You are on page 1of 8

Tugas Praktek KKPMT 3

Pak Risdiyanto Amiseno

AFAKIA

 Definisi

Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut
menjadi hipermetropia tinggi.

Afakia is a condition where the eye has lost its original crystalline lens, either through
surgery due to cataracts or trauma. This condition can also occur from birth, or when the baby has a
systemic disease. Its nature if detected at birth, it is known as congenital cataract. Congenital cataracts
are opiates or incomplete crystalline lenses that can prevent vision. It can cause visible or total vision
blurring. Congenital cataracts usually
occur in both eyes while cataracts caused
by trauma usually occur in one eye. If
cataracts can not be detected early, it can
cause deprivation in the baby. This is due
to a reduction in the stimulus for vision so
the baby is experiencing a low level of
vision. (Afakia adalah suatu kondisi di
mana mata telah kehilangan lensa kristal
aslinya, baik melalui operasi karena
katarak atau trauma. Kondisi ini juga dapat terjadi sejak lahir, atau ketika bayi memiliki penyakit
sistemik. Sifatnya jika terdeteksi saat lahir, itu dikenal sebagai katarak bawaan. Katarak bawaan adalah
lensa kristal opiat atau tidak lengkap yang dapat mencegah penglihatan. Ini dapat menyebabkan
penglihatan tampak atau total kabur. Katarak kongenital biasanya terjadi pada kedua mata sedangkan
katarak yang disebabkan oleh trauma biasanya terjadi pada satu mata. Jika katarak tidak dapat dideteksi
sejak dini, itu dapat menyebabkan kekurangan pada bayi. Ini disebabkan oleh pengurangan rangsangan
untuk penglihatan sehingga bayi mengalami tingkat penglihatan yang rendah.
Afakia adalah setiap keadaan dimana bahan lensa telah dikeluarkan maka akan ditemukan
gejala mata yang tidak mempunyai lensa lagi atau afakia, seperti Iris tremulan atau iris bergoyang, Bilik
mata dalam, Hipermetropia tinggi dan biasanya sampai +10,00 sampai dengan +12,00 Dioptri., Untuk
membaca dekat diperlukan tambahan lensa +3,00 Dioptri. Lensa Intra Okuler adalah pada saat bedah
katarak dilakukan penanaman lensa intraokular untuk afakia yang terjadi. Koreksi untuk mata afakia
dapat memberikan beberapa keuntungan dan kerugian.

 Penyebab

Afakia mungkin terjadi sebagai akibat dari trauma, subluksasi atau dislokasi lensa, atau
tindakan pembedahan pada pengelolaan katarak, akibat perforasi luka atau ulkus, atau anomali bawaan.
Alasan paling sering terjadinya afakia yang tidak direncanakan adalah terjadinya ruptur kapsul
posterior lensa ketika operasi dan prolaps vitreous. Penyebab paling sering afakia adalah operasi
ekstraksi katarak.

Penyebab Afakia:

1. Kongenital.
2. Afakia Pasca Operasi.
3. Posterior dislokasi lensa ke viterus akan menyebabkan optikal Afakia.
4. Post Traumatic.

 Diagnosis

Gejala yang paling sering dikeluhkan penderita afakia adalah penurunan tajam penglihatan.

Tanda Afakia:

1. Iris Tremulans.
2. Bilik mata depan lebih dalam.
3. Pupil lebih hitam.
 Dampak

Ketajaman penglihatan 1/60 atau lebih rendah jika ditemukan komplikasi pada afakia, limbal
scar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan, penurunan tajam penglihatan (biasanya
hipermetropia yang sangat tinggi) yang dapat dikoreksi dengan lensa sferis positif +10.0 D, bilik mata
depan dalam, iridodonesis, jet black pupil, pemeriksaan fundus memperlihatkan diskus kecil,
retinoskopi memperlihatkan hipermetropia tinggi, biasanya terlihat bekas operasi, dapat ditemukan
edema kornea, peningkatan tekanan intra okuler, iritis, kerusakan iris, CME (Cystoid Macular Edema)

Complications of vision that can occur as a result of reduced vision stimuli in the early age are
ambliopia, nistagmus and squint. Treatment or rehabilitation / rehabilitation of vision for children
akafia should be accelerated immediately after cataract surgery (Komplikasi penglihatan yang dapat
terjadi sebagai akibat berkurangnya rangsangan penglihatan pada usia dini adalah ambliopia, nistagmus
dan juling. Perawatan atau rehabilitasi / rehabilitasi penglihatan untuk anak-anak akafia harus
dipercepat segera setelah operasi katarak)

Komplikasi seperti memisahkan retina dari vitreous dan mungkin juga menderita glaukoma.
Bila seseorang memiliki Aphakia dapat melihat panjang gelombang ultraviolet yang orang normal
dengan lensa tidak dapat melihat. Penyakit ini tidak bisa menjadi cacat lahir dan jarang bayi menderita
kondisi ini. Hal ini dapat membuat seseorang menderita untuk sebagian besar dan dapat merusak mata
seorang individu normal.
 Pengobatan

Afakia dapat dikoreksi menggunakan lensa kontak, kacamata, atau operasi. Kaca mata afakia
hanya dapat digunakan jika kondisinya afakia bilateral, jika hanya satu mata maka akan terjadi
perbedaan ukuran bayangan pada kedua mata (aniseikonia). Jika penderita tidak dapat memakai
lensa kontak atau kaca mata, maka dipertimbangkan penanaman lensa intra okuler (pseudofakia).

Tata laksana Afakia:

1. Tidak diberi koreksi sama seklai.


2. Pemberian koreksi dengan lensa kontak
3. Pemasangan lensa intraokular.
Daftar Pustaka

Malay dictionary. https://educalingo.com/en/dic-ms/afakia. Diakses pada tanggal 06


Maret 2019 pada pukul 20.22.

Fatimah, Mima. 2012. Afakia. Departemen Penyakit mata RSPAD Gatot Soebroto:
Jakarta. https://vdocuments.mx/presus-afakia.html . Diakses pada tanggal 06 Maret 2019 pada pukul
21.02.

-. 2015. Afakia Pada Katarak Traumatik. https://dokumen.tips/documents/afakia-pada-


katarak-traumatik.html. Diakses pada tanggal 05 Maret 2019 pada pukul 14.32.

-. 2015. Afakia. https://dokumen.tips/documents/afakia.html. Diakses pada tanggal 06


Maret 2019 pada pukul 12.43.
Demiawan Rachmatta Putro Mudiono

Tn. A di diagnosis dengan infeksi konjungtiva dan mendapat terapi menggunakan


antibiotik tetes mata. Pada saat kontrol Tn.A

mengeluhkan rasa pahit yang dirasakan setelah meneteskan obat yang diterimanya.

16. Rasa pahit yang dirasakan Tn. A disebabkan ?

A. Komplikasi infeksi konjungtiva

B. Kesalahan cara pemberian obat tetes mata

C. Obat tetes mata telah kadaluarsa

D. Terangsangnya kuncup kecap daerah faring

E. Stimulasi pada papilla sirkumvalata

Seorang pria datang dengan keluhan mata kiri buram sejak 1 minggu yang lalu, disertai silau dan nyeri.
Pada pemeriksaan

oftalmologi : OS 5/60 pin hole tetap, palpebra spasme ringan, injeksi siliar, kornea terdapat edema dan
keratik presipitat, BMD

terdapat sel-sel (+) dan flare, lensa samar-samar jernih; OD dalam batas normal.

Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas ?

A. Keratitis OS

B. Keratouveitis OS

C. Glaukoma akut OS

D. Uveitis anterior OS.

E. Uveitis posterior OS

Seorang pasien wanita usia 40th mengeluh mata kirinya merah dan penglihatan buram sejak 2 minggu
yang lalu. Rambut rontok,

timbul bercak-bercak putih di kulit dan telinga sering berdenging. Riwayat demam (+), riwayat trauma
(-). Pemeriksaan oftalmologi

OS : konjungtiva bulbi hiperemis, sel +++, flare + di bilik mata depan, pupil irregular. Fundus OD sulit
dievaluasi. USG OS
menunjukkan kekeruhan vitreus. OD : dalam batas normal.

Apakah kemungkinan penyebab pupil iregular pada kasus tersebut ?

A. Prolaps iris

B. Sinekia anterior.

C. Parese nervus III

D. Leukoma adheren

E. Efek obat tetes mata

You might also like