You are on page 1of 40

Peraturan GM MOD

HSE_KPC_KPC_MSE1.02_DOC_RLSi_003
Versi Tanggal Alasan Perubahan
Versi 1 - Terbitan Pertama
Versi 2 Februari 2000 N/A
Versi 3 Februari 2001 N/A
Versi 4 September 2002 N/A
Versi 5 Maret 2011 ● Penambahan Dokumen History & Alur Pengesahan.
● Perubahan judul bagian untuk menyesuaikan dengan
Prima Nirbhaya OHSAS 18001.
PRAKATA
Visi keselamatan Mining Operations Division KPC adalah mewujudkan lingkungan kerja yang
bebas kecelakaan di mana semua karyawan, termasuk para kontraktor dapat pulang ke rumah
dari bekerja tanpa mengalami cedera atau terkena penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.

Setiap orang dalam MOD mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan semua perundangan yang berlaku dan peraturan serta standar
setempat yang meliputi namun tidak terbatas pada:

 Peraturan Pertambangan Indonesia


 Standar Prima Nirbhaya KPC
 Kebijakan dan Prosedur Tertulis tentang Bekerja Aman KPC
 Kebijakan dan Prosedur Lingkungan KPC
 Peraturan Lalu Lintas di Daerah Kuasa Pertambangan PT KPC (Untuk semua wilayah dalam
Daerah Kuasa Pertambangan KPC di luar daerah pit)
 Peraturan Lalu Lintas Pit KPC
 Semua Manager, Superintenden, Supervisor KPC harus mengikuti versi terbaru tanggung
jawab standar kebijakan dan peraturan Prinutama.
Semua staf harus menjadi teladan dalam memastikan bahwa telah terdapat sistem-sistem untuk
mengelola kegiatan sehari-hari dengan aman dan untuk memantau kepatuhan terhadap standar
pelaksanaan kerja yang telah ditetapkan.

Peraturan-peraturan General Manager ini disusun untuk membantu para karyawan di semua
tingkat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dituntut dari mereka dalam
kegiatan sehari-hari, peraturan-peraturan ini dimaksudkan sebagai ‘referensi siap pakai’ bagi
para manager, superintendent, supervisor, karyawan dan kontraktor dalam mining operations.

Peraturan General Manager ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan peraturan perundangan
Indonesia, Standar Prima Nirbhaya KPC, Kebijakan atau Prosedur Operasi atau SOP, namun untuk
dijadikan pelengkap referensi-referensi penting tersebut dengan mengarahkan perhatian pada
bagian-bagian dan klausul-klausul yang relevan.

Para Manager, Superintendent dan Supervisor harus membaca dan memahami peraturan-
peraturan ini dan menerapkannya sesuai dengan peran mereka, peraturan-peraturan ini juga
harus dikomunikasikan dengan benar kepada semua karyawan dan kontraktor MOD.

GM – Mining Operations Division

3
DAFTAR ISI:
BAGIAN 1 KERAPIHAN TEMPAT KERJA DAN BANGUNAN............................................ 6
Elemen Uraian Elemen
GSE 2.01 INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS..................................................................... 6
OHE 3.05 PENERANGAN....................................................................................................... 7
OHE 3.06 KUALITAS UDARA DAN VENTILASI.................................................................. 7
OHE 3.09 HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN (HIPERKES) –
Fasilitas Higiene Perusahaan dan Kesehatan (HIPERKES) ...................... 8
OHE 3.09 HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN (HIPERKES) –
Polusi: Udara, Tanah dan Air ........................................................................... 8
GSE 2.05 PENYUSUNAN, PENYIMPANAN DAN KEBERSIHAN BANGUNAN –
Bengkel, Halaman Depan dan Daerah Penyimpanan................................. 9

BAGIAN 2 PERLINDUNGAN DIRI SERTA PENGAMANAN, PERALATAN MEKANIS


DAN ELEKTRIK....................................................................................................... 10
Elemen Uraian Elemen
GSE 2.02 BARIKADE DAN PENGAMANAN MESIN......................................................... 10
FPE 2.12 ISOLASI DAN LOCK-OUT..................................................................................... 10
FPE 2.14 BEKERJA DIKETINGGIAN – Tangga, Lorong dan Perancah....................... 11
FPE 2.15 PENGANGKATAN DAN PENYANGGA BEBAN................................................ 11
 Menderek.......................................................................................................... 12
GSE 2.03 BEJANA BERTEKANAN........................................................................................ 13
OHE 3.03 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA........................................................................... 13
 Bahan Radioaktif............................................................................................ 14
 Bahan peledak................................................................................................. 14
FPE 2.18 OPERASI KENDARAAN DAN ALAT BERGERAK.............................................. 15
 Pengoperasian Alat ...................................................................................... 17
 Pemeriksaan dan Pemeliharaan................................................................. 19
FPE 2.21 KEAMANAN KELISTRIKAN................................................................................. 20
GSE 2.04 PERKAKAS TANGAN............................................................................................. 21
OHE 3.07 PELINDUNG PENDENGARAN............................................................................. 21
 Pelindung Kepala............................................................................................ 21
 Pelindung Mata dan Wajah......................................................................... 22
 Pelindung Kaki. ................................................................................................ 22
 Pakaian Pelindung.......................................................................................... 22
 Pelindung Pernafasan. ................................................................................... 23
 Pelindung Pendengaran................................................................................ 23
 Safety Harness................................................................................................ 23

4
GSE 2.06 PELABELAN, DEMARKASI DAN KODE WARNA............................................. 24

BAGIAN 3 PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN BAHAYA KEBAKARAN.................... 25


Elemen Uraian Elemen
GSE 2.08 FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K –
Alat Pemadam Kebakaran ................................................................................ 25
GSE 2.08 FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K –
Pemeliharaan Peralatan Kebakaran ............................................................... 25
GSE 2.05 PENYUSUNAN, PENYIMPANAN DAN KEBERSIHAN BANGUNAN –
Penyimpanan Bahan yang Mudah Menyala dan Meledak....................... 25
GSE 2.08 FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K –
Latihan/Petunjuk Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan .............. 26
MSE 2.01 PERAN, TUGAS, WEWENANG DAN AKUNTABILITAS.................................. 27
GSE 2.08 FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K –
Persiapan Keadaan Darurat............................................................................... 27
BAGIAN 4 PELAPORAN DAN INVESTIGASI INSIDEN/KECELAKAAN............................ 29
Elemen Uraian Elemen
MSE 3.02 INVESTIGASI KECELAKAAN, KETIDAKNYAMANAN, PENCEGAHAN DAN
TINDAKAN PERBAIKAN – Pencatatan & Pelaporan Cedera/Penyakit.... 29
MSE 3.02 INVESTIGASI KECELAKAAN, KETIDAKNYAMANAN, PENCEGAHAN DAN
TINDAKAN PERBAIKAN – Pelaporan & Investigasi Insiden Internal...... 29
BAGIAN 5 ORGANISASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN........................................... 31
Elemen Uraian Elemen
MSE 2.01 PERAN, TUGAS, WEWENANG DAN AKUNTABILITAS –
Tanggung Jawab dan Pertanggungjawaban Keselamatan ..................... 31
MSE 2.03 KOMPETENSI, PENGETAHUAN, DAN PELATIHAN K3 . ............................... 32
OHE 3.01 KESEHATAN KERJA – Pemeriksaan Kesehatan............................................. 32
OHE 3.01 KESEHATAN KERJA – Seleksi dan Penempatan........................................... 32
MSE 2.06 METODE KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI.......................................... 32
 Daerah Terbatas atau Tertutup ................................................................. 33
 Face dan Bench. .............................................................................................. 33
 Pembukaan Semak Belukar......................................................................... 33
 Pengeboran...................................................................................................... 33
MSE 2.06 METODE KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI
Izin Bekerja............................................................................................................ 34
BAGIAN 6 DEFINISI.................................................................................................................. 35

5
BAGIAN. 1.00
KERAPIHAN TEMPAT KERJA DAN BANGUNAN

GSE 2.01 - INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS

1. Semua bangunan, daerah tambang, daerah parkir kendaraan dan jalan-jalan harus
dijaga agar tetap dalam kondisi baik dan bebas dari rintangan sedemikian rupa
sehingga:
 Orang menghadapi lebih sedikit risiko tergelincir, tersandung dan terjatuh dan
mendapat cedera karenanya;
 Orang dan peralatan dilindungi dari benda-benda yang jatuh; dan
 Risiko cedera pada orang dan kerusakan alat karena tabrakan bisa dikurangi.
2. Bangunan-bangunan dan daerah sekitarnya harus dibangun sesuai dengan standar
yang benar dan dipelihara dalam kondisi yang baik setiap saat.
3. Semua jalan tambang harus dibangun dan dipelihara sesuai dengan Standar
Konstruksi Jalan MOD (Buku Pegangan Haul Road, Konstruksi dan Pemeliharaan
jalan untuk truk tambang bukan untuk jalan raya, September 2005).
4. Para karyawan harus melaporkan semua tumpahan, kondisi lantai tidak rata yang
berbahaya dan rintangan-rintangan pada jalan-jalan dan di daerah loading dan
dumping kepada Supervisor/Leading Hand, dan menghilangkan bahaya semacam
itu bila dirasa aman untuk melakukannya.
5. Para Manager, Superintendent dan Supervisor/Leading Hand harus secara bijaksana
memutuskan untuk membatasi atau menutup jalan masuk ke daerah-daerah
tambang bila timbul kondisi yang berbahaya, pembatasan atau penutupan harus
dikomunikasikan dengan benar dan diberi barikade dan atau rambu-rambu secara
tepat.
6. Shift Production Superintendent atau Orang yang Ditunjuk (atau orang yang
mewakilinya) harus paling tidak menjalankan satu kali pemeriksaan dalam satu shift
dan membuat laporan tertulis tentang temuan-temuan dan mengkomunikasikan
kondisi yang tidak aman kepada penanggung jawab berikutnya sebelum melepaskan
tanggung jawabnya. Pemeriksaan tersebut harus meliputi:
a. Setiap working face;
b. highwall, bank dan bench;

6
c. jalan masuk, haulroad, ramp dan tanggul-tanggul pengaman;
d. waste dump dan stockpile;
e. daerah persiapan pengeboran; daerah peledakan dan
f. tempat-tempat lain di mana orang sedang bekerja.
7. Dalam menjalankan pemeriksaan tersebut, Shift Production Superintendent /
Orang yang ditunjuk (atau orang yang mewakilinya) harus memastikan bahwa
telah diambil tindakan yang tepat di tempat-tempat di mana keadaan tidak aman
ditemukan.
8. Para Supervisor/Leading Hand harus memeriksa daerah kerja yang baru sebelum
memberikan tugas-tugas. Instruksi yang diberikan harus mencakup semua bahaya
serta kondisi- kondisi yang tidak aman yang teridentifikasi.
9. Bangunan-bangunan yang di lengkapi dengan fasilitas penangkal petir harus selalu
di lakukan inspeksi terhadap fasilitas penangkal petir untuk memastikan penagkal
petir dalam kondisi baik.

OHE 3.05 - PENERANGAN

1. Penerangan yang memadai dan sesuai harus tersedia dan dipelihara di semua
tempat bekerja sehinga para karyawan bisa bekerja dengan maksimal baik pada
siang hari, malam hari dan atau dalam kondisi keadaan darurat.
2. Para karyawan harus melaporkan bila pencahayaan tidak memadai, buruk atau
rusak kepada Supervisor mereka.
3. Para pengawas harus melakukan inspeksi terhadap fasilitas penerangan sebelum
digunakan, inspeksi meliputi, kondisi kabel, label layak pakai dll
4. Dilarang menggunakan alat penerangan yang tidak memiliki label layak pakai atau
label layak pakai telah kadaluwarsa

OHE 3.06 – KUALITAS UDARA DAN VENTILASI

1. Daerah kerja kita harus diberi ventilasi bilamana memungkinkan, sehingga:


 orang tidak terkena bahan-bahan beracun atau penyebab iritasi seperti uap,
asap, gas dan debu.
 orang dan alat bisa bekerja dengan temperatur yang sesuai.

7
2. Sistem pendingin udara AC harus tersedia dan dipelihara (bilamana bisa diadakan)
di kantor-kantor dan kabin alat untuk mengurangi pemaparan debu yang terbawa
udara terhadap para karyawan.
Bila ventilasi tidak mungkin diadakan, harus digunakan pengaman dan PPE yang
sesuai.
3. Debu yang terbawa udara harus dikurangi sebanyak mungkin dengan cara menyirami
daerah-daerah kerja dan jalan-jalan. Namun penyiraman tidak boleh berlebihan.
Mengacu kepada prosedur OHS_MOD_MOD_MSE2.06_DOC_SOPi_079 tentang
Penyirman Water Truck di Tambang
4. Dilarang merokok di dalam kantor-kantor, dan di dalam kabin alat
5. Para Manager harus menyusun sebuah program pengukuran dan pengawasan
bahan-bahan pencemar yang terbawa udara di lokasi kerja tambang dan tempat-
tempat lain di atau sekitar tambang.

OHE 3.09 - HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN (HIPERKES)

1. Toilet dan ruang makan harus dipelihara dan dijaga agar tetap bersih dan higienis
sehingga risiko terjangkitnya penyakit bisa dikurangi.
2. Standar sikap sopan santun dan kesehatan harus selalu ditaati di ruang makan dan
toilet.
3. Fasillitas toilet harus dibersihkan paling sedikit sekali dalam satu hari kerja dan
bila diperlukan bisa lebih dari satu kali.
4. Semua karyawan bertanggung jawab untuk membuang sisa-sisa makanan dengan
benar dan teratur.
5. Bahan-bahan makanan dan produk-produk pembersih harus disimpan secara
terpisah.
6. Bila Shift Production Superintendent/Orang yang Ditunjuk, atau wakilnya,
berpendapat bahwa fasilitas-fasilitas tidak memenuhi standar yang benar
sehubungan dengan kebersihan dan kesehatan, ia harus mengusahakan agar
dilakukan tindakan pembersihan atau perbaikan.

OHE 3.09 - HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN (HIPERKES)

1. Kita harus mengendalikan bahan-bahan pencemar yang dihasilkan dari semua

8
proses yang kita lakukan dengan maksud melindungi kesehatan manusia dan
mencegah kerusakan lingkungan.
2. Para Manager harus membuat dan menerapkan sebuah program untuk mengenali
dan mengelola sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan polusi di dalam
dan di sekitar operasi penambangan dengan berkonsultasi dengan Departemen
Environmental.
3. Spesifikasi struktur kendali erosi dan kendali sedimen yang terdapat dalam
Spesifikasi Rehabilitasi yang telah disetujui harus diterapkan.
4. Dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penambangan harus dikaji
ulang secara berkala. Terutama dampak pada mutu air harus dipahami (biasanya
dikomunikasikan dalam sebuah laporan oleh Departemen Environmental).
5. Tindakan-tindakan pengurangan harus dilakukan bila dampak lingkungan cenderung
melebihi ambang batas Amdal (Peraturan Pemerintah Standar Lingkungan Hidup)
yang diperbolehkan.
6. Semua tempat pembuangan limbah harus direhabilitasi sesuai dengan Spesifikasi
Rehabilitasi yang telah disetujui.
7. Dilarang membuang limbah berbahan dasar seperti minyak, pelumas, cat, amonium
nitrat atau bahan-bahan pencemar lainnya ke dalam sistem saluran pembuangan
atau sungai.

GSE 2.05 - PENYUSUNAN, PENYIMPANAN DAN KEBERSIHAN BANGUNAN

1. Daerah dan halaman kita harus dijaga agar tetap bersih dan rapi sehingga:
 para karyawan mempunyai lingkungan kerja yang bersih dan rapi
 ruang digunakan secara efektif, dan
 terdapat tempat penyimpanan yang memadai.
2. Setiap daerah kerja harus digunakan dan dipelihara dalam kondisi yang bersih
dan teratur sehingga tidak mengancam keselamatan dan kesehatan serta tidak
mempengaruhi ataupun mencemari lingkungan.
3. Para karyawan harus menggunakan suatu daerah hanya untuk keperluan yang
sesuai dengan peruntukan daerah tersebut dan mengembalikan semua material
dan peralatan ke tempat penyimpanan yang sesuai setelah digunakan.

9
BAG. 2.00 -
PERLINDUNGAN DIRI SERTA PENGAMANAN
PERALATAN MEKANIS DAN ELEKTRIK

GSE 2.02 - BARIKADE DAN PENGAMANAN MESIN

1. Bagian mesin atau transmisi yang bergerak yang berpotensi bahaya karena bisa
menyebabkan cedera pada orang atau kerusakan peralatan di sekitarnya, harus
dilindungi dengan pelindung mesin atau barikade yang sesuai.
2. Komponen yang bisa menjadi sangat panas atau sangat dingin harus diberi
pelindung dengan benar untuk mencegah terjadinya kontak dengan orang
secara tidak sengaja atau mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan yang
berhubungan dengannya. Harus diterapkan cara-cara yang sangat berhati-hati
untuk melindungi saluran-saluran bahan bakar atau oli dari panas yang dihasilkan
turbocharger dan sistem pembuangan pada alat bergerak.
3. Dilarang mengoperasikan alat bila pelindung mesinnya tidak terpasang, kecuali
untuk tujuan pengetesan dalam rangka pemeliharaan alat.
4. Pada alat yang dioperasikan tanpa pelindung mesin selama dilakukan pengetesan,
harus dipasang tanda peringatan dan diterapkan prosedur kerja yang aman.
5. Para karyawan harus melaporkan alat pelindung mesin yang rusak atau yang hilang
kepada Supervisor.

FPE 2.12 – ISOLASI DAN LOCK-OUT

1. Para Manager harus memastikan bahwa Peraturan Isolasi KPC sudah dipahami dan
ditaati oleh semua karyawan KPC dan kontraktor yang memelihara atau bekerja
pada atau di dekat mesin yang mungkin berpotensi menimbulkan bahaya.
2. Dilarang melakukan penggalian, pengeboran, penimbunan atau pemindahan tanah
di dalam jarak 25 meter dari kabel listrik atau kabel di dalam tanah, kecuali aliran
listrik di dalam saluran atau kabel tersebut sudah diisolasi atau bila Kepala Teknik
atau teknisi yang berwenang telah memberikan izinnya dan telah memberikan
petunjuk-petunjuk tentang prosedur dan keselamatan kerja.

10
FPE 2.14 – BEKERJA DIKETINGGIAN

1. Semua tangga, tangga permanen, lorong dan perancah harus dirancang, dipasang
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan laik pakai dan para
karyawan terlindungi dari cedera yang disebabkan karena terjatuh.
2. Semua alat tambang bilamana mungkin harus mempunyai jalan keluar yang aman
dari paling tidak dua arah.
3. Semua tangga permanen (stairway), tangga (ladder), platform dan rel pegangan
tangan baik pada alat yang bergerak maupun alat yang permanen harus dijaga
agar tetap dalam keadaan yang baik. Dilarang menyimpan atau meletakkan apapun
pada tangga atau lorong (walkway).
4. Semua perancah dan platform kerja harus didirikan oleh orang (-orang) yang pada
saat ini kompeten dan diizinkan mendirikan perancah. Perancah dan platform harus
didirikan sesuai dengan Standar Prima Nirbhaya. Label inspeksi harus tersedia pada
alat perancah atau platform yang telah di isnpeksi
5. Perancah harus diperiksa, hasil inspeksi harus dicatat, oleh seorang petugas
perancah (scaffolder) yang resmi dan kompeten:
a. sebelum didirikan;
b. sebelum digunakan pertama kali;
c. setiap minggu ketika sedang didirikan; dan
d. sebelum menggunakannya setelah terkena cuaca buruk.

FPE 2.15 – PENGANGKATAN DAN PENYANGGA BEBAN

1. Semua alat pengangkat harus dijaga agar tetap dalam kondisi yang baik dan bisa
digunakan dengan benar untuk
 melindungi orang dari cedera yang disebabkan oleh benda-benda yang jatuh,
dan
 melindungi alat agar tidak mengalami kerusakan.
2. Dilarang menggunakan hi-abs, chain blocks atau lifting tackle bila tidak sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan tidak sesuai dengan kapasitas
pengangkatannya.

11
3. Dilarang memberikan beban berlebihan pada crane atau pesawat angkat lebih dari
kapasitas beban kerjanya, kecuali dalam hal pengetesan dan itupun harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan berwenang.
4. Pengangkatan hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan seorang yang kompeten
dan berwenang.
5. Dilarang berada di bawah atau di atas beban apapun selama proses pengangkatan
dan penggeseran (lifting and slewing) beban tersebut.
6. Sebelum menggunakan hi-ab, pesawat angkat atau lifting tackle pengguna harus
memastikan bahwa ia telah memeriksa alat tersebut secara menyeluruh sampai
merasa benar-benar yakin bahwa alat tersebut bebas dari cacat dan aman digunakan
atau dioperasikan.
7. Semua crane KPC dan kontractor harus dites dan di sertifikasi sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan Standar Indonesia yang terkait.
Menderek
8. Rantai derek dan sling harus sesuai dengan desain dan batas berat beban
peruntukannya. Anchor point untuk mengaitkan rantai derek harus mampu menahan
rantai dan beban tersebut tanpa harus menimbulkan kerusakan atau risiko terhadap
personil yang terlibat.
9. Bila ada Alat Pemindah Tanah yang perlu diderek karena mengalami kerusakan,
pertama-tama harus menghubungi personil Maintenance untuk membantu
pelaksanaan prosedur penderekan.
10. Walaupun sangat tepat menggunakan sling untuk menarik alat berat yang amblas,
namun apabila persediaan sling tidak ada di lapangan, maka rantai baja dan alat
bantu lainnya dengan ukuran yang cukup bisa dipergunakan. Semua orang yang
akan terlibat dalam penarikan dimana harus selalu berada di luar daerah yang
mungkin dapat mengakibatkan putusnya rantai pada saat penarikan. Minimum
Pit Superintendent Shift akan bertanggung jawab terhadap daerah dan aktivitas
ini serta memastikan pekerjaan dilaksanakan dengan aman.
11. Rantai derek harus ditandai dengan jelas sebagai rantai derek. Dilarang
menggunakan rantai derek untuk tujuan pengangkatan.

12
ELEMEN PN 2.16
GSE 2.03 – BEJANA BERTEKANAN

1. Hanya selang-selang, fiting dan pin pengunci yang berukuran standar saja yang
boleh digunakan pada pipa udara bertekanan.
2. Semua off-take pada saluran udara berkompresi harus mengarah ke bawah dan
berada pada posisi yang memudahkan pemasangan selang ke peralatan bertenaga
udara.

OHE 3.03 – BAHAN-BAHAN BERBAHAYA

1. Para Manager harus menjalankan tindakan pengendalian untuk mengurangi


risiko pemaparan para karyawan dan kontraktor terhadap bahan-bahan yang bisa
merugikan kesehatan mereka.
2. Hanya bahan-bahan yang telah terdaftar dalam Chem Alert Register KPC yang boleh
digunakan dan bahan-bahan tersebut harus digunakan dengan alat dan prosedur
yang tepat.
3. Botol atau wadah lain yang berisi asam atau bahan-bahan kimia beracun, harus
diberi label sesuai dengan isi yang ada di dalamnya. Bahan-bahan kimia tidak boleh
disimpan di dalam wadah minuman.
4. Bila bahan-bahan berbahaya tumpah secara tidak sengaja, segera lakukan tindakan
untuk menangani tumpahan tersebut dan membersihkan serta menghilangkan
kontaminasi daerah yang tercemar. Tumpahan bahan-bahan kimia yang cepat
bereaksi atau berbahaya harus dibilas secara berhati-hati atau dinetralkan dan
dibersihkan dengan segera.
5. Semua limbah berbahaya (hidrokarbon, cat dsb.) harus dibuang sesuai dengan
Standar Prima Nirbhaya.
6. Bahan-bahan kimia termasuk asam dan basa pekat harus disimpan dengan suatu
cara yang bisa mencegah terjadinya kontak secara tidak sengaja antara bahan
tersebut dengan bahan lainnya yang mungkin bisa menimbulkan reaksi serius atau
mungkin menimbulkan uap atau gas yang berbahaya.
7. Bahan-bahan yang reaktif harus disimpan dalam ruangan yang luasnya memadai
untuk mencegah terbentuknya panas di dalamnya.

13
8. Bahan-bahan kimia harus ditangani dengan cara yang sesuai dengan prosedur atau
petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuatnya. Karyawan yang menanganinya harus
diberi petunjuk-petunjuk sehubungan dengan bahaya-bahaya serta metode-metode
pengamanan bila terjadi cedera karenanya.
9. Di setiap tempat kerja di mana bahan campuran yang berbahaya atau beracun
digunakan atau diproduksi, harus tersedia bahan penetral dan bahan pencuci
dalam jumlah memadai dan disimpan di tempat yang mudah terlihat dan mudah
dijangkau. Kran air untuk membersihkan mata juga harus tersedia. Kemasan bahan
penetral dan pencuci harus diberi label dan petunjuk-petunjuk penggunaan bahan
yang ada di dalamnya.
10. Wadah yang berisi amonium cair atau bahan kimia lain yang dapat menguap dan
bahan-bahan kimia lain yang mungkin menimbulkan uap tidak boleh diisi lebih dari
¾ kapasitas isinya untuk menghindari terbentuknya tekanan yang sangat besar.
11. Penanganan bahan-bahan kimia yang mudah menyala atau pencampuran cairan
asam harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Bahan-bahan Radioaktif

12. Kepala Teknik harus memastikan bahwa penggunaan sumber-sumber radioaktif


di tambang harus benar-benar mendapat izin dari Pihak Berwenang Pemerintah
Indonesia.
13. Kepala Teknik (atau yang mewakilinya) harus menunjuk satu atau beberapa
orang yang terlatih dan kompeten menangani sumber radioaktif sebagai Petugas
Keselamatan Radiasi.
14. Petugas Keselamatan Radiasi harus menyediakan dan memasang semua tanda/
rambu pada semua sumber dan fasilitas penyimpanannya dengan nama dan nomor
telepon orang-orang yang bisa dihubungi bila terjadi keadaan darurat.
15. Bahan-bahan radioaktif harus selalu disegel dengan benar agar para pekerja
dilindungi dari bahaya radiasi ionisasi.

Bahan Peledak

16. Kepala Teknik harus merumuskan standar dan prosedur perusahaan menyangkut
pengangkutan, penanganan, pengisian dan peledakan bahan peledak di tambang,
standar dan prosedur tersebut harus mencakup:

14
a. Penanganan dan pengangkutan bahan peledak yang benar;
b. Penggunaan bahan peledak yang benar dan aspek keselamatannya; dan
c. Syarat-syarat khusus penggunaan bahan peledak seperti ditentukan oleh Kepala
Inspektur Tambang.
17. Juru Ledak yang ditunjuk untuk menjalankan pengisian dan peledakan atau yang
mengawasi pekerjaan peledakan harus memastikan bahwa setiap langkah pekerjaan
tersebut dijalankan dengan aman dan sesuai dengan standar dan prosedur yang
ditetapkan oleh Kepala Teknik.
18. Dilarang melaksanakan pekerjaan peledakan kecuali oleh seorang juru ledak yang
masih kompeten dan berwenang.
19. Dilarang merokok atau menyalakan api pada atau di dalam jarak 10 meter dari
daerah pengisian bahan peledak. Dilarang membawa korek api, pemantik atau
rokok ke dalam daerah pengisian bahan peledak.
20. Orang atau kendaraan yang tidak mendapat izin dari Juru Ledak yang sedang
bertugas, tidak diizinkan berada di dalam daerah yang diisi dengan bahan peledak.
21. Semua daerah peledakan akan diberi tanda yang menyatakan “Dilarang Masuk
Tanpa Izin - Bahan Peledak”. Tanda terebut hanya ditulis dalam bahasa Indonesia.
Terjemahannya adalah “Entry Prohibited without permission there are explosives”
Tanda-tanda tersebut harus dipasang sekelilingnya dengan jarak tidak lebih dari
100 meter. Selain itu daerah peledakan terbuka harus dibatasi dengan tanggul
tanah dan bendera merah dengan reflektor.
22. Operasi peledakan harus ditunda dan semua orang harus dievakuasi dari tempat
peledakan bila petir menyambar-nyambar di dalam daerah pit yang berdekatan.

FPE 2.18 – OPERASI KENDARAAN DAN ALAT BERGERAK

1. Para Manager harus memastikan bahwa semua orang (termasuk karyawan


kontraktor) yang harus mengoperasikan peralatan bergerak telah mendapat
pelatihan dengan benar, masih kompeten mengoperasikan peralatan bergerak
tersebut, ditunjukan dengan Kimper yang masih berlaku dan memahami semua
persyaratan Peraturan Lalu Lintas Daerah Kuasa Pertambangan PT KPC dan Peraturan
Lalu Lintas Pit..
2. Kimper seluruh operator alat pemindah tanah dan konstruksi harus diperbaharui

15
setiap 12 bulan dan para operator harus menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap
sebelum kimpernya diperbarui. Pemeriksaan kesehatan mengacu kepada Kriteria
Pemeriksaan Kesehatan KPC
3. Jendela-jendela di kabin pengemudi harus menggunakan kaca pengaman dan harus
dalam keadaan bersih. Kegelapan film pada kaca tidak boleh melebihi 40% pada
bagian sisi kanan dan kiri.
4. Semua alat berat pemindah tanah (kecuali excavator kecil) yang beroperasi di area
operasi tambang (pit) harus dilengkapi dengan struktur ROPS (struktur pelindung
pada waktu terbalik) yang disetujui oleh OEM..
Bila excavator kecil beroperasi tanpa struktur ROPS, alat tersebut hanya
diperbolehkan beroperasi di daerah-daerah di mana tidak ada risiko terbalik.
5. Struktur pelindung kejatuhan benda (FOPS/Falling Object Protective Structure) perlu
dipasang bila ada kemungkinan bahwa operator akan tertimpa benda-benda yang
jatuh. Alat berat / kendaraan yang tidak di lengkapi dengan FOPS dapat beroperasi
di area tambang hanya pada kegiatan yang tidak berpotensi kejatuhan material/
benda
Manager/Superinendent memiliki wewenang untuk menentukan area-area operasi
alat berat/kendaraan yang tidak dilengkapi dengan FOPS
6. Semua kendaraan harus mempunyai nomor alat yang tertera di bagian depan (haul
truck dan ADT), belakang dan samping dan tampak dengan jelas baik siang maupun
malam, sehingga alat lain yang bekerja di sekitarnya bisa mengenali alat tersebut
untuk kepentingan komunikasi.
7. Semua kendaraan harus dilengkapi dengan radio komunikasi dua arah dan radio
tersebut berfungsi dengan frekuensi yang sesuai. Bila radio tersebut tidak berfungsi,
harus disediakan radio genggam sebelum alat tersebut melanjutkan operasinya.
Lihat memo GM MOD No. M-93/MOD-SAF-512. Saat beroperasi di dalam wilayah
terbatas, semua radio di dalam wilayah tersebut harus dipindahkan ke frekuensi
yang ditentukan pada rambu wilayah terbatas tersebut.
8. Dilarang melanggar pengumuman radio silence selama proses peledakan.
9. Hubungan radio komunikasi dua arah hanya boleh dipergunakan untuk pekerjaan
yang terkait serta komunikasi darurat.
10. Sebelum dilakukan modifikasi pada alat tambang orang yang mengajukan
permintaan modifikasi harus terlebih dahulu mengisi ‘Fomulir Permintaan

16
Modifikasi’ dan menyerahkannya kepada Manager mereka (atau administrator
kontrak KPC) dan kemudian kepada Maintenance Department untuk mendapatkan
persetujuan.

Pengoperasian Alat
11. Para operator harus selalu mengoperasikan alat sesuai dengan Peraturan Lalu Lintas
Daerah Kuasa Pertambangan PT KPC dan/atau Peraturan Lalu Lintas Pit, serta harus
menyesuaikan dengan kecepatan dan teknik-teknik pengoperasian yang disesuaikan
dengan kondisi yang berbeda-beda, misalnya: pandangan yang buruk, permukaan
jalan yang tidak rata, lalu lintas yang padat dan cuaca buruk.
12. Alat pemindah tanah harus dioperasikan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
pabrik pembuatnya dengan mengingat beban kerja, kecepatan dan RPM mesin
serta kemiringan lokasi kerja.
13. Setiap haul truck yang dioperasikan di area tambang harus dilengkapi dengan Alat
Peringatan Kelelahan (fatique warning device). Dilarang mengoperasikan haul truck
di area tambang bila alat peringatan kelelahan tidak berfungsi dengan benar.
14. Semua pekerja shift harus telah mengikuti pelatihan manajemen kedisiplinan diri
bagi para pekerja shift dan bahwa Anda mengikuti anjuran-anjuran pelatihan
tersebut.
15. Bila sementara mengoperasikan Alat Berat merasa lelah dan mengantuk, maka
hentikan alat tersebut dan basuhlah wajah serta tangan kemudian lakukan beberapa
gerakan senam ringan di tempat yang aman.
16. Bila setelah melakukan langkah nomor 15 di atas atau setelah beberapa saat
kemudian masih merasa lelah dan mengantuk, maka hubungi Leading Hand yang
akan mengatur waktu sehingga Anda dapat beristirahat sejenak.
17. Karyawan tidak boleh melakukan hal apapun terhadap alat peringatan kelelahan
kecuali telah diizinkan untuk melakukan pemeliharaan (maintenance) atas alat
tersebut.
18. Tidak seorangpun boleh menumpang di kabin alat tambang atau kendaraan
konstruksi, kecuali
 trainer berwenang bersama trainee,
 pelatihan yang di awasi oleh orang yang di beri otorisasi,
 petugas perawatan yang di beri otorisasi untuk melakukan pengetesan dan

17
pengambilan data,
 petugas tambang yang di beri otorisasi untuk melakukan pengetesan dan
pengambilan data,
 pengawas tambang yang di beri otorisasi dan memiliki sertifikat POP/POM/
POU
 assisten tow haul
Penumpang diluar ketentuan tersebut diatas harus mendapatkan ijin tertulis dari
GM Operasi Tambang.
19. Setiap orang dilarang naik ke atas atau turun dari alat pemindah tanah yang sedang
beroperasi (kecuali naik/turun dari drill yang sedang beroperasi sesuai dengan
prosedur pengoperasian).
20. Semua mesin pembakaran internal harus dimatikan pada waktu alat sedang mengisi
bahan bakar.
21. Sebelum berjalan di sepanjang jalan yang menurun dan ramp, kendaraan tersebut
harus selalu dijalankan perlahan-lahan dan dengan menggunakan gigi rendah yang
sesuai dengan kecepatannya.
22. Dilarang meninggalkan ruang kemudi alat pemindah tanah kecuali bila rem
parkirnya telah dipasang, implementnya (bila ada) telah diturunkan ke tanah dan
bila perlu mesinnya dimatikan.
Mesin harus selalu dimatikan pada saat operator meninggalkan lokasi alat (pada
saat parkir, sholat Jum’at dsb) atau bila mesin tidak dimatikan dapat menyebabkan
cedera atau kerusakan alat.
23. Dilarang mengayunkan dipper atau bucket di atas kabin kendaraan apapun
sebelum operatornya keluar dari kabin tersebut dan berada di tempat yang aman
kecuali kendaraan tersebut telah dirancang khusus dapat melindungi operator dari
kejatuhan benda.
24. Dilarang menaiki atau berada di dalam bucket alat pemindah tanah tanpa terlebih
dahulu mengisolasi alat tersebut.
25. Dilarang bekerja atau melintas di bawah bucket suatu loader yang sedang bekerja.
26. Dilarang melintas atau bekerja di bawah boom atau suatu bagian dari alat pemindah
tanah yang sedang terangkat atau tertahan kecuali telah dilakukan pengamanan
agar boom atau bagian lain dari alat tersebut tidak turun.

18
27. Siapapun dilarang melakukan perbaikan terhadap alat pemindah tanah yang
sedang bergerak kecuali gerakan tersebut diperlukan untuk perbaikan atau
perawatan dan orang yang melakukan pekerjaan tersebut harus berada pada posisi
yang aman dan tidak menghadapi bahaya. Tidak ada orang yang diperbolehkan
berada di dalam kabin alat apapun saat sedang dilakukan pekerjaan pemeliharaan
(maintenance), kecuali diizinkan oleh personil pemeliharaan (maintenance) dan
prosedur komunikasi yang jelas sudah dibuat.
28. Semua karyawan harus berada dalam kondisi yang fit untuk bekerja dan melakukan
pekerjaannya dengan cara yang kompeten. Beberapa contoh tentang tidak
memberikan perhatian serius terhadap tugas yang diberikan, dan hal tersebut harus
di hindari adalah :
 Minum pada saat sedang mengemudikan kendaraan.
 Tidak memperhatikan keadaan di depan atau belakang kendaraan sebelum
berjalan maupun pada waktu kendaraan sedang berjalan.
 Menggunakan telepon genggam sambil mengemudi.
 Mengoperasikan kendaraan ketika merasa lelah atau mengantuk.

Pemeriksaan dan Pemeliharaan


29. Para Manager harus memastikan bahwa telah diterapkan sistem-sistem untuk
memastikan bahwa kendaraan-kendaraan yang digunakan di tambang sesuai
dengan standar kelayakan yang ditetapkan, termasuk kendaraan para kontrakktor.
30. Semua kendaraan tambang kontraktor harus melalui uji kelayakan sesuai dengan
standar kendaraan tambang KPC, dan mempunyai stiker kelayakan beroperasi yang
ditempelkan pada kendaraan tersebut.
31. Kendaraan tambang kontraktor yang telah habis masa uji kelayakannyadilarang
dioperasikan di wilayah operasional KPC.
32. Sebelum mengoperasikan alat bergerak setiap pengemudi harus memeriksa bagian-
bagian luar kendaraan dan mengetes alat-alat kontrolnya terutama kemampuan
sabuk pengaman, rem dan kemudinya. Sabuk pengaman harus selalu di kenakan
pada saat mengoperasikan kendaraan
33. Tidak ada kendaraaan yang diperbolehkan mengangkut penumpang dalam
jumlah yang lebih besar daripada yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuat
untuk rancangan kendaraan tersebut. Hanya kendaraan yang dirancang dan

19
dimaksudkan oleh pabrik pembuatnya, seperti manhaul, yang boleh dioperasikan
untuk mengangkut penumpang dalam jumlah besar di dalam Wilayah Operasi
Penambangan. Jika kendaraan yang digunakan mengangkut penumpan telah melalui
modifikasi maka harus mendapatkan persetujuan dari OEM dan KTT

FPE 2.21 – KEAMANAN KELISTRIKAN

1. Para Manager harus memastikan bahwa semua orang (termasuk para karyawan
kontraktor) yang diminta untuk memasang atau merawat peralatan listrik telah
mendapat pelatihan dengan benar, masih kompeten dan mempunyai izin untuk
menjalankan pekerjaan semacam itu, hal ini di tunjukan dengan memiliki Kimper
Listrik yang sesuai.
2. Seorang pekerja yang tidak ditugaskan dilarang menangani servis atau pengawasan
atas peralatan listrik atau pemasangan kabel-kabel listrik.
3. Semua peralatan listrik harus dipasang dan dipelihara dalam kondisi yang baik
untuk memastikan:
 tidak ada orang yang mengalami cedera, dan
 peralatan tersebut berfungsi dengan baik.
4. Harus dipasang alat yang secara otomatis memutuskan hubungan listrik bila terjadi
gangguan arus yang berlebihan, sehingga:
 para karyawan terlindungi dari sengatan listrik, dan
 peralatan terlindungi dari kerusakan yang ditimbulkannya.
5. Semua alat listrik dan sambungan kabel harus dilindungi dengan alat arus sisa
(ELCB).
6. Peralatan listrik harus dijaga agar tetap bersih dan kering dan terlindungi dari
tetesan atau rembesan air.
7. Mengoperasikan peralatan bergerak di dekat kabel listrik menggantung harus
dilakukan dengan sangat hati-hati dan pekerjaan tersebut harus dipimpin oleh
petugas yang bertanggung jawab atas pengawasan pekerjaan bersangkutan dan
petugas harus berdiri di atas tanah. Bila pekerjaan tersebut di lakukan harus
mendapat persetujuan dari KTT
8. Bila terjadi kontak antara alat yang bergerak dan kabel listrik yang menggantung,
operator alat bersangkutan harus tetap berada di dalam alat tersebut sampai alat

20
terbebas atau sampai arus listrik diputuskan dan diisolasi. Operator alat tersebut
harus memastikan bahwa tidak ada orang di atas tanah yang menyentuh alat
tersebut dan seandainya operator terpaksa turun dari alat, ia harus melakukannya
dengan melompat bukan dengan menginjakkan kaki pada alat tersebut.
9. Mesin las portable yang mempunyai soket listrik tidak diperbolehkan masuk lokasi
tambang KPC.

GSE 2.04 – PERKAKAS TANGAN

1. Untuk mengurangi risiko para karyawan mengalami cedera kita harus memastikan
bahwa perkakas tangan dijaga agar tetap dalam kondisi baik dan tidak
disalahgunakan. Peralatan tangan mencakup, namun tidak terbatas pada peralatan
berikut ini:
 Palu  Kunci Pas
 Bor Tangan  Obeng
 Linggis

OHE 3.07 – PELINDUNG PENDENGARAN

1. Bila tindakan-tindakan pencegahan sebagaimana ditetapkan di dalam peraturan


perusahaan tidak bisa memberikan perlindungan penuh terhadap sumber bahaya
terkait, para pekerja harus memakai peralatan pelindung diri.
Pelindung Kepala
2. Helm pengaman harus dikenakan setiap saat di dalam Daerah Operasi Penambangan
dan di tempat-tempat lain yang ditunjukkan dengan pemberian tanda.
Helm pengaman tidak wajib di kenakan pada saat;
 berada di dalam kendaraan yang di lengkapi dengan structur FOPS (Falling
Object Protective Structures)
 Ketika berada di sekitar tempat sholat/pondok
 Ketika berada di dalam pondok
Catatan: Struktur ROPS tidak selalu mencakup struktur FOPS

21
Pelindung Mata dan Wajah
3. Kacamata pengaman (kacamata kesehatan yang lensanya dikeraskan) dengan perisai
samping harus dikenakan setiap saat selama bekerja di daerah operasi penambangan
dengan situasi dimana pekerjaannya akan menimbulkan risiko kecelakaan mata yang
tinggi. Kacamata pengaman tidak harus dikenakan bila berada di dalam kendaraan
atau di dalam ruangan-ruangan ber-AC seperti di kantor-kantor dan ruang makan,
kecuali tugas-tugas yang dilakukan mungkin bisa menimbulkan bahaya.
4. Kacamata pelindung (goggles) dan/atau pelindung wajah harus dikenakan sesuai
dengan sumber bahaya, atau sesuai instruksi.
Pelindung Kaki
5. Pelindung kaki yang disetujui harus dikenakan setiap saat di semua daerah operasi
tambang, termasuk selama berada di dalam kabin alat atau kendaraan.
Pengecualian di berikan ketika sedang melakukan kegiatan ibadah, seperti saat
berwudlu dan berada di dalam pondok.
Pakaian Pelindung
6. Setiap karyawan yang memasuki daerah operasi pit harus setiap saat mengenakan
rompi pelindung atau pakaian kerja yang disetujui KPC. Rompi atau pakaian kerja
tersebut harus berwarna terang dan yang mempunyai reflektor. Rompi pelindung
yang disetujui tersebut harus dikenakan di atas pakaian lain (misalnya: jaket, jas
hujan)
Kekecualian:
 Di dalam bangunan.
 Di dalam kabin sebuah kendaraan.
7. Tindakan-tindakan pencegahan lain harus dilakukan bila menangani cairan kapur
pekat untuk mencegah kontak langsung dengan kulit.
8. Setiap orang yang bekerja di dekat mesin yang berputar harus mengenakan pakaian
yang ketat.
9. Setiap orang yang bekerja di atau dekat air (misalnya dredge kolam sedimentasi,
pit sump, bendungan, sungai, pompa, dll) di mana ia menghadapi risiko tenggelam
harus mengenakan peralatan pelampung (baju pelampung yang disetujui) yang
berwarna terang dan yang mempunyai pita reflektor. Kewajiban menggunakan
baju pelampung ini berlaku untuk kedalaman air >1m.

22
Pelindung Pernafasan
10. Perlindungan pekerja dari pengaruh udara yang terkontaminasi harus dilakukan
sejauh bisa dilakukan dengan pencegahan polusi. Bila tindakan-tindakan
pengendalian belum dilakukan, pekerja di lokasi tersebut harus mengenakan alat
pelindung pernafasan yang sesuai.
11. Bila alat pelindung pernafasan dikenakan, pilihan yang benar, perawatan, pelatihan,
pemasangan, pengawasan, pembersihan dan penggunaannya harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
12. Para pekerja yang menangani dan mencampur bahan-bahan kimia berbahaya harus
selalu mengenakan pelindung pernafasan dan sarung tangan yang sesuai.
Perlindungan Pendengaran
13. Para Manager harus membuat sebuah program yang memantau kebisingan di lokasi
kerja tambang dan tempat-tempat lain di sekitar tambang.
14. Pengaruh kebisingan dengan dosis lebih tinggi dari 85 dB untuk jangka waktu lebih
dari delapan jam dianggap telah melampaui batas. Pelindung pendengaran dengan
demikian harus dikenakan bila pengaruh kebisingan sebesar 85dB atau lebih.
Safety Harness
15. Bila seseorang bekerja pada ketinggian lebih dari 1,8 meter, perlindungan terhadap
kemungkinan terjatuh harus tersedia baginya berupa pagar atau rel pegangan
tangan. Bila alat pelindung semacam itu tidak tersedia karena tidak praktis, harus
dikenakan full body (fall arest) safety harness yang telah disetujui atau dipasang
jaring pengaman.
16. Bila seseorang harus bekerja pada suatu puncak atau di dalam sebuah gedung yang
tinggi atau sempit namun penggunaan perancah, pagar atau jaring pengaman
dianggap tidak praktis, maka sturdy anchor harus digunakan untuk menggantungkan
safety harness, lantai atau perancah yang menggantung.
Aktifitas naik turun dari alat berat yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.8m
tidak termasuk di dalam ketegori bekerja di ketinggian, namun demikian prosedur
tiga titik tupu harus di pertahankan ketika manaiki dan menuruni tangga.

23
GSE 2.06 – PELABELAN, DEMARKASI DAN KODE WARNA

1. Daerah tambang dan jalan-jalan harus setiap saat ditandai dengan jelas dan diberi
rambu-rambu dengan benar untuk:
a. Menentukan batas-batas daerah dan lokasi tambang dengan lebih tepat;
b. Menentukan batas-batas jalan, tepi jalan dan persimpangan jalan;
c. Memberikan peringatan tentang bahaya;
d. Memberitahukan saluran radio yang benar yang harus digunakan di lokasi
bersangkutan;
e. Memberitahukan Kode Panggilan untuk Supervisor yang berwenang di daerah
tersebut; dan
f. Menunjukkan bahwa daerah dan jalan-jalan tersebut berstatus ‘TERBUKA’,
‘TERBATAS’ , atau ‘TERTUTUP’.
2. Rambu-rambu peringatan yang jelas dan mudah dilihat harus dipasang pada
tempat-tempat di dekat dengan aparatus atau alat yang bisa menimbulkan bahaya.
3. Rambu-rambu peringatan atau rambu-rambu yang melarang orang yang tidak
berkepentingan, menyalakan korek api, merokok atau sumber bahaya lain harus
dipasang di tempat yang mudah dilihat demikian juga rambu-rambu yang
menunjukkan tempat alat-alat pemadam api dan perlengkapan P3K diletakkan.
4. Peralatan pemindah tanah khusus seperti excavator, dozer, loader, harus memiliki
sebuah rambu yang besar yang menunjukkan kepada para operator kendaraan ringan
agar tidak mendekatinya kurang dari 30 meter tanpa izin dari operator kendaraan
berat tersebut.
5. Semua peralatan bergerak (termasuk kendaraan ringan) harus mempunyai nomor
kendaraan yang bisa dibaca dengan jelas (baik siang maupun malam) dari jarak
30 meter agar operator lain dan personil di sekitar tempat itu bisa dengan mudah
mengenalinya.
6. Semua rambu-rambu harus diperiksa dan dirawat secara berkala untuk memastikan
bahwa rambu-rambu tersebut bisa dilihat dan dibaca dengan jelas, artinya rambu-
rambu tersebut diperuntukkan sesuai dengan lokasi, diletakkan di lokasi yang benar
dan tidak kotor, pudar atau rusak.

24
BAG. 3.00
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN BAHAYA KEBAKARAN

GSE 2.08 – FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K

1. Setiap workshop, kantor, bangunan, dan kendaraan harus dilengkapi dengan alat
pemadam api dalam jumlah yang memadai untuk memberikan perlindungan
kepada para karyawan, Instalasi (plant) dan peralatan ketika terjadi kebakaran.
Alat pemadam api tersebut dapat berupa fire suppresion atau fire extinguisher.
2. Sebelum melakukan operasi, operator peralatan harus melakukan pengecekan
untuk memastikan bahwa alat pemadam api berada di tempatnya pada peralatan
mereka dan siap untuk digunakan.
3. Karyawan dilarang melepaskan alat pemadam api atau sistem pencegah kebakaran
(fire suppression system) selain untuk memadamkan api atau sesuai dengan petunjuk
orang berwenang untuk pelatihan pemadam api atau kegiatan pemeliharaan.
4. Sistem pelindung kebakaran (air atau gas) tidak boleh diisolasi tanpa adanya izin
terlebih dahulu.

GSE 2.08 – FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K

1. Para Manager harus melakukan pengontrolan untuk memastikan bahwa alat


pemadam kebakaran telah diperiksa dengan benar dan dipelihara dengan baik,
serta siap untuk segera digunakan.
2. Setiap pekerja yang menggunakan alat pemadam api atau sistem pencegah
kebakaran (fire suppression system) harus melaporkan penggunaannya agar alat
pemadam kebakaran atau sistem tersebut bisa diisi kembali.
3. pelatihan terhadap penggunaan fire suppresion akan di berikan pada saat karyawan
mengikuti training pealtihan alat berat.

GSE 2.05 - PENYUSUNAN, PENYIMPANAN DAN KEBERSIHAN BANGUNAN

1. Bahan yang mudah menimbulkan api dan meledak harus disimpan dan ditangani
dengan baik agar risiko terhadap karyawan, peralatan dan lingkungan akibat api
dan/atau ledakan bisa ditekan serendah mungkin.

25
2. Dilarang menggunakan api terbuka di semua tempat yang mengandung debu, gas,
uap atau kayu kering yang mudah menyala dan mudah terbakar.
Dilarang menggunakan atau meletakkan api terbuka di suatu tempat dimana ada
kemungkinan terjadi kontak dengan pekerja atau alat yang digunakan.
3. Dilarang merokok atau menggunakan api terbuka ketika menggunakan, mengangkut,
menyimpan atau menangani cairan atau gas yang mudah meledak, mudah menyala,
termasuk minyak pelumas.
4. Dilarang merokok, membawa atau menggunakan penerangan api terbuka,
menggunakan korek/pemantik api atau alat lain yang bisa menghasilkan panas
atau api di wilayah yang mengandung sumber bahaya kebakaran.
5. Dilarang merokok, menggunakan api terbuka atau melakukan kegiatan lain yang
bisa menimbulkan api di dalam wilayah di mana batere sedang diisi.
6. Kain kotor dan bekas yang mengandung cairan yang mudah menyala atau mudah
terbakar harus disimpan di dalam wadah tahan api dan berpenutup yang terbuat
dari logam.
7. Tumpahan atau bocoran cairan yang mudah menyala atau mudah terbakar harus
segera dibersihkan atau dikendalikan untuk menghindari bahaya kebakaran.
8. Dilarang menyimpan bensin, minyak pelumas, gemuk, dan oli jenis lain bersama
bahan yang bisa terbakar (combustible). Jika penyimpanan dalam gedung yang
sama tidak bisa dihindari, dinding pemisah yang tahan api harus dipasang.
9. Pekerja yang menemukan api di sekitarnya harus melakukan tindakan yang cepat
untuk memadamkan api tersebut, jika hal itu aman untuk dilakukan.

GSE 2.08 – FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K

1. Para manager harus memastikan bahwa prosedur kebakaran dan evakuasi darurat
dipraktekkan paling tidak setahun sekali.
2. Skenario kecelakaan hasru di rumuskan sebelum latihan keadaan darurat dilakukan
3. Skenario diupayakan dapat mencakup potensi kecelakaan yang dapat terjadi di
area kerja
4. Laporan dan analisa hasil pelatihan keadaan darurat harus di simpan.

26
MSE 2.01 – PERAN, TUGAS, WEWENANG DAN AKUNTABILITAS

1. Orang yang akan memasuki daerah operasi tambang harus memiliki Kimper Pit
Access, Pit Worker Permit atau H/E Operator Kimper. Apabila orang tersebut tidak
memiliki salah satunya, maka ia harus ditemani oleh seorang karyawan yang
memiliki Kimper Pit Access selama berada di wilayah tambang.
2 Pengunjung KPC Jangka Pendek (yaitu orang yang tidak melakukan pekerjaan)
Tidak diwajibkan mengikuti pelatihan Peraturan GM MOD dan Peraturan Lalu Lintas
Pit. Selama berada di KPC (Daerah Pit), pengunjung harus ditemani setiap saat oleh
seorang karyawan KPC pemegang Kimper Pit Access yang mengenal daerah tambang
dengan baik dan yang bertanggung jawab atas keselamatannya. Karyawan KPC
pemegang Kimper Pit Access tersebut harus terlebih dahulu memberikan penjelasan
mengenai Peraturan GM MOD dan Peraturan Lalu Lintas Pit, termasuk penjelasan
mengenai bahaya-bahaya dan juga prosedur evakuasi dalam keadaan darurat yang
terdapat di daerah yang akan dikunjungi.
3 Konsultan
Yang bekerja di KPC (daerah Pit) untuk jangka waktu tidak lebih dari 5 hari tidak
diwajibkan mengikuti pelatihan Peraturan GM MOD dan Peraturan Lalu Lintas Pit.
Selama berada di Daerah Pit, konsultan tersebut harus ditemani setiap saat oleh
seorang karyawan KPC (MOD) yang bertanggung jawab atas keselamatannya.
Karyawan KPC (MOD) tersebut harus terlebih dahulu memberikan penjelasan
mengenai Peraturan GM MOD dan Peraturan Lalu Lintas Pit termasuk penjelasan
mengenai bahaya-bahaya dan juga prosedur evakuasi dalam keadaan darurat yang
terdapat di daerah yang akan dikunjungi.
4. Semua Karyawan KPC dan Kontraktor yang melakukan pekerjaan di Daerah Pit
harus mengikuti pelatihan Peraturan GM MOD dan Peraturan Lalu Lintas Pit.

GSE 2.08 – FASILITAS KONDISI DARURAT DAN PERLENGKAPAN P3K

1. Para manager harus memastikan bahwa semua karyawan dan kontraktor


mengetahui semua prosedur tindakan keadaan darurat.
2. Jika orang yang ditugaskan untuk menangani suatu divisi kegiatan pertambangan
menemukan situasi berbahaya yang mengancam, orang tersebut:
a. harus memeriksa atau memerintahkan agar inspeksi kondisi wilayah yang

27
terancam oleh bahaya tersebut dilakukan dan harus melakukan tindakan-
tindakan pencegahan;
b. harus segera memerintahkan setiap pekerja dalam wilayah tersebut untuk
melakukan evakuasi jika situasi tidak bisa diamankan;
c. setelah melakukan ketentuan yang disebutkan dalam point b, harus memberi
tahu atasannya langsung tentang adanya bahaya dan bahwa semua pekerja
sudah dievakuasi;
Dilarang memasuki wilayah bahaya tersebut sebelum dinyatakan aman.
3. Setiap pekerja tambang yang mengetahui atau mencurigai adanya bahaya yang
mengancam harus:
a. memberitahu orang-orang yang berada di daerah bahaya tersebut untuk menuju
tempat yang aman; dan
b. segera memberi tahu orang yang bertanggung jawab atas daerah bahaya
tersebut.
4. Situasi yang berbahaya dan setiap tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi
situasi tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Teknik atau orang yang di tunjuk.
KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT
1. Sistem telepon internal tersedia dan setiap telepon harus ditempeli nomor keadaan
darurat.

3000
Nomor ini harus digunakan untuk semua jenis keadaan darurat.
Penggunaan tombol “emergency” selain untuk keadaan darurat akan dikenai sanksi
disiplin.
2. Komunikasi atau pelaporan keadaan darurat dapat menggunakan radio pada saluran
(channel) 1A

28
BAG. 4.00 -
PELAPORAN DAN INVESTIGASI INSIDEN/KECELAKAAN

MSE 3.02 – INVESTIGASI KECELAKAAN, KETIDAKNYAMANAN, PENCEGAHAN DAN


TINDAKAN PERBAIKAN

1. Meskipun kecil, setiap cedera harus dilaporkan kepada pusat pertolongan pertama
untuk diperiksa dan diobati sebelum meninggalkan site.
2. Rincian kecelakaan dan pengobatan cedera harus dicatat dalam sebuah buku yang
khusus disediakan untuk tujuan ini.

MSE 3.02 – INVESTIGASI KECELAKAAN, KETIDAKNYAMANAN, PENCEGAHAN DAN


TINDAKAN PERBAIKAN

1. Analisis insiden harus dilakukan untuk semua insiden yang melibatkan cedera atau
penyakit dan bergantung pada Nilai Risiko yang diperoleh dari analisis tersebut,
laporannya harus disebarkan kepada level manajemen yang sesuai sebagai
pemberitahuan dan untuk ditindaklanjuti.
2. Kecelakaan Tambang yang menyebabkan cedera terhadap pekerja tambang yang
manapun atau siapapun yang diizinkan memasuki wilayah kegiatan penambangan
harus diinvestigasi oleh Kepala Teknik (atau orang yang mewakilinya) dalam waktu
48 jam, dan temuan-temuan dari investigasi tersebut harus dicatat dalam buku
kecelakaan.
3. Kejadian-kejadian berbahaya yang bisa mengancam jiwa atau menghambat produksi
harus segera dilaporkan oleh Kepala Teknik (atau orang yang mewakilinya) kepada
Inspektur Tambang. Kriteria kejadian berbahaya mengacu kepada KepMen.555
4. Untuk tujuan investigasi, Kepala Teknik (atau orang yang mewakilinya) tidak
diizinkan untuk mengubah keadaan lokasi kecelakaan, dan/atau kondisi peralatan
yang rusak akibat kecelakaan atau kejadian yang membahayakan, kecuali untuk
memberikan pertolongan.
Namun demikian, bila dipandang perlu demi kesinambungan pekerjaan, tempat
terjadinya kecelakaan yang membahayakan tersebut bisa diubah dengan
persetujuan Kepala Inspektur Tambang, dalam hal ini Kepala Teknik atau orang
yang di tunjuk harus mengajukan ijin ke Kepala Inspektur Tambang.

29
5. Semua insiden lingkungan harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan Prosedur
Pelaporan Insiden Lingkungan Perusahaan.
6. Semua bentuk bahaya, insiden, dan kecelakaan harus dilaporkan dan diinvestigasi
dalam waktu seperti yang ditetapkan oleh peraturan KPC.
7. Manager harus memastikan bahwa setiap terjadi kecelakaan yang menyebabkan
cedera (potensi cedera) maka korban harus di rujuk ke Rumah Sakit Perusahaan.
Beberapa tes terkait kecelakaan tersebut dapat di lakukan atas permintaan
pengawas, mislnya etst akohol, dll, untuk incident benturan kepala, korban harus
di observasi selama 1 x 24 jam.

30
BAG. 5.00 - ORGANISASI KESEHATAN DAN
KESELAMATAN

MSE 2.01 – PERAN, TUGAS, WEWENANG DAN AKUNTABILITAS

1. Para karyawan di semua tingkatan harus melaksanakan tugas mereka secara aman
dan berupaya untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan dengan rekan
kerja, supervisor langsung atau atasan dari atasan langsungnya.
2. Semua karyawan tambang harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Ketika sedang bekerja, karyawan tambang harus:
a. memikirkan dan melindungi keselamatan dirinya sendiri dan orang lain yang
bisa terpengaruh oleh tindakan-tindakan mereka;
b. melaksanakan instruksi yang diberikan demi keselamatan dirinya sendiri dan
orang lain;
c. segera mengambil tindakan dan/atau melaporkan kepada supervisor setiap
situasi yang mereka anggap bisa menimbulkan bahaya;
d. melaporkan semua kecelakaan atau cedera yang berhubungan dengan karyawan
kepada supervisor;
e. memberikan informasi faktual jika diminta;
f. menggunakan dan memelihara alat pelindung diri yang diperlukan ketika
melaksanakan tugas;
g. memberi tahu karyawan lain jika melihat bahaya yang dia yakini akan
menimbulkan bahaya pada karyawan lain.
4. Jika investigasi yang dilakukan oleh Inspektur Tambang atau Kepala Teknik
menunjukkan bahwa seorang karyawan tambang terbukti sudah melanggar
Keputusan Menteri dengan sengaja, karyawan tambang tersebut bisa dikenai sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

31
MSE 2.03 – KOMPETENSI, PENGETAHUAN, DAN PELATIHAN K3

1. Pit Manager harus memastikan adanya suatu sistem untuk melaksanakan pendidikan
dan pelatihan untuk karyawan baru, karyawan tambang dengan tugas baru,
pelatihan untuk situasi berbahaya dan pelatihan penyegaran tahunan.

OHE 3.01 – KESEHATAN KERJA

1. Manager harus memastikan bahwa para karyawan dan kontraktor menjalani


pemeriksaan kesehatan menyeluruh yang dilakukan oleh dokter yang berwenang
dengan frekuensi yang diatur dalam Kebijakan Kesehatan KPC, untuk memastikan
bahwa:
 secara fisik mereka mampu menangani pekerjaan mereka; dan
 kesehatan mereka tidak terganggu sebagai akibat dari pekerjaan yang mereka
lakukan.
 Pandangan mata karyawan cukup baik untuk pekerjaan yang harus dilakukannya.
2. Pemeriksanaan kesehatan harus mengacu kepada Kriteria Pemeriksaan Kesehaatn
KPC.

OHE 3.01 – KESEHATAN KERJA

1. Dilarang mempekerjaan karyawan tambang yang sakit atau yang karena suatu
alasan tidak mampu bekerja secara normal.
2. Usia karyawan harus memenuhi ketentuan dalam KepMen555 serta UU Ketenaga
Kerjaan

MSE 2.06 – METODE KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI

1. Manager harus memastikan:


a. bahwa tugas-tugas yang berbahaya diidentifikasi dengan menggunakan
pengalaman operator, tempat kerja dan industri, analisis insiden atau ketika
suatu proses diperkenalkan atau diubah.
b. bahwa Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis) dilakukan untuk
tugas-tugas baru dan/atau tugas-tugas berbahaya yang sudah diidentifikasi.
c. bahwa hasil Analisis Keselamatan Pekerjaan tersebut digunakan untuk

32
mengurangi risiko dengan penyiapan dan pelaksanaan Prosedur Kerja yang
Aman secara tertulis.
2. Karyawan tambang harus melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan prosedur
kerja yang aman di manapun prosedur ini berlaku.
Daerah Terbatas atau Tertutup
3. Dilarang memasuki suatu wilayah yang Terbatas kecuali dengan izin dari supervisor
yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut, dan hanya diperbolehkan setelah
memastikan bahwa hal itu aman untuk dilakukan. Dilarang memasuki suatu wilayah
yang Tertutup kecuali mendapat pengawalan dari supervisor yang bertanggung
jawab terhadap wilayah tersebut.
Face dan Bench
4. Karyawan tidak boleh memasuki digging face yang aktif atau keluar dari peralatannya
ketika sedang dimuati atau sedang bekerja di bawah lereng dengan material yang
mudah longsor dalam jangkauan minimal satu setengah kali ketinggian lereng
tersebut.
5. Dilarang mendekati suatu working face tanpa pengarahan atau izin dari supervisor/
custodian yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut.
6. Penempatan dewatering pump di bawah face dan bench harus dihindari sebisa
mungkin. Jika dewatering pump tersebut harus ditempatkan di bawah sebuah face
atau bench, izin harus diperoleh dahulu dari Pit Manager (atau yang mewakilinya)
dan setiap pekerjaan berikutnya harus sesuai dengan Prosedur yang berlaku.
7. Kecuali untuk kegiatan pemboran dan peledakan, dilarang mengoperasikan
peralatan dalam jarak 10 meter dari puncak sebuah crest atau dinding tinggi kecuali
jika akses terhadap personil yang memasuki daerah di bawahnya sudah ditutup.
Wilayah terbatas tersebut harus 1,5 kali ketinggian face, dari toe.
8. Dilarang melakukan kegiatan undercutting pada working face.
9. Bench harus dibangun dengan baik untuk memastikan keamanan karyawan dari
kejatuhan material atau benda.
10. Ketinggian bench kerja maksimum untuk semua jenis material padat adalah 12,5
meter, kecuali jika persetujuan telah diperoleh dari Kepala Inspektor Tambang.
11. Tipping material di atas dinding yang tinggi harus dihindari.

33
12. Dilarang mendorong material di atas crest dari bench yang belum diledakkan pada
saat gelap atau jarak pandang terbatas.
Pembukaan Semak Belukar
13. Semua orang dilarang berada di wilayah tempat bulldozer membuka lahan pohon-
pohonan dan di wilayah di mana pohon-pohonan bisa tumbang.
14. Buldozer yang digunakan untuk membuka semak belukar dan mendorong pohon
harus dilengkapi dengan, FOPS, ROPS, scrub canopy dan authomatic hydraulic
tilt blade yang sesuai.
Pengeboran
15. Operational Supervisor harus memastikan bahwa semua pekerjaan pengeboran
dilakukan sesuai dengan prosedur kerja yang aman.
16. Semua tempat pengeboran aktif harus diklasifikasikan sebagai daerah terbatas.
17. Sebelum memulai kegiatan pengeboran, tempat pengeboran harus diperiksa untuk
memastikan keamanan pengeboran.

MSE 2.06 – METODE KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI

Izin Bekerja adalah suatu wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan di suatu wilayah
berbahaya yang memerlukan kewaspadaan yang tinggi.

1. Sebelum pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dimulai, Analisis


Keselamatan Pekerjaan (JSA) harus dilakukan untuk menentukan besarnya Risiko.
Pekerjaan berbahaya bisa mencakup:
a. melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan panas (hot work);
b. memasuki ruang terbatas (confined space);
c. bekerja di ketinggian;
d. menggali untuk tujuan konstruksi; dan
e. bekerja di dekat sumber radiasi.
2. Orang yang paling mungkin terkena dampak buruk bekerja di lingkungan yang
berbahaya harus dilatih untuk melakukan Analisis Keselamatan Kerja beserta
penyiapan dan pengajuan Izin Melaksanakan Kerja.

34
BAGIAN. 6.00
DEFINISI

 Orang yang Ditunjuk


Adalah seseorang yang mempunyai kompetensi yang sesuai dan yang telah ditunjuk
oleh Kepala Teknik (atau wakilnya) untuk menjalankan lingkup kerja yang telah
ditetapkan.

 Petugas yang Berwenang


Seseorang yang mempunyai kompetensi yang sesuai dan yang telah diberi
wewenang oleh seorang yang telah ditunjuk atau Manager untuk menjalankan
tugas-tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan.

 Juru Ledak (Blaster)


Seorang yang diangkat oleh Kepala Teknik untuk melaksanakan pekerjaan peledakan
dan orang tersebut harus memiliki Kartu Izin Meledakkan Juru Ledak 2 (KIM).

 Bangunan
Misalnya kantor, musola, toilet dan sebagainya.

 Chain Block
Adalah pesawat angkat yang terdiri dari gelang-gelang (shackles), sangkutan
pengait yang bebas berputar (swivels), pengait (hooks), kawat penggantung (slings),
baut bercincin (eyebolts), rantai dan pengait khusus (fitting) yang digunakan untuk
mengangkat dan setiap penjepit yang digunakan untuk mengamankan kawat.

 Ruang Terbatas (Confined Space)


Adalah sebuah ruang terbatas atau terbatas sebagian yang -
a. bertekanan udara selama dihuni;
b. tidak dimaksudkan atau dirancang terutama sebagai tempat kerja;
c. mungkin mempunyai sarana jalan masuk dan keluar terbatas dan mungkin:
i. berisi udara yang mengandung bahan pencemar dalam tingkat yang berpotensi
menimbulkan bahaya;

35
ii. tidak memiliki oksigen dalam tingkat yang aman, atau
iii. menyebabkan terbenam.
Ruang terbatas bisa meliputi namun tidak terbatas pada:
a. tangki penampungan, bejana proses, boiler, bejana bertekanan, silo dan
kompartemen berbentuk tangki lainnya;
b. ruang yang terbuka bagian atasnya seperti pit pemeliharaan atau degreaser;
c. pipa, selokan, terowongan, saluran dan struktur yang serupa; serta
d. ruang yang jalan masuknya melalui lubang palka kecil atau lubang akses, tangki
angkutan, tanki dasar ganda selular, balas dan tanki minyak, dan ruang-ruang
hampa udara.

 Bahan yang Bisa Terbakar (Combustible)


Adalah suatu bahan yang akan menyala, terbakar, membantu pembakaran atau
melepaskan uap yang mudah terbakar apabila terkena api atau panas.

 Debu yang Bisa Terbakar


Adalah debu yang bila menyebar dengan leluasa di udara membentuk bahan
campuran yang mudah terbakar.

 Gas yang Bisa Terbakar


Adalah gas yang bisa terbakar pada konsentrasi oksigen normal di udara.

 Orang yang Kompeten


Adalah seorang yang karena kombinasi pelatihan, pendidikan dan pengalaman telah
mencapai tingkat pengetahuan dan ketrampilan mampu dengan benar menjalankan
tugas yang telah diberikan.

 Peralatan Pemindah Tanah dan Konstruksi


Adalah semua alat mekanis yang digunakan untuk memindahkan top soil,
overburden dan deposit mineral selama berlangsung operasi-operasi pembukaan
lahan, penggalian, dan pengangkatan dan pemindahan, dan alat tersebut meliputi
haul truck, excavator, front end loader, bulldozer, backhoe dan scraper.

 Bahan Peledak
Adalah semua senyawa kimia, campuran, atau alat yang dibuat, diproduksi
atau digunakan untuk membuat bahan peledak dengan reaksi kimia yang
berkesinambungan di dalam bahan-bahannya. Bahan peledak dalam hal ini

36
termasuk mesiu, nitrogliserin, dinamit, gelatin, sumbu ledak, sumbu bakar, detonator,
amonium nitrat, apabila dicampur dengan hidrokarbon dan bahan ramuan lainnya.

 Bahaya
Adalah sebuah sumber energi yang apabila tidak bisa dikendalikan akan mempunyai
potensi menimbulkan cedera.

 Listrik Tegangan Tinggi


Berarti sebuah instalasi dengan daya lebih besar daripada 1000V AC dalam kondisi
operasi normal.

 Pekerjaan yang Berhubungan dengan Panas (Hot Work)


Pengelasan, pemotongan dengan panas atau oksigen, operasi yang menghasilkan
panas dan operasi lain yang menghasilkan api atau percikan api yang meningkatkan
risiko kebakaran atau meledak.

 Kepala Teknik
Adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya serta
ditaatinya peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada
suatu kegiatan usaha pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

 Tambang
Adalah tempat kegiatan penambangan yang dilakukan untuk mendapatkan bahan
galian.

 Buku Tambang
Adalah buku catatan yang memuat larangan, perintah dan petunjuk Pelaksana
Inspeksi Tambang yang wajib dilaksanakan oleh Kepala Teknik Tambang.

 Pelaksana Inspeksi Tambang


Adalah aparat pengawas pelaksanaan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
di lingkungan pertambangan umum.

 Izin
Suatu proses resmi yang menggunakan dokumentasi untuk memastikan bahwa
semua bahaya/risiko telah dinilai dan diperhitungkan sebelum memulai suatu
kegiatan.

37
 Pemegang Izin
Seorang yang kompeten yang telah ditunjuk secara tertulis oleh Kepala Teknik (atau
wakilnya) untuk melengkapi Syarat-syarat Izin Bekerja dan diberi kuasa sebagai
Pemegang Izin untuk menjalankan tugas-tugas yang mengandung bahaya.

 Pemberi Izin
Seorang yang kompeten yang telah ditunjuk oleh Kepala Teknik (atau wakilnya) untuk
memberikan kuasa mengisi Syarat-syarat Izin Bekerja dan untuk mengeluarkan Izin
Bekerja untuk tugas-tugas yang mengandung bahaya.

 Tugas-tugas yang Mengandung Bahaya


Suatu tugas yang mengadung risiko yang jika dibiarkan akan bisa menimbulkan
cedera serius atau kematian. Tugas Yang Mengandung Bahaya meliputi namun
tidak terbatas pada
a. Pekerjaan Panas;
b. Memasuki Ruang Terbatas;
c. Bekerja di Ketinggian;
d. Bekerja di Dekat Sumber Radiasi; dan
e. Menggali / Membuat Parit.

 Pemegang Kuasa Perundang-undangan


Seorang Menteri suatu departemen pemerintah, komisi atau pihak berwenang lain
yang berkuasa mengeluarkan peraturan-peraturan, perintah-perintah atau petunjuk
lain yang berkekuatan hukum dalam segala hal yang tercakup dalan standar ini.

 Daerah Terbatas
Daerah yang telah dinyatakan sebagai daerah akses terbatas oleh Supervisor/
Custodian yang bertanggung jawab atas daerah tersebut dengan memasang
rambu-rambu dan/atau barikade.
Pada umumnya jalan masuk ke dalam daerah terbatas hanya diperbolehkan untuk
orang-orang yang berwenang yang langsung terlibat dalam operasi atau tugas
yang dilaksanakan di dalam daerah tersebut, akses bagi orang-orang yang tidak
terlibat langsung dengan operasi atau tugas tersebut harus mendapat kuasa dari
Supervisor/Custodian yang bertanggung jawab atas daerah tersebut.

 Risiko
Adalah gabungan antara kesempatan sebuah insiden/kecelakaan yang terjadi dan

38
kerusakan atau cedera yang akan ditimbulkannya bila hal itu benar-benar terjadi.

 Harus
Menunjukkan suatu pernyataan yang wajib dilakukan
 Seharusnya
Menunjukkan suatu hal yang sebaiknya dilakukan

 Petugas Jaga
Seseorang yang kompeten yang ditugaskan untuk mengamati orang-orang yang
menjalankan ‘pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya’ yang mampu
terus menerus berkomunikasi dengan dan untuk mengamati orang-orang yang
menjalankan pekerjaan bilamana memungkinkan. Selain itu, bila perlu memulai
prosedur penyelamatan dan mengoperasikan serta mengawasi peralatan yang
digunakan untuk menjamin keselamatan selama ‘pekerjaan yang berpotensi
menimbulkan bahaya’ berlangsung.

 Tambang Permukaan
Adalah suatu sistem penambangan untuk mendapatkan bahan galian yang
kegiatannya dilakukan di atas permukaan tanah atau dari atas permukaan air.

 Bengkel (Workshop)
Adalah suatu tempat atau ruang kerja untuk melakukan perbaikan, pememliharaan,
pembuatan, pemasangan atau pengujian peralatan pertambangan dan pekerjaan
teknik lainnya yang menunjang kegiatan pertambangan.
ALUR PENGESAHAN

Dibuat/Dikaji ulang* oleh Jabatan


1. Manajer MOD Manager MOD
2. Haryadi Wardono Manager OHS
3. Siswahyudi Supt. Prima Nirbhaya MOD

4. Nurwahidin Hasan Superintendent OHSIMS


5. Koordinator Safety MOD Koordinator Safety MOD
6. Kris Bayu Aji Spec. OHS Training & Statistic
7. Trainer Operator MOD Trainer Operator MOD

Disetujui oleh Jabatan Tanggal Tanda Tangan


Feriwan Sinatra GM MOD
R. Utoro KTT

39

You might also like