You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang hingga saat ini
masih melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Aplikasi Enterpreneurship Dalam Pendididkan “ Perkembangan
Enterpreneurship dan Perbedaan Antara Pekerja Dengan Pengusaha” dengan tepat
waktu.

Makalah ini mengulas tentang perkembangan kewirausahaan yang terjadi


di Indonesia, dan juga mengenai perbedaan serta hubungan antara Pekerja dengan
pengusaha dalam berwirausaha. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan atau kesalahan,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami
harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua
usaha kita,Amin.

Pekalongan, 27 Februari 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... 1

Daftar isi ................................................................................................. 2

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 3


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................... 3
BAB II. Pembahasan
A. Pengertian Enterpreneurship ....................................................... 5
B. Perkembangan Enterpreneurship di Indonesia... ......................... 5
C. Perkembangan Pendididkan Enterpreneurship di Indonesia ....... 7
D. Perbedaan Antara Pekerja dan pengusaha................................... 9
E. Hubungan Antara Pekerja dan Pengusaha .................................. 11
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
Daftar Pustaka ........................................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah pembangunan ekonomi.
Padahal pembangunan ekonomilah yang akan memberikan pertumbuhan dan
kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Dalam hal ini, masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia adalah semakin bertambahnya sumber daya manusia semakin
banyaknya pengangguran. Maka dari itu peningkatan sumber daya manusia harus
dilakukan secara terencana, terarah dan efektif dalam proses pembangunan
Indonesia.
Untuk itu perlu adanya seorang wirausaha atau enterpreuner untuk
mendukung adanya perbaikan perekonomian negara Indonesia. Sesuai dengan
maknanya bahwa enterpreuner menggambarkan para pengusaha yang mampu
memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat
yang lebih tinggi, serta menghasilkan lebih banyak lagi.
Perkembangan dunia enterpreuner di Indonesisa tidak hanya berdampak
kepada kesejahteraan pelaku wirausaha saja. Namun secara umum berdampak
kepada peningkatan stabilitas ekonomi di Indonesia. Kehadiran para enterpreuner
di saat krisis berkepanjangan ini justru sangat ditunggu dan diharapkan. Karena
dengan kewirausahaanlah perekonomian Indonesia bisa bangkit. Kewirausahaan
dianggap mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi
jumlah pengangguran. Harapannya kita bisa mengikuti jejak negara-negara maju,
dimana jumlah enterpreunernya terus bertambah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Enterpreunership?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Enterpreunership di Indonesia?
3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Enterpreunership di
Indonesia?
4. Apa Perbedaan Antara Pekerja Dengan Pengusaha?
5. Bagaimana Hubungan Antara Pekerja Dengan Pengusaha?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Enterpreunership
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Enterpreunership di
Indonesia
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Perkembangan Pendidikan
Enterpreunership di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Perbedaan Antara Pekerja Dengan
Pengusaha
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Pekerja Dengan
Pengusaha.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Enterpreunership
Enterpreunership atau kewirausahaan adalah suatu proses dari
menjalankan kegiatan baru yang kreatif dan sesuatu yang berbeda atau
innovative dalam upaya untuk memperoleh sesuatu untuk dirinya dan
memebri nilai tambah bagi masyarakatnya. Yang dimaksud disini adlah
tiak hanya keuntungan atau profit dalam arti finansial, tetapi juga
knowledge dan wisdom.
Enterpreunership atau wirausaha adalah orang yang melakukan
kegiatan dalam proses mendapatkan laba dan nilai tambah, melalui
inkubasi gagasan, meramu sumber daya dan membauat suatu gagasan
terwujud dengan cara kreatif dan inovatif. Kewirausahaan berlaku pula
bagi semua kegiatan ekonomitidak hanya mereka yang mendirikan dan
mempunyai bisnis kecil.1
B. Perkembangan Enterpreunership di Indonesia
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Ricard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri istilah kewirausahan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada
akhir abad 20 . pada periode awal sejarah kewirausahaan dimotori oleh
marcopolo, yang dalam masanya terdapat dua ouhak yakni pihak pasif dan
pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal, sedangkan pihak
aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut. Abad pertengahan,
dimana pada abad ini kewirausahaan mengalami perkembangan, pada
masa ini wirausahawan diletakkan pada aktor dan seseorang yang
mengatur proyek besar, mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko,
namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan oleh pemerintah.

1
Prof. Dr. Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Menejemen Usah Kecil, (Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM), hlm. 5

5
Kewirausahaan zaman dahulu, suatu profesi yang ada sejak
dilakukannya pertukaran barang atau barter di dalam kehidupan
sehari0hari dan diteruskan setelah ditemukannya alat pertukaran barang
yang di sebut uang logam, baik dengan standar emas maupun uang kertas.
Kewirausahaan zaman dahulu dimotori oleh :
1. Keinginan untuk bertahan hidup saja
2. Berpikir kreatif untuk maju
3. Berpikir untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dengan
mengembangkan apa yang di punyai.
4. Berpikir visioner untuk menemukan sesuatu yang baru dan berbeda.2
Pada saat ini negara Indonesia masih dikatakan sebagai negara
berkembang. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah yang terdapat di
Indonesia. Misalnya pendapatan penduduk yang masih rendah, banyaknya
pengangguran dan kondisi ekonomi dan sosial yang tertinggal
dibandingkan dengan negara maju. Banyak hal yang harus dibenahi
pemerintah Indonesia untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteran rakyatnya. Kewirausahaan dikatakan sebagai salah satu
faktor yang dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia karena
memilki beberapa alasan. Diantaranya dapat meningkatkan kreatifitas dan
kemampuan masyarakat dalam menyalurkan ide dan kreasinya,
massyarakat tidak bergantung kepada pemerintah. 3
Perkembangan Entrepreneurship di Indonesia mengalami pasang
surut. Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor letak
geografis,budaya,kebijakan ekonomi, dan pengaruh perkembangan dunia
kewirausahaan di Indonesia adalaah:
a. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik (berprestasi)
b. Kebutuhan akan ketidaktergantungan atau kebebasan.

2
Suryana, Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses), (Bandung: Salemba
Empat, 2003),
3
http://blog.ub.ac.id/mathilda/2016/09/11/perkembangan-wirausaha-di-indonesia/, diakses hari
Rabu 27 Februari 2019.

6
c. Kebutuhan akan pembaruan.
d. Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik.
e. Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan keluarga.
Faktor penghambat dan juga sebagai pendorong pertumbuhan wirausaha di
Indonesia, yaitu:
a. Ukuran nilai sosiokultur yang berlaku yang berlaku di
masyakarakat; ukuran baik dan buruk di masyarakat.
b. Kehidupan ekonomi seperti kebijakan pemerintah, pratik bisnis,
struktur pasar.
c. Keadaan dunia pendidikan.
Hambatan sistem sosial yang dapat dikategorikan dalam hambatan
budaya, yaitu:
a. Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia
usaha.
b. Sikap yang kompromistis dan kurang ambisius4

Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran


dan tenaga yang tidak terbatas. Mereka berasal dari golongan bangsawan,
melainkan muncul dari kelas mmenenga-bawah didorong oleh keinginan
untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi kenyataan.
Tujuan utamanya adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi
mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang dilakukan yaitu tidak
mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama.
keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka
lakukan.5

C. Perkembangan Pendidikan Enterpreunership di Indonesia


Pendidikan kewirausahaan di indonesia mengalami peningkatan
yang cukup pesat, dikarenakan pendidikan kewirausahaan mendapatkan
perhatian khusus, terutama dalam rangka untuk mendidik karakter peserta

4
Muhamad Anwar, kewirausahaan teori dan aplikasi, (Jakarta: kencana, 2017) hal, 26
5
Rusdiana, kewirausahaan teori dan praktik, (Bandung: cv pustaka setia,2014) , hal,59

7
didik menjadi lebih baik. Selain pendidikan karakter, pendidikan
kewirausahaan juga dapat digunakan untuk meningkatkan intensitas
peserta didik untuk berwirausaha.
Dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan
pengembangan kurikulum (KTSP), pendidikan kewirausahaan juga
termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta
direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.Sejauh ini,
pendidikan kewirausahaan sekolah selama ini baru menyentuh pada
tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan
internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu
berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan
kehidupan, termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen yang
memberi kebebasan kepada pengelola pendidikan.Perlunya kebebasan dan
pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi
pengelolaan pendidikan yang lebih baik, sehingga mampu menghasilkan
output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik
maupun non akademik kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas
peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu dengan kualitas non
akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu mampu bekerja di
kantor dan membuka usaha atau lapangan kerja sendiri.Dengan kata lain
lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku
wirausahaan yang tinggi.6
Enterpreneurship memegang peranan yang dominan dalam
menggerakkan roda perekonomian baik dalam skala lokal, regional
maupun global. Para entrepreneur yang dinamis dan berkomitmen untuk
sukses, terbukti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
Entrepreneur yang memiliki semangat kepemimpinan dan jika
enterpreneur ini akan memimpin revolusi ekonomi menuju peningkatan
standar hidup yang lebih layak.

6
Kemendiknas 2010

8
Untuk berpartisipasi aktif dalam era masyarakat ekonomi ASEAN,
generasi muda perlu dibekali nilai-nilai entrepreneurship, seperti: kreatif,
inovatif, resiko moderat, semangat dan pantang menyerah serta optimis
dan bertanggung jawab, akan dapat terlaksana dalam persaingan yang
cukup ketat.
Pendidikan kewirausahaan, merupakan salah satu media yang
efektif untuk menanamkan nilai-nilai entrepreneurship pada generasi muda
sehingga jiwa dan semangat yang dapat lebih kreatif dalam menghadapi
persaingan di era masyarakat ekonomi ASEAN. Peran pendidikan
kewirausahaan sangat diperlukan untuk menyiapkan semangat generasi
muda agar menjadi pelaku aktif dan partisipatoris dalam revolusi
wirausaha menuju bahan yang positif dan Abadi.7
Pembelajaran kewirausahaan ini dapat menghasilkan perilaku
wirausaha dan jiwa kepemimpinan yang sangat terkait dengan cara
mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha
secara mandiri. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
kewirausahaan berfungsi sebagai acuan pengembangan
kurikulum.Matapelajaran kewirausahaan juga bertujuan agar peserta didik
dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha.Isi mata pelajaran
kewirausahaan difokuskan pada wirausaha sebagai fenomena empiris yang
terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut dituntut
lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di
lingkungannya.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, secara rasional dan
akomodatif adalah pemberian kewenangan yang lebih besar kepada
pihakMadrasah.Artinya otonomi daerah dalam bidang pendidikan sebagai
sepenuhnya menjadi tanggung jawab para penyelenggaraan pendidikan di
Madrasah, merekalah yang memegang peranan tersebut.Pengembangan

7
Muhammad Nurtanto, “ Jurnal Pengembangan pendidian kewirausahaan
dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship untu menghadapi masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA),

9
konsep ekonomi pendidikan tingkat sekolah di Indonesia dilakukan
melalui school Based management SBM.
Dalam dunia sekolah diperlukan perangkat kurikulum kurikulum
merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan pada suatu
jenjang pendidikan sekolah. Sebagai suatu sistem, memuat tujuan, isi atau
metode,dan evaluasi.Optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah dalam
bidang pendidikan harus melibatkan unsur-unsurdalam komponen-
komponen kurikulum, dikembangkan berdasar pada sekolah itu sendiri,
tanpa mengesampingkan aspek daerah dan nasional.
Di Indonesia, praktek kewirausahaan sosial berbasis sekolah
tidaklah baru.Bahkan sekolah-sekolah Islam swasta di Indonesia
dijalankan sebagai perusahaan berbasis kewirausahaan sosial yang
bertujuan untuk mengembangkan pendidikan. Implementasi prinsip-
prinsip dan semangat kewirausahaan sosial sangat tampak pada berbagai
sekolah Islam yang memiliki visi dan misi pendidikan agama dan sosial.
Contohnya beberapa kewirausahaan sosial berbasis Sekolah Islam yang
telah diidentifikasi oleh British Council salah satu salah 1) Pesantren
wirausaha agrobisnis Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA) terletak di
desa Wonosari, Klaten, Jawa Tengah.Perwira AbA dibentuk oleh Yayasan
Ahlul Muzakki pada tahun 2000 dengan tujuan mendidik wirausahawan
muda yang profesional,mandiri dan berakhlak Islami. 2) Koperasi sekolah
produk siswa Mandiri SMP Muhammadiyah 12 Gresik didirikan oleh para
guru dan siswa SMP Muhammadiyah 12 Gresik dengan dukungan penuh
dari pihak manajemen sekolah.Koperasi tersebut menjual makanan ringan
dan produk-produk seni yang dibuat sendiri oleh para siswa. 3) Koperasi
sekolah Bina Amal, Semarang Perintis pada tahun 2006, Koperasi sekolah
koperasi sekolah Bina Amal menjual berbagai jenis kebutuhan sekolah,
ATK, makanan ringan dan catering sekolah serta menyediakan layanan
simpan pinjam bagi karyawansekolah.8

8
Mujianto Solihin, “Jurnal Upaya Pengembangan pendidikan entrepenuership berbasisi
pendidikan karakter pada kuriulum madrasah, 27 Februari 2019.

10
D. Perbedaan Antara Pekerja dan Pengusaha
Di dalam kehidupan dunia kewirausahaan terdapat dua buah
kelompok besar antara pekerja dan pemilik usaha. Jika ditinjau, secara
mayoritas kedua kelompok ini mempunyai cara dalam menjalankan
kehidupan yang cukup signifikan perbedaannya.
1. Cara berpikir
Pekerja :
Berusaha menguasai hal teknis dan hal-hal yang diperlukan dalam
menyelesaikan pekerjaannya di lapangan.
Pengusaha :
Banyak orang berpikir bahwa Seorang pengusaha adalah orang-orang
yang mengerti tentang berbagai hal. Pada kenyataannya pemikiran
mereka sangat sederhana, mereka tidak suka hal-hal yang rumit yang
berhubungan dengan hal-hal teknis.
2. Cara Bekerja
Pekerja :
Pada umumnya mereka akan menyelesaikan pekerjaan mereka secepat
mungkin dan sebaik mungkin.
Pengusaha :
Mereka lebih suka untuk tidak menyelesaikan pekerjaan mereka
sendiri, mereka akan meminta pihak lain untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka. Mereka banyak menghabiskan waktu untuk
bersantai dan memikirkan tentang rencana.
3. Investasi
Pekerja :
Waktu selalu dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan di lapangan
dan menyelesaikan tugasnya, mereka selalu menginvestasikan waktu
mereka untuk mencari penghasilan.
Pengusaha :

11
Pemilik usaha atau bisnis lebih suka membayar orang lain untuk
melakukan suatu pekerjaan dibandingkan mereka harus menghabiskan
waktu untuk melakukan pekerjaannya sendiri. Mereka akan cenderung
menginvestasikan uang mereka untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka.
4. Perencanaan
Pekerja :
Rencana kebanyakan pekerja adalah rencana konsumtif dibandingkan
dengan rencana investasi atau rencana bisnis.
Pengusaha :
Seorang pengusaha mempunyai waktu perencanaan bisnis atau
investasi lebih besar dibandingkan rencana konsumtif, mereka banyak
bermimpi untuk membangun bisnis baru dibandingkan rencana untuk
membeli hal-hal lain yang tidak menunjang bisnisnya.
5. Pemanfaatan hasil kerja
Pekerja :
Dalam pemanfaatannya mereka lebih mengalokasikan pada kebutuhan
keluarga, 70% hingga 90% untuk membiayai kehidupan mereka,
sisanya mereka simpan untuk berinvestasi dan membiayai keperluan
mendadak.
Pengsaha :
Mereka mengalokasikan dana yang sedikit untuk untuk kehidupan
konsumtif mereka, sekitar 10%-30 % saja, selebihnya mereka
alokasikan untuk pemanfaatan peluang bisnis yang lebih baik.9

E. Hubungan Antara Pekerja Dengan Pengusaha


Pengertian Hubungan Kerja, Pada dasarnya, hubungan kerja yaitu
hubungan antara pekerja dan pengusaha, terjadi setelah diadakan
perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha, di mana pekerja menyatakan
9
http://ofamni.com/perbedaan-antara-seorang-pengusaha-dan-pekerja/. Diakses, 27 Februari
2019.

12
kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah
dan di mana pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk
mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Perjanjian yang
sedemikian itu disebut perjanjian kerja.10
Hubungan kerja adalah hubungan (hukum) antara pengusaha
dengan pekerja/buruh (karyawan) berdasarkan Perjanjian Kerja. Dengan
demikian, hubungan kerja tersebut adalah merupakan sesuatu yang abstrak,
sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu yang konkrit, nyata. Dengan
adanya perjanjian kerja, maka akan lahir perikatan. Dengan perkataan lain,
perikatan yang lahir karena adanya perjanjian kerja inilah yang merupakan
hubungan kerja. Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, unsur-unsurhubungan kerja terdiri dari adanya pekerjaan,
adanya perintah dan adanya upah (Pasal 1 angka 15 UUK). Sedangkan
hubungan bisnis adalah hubungan yang didasarkan pada hubungan
kemitraan atau hubungan keperdataan (bugerlijke maatschap, partnership
agreement.).
Sesuai dengan kondisi dan sasaran yang akan dicapai dalam kurun
waktu yang berbeda, jenis jenis pekerjaan dapat dibedakan dalam 2 bentuk,
yakni : pertama, pekerjaan yang dilakukan secara berulang atau pekerjaan
yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak
tertentu, dan kedua, pekerjaan yang menurut sifat dan jenis serta tuntutan
kegiatannya perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang relative
pendek. Pekerjaan seperti (jenis yang terakhir itu dapat dikelola sendiri
atau diborongkan kepada orang lain, kelompok atau unit usaha lain.11

10
Umar Kasim, Hubungan Kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja, Vol. 2.Informasi Hukum.
jakarta:2004.

11
https://www.kompasiana.com/amran/54fd84dba33311483d50fe5c/hubungan-kerja-antara-
pengusaha-dan-pekerja-beserta-sifatnya, 27 Februari 2019.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
enterpreunership merupakan suatu proses dari menjalankan kegiatan baru
yang kreatif dan sesuatu yang berbeda atau innovative dalam upaya untuk
memperoleh sesuatu untuk dirinya dan memberi nilai tambah bagi
masyarakatnya. Enterpreunership ada di Indonesia sejak akhir abad 20,
kemudian pada abad pertengahan mengalami perkembangan karena pada
masa ini wirausahawan diletakkan pada aktor dan seseorang yang
mengatur proyek besar.
Selain itu Perkembangan Entrepreneurship di Indonesia
mengalami pasang surut. Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor letak
geografis,budaya,kebijakan ekonomi, dan pengaruh perkembangan dunia
kewirausahaan di Indonesia. Namun disisi lain, Pendidikan kewirausahaan
di indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat, dikarenakan
pendidikan kewirausahaan mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam
rangka untuk mendidik karakter peserta didik menjadi lebih baik.
Ada pula Perbedaan Antara Pekerja dan Pengusaha, meliputi:
1. Cara Berpikir
2. Cara Bekerja
3. Investasi
4. Perencanaan
5. Pemanfaatan Hasil Kerja
Begitupun hubungan antara pekerja dengan pengusaha, hubungan
kerja yaitu hubungan antara pekerja dan pengusaha, terjadi setelah
diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha, di mana pekerja
menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan
menerima upah dan di mana pengusaha menyatakan kesanggupannya
untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anwar, Muhamad. 2017. Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.


Kemendiknas. 2010.
Prawirokusumo, Soeharto. Kewirausahaan dan Menejemen Usah Kecil.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Rusdiana. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Suryana. 2003. Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses). Bandung: Salemba Empat.

Jurnal :

Kasim, Umar. 2004. Hubungan Kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja,


Vol.2.Informasi Hukum. Jakarta.
Nurtanto, Muhammad. 27 Februari 2019. “Pengembangan pendidian
keirausahaan dalam menanamkan nilai- nilai entrepreneurship untu
menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN(MEA),
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/8959/6520.
Solihin, Mujianto. 27 Februari 2019. “Upaya Pengembangan pendidian
entrepenuership berbasisi pendidikan karakter pada kuriulum
madrasah”.

Internet :

Https://www.kompasiana.com/amran/54fd84dba33311483d50fe5c/hubungan-
kerja-antara pengusaha-dan-pekerja-beserta-sifatnya, 27 Februari 2019

Http://blog.ub.ac.id/mathilda/2016/09/11/perkembangan-wirausaha-di-indonesia/,
diakses hari Rabu 27 Februari 2019.

Http://ofamni.com/perbedaan-antara-seorang-pengusaha-dan-pekerja/. Diakses, 27
Februari 2019.

15

You might also like