Professional Documents
Culture Documents
yang serius, termasuk penyakit-penyakit jantung, serta proses-proses yang terlibat dalam melindungi
stroke, kanker yang ditimbulkan oleh masalah keselamatan baik dilapangan maupun di wilayah
hormon, dan sejumlah masalah kesehatan mental. tidak terdapat kecelakaan kerja, dan semua tim dapat
Masalah kecelakaan dan kesehatan kerja merupakan bekerja dengan tenang dan maksimal. Adapun
bagian penting dalam agenda International Labour pencapaian yang telah dilakukan dengan
Organization. (6) mendapatkan penghargaan zero accident dalam
Karena masih tingginya kecelakaan kerja di Indonesia, melaksanakan program K3 dari Kementerian Tenaga
Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan, kerja Republik Indonesia pada Tahun 2016,
angka kecelakaan kerja beberapa tahun terakhir penghargaan bebas HIV dan AIDS di tempat kerja dari
cenderung naik. Pada 2011 terdapat 99.491 kasus Kementerian Tenaga kerja Republik Indonesia pada
atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari, Tahun 2016. (5)
sedangkan 2010 hanya 98.711 . kasus kecelakaan
kerja, 2009 terdapat 96.314 kasus, 2008 terdapat METODE
94.736 kasus, dan 2007 terdapat 83.714 kasus
(Kementerian Ketenagakerjaan, 2015). Sedangkan Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
berdasarkan data pada tahun 2013, disebutkan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data
bahwa setiap 15 detik terdapat 1 tenaga kerja yang menggunakan teknik purposive sampling. Subjek
meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan 160 dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 orang
tenaga kerja mengalami sakit akibat kerja . (7) informan kunci dengan level 1 orang project
Berdasarkan Departemen Keselamatan dan manager, 2 orang supervisor health safety and
Kesehatan Kerja Malaysia Department of environment, 1 orang safety health officer dengan
Occupational Safety and Health of Malaysia pada pengalaman kerja lebih 6 Bulan. Selain keempat
tahun 2008, kebijakan keselamatan dan kesehatan informan kunci tersebut, untuk menghindari bias
kerja merupakan dokumen tertulis yang peneliti turut melibatkan 5 orang pekerja harian
menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap (buruh) sebagai subjek penelitian. Berdasarkan teknik
kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan pekerja. purposive sampling, maka buruh yang dilibatkan
Kebijakan tersebut merupakan dasar upaya dalam adalah buruh yang berpengalaman atau mandor
memastikan lingkungan kerja yang layak. Kebijakan masing-masing 1 orang pekerja di setiap divisi
tersebut harus mencakup seluruh kegiatan pekerjaan
perusahaan yang berkaitan dengan staf, peralatan Kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan
dan pemilihan material, prosedur dan rancangan triangulasi sumber kepada pelaksana K3 serta
kerja, serta penyediaan barang dan jasa. didukung oleh data dan dokumentasi. Penelitian
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilaksanakan setelah mendapatkan ethical clearance
ditempat kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja pada setiap
kegiatan proses produksi. Dampak yang terjadi akibat
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada minggu Ke-1
Kecelakaan kerja dapat merugikan karyawan serta bulan Juli 2018. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. verbatim kemudian dilakukan analisis data dengan
(9,15 )
koding transkip wawancara yang sudah dijadikan
Identifikasi bahaya (hazard identification) adalah verbatim.
identifikasi terhadap kejadian yang tidak diharapkan
yang dapat menyebabkan bahaya dan mekanisme Profil perusahaan yang diteliti
kejadiannya. Penilaian risiko terdiri atas rangkaian
proses yang berkaitan dengan analisis risiko, Milik - swasta atau pemerintah
penilaian besarnya risiko, penilaian apakah risiko Tahun berdiri
dapat diterima atau tidak, dengan tujuan akhir Lokasi (luas), apakah berada di lingkungan
menciptakan dan menimbang berbagai pilihan penduduk?
kontrol risiko. Penilaian risiko memiliki peran penting Jumlah karyawan.. karyawan mana yang memiliki
dalam pengambilan keputusan oleh suatu badan risiko dalam penelitian ini.
dalam rangka melaksanakan kebijakan keselamatan Jenis pekerjaan spesifik karyawan..
dan kesehatan. (14) apakah semua karyawan telah memiliki asuransi
Dalam menciptakan tempat kerja yang aman dan organisasi karyawan seperti apa
sehat, PT. Pgas Solution berusaha untuk terus sistem kontrak atau pegawai..
meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan risiko
Berita Kedokteran Masyarakat
(BKM Journal of Community Medicine and Public Health)
Di awal mulai setiap melakukan pekerjaan HSE sudah untuk bahan-bahan kimia kami disni memakai
menyampaikan di tbm (toolbox meeting) harian namun kami mengorder ketika lagi ada butuh
dan langsung pakai habis, jadi kami sistem nya
setiap pagi bahwa potensi bahaya fisik berbahaya
beli ketika mau di gunakan dan langsung
yang menyebabkan kecelakaan kerja dan di himbau digunakan pada saat itu, kami tidak
agar bekerjalah dengan aman. menyimpan bahan-bahan kimia tersebut di
proyek ini, untuk menghindari potensi-potensi
bahaya atau kecelakaan yang di timbulkan
dari bahan-bahan kimia tersebut yang berisiko
sangat tinggi (P1)
Pelaksanaan JSA
Berita Kedokteran Masyarakat
(BKM Journal of Community Medicine and Public Health)
Pihak PT. Pgas Solution mewajibkan untuk membuat kami diwajibkan memakai apd ketika
JSA sebelum pekerjaan di proyek dimulai bekerja memasuki proyek ini untuk pencegahan dan
pengendalian kecelakaan kerja (P1)
untuk mengetahui potensi bahaya serta
mengendalikan bahaya. kami pekerja yang bekerja disini biasa nya
minimal menggunakan rompi, sepatu, helm
ya kita sebelum bekerja itu kita pastikan dlu safety, namun misalkan di ketegangan tinggi
alat yang kita pakai masih layak tidak, dan kita atau yang lain nya perlu di tambah lagi, kayak
lakukan pengecekan juga sebelum bekerja, sarung tangan, kacamata, takut ada percikan
serta sebelum melakukan pekerjaan kita disini api dari atas atau debu, dan misalkan kami
di wajibkan untuk membuat jsa juga, dalam bekerja di tempat yang tinggi kami diwajibkan
upaya ya pencegahan serta untuk untuk memakai safety body harness (P5)
pengendalian risiko nya dimana didalam jsa
sudah di tuliskan pekerjaan nya apa, risiko nya PEMBAHASAN
bagaimana dan cara pengendalian nya
PT. Pgas Solution seluruh jajaran manajemennya dan
bagaimana jadi sewaktu-waktu apabila ada
kesalahan kita sudah tau cara pengendalian HSE selalu berkomitmen dalam berupaya
bahayanya bagaimana (P4) menciptakan zero accident atau disebut juga dengan
kecelakaan nihil dengan tujuan untuk meningkatkan
Salah satu cara untuk pengendalian bahaya dengan keselamatan dan kesehatan kerja di proyek sehingga
menggunakan cara subtitusi yaitu mengganti metode tidak terjadi miss komunikasi yang dapat
bekerja dengan metode bekerja yang lebih aman menyebabkan kecelakaan kerja.
atau material yang tingkat bahayanya lebih rendah. Penyebab utama pekerja jatuh dari ketinggian yaitu:
buruknya pengawasan pekerja di lokasi, perilaku
Di proyek ini cara kami melakukan subtisusi pekerja yang berisiko di lokasi, tidak memadainya
adalah dengan cara memilih metode yang pendidikan keselamatan serta contoh penggunaan
lebih aman guna untuk meminimalkan harness keselamatan, penyediaan harness
kecelakaan kerja (P2) keselamatan yang tidak memadai, kontraktor
Ada beberapa cara kami mensubtitusi untuk mempekerjakan safety officer yang tidak kompeten,
pengendalian bahaya yaitu kami bekerja di penggunaan APD yang kurang benar oleh pekerja,
lapangan memakai metode yang lebih aman kurangnya inspeksi alat-alat kerja sebelum
yang tingkat bahaya nya rendah (P1) penggunaan, penggunaan peralatan konstruksi yang
tidak tepat oleh pekerja. (13)
Aspek yang paling berpengaruh adalah perusahaan
Di proyek ini telah membuat prosedur pekerjaan memberikan perlengkapan K3, dimana para pekerja
untuk bekerja secara aman sesuai bahaya yang ada akan merasa aman dan nyaman melakukan pekerjaan
dilapangan. konstruksi ketika dirinya dilindungi dengan adanya
biasanya kami bekerja mengikuti prosedur yang ada untuk
mengurangi atau tidak terjadi kecelakaan kerja serta di prosedur
perlengkapan K3 Sedangkan aspek lain yang diukur
kami para pekerja dilaranga menggunakan telepon seluler di adalah perusahaan memberikan latihan K3, dimana
tempat tertentu,atau dilarang memainkan handphone saat dengan pengetahuan yang dimiliki pekerja
bekerja serta mematuhi rambu-rambu keselamatan dan diharapkan pekerja memiliki kesadaran akan bahaya
kesehatan kerja yang ada” (P1) yang mengancam sehingga meminimalisir terjadinya
Alat pelindung diri sangat penting dan harus dipakai kecelakaan kerja. (1)
oleh semua pekerja pada semua pekerjaan sesuai Mempertimbangkan pengaruh penting dari tenaga
dengan jenis pekerjaannya dan diproyek ini juga kerja terhadap kualitas realisasi proses konstruksi,
diwajibkan menggunakan APD serta ada safety sign sangat penting untuk mengenal fitur pekerja
yang dipasang di proyek. konstruksi dan mengidentifikasi kelompok risikonya
dari aspek keselamatan kerja. Informasi tersebut
memiliki peran penting dalam menentukan tingkat
risiko dalam suatu jenis pekerjaan dan pada
keseluruhan proyek serta untuk menurunkan risiko
kecelakaan. (10)
Bahaya kerja pada industri konstruksi dapat berasal
dari risiko mekanisasi, perubahan kondisi kerja yang
disebabkan oleh kondisi di lokasi konstruksi, serta
perekrutan tidak resmi tenaga kerja imigran untuk
Berita Kedokteran Masyarakat
(BKM Journal of Community Medicine and Public Health)
mengurangi biaya. Potensi bahaya ini yang dapat langsung. (9, 15)
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. yaitu Dengan metode JSA (Job Safety Analysis) dapat
terjatuh dari ketinggian, tertusuk benda tajam, diidentifikasi jenis kecelakaan kerja atau potensi
tersengat listrik, tergores, terpotong, kulit terbakar, bahaya yang berhubungan dari setiap langkah
penurunan fungsi dengar, gangguan pernapasan, pekerjaan. (12)
patah tulang dan sampai kebutaan. (18) Dalam melakukan JSA hal yang dilakukan adalah
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu menentukan pekerjaan yang akan dianalisis, setelah
keadaan aman dan sehat dalam pekerjaan, yang menentukan pekerjaan, membagi pekerjaan menjadi
meliputi pekerja, pekerjaan, dan lingkungan, beberapa langkah-langkah pekerjaan atau standar
sehingga pekerja dapat bekerja dengan rasa nyaman operasional prosedur, identifikasi potensi bahaya,
dan tenang. Tujuan manajemen keselamatan dan penilaian risiko, evaluasi risiko dan menentukan
kesehatan kerja, yaitu: sebagai alat untuk mencapai tingkat risiko dan pencegahannya serta lebih
derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi- meningkatkan pengawasan dalam bidang K3
tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai kususnya agar perusahaan dapat mencapai zero
negeri, atau pekerja-pekerja bebas, sebagai upaya accident. Langkah-langkah dalam membuat JSA:
pencegahan dan pemberantasan penyakit dan merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, selesai pekerjaan, mengidentifikasi bahaya dan
dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, potensi kecelakaan kerja berdasarkan langkah -
perawatan, dan mempertinggi efisiensi dan langkah kerja yang sudah ditentukan, menentukan
produktivitas tenaga manusia, pemberantasan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya
kelelahan kerja, pelipat ganda gairah dan kenikmatan yang ada pada setiap langkah-langkah pekerjaan,
kerja. (11) mengkomunikasikan kepada semua pihak. (16)
Prinsip utama dalam menangani bahan-bahan Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan
berbahaya tersebut adalah mendapat informasi salah satu keuntungan dari menerapkan JSA, yang
sebanyak mungkin lebih dahulu sebelum meliputi mempelajari dan melaporkan setiap langkah
menanganinya. Tidaklah mungkin dapat mengenal pekerjaan, mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang
cara penanganan dari semua jenis bahan kimia, sudah ada atau potensi, melakukan penilaian risiko
bukan saja tidak praktis tetapi masing-masing (Risk Assessment) pada aktivitas kerja yang sudah
memiliki sifat yang berbeda. Cara penanganan yang ada atau berpotensi resiko dan menentukan jalan
tepat untuk setiap bahan kimia, hanya dapat terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi
diperoleh dari pabrik atau pemasok yang memang bahaya, setelah diketahui bahaya yang tidak bisa
telah berpengalaman dengan bahan tersebut. dikendalikan, maka dilakukan usaha untuk
Informasi spesifikasi bahan juga dapat dilihat dalam menghilangkan atau mengurangi resiko bahaya ke
MSDS terdapat keterangan mengenai suatu bahan tingkat level yang bisa diterima. (8)
yaitu identitas, sifat, penanganan dan lain-lain yang Pengendalian risiko berdasarkan pendekatan hirarki
berkaitan dengan keselamatan. Untuk itu sebelum pengendalian (hirarchy of controls) adalah
bahan kimia tersebut diterima, disimpan dan pengendalian rekayasa, Pengendalian administrasi
digunakan, maka keterangaan yang ada dalam MSDS yaitu rotasi dengan teman kerja, istirahat pada saat
tersebut harus dipahami. Menangani bahan jam istirahat. memberikan penyuluhan tentang
berbahaya tanpa mengetahui informasi tersebut di potensi bahaya dan risiko, membuat Standart
atas dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan sakit Operasional Prosedur (SOP), memasang tanda-tanda
akibat kerja. (4) bahaya, safety briefing sebelum bekerja dan serta
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan,
penting dalam mengendalikan semua risiko yang ada boots, dan sebagainya. (17)
didalam operasional perusahaan sehingga Penerapan KESIMPULAN DAN SARAN
(K3) ditempat kerja dapat meminimalkan risiko Seluruh jajaran manajemennya dan HSSE selalu
kecelakaan kerja pada setiap kegiatan pekerjaan. (3) berkomitmen dalam berupaya menciptakan zero
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) accident atau disebut juga dengan kecelakaan nihil
ditempat kerja merupakan hal yang penting bagi dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan
perusahaan untuk meminimalkan risiko kecelakaan kesehatan kerja di proyek sehingga tidak terjadi miss
kerja pada setiap pekerjaan. Dampak yang terjadi komunikasi yang dapat menyebabkan kecelakaan
akibat K3 dapat merugikan karyawan serta kerja dan upaya yang dilakukan dengan memberikan
perusahaan baik secara langsung maupun tidak himbauan terus menerus atau sosialisasikan kepada
Berita Kedokteran Masyarakat
(BKM Journal of Community Medicine and Public Health)