You are on page 1of 15

TUGAS BEDAH MULUT II

“M

TERAPI KISTA

“MARSUPIALISASI”

Disusun Oleh :

Ema Oktarina (04081004002) R.A Laila Fitriyanti(04081004037)

Dewi Sulistiawan(04081004003) Dwi Mayang Sari(04081004039)

Dike Rizky Amalia(04081004008) Annisa Amalia(04081004043)

Dwi Surista Verawati(04081004016) Dania Pebriana(04081004047)

Rifemi Gusyanti(04081004032) Oktia Herlina(04081004051)

Cessilia Metty Ekarian(04081004034) Dinovan Maros L(04081004055)

Nurdiana(04081004035)

2011

1
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rongga mulut dan rahang merupakan salah satu lokasi yang rentan dan sering
terserang berbagai penyakit, salah satunya adalah kista. Kista merupakan Rongga
patologis pada jaringan lunak atau jaringan keras yg berisi cairan, semi padat atau
udara yg dikelilingi oleh jaringan penghubung atau kapsul yang biasanya berupa sel
epitel.
Untuk menghilangkan kondisi patologis ini diperlukan terapi yg tepat dengan membuang
keseluruhan lesi dan tidak meninggalkan sel yang dapat berproliferasi dan
menyebabkan rekurensi.
Terapi kista rongga mulut dan rahang terbagi dua, yaitu enukleasi dan
marsupialisasi. Marsupialisasi adalah membuat suatu jendela pada dinding kista dalam
pembedahan, mengambil isi kistanya dan memelihara kontinuitas antara kista dengan
rongga mulut, sinus maksilaris atau rongga hidung. Marsupialisasi dapat digunakan
sebagai suatu perawatan tunggal atau sebagai suatu perawatan awal dan selanjutnya
dilakukan tahap enukleasi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijabarkan lebih
spesifik terapi kista marsupialisasi berikut dengan tata laksananya.

1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:

Page |2
1. Agar mahasiswa atau praktisi klinis dapat mengetahui dan mengenal terapi
kista rongga mulut dan rahang.
2. Agar dapat melakukan tindakan dan prosedur yang tepat dan sesuai untuk terapi
kista (marsupialisasi)

1.3. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan marsupialisasi?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi marsupialisasi?
3. Bagaimana tehnik pembedahan marsupialisasi?
4. Apa saja kah keuntungan dan kerugian terapi kista marsupialisasi?

Page |3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Marsupialisasi


Marsupialisasi adalah membuat suatu “jendela” pada dinding kista dalam
pembedahan, mengambil isi kistanya, dan memelihara kontinuitas antara kista dengan
rongga mulut, sinus maksilaris atau rongga hidung. Bagian kista yang diambil hanyalah
isi dari kista, batas dari dinding kista dengan oral mukosa dibiarkan pada tempatnya.
Proses ini dapat mengurangi tekanan intrakista dan membantu penyusutan dari kista
serta pengisian tulang. Marsupialisasi dapat digunakan sebagai suatu perawatan tunggal
atau sebagai suatu perawatan awal dan selanjutnya dilakukan tahap enukleasi.

2.2. Indikasi
Indikasi dari marsupialisasi adalah :
 Kista yang berdekatan dengan struktur vital yang dapat membuat fistula oronasal
atau oroantral, melukai struktur neurovaskular atau gigi vital selama enukleasi.
 Jika akses ke semua bagian dari kista sulit, sebagian dari dinding kista mungkin
ditinggalkan.
 Pada pasien muda dengan dentigerous atau pseudofollicular keratocyst agar gigi
dapat erupsi
 Lebih disukai pada pasien yang kurang sehat atau pasien yang rentan, karena
perawatan sederhana dan tidak menimbulkan stress yang hebat pada pasien.
 Kista yang sangat besar, ada resiko fraktur rahang selama enucleatio

2.3. Kontra Indikasi


Kontra Indikasi dari marsupialisasi adalah :
 Odontogenic Keratocyst
 Kista rekuren
 Kista yang kecil (< 2x2 cm )

Page |4
2.4. Teknik Pembedahan
Marsupialisasi merupakan metode pembedahan yang menghasilkan surgical
window pada dinding kista, mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas antara
kista dan rongga mulut, sinus maksilary atau rongga nasal. Proses ini mengurangi
tekanan intrakista dan meningkatkan pengerutan pada kista. Marsupialisasi dapat
digunakan sebagai terapi tunggal atau sebagai tahap preliminary dalam perawatan
dengan enukleasi.1

Teknik pembedahan ini merupakan teknik pembedahan yang biasa digunakan


untuk mengangkat kista dengan ukuran besar dan pembukaan yang membutuhkan
Surgical Window yang sesuai di atas lesinya. Sayatan melingkar dibuat sebagai tahap
awal pembuatan surgical window. Sayatan ini mencakup mukoperiosteum sampai ke
dekat tulang dan meliputi seluruh kantung kista. Selanjutnya, keluarkan isi kista dan
jahit dengan jahitan terputus di pinggiran kista dan mukoperiosteumnya secara
bersamaan. Setelah itu, lakukan irigasi pada rongga kistiknya menggunakan larutan
saline dan tutup menggunakan kassa iodine. Kassa Iodine dibuka seminggu kemudian
sekaligus membuka jahitan. Selama periode itu, tepi sayatan sudah akan mengalami
penyembuhan. Irigasi rongga kistik harus dilakukan beberapa kali sehari, untuk menjaga
kebersihan rongga kistik dari sisa-sisa makanan dan mencegah timbulnya infeksi
pathogen. Penyembuhan luka dari marsupialiasi merupakan penyembuhan sekunder,
dimana epitel kista akan berubah menjadi mukosa mulut.2

A. Persiapan Pre-operasi / Menjelang operasi

 Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan
dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan
permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent).
 Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
 Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
 Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin,
dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Page |5
B. Tata Laksana Bedah
 Diberikan antibiotik sistemik, untuk pasien dengan kondisi yang tidak sehat
 Pemberian anastesi local
 Aspirasi kista, jika aspirasi dapat memperkuat diagnosis kista, prosedur
marsupialisasi dapat dilakukan
 Insisi awal, biasanya sirkular / ellips dan menghasilkan saluran yang besar (1 cm atau
lebih besar) di dalam kavitas kista.
 Jika lapisan atas tulang tebal, osseous window dibelah secara hati – hati dengan
round bur atau rongeur
 Pengambilan isi kista
 Menjahit tepi luka hingga membentuk sseperti kantung
 Irigasi kavitas kista untuk menghilangkan beberapa fragmen residual debris
 Masukkan iodoform gauze ke dalam kavitas kista
 Irigasi kavitas rutin selama 2 m minggu
 Menjahit daerah pembedahan

Gambar2

Page |6
1. Gambaran radiografis yang memperlihatkan kista pada mandibula.
Marsupialisasi diindikasikan untuk kasus tersebut.

2. Buat sayatan melingkar yang meliputi mukosa dan periosteum.

Page |7
3. Pembuangan tulang kortikal bagian bukal menggunakan round bur untuk
mendapatkan akses ke kista.

4. Lakukan pelebaran tulang menggunakan Rongeur

Page |8
5. Kista terlihat setelah pembuangan tulang dilakukan

6. Penjahitan luka di tepi rongga kista

7. Tutup rongga kista menggunakan kassa iodoform

Page |9
8. Rongga kista setelah dilakukan penutupan dengan kassa

P a g e | 10
Selain diindikasikan untuk pengangkatan kista-kista yang besar, marsupialisasi
juga dapat digunakan sebagai metode bedah untuk Ranula. Ranula merupakan suatu lesi
mucus ekstravasasi yang invasive, berasal dari glandula sublingualis dan dapat
menembus sampai m.Mylohioideus.

Gambar a.Ranula (Lesi Kecil)

Gambar b. Ranula(Lesi Besar)

P a g e | 11
Gambar 1(a dan b). Eksisi bagian dari lesi termasuk mukosa mulut dan permukaan atas
dinding kista

Gambar 2(a dan b). Penjahitan mukosa mulut dan tepi kista dengan jahitan terputus

P a g e | 12
Gambar 3.Gambaran klinis setelah 20 hari dilakukan marsupialisasi.

C.Perawatan Pasca Bedah

 Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari)


 Setelah pasien benar-benar sadar, bisa dicoba minum sedikit-sedikit kemudian
setelah 6 jam tidak mual, maka bisa diberi makan.
 Pada penderita yang terpasang drain dilepas jika produksinya < 10 cc/24 jam.
 Luka operasi dirawat dengan mengganti verban pada hari ke-3.
 Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi pada
bekas kista maka tampon dipertahankan sampai hari ke- 5, dan kemudian
dicabut sehingga mengurangi kemungkinan tertutup lagi kista tersebut.
 Penderita dipulangkan sehari setelah pengangkatan drain dan tampon, anjurkan
kontrol di Poli Bedah.
 Angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
 Follow-up dilakukan tiap minggu sampai luka operasi sembuh dengan baik

Kelebihan dari marsupialisasi adalah sebagai berikut :


 Prosedur sederhana
 Struktur vital dapat diselamatkan, misalnya: pembuluh darah dan saraf
 Kista yang cukup besar dapat ditangani dengan anestesi lokal
 Cara paling sederhana untuk merawat patah tulang yang merupakan komplikasi dari
kista yang besar pada mandibula
 Tidak menghalangi erupsi gigi.
 Mencegah fistula oronasal atau fistula oroantral.

P a g e | 13
 Mencegah fraktur patologis.
 Mengurangi waktu operasi.
 Mengurangi kehilangan darah, membantu dalam penyusutan lapisan kistik.
 Memungkinkan untuk pembentukan tulang endosteal.
 Alveolar ridge dapat dipertahankan.

Kekurangan dari marsupialisasi adalah sebagai berikut :


 Dapat tertinggalnya jaringan patologis.
 Tidak dilakukan pemeriksaan histologis seluruh lapisan kistik.
 Dibutuhkan perawatan pasca operasi.
 Perubahan suara mungkin terjadi jika kavitas tidak ditutup.
 Rasa dan bau yang tidak menyenangkan dapat terjadi karena akumulasi air liur &
debris makanan pada kavitas.
 Penggantian pack secara berkala.
 Operasi sekunder mungkin diperlukan.
 Pembentukan celah seperti kantong yang merupakan tempat impaksi makanan.
 Risiko invaginasi & pembentukan kista baru.
 Waktu penyembuhan yang lama.

P a g e | 14
DAFTAR PUSTAKA
1. http://dentistlove.blogspot.com/2011_03_01_archive.html
2. Ebook diligent oral surgery
3. http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/eksisi-dan-marsupialisasi-
ranula/, diakses 7 mei 2011)

P a g e | 15

You might also like