You are on page 1of 10

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

ESBL (EXTENDED SPECTRUM BETA LACTAMASE)

OLEH :
RUANG 23 INFEKSIUS
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 02 Kota Malang Jawa Timur 65112
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

NAMA:

MEA KURAINI S
SRI BREGINIA R. S
ELZA ADILLA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Leukemia (Kanker Darah)


Pokok Pembahasan : Definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan
penatalaksanaannya
Sasaran : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 23 I
Tempat : Ruang 23 I
Hari/Tanggal : Kamis, 11 April 2019
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Kelompok 2A

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit leukemia (kanker darah), meliputi definisi, etiologi,
klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan penatalaksanaannya.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu:
1. Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit leukemia (kanker darah) dengan
cara:
1.1 Menyebutkan pengertian penyakit leukemia
1.2 Menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia.
1.3 Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang termasuk leukemia
2. Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga atau masyarakat yang terkena
penyakit leukemia.
2.1 Mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga dan masyarakat terkena penyakit
leukemia.
2.2 Mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia
3. Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga, dan masyarakat
yang terkena penyakit leukemia.
3.1 Menyebutkan tindakan – tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah
dan pengobatan penyakit leukemia.
3.2 Menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia

III. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien
IV. PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian leukemia
2. Etiologi leukemia
3. Klasifikasi osteoarthritis
4. Tanda dan gejala leukemia
5. Penatalaksanaan leukemia
6. Cara perawatan pasien leukemia

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
 Leaflet
 PPT

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
 Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 23 I
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di 23 I
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media: Leaflet, PPT
2. Evaluasi Proses
 Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan
 Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang penyakit
leukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia, tanda dan gejala, cara
pencegahan dan pengobatannya.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN MEDIA dan
PESERTA METODE
1. 3 Pembukaan : Ceramah
Menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan  Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan : Ceramah
menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan dengan
leukemia menggunaka
 Menjelaskan tentang macam-  Mendengarkan n flipchart
macam penyebab leukemia dan
 Menjelaskan klasifikasi penyakit  Bertanya dan membagikan
leukemia menjawab Leaflet
 Menjelaskan cara pencegahan pertanyaan yang
dan pengobatan leukemia diajukan
 Menjelaskan cara perawatan
pasien dengan leukemia
 Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
3. 10 Evaluasi : Tanya jawab
Menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada para lansia, keluarga
lansia, dan kader lansia yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi : Ceramah
Menit  Menyampaikan Kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

MATERI PENYULUHAN
LEUKEMIA (KANKER DARAH)

DEFINISI
Suatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai anemia,
perdarahan dan infeksi.
Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah abnormal (blastosit), disertai penyebaran ke organ-organ lain.
(Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo Surabaya,1994).
Leukimia akut adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta
Kedokteran 2, Tahun 2000)

KLASIFIKASI LEUKEMIA
1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid;
monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia
dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)


LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel
normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang
individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan
gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)


LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien
tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan
penyakit.

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)


LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih
banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA
jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer
sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

PENYEBAB LEUKEMIA
1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen
anti neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G
(Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif,
Telangiektasis ataksia.

TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA


1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang
memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin,
turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia
mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya
tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak
dapat bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti
gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit
sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai
gangguan seperti kejang sampai koma.
5. Penurunan nafsu makan
6. Kelemahan dan kelelahan fisik
1. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.
2. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.
3. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan
haluaran urin.
4. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang,
ansietas.
5. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB dan
disfagia
6. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia,
aktivitas kejang, otot mudah terangsang.
7. Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah
8. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan
bunyi nafas
9. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam,
infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.
10. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia.

KOMPLIKASI
1. Gagal sumsum tulang
2. Infeksi
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Limfadenopa
CARA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila
terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan
transfusi trombosit.
- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung
pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut
sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi
sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi
gejala-gajala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak
diri lagi.
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi


1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi kranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid
(prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda
kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal
untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada
pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap
pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau
dosis obat dikurangi.

CARA PERAWATAN
Perawatan di Rumah :
 Mendukung klien tetap beraktivitas.
 Monitor reaksi klien setelah beraktivitas.
 Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna hijau, daging),
vitamin C.
 Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.
 Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.

Tindakan saat terjadi kekambuhan :


Pada umum nya serangan yang timbul adalah pusing, pucat dan sesak nafas, hal-hal yang
perlu diperhatikan :
 Segera ambil posisi nyaman dengan tinggikan kepala di tempat tidur.
 Hindari kerumunan orang.
 Sirkulasi udara yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan
Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001),
Jakarta, EGC.
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih
Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit,
Jakarta, EGC.
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Ismayadi. 2004. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) pada Lansia.
http://images.nersgun.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RmlKtAoKCpYAAA-
Tuug1/askep%20rematik.pdf?nmid=45426672

You might also like