Professional Documents
Culture Documents
2. Minat (Interest)
Keinginan untuk mengetahui lebih lanjut inovasi yang ditawarkan dengan cara
memancing rasa ingin tahunya (Ban dan Hawkins, 2010). Minat tersebut
merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan bila
orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih. Pada suatu masyarakat pedesaan,
umumnya motivasi yang sering muncul adalah motivasi sosial. Menurut Gross
(2014), motivasi sosial merupakan proses aktifitas yang meliputi inisiasi,
pengarahan, energisasi, terhadap tingkah laku individu berdasarkan situasinya,
yaitu pada saat orang lain berada dekat dengan individu yang bersangkutan.
3. Evaluasi (Evaluation)
Menimbang manfaat dan kekurangan penggunaan inovasi. Tahap inimerupakan
titik kritis karena merupakan faktor yang paling menentukan dalam menimbulkan
semangat akan suatu program inovasi yang di jalankan (Musyafak dan Ibrahim,
2005). Hughes dkk (2012) menerangkan, selain manfaat dan kekurangan
penggunaan inovasi, salah satu yang menjadi pertimbangan lain dalam melakukan
adopsi adalah keahlian masyarakat, sifat pribadi masyarakat akan perkembangan
serta hierarki kebutuhan masyarakat.
4. Percobaan/Percontohan (Trial)
Melakukan percobaan untuk menguji sendiri inovasi dalam skala kecil. Pada tahap
ini, penyuluh harus membuat miniatur/model inovasi terlebih dahulu. Tujuannya
adalah untuk meyakinkan penilaian inovasinya sehingga ketika penyuluh
melakukan percontohan pada petani, maka petani merasa ingin menerapkan dalam
usaha tani nya. Sederhananya, penyuluh berperan untuk menuntun petani agar
secara teknis dapat mempraktekan inovasi secara mandiri. Penyuluh harus aktif
melakukan supervisi, karena apabila mengalami kegagalan maka kepercayaan
petani akan inovasi yang diberikan akan sirna seketika. Hilangnya kepercayaan
akan menyulitkan untuk mengadopsi kembali inovasi yang telah disuluhkan
(trauma) (Baba, 2008).
DIFUSI
Pengertian Difusi dalam Penyuluhan Pertanian
Proses difusi adalah pembesaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke
individu lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama. Berlangsungnya proses
difusi inovasi sebenarnya tidak berbeda dengan proses adopsi inovasi. Bedanya adalah jika
dalam proses adopsi pembawa inovasinya berasal dari “luar” sistem sosial masyarakat
sasaran. Sedang dalam proses difusi, sumber informasi berasal dari sistem sosial masyarakat
sasaran itu sendiri. Kecepatan difusi juga tergantung kepada aktivitas yang dilakukan oleh
penyuluhnya sendiri.
Sehubungan dengan hal itu, percakapan tentang kekuatan – kekuatan yang mendorong
penyuluhan dan percakapan tentang peran penyuluh, setiap penyuluh diharapkan dapat
mempercepat proses adopsi dan difusi inovasi, melalui :
1) Melakukan diagnosa terhadap masalah masyarakatnya, serta kebutuhan – kebutuhan
nyata (real need) yang belum dirasakan masyarakatnya.
3) Menjalin hubungan erat dengan masyarakat sasaran, membuat mereka yakin bahwa
mereka mampu memecahkan masalahnya serta mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
– kebutuhan yang baru.
2) Model Feedback
Model Feedback ini dikembangkan oleh Benor dan Horison (1977). Model feedback
ini dikenal sebagai training dan visit system atau di Indonesia disebut system latihan
kunjungan (system LAKU). Model ini dianggap sebagai perbaikan model Top-Down,
yaitu dengan mempertimbangkan mekanisme umpan balik antara peneliti- penyuluh
pertanian. Dalam model ini, peneliti bekerja di laboratrium dapat memahami dengan
baik reaksi petani terhadap teknologi yang dihasilkan peneliti, sehingga terjadi
komunikasi langsung antara pakar agronomi, pakar ilmu-ilmu sosial dan penyuluh
yang bekerja dengan petani di lapang.
Sumber :
https://debbyeka.blogspot.com/2017/07/adopsi-inovasi-dan-difusi-inovasi.html
https://www.academia.edu/7977817/PAPER_PENYULUHAN_ADOPSI_DIFUSI_IN
OVASI_and_POD_terhadap_DK?auto=download
http://agro-sosial.blogspot.com/2013/05/adopsi-dan-difusi-inovasi-dalam.html
http://www.unhas.ac.id/pertanian/index.php/id/repository/func-finishdown/575/
Oleh:
KELOMPOK 4 KELAS B
RIFFANI KANSIL (16031104087)
ANDIKHA SONITH (16031104092)
CLAUDIA A.A. UNDAP (16031104093)
GEIBY N. WAWO (16031104094)
GRACETYANI O. NAIBAHO (16031104095)