dimensi hitam-putih. Membantu siswa
membangun (keyakinan meraih sukses) self-efficacy. Semua siswa mempunyai kapasitas
berkreasi terhadap pengalaman, kelompok yang menyenangkan membuat sesuatu yang baru.
Caranya pertama memberi dasar yang kuat untuk reativitas. Membantu sisnemukan cinta terhadap
perbuatannya. Menemukan apa yang dicintainya untuk dikerjakan.

Mendorong siswa melakukan penampilan kerja yang bagus. Mengajarkan siswa pentingnya menunda
kepuasaan. Bagian dari berbuat kreatif itu berarti mengerjakan sesuatu yang penting dikerjakan dalam
suatu proyek dalam jangka waktu yang lama, tanpa cepat-cepat berharap mendapatkan hadiah
(reward). Memelihara lingkungan agar secepatnya kreatif. Meskipun sering memperoleh sukses atau
didalamnya membuat kesalahan, maka sekolah seringkali tidak memaafkan. Selayaknya bisa selesai
pada waktu itu. Dari nilai yang ditanam, maka seorang kreatif membeli rendah dengan menghadirkan
ide unik dan mencoba meyakinkan, meningkatkan kesadaran nilai yang ditanamkan kepada orang
lain. Orang kreatif menjual tinggi hilangnya ide dan berubah ke ide lain. Tipikal kreatif menginginkan
orang lain mencintai ide mereka. Tetapi sorak-sorai segera secara umum terhadap ide, biasanya
bukanlah indikasi partikel kreatif. Kreatif ialah banyaknya memutuskan suatu sikap dalam ruangan
hidup yang berkenaan pada kemampuan. Kreatif sering ditemukan pada anak-anak kecil muda,
sebelum umur 7-8 tahun, tetapi sangat sukar ditemui pada anak-anak kecil tua dan remaja sebab
potensi kreatifnya telah ditekan oleh sosial mendorong kompromi intlektual. (Ena Nakiah, 2000)

2
3. PENDORONG KREATIVITAS

1.PERUBAHAN SIKAP
2.TEHNIK MENGAMBIL RESIKO
3.MAMPU MENYALURKAN STRESSED
4.MELANGGAR ATURAN
5.MEMERIKSA ASUMSI
6.MENGGUNAKAN IMAJINASI DAN INTUISI
7.YAKINLAH KALAU KREATIF

4. PENGHAMBAT KREATIVITAS
1.SIKAP NEGATIF
2.TAKUT GAGAL
3.STRESS YG BERLEBIHAN
4.TAAT PADA ATURAN
5.MEMBUAT ASUMSI
6.TERLALU MENGANDALKAN LOGIKA
7.MERASA TIDAK KREATIF

5. Hubungan Antara Intelegensi Dengan Kreativitas

Tes intelegensi tidak dapat mengukur aspek penting dari inteligensi yaitu pemikiran kreativitas atau
pemikiran operasional. Dalam suatu pemeccahan masalah umumnya meliputi dua fase yaitu fase yang
pertama dapat diasumsikan sebagai pemikiran divergen, dimana pemikiran individu menyebar pada
sejumlah alur yang berbeda. Sedangkan yang kedua diasumsikan sebagai pemikiran konvergen,
dimana pengetahuan dan aturan logika digunakan untuk memperkecil kemungkinan guna memperoleh
kemungkinana pemecahan masalah yang tepat.

Sebagian besar tes intelegensi menekankan kepada pemikiran konverhgaen, yang menyajikan masalah
yang memilikai jawaban tepat yang dirumuskan dengan baik. Tes-tes inteligensi tradisional tersebut
umumnya tidak dapat menggali kemampuan berfikir divergen pada subjek yang dikenai tes.

Menurut Atkinson dkk ( 1993) kemampuannya yang akan digali melalui tes intelegensi dan tes
kreativitas tampaknya akan selalu tumpang tindih. Untuk suatu populasi, tes intelegensi cenderung

3
berkorelasi positif dengan skor pada tes kreativitas, dimana orang yang memiliki IQ diatas rata-rata
cenderung mencapai skor diatas rata-rata pada tes kreativitas. Akan tetapi pada tahap intelegensi
tertentu ( IQ sekitar 120 ), terdapatbkorelasi yang rendah antara skor intelegensi dengan skor
kreativitas. Beberapa individu yang memiliki skor yang sangat tinggi pada tes intelegensi akan
memperoleh skor yang pada tes kreativitas. Sedangkan individu yang memiliki inteligensi sedikit di
atas rata-rata akan memperoleh skor yang tinggi pada tes kreativitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada distribusi bagian atas, kreativitas tidak tergantung pada inteligensi

You might also like