You are on page 1of 9

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

(...................................) (...................................)

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
(...................................) (...................................)
STASE KEPERWATAN DASAR PROFESI
DI RUANG IGD RS RAFFLESIA KOTA BENGKULU

NAMA : DWI REVELIN


NPM : 172426079 NS

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BEGKULU
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Defenisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan
meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap
hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan
kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai
O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).
B. FISOLOGI OKSIGEN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
1. Menghirup udara (inpirasi)
inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu
terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
a) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
b) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
2) Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a) Luasnya permukaan paru-paru.
b) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
c) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
3) Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
C. Kebutuhan Oksigen Pada Manusia
1. Volume pasang surut rata-rata adalah 500cc.
2. Volume cadangan hisap adalah 300cc.
3. Volume cadangan hembus adalah 1100cc.
4. Volume sisa rata-rata adalah 1200cc.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a) Penurunan kapasitas membawa oksigen
b) Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2) Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan
jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak,
diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter
transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia
juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien
dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a. Bayi Prematur.
b. Bayi dan Todler.
c. Anak usia sekolah dan remaja.
d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e. Lansia.
3) Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.
Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan
jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan
oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi
kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan
menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4) Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan
tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5) Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi
penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman
oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin
berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6) Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat
narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7) Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu:
a) Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b) Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c) Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8) Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe
(sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang
meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk
bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
9) Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas
meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing
seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu
tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di
bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke
bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan
intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat.
Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama
inhalasi (inspirasi).
E. Masalah Yang Berhubungan Dengan Fungsi Respirasi
1) Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang
diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a. gangguan pernapasan
b. gangguan peredaran darah
c. gangguan sistem metabolism
d. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2) Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli,
sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa
CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata –
rata dan kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
a. pusing
b. nyeri kepala
c. henti jantung
d. koma
e. ketidakseimbangan elektrolit
3) Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan
tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi
sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari
beberapa obat.
Tanda dan gejala:
a. napas pendek
b. nyeri dada
c. sakit kepala ringan
d. pusing dan penglihatan kabur
e. baal
4) Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat
dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK,
dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
Pathologis :
a. gagal jantung
b. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5) Kussmaul’s ( hyperventilasi )Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya
lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6) Apneustic Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7) Biot’sNafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan
bernafas disebut dyspnea.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan
G. TUJUAN KRITERIA (NOC) & RENCANA TINDAKAN (NIC)
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
NOC, Respiratory status – 0403
 040301 – Frekwensi pernapasan rentang normal.
 040302 - Irama pernapasan teratur.
 040303 - Kedalaman inspirasi .
 040304 – Ekspansi dada simetris.
 040305 – Mudah untuk bernafas.
 040314 – Tidak ada dispnea.
 040316 – Tidak terdapat nafas pendek.
NIC, Respiratory monitoring – 3350
 Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
 Catat pergerakan dada, kesimetrisan.
 Monitor kebisingan respirasi.
 Palpasi ekpansi dada.
 Auskultasi suara nafas.
 Membuka jalan napas.
 Memberi terapi oksigen.
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
 Monitor pernapasan lewat hidung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen.
NOC, Activity tolerance – 0005
 000501 - Saturasi oksigen pada saaat beraktivitas dalam batas normal.
 000502 - nadi dalam batas normal saat beraktivitas.
 000503 - respirasi rate dalam batas normal saat beraktifitas.
 000508 - mudah bernafas dalam beraktifitas.
 000504 – tekanan siastolik dalam batas normal saat beraktifitas.
 000505 – tekanan darah diastolic dalam batas normal saat beraktifitas.
NIC, Activity therapy – 4310
 Kolaburasi dengan dokter & tenaga pendidik.
 bantu untuk memfokuskan apa yang harus pasien lakukan.
 Bantu untuk mengelompok kan dan mandapatkan penghasilan dari kegiatan
yang di inginkan.
 Intruksikan pasien atau keluarga bagaimana menampilkan keinginan aktivitas
yang di inginkan.
 Bantu dengan aktivitas fisik yang biasa di lakukan.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan.
NOC, Anxienty control – 1402
 140202 – tanda-tanda cemas hilang.
 140203 - stimulasi lingkungan ketika cemas hilang
 140205 – informasi yang dapat mengurangi cemas
 140216 – tidak ada manifestasi prilaku kecemasan
NIC, Anxiety reduction – 5820
 Gunakan pendekatan yang menyenangkan pasien.
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
 Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi
rasa takut
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan persepsi.
 Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011.
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

You might also like