Professional Documents
Culture Documents
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepadaKu’’.(Surat Adz-Dzariyaat 56)
َ… ۖ وَلَﻘَﺪْ بَﻌَﺜْﻨَا ﻓِﻲ كُﻞِّ ﺃُمَّةٍ رَسُﻮلًا ﺃَنِ اعْﺒُﺪُوا اللَّهَ وَاﺟْﺘَﻨِﺒُﻮا الﻄَّاﻏُﻮﺕ
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang
merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami
agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang
banyak.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang pertama ini dan in
syā Allāh kita bertemu kembali pada halaqoh yang ke-2.
ع ْب ُد هللاَ سى َ َوﺃ َ َّن ِع ْي،ُس ْولُه َ َوﺃ َ َّن ُم َح َّمدًا،ُش ِه َد ﺃ َ ْن َﻻ ِﺇلَهَ ِﺇ َّﻻ هللا َو ْح َدهُ َﻻ ش َِري َْك لَه
ُ ع ْب ُدهُ َو َر َ َم ْن
َعلَى َما َكان َ ُار َح ٌّق ﺃ َ ْد َﺧلَهُ هللا ال َﺟﻧَّة َ َّ َو َك ِل َمتُهُ ﺃ َ ْلﻘَاهَا ﺇِلَى َم ْريَ َم َو ُر ْو ٌح ِم ْﻧهُ َو ْال َﺟﻧَّةَ َح ٌّق َوالﻧ،ُس ْولُه ُ َو َر
ْ
ِمنَ ال َﻌ َم ِل
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َو َب َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
Akhil karim..
Tauhid adalah amalan yang paling Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى ُ cintai, sebaliknya syirik
(menyekutukan Allâh dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh
murkai. Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ memang Maha Pengampun akan tetapi bila
seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada
Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ , Maka س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ tidak akan mengampuni dosa syirik
tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada
harapan baginya untuk masuk ke dalam surga-Nya Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ ,
Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih
besar daripada kerugian ini.
هللا ﻻَيَ ْغ ِف ُر ﺃَن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغ ِف ُر َمادُونَ َذلِكَ ِل َمن يَشَآ ُء
َ ِﺇ َّن
ار
ٍ صَ لظالِمِينَ ِم ْن ﺃَﻧ ُ َّعلَ ْي ِه ْال َﺟﻧَّةَ َو َمأ ْ َواهُ الﻧ
َّ ار َو َما ِل َ ُِﺇﻧَّهُ َمن يُ ْش ِر ْك ِباهللِ ﻓَﻘَ ْد َح َّر َم هللا
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang
seseorang terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya,
Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan
berdo'alah kepada Allâh..
الحمد هلل والصالة والسالم على, سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
رسول هللا
Saudaraku sekalian..
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan
seseorang. Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ telah berfirman:
ط َّن َع َملُ َك َو َلت َ ُكوﻧ ََّن ِمنَ ْالﺧَا ِس ِرينَ َب ِل َ ﻲ ِﺇلَي َْك َو ِﺇلَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل َك لَ ِئ ْن ﺃ َ ْش َر ْك
َ ﺕ لَ َي ْح َب ِ ُ َولَﻘَ ْد ﺃ
َ وح
َّ َّللا ﻓَا ْعبُ ْد َو ُك ْن ِمنَ ال
َشا ِك ِرين َ َّ
Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia
tanpa bertaubat kepada Allâh maka dosa syirik tersebut tidak akan
diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum dia meninggal, maka
Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ akan mengampuni dosanya bagaimanapun besar
dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di
dalamnya 3 syarat :
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
Rasulullâh ﷺbersabda:
ِﺇ َّن هللا َي ْﻘ َب ُل ت َْو َبةَ ْالﻌَ ْب ِد َما لَ ْم يُغ َْر ِﻏ ْر
Para sahabat Nabi ﷺtidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan
banyak diantara mereka masuk islam ketika sudah besar dan
sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya tidak terjerumus
kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid
dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan
sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
َ ََو ِﺇ ْذ قَا َل ﺇِب َْراهِي ُم ألَبِي ِه َوقَ ْو ِم ِه ِﺇﻧَّﻧِى بَ َرآ ٌء ِ ّم َّمأ ت َ ْﻌبُدُونَ ِﺇﻻَّ الَّذِي ﻓ
ط َرﻧِﻲ
Rasûlullâh ﷺbersabda :
ِمَﻦْ قَالَ ﻻَ ﺇِلَهَ ﺇِﻻَّ اللهُ وَ كَفَﺮَ بِﻤَا يُﻌْﺒَﺪُ مِﻦْ دُوْنِ اللهِ حَﺮُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَ حِﺴَابُهُ عَلىَ الله
"Barang siapa yang mengatakan laa illa ha ilallah dan mengingkari segala
sesuatu yang disembah selain Allâh maka haram hartanya dan darahnya
( tidak boleh diganggu) dan perhitungannya ( hisabnya) adalah atas
Allâh س ْب َحانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ ". (HR. Muslim)
Wallâhul muafiq,
وصلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
Kajian 08 –
Kajian 08 – HSI 01 – Bertabarruk (Mencari Berkah)
“Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk
beribadah adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi
seluruh alam”. (QS. Ali Imron: 96)
Ka’bah diberikan barokah oleh Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ dan cara mendapatkan
barokahnya atau kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana.
Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ berfirman:
َ ِﺇﻧَّا ﺃ َ ْﻧزَ ْلﻧَاهُ ﻓِﻲ لَ ْيلَ ٍة ُم َب
َار َك ٍة ِﺇﻧَّا ُكﻧَّا ُم ْﻧذ ِِرين
Sepeninggal beliau Rasûlullâh ﷺmereka tidak melakukan hal ini kepada Abu
Bakar dan Umar dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan
bahwasanya ini adalah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul. Meminta
barokah hanya kepada Allâh dan dengan cara yang di syariatkan. Adapun
meminta barokah dari Allâh dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti
dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil tanah kuburan
tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga
Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ memberkahi kita dan keluarga kita. Aamiin.
Inilah halaqah yang ke 8 dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
وصلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain
Allâh س ْب َحانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ .
Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim
berkorban dan menyembelih untuk selain Allâh sedikitpun, Meskipun
dengan seekor lalat, dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau
terhindar dari mudhorot. Kita harus yakin sebagai seorang muslim
bahwa manfaat dan juga mudhorot di tangan Allâh س ْب َحانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ semata.
Dan hanya kepada-Nya lah seorang muslim bertawwakal.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke 9 ini dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
وصلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى ُ adalah
Ibadah dan sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak
diperkenankan kecuali untuk Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ semata, seperti seseorang
bernadzar untuk Allâh akan berpuasa satu hari jika lulus ujian, atau
bernadzar untuk Allâh akan mengadakan umrah jika sembuh dari penyakit
dan lain-lain. Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ berfirman:
ُُ ار
ٍ صَ لظا ِل ِمينَ ِم ْن ﺃَﻧ
َّ َو َمآﺃَﻧفَ ْﻘتُم ِ ّمن ﻧَّفَﻘَ ٍة ﺃ َ ْو ﻧَ َذ ْرتُم ِ ّمن ﻧَّ ْذ ٍر ﻓَإ ِ َّن هللاَ يَ ْﻌلَ ُمهُ َو َما ِل
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka
sesungguhnya Allâh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ mengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)
من ﻧذر ان يطيع هلل ﻓليطﻌه ومن ﻧذر ان يﻌصيه ﻓال يﻌصه
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه, بسم هللا الرحمن الرحيم
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-
jampi)”
Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh.
Bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.
َف ب ِْن َمالِكٍ قَا َل كُﻨَّا ﻧَﺮْقِﻲ ﻓِﻲ الْﺠَاهِلِﻴَّةِ ﻓَﻘُلْﻨَا يَا رَسُﻮلَ اللَّهِ كَﻴْﻒَ تَﺮَى ﻓِﻲ ذَلِﻚَ ﻓَﻘَالَ اعْﺮِضُﻮا عَلَﻲَّ رُقَاكُﻢْ لَا بَأْس
ِ َع ْن َع ْو
ٌبِالﺮُّقَى مَا لَﻢْ يَﻜُﻦْ ﻓِﻴهِ شِﺮْك
Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman
Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam,
“Yā Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ﷺbersabda :
“Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak
mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh
Al-Albani rahimahullāh).
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ﷺdan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa
Arab maupun dengan selain bahasa Arab.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau
dengan nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab,
tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak
tahu. ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh
ﷺdalam sabda Beliau :
ٌﺇِنَّ الﺮُّقَى وَالﺘَّﻤَائِﻢَ وَالﺘِّﻮَلَةَ شِﺮْك
’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū
Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)
Itulah halaqah yang ke-11 dan sampai bertemu kembali pada dihalaqah
selanjutnya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه, بسم هللا الرحمن الرحيم
Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.
Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya
Allāh س ْبحَانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan
merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh س ْبحَانَهُ َو تَ َعالَى
ُ . Berdo’a dengan
makna di atas adalah ibadah.
َوَقَالَ رَبُّﻜُﻢُ ادْعُﻮﻧِﻲ ﺃَسْﺘَﺠ ِﺐْ لَﻜُﻢْ ۚ ﺇِنَّ الَّﺬِيﻦَ يَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُونَ عَﻦْ عِﺒَادَتِﻲ سَﻴَﺪْﺧُلُﻮنَ ﺟَهَﻨَّﻢَ دَاﺧِﺮِيﻦ
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan
mengabulkan kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah
kepada-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan
terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh).
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a
kepada selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga
takut kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh
adalah termasuk syirik besar.
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah
ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ semata. Dan perlu kita ketahui
bahwasanya boleh seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada
seorang makhluk dengan 4 syarat:
Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.
Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara
bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a
orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama
untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan.
Rasūlullāh ﷺbersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau memiliki
syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak
menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh
berfirman:
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafā’at
kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat
tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu
wa Ta’ālā, sampai meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana
firman Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ :
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang memilikinya.
Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-
Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ﷺseperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada
makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
وَيَﻌْﺒُﺪُونَ مِﻦْ دُون ِ اللَّهِ مَا لَا يَﻀُﺮُّهُﻢْ وَلَا يَﻨْفَﻌُهُﻢْ وَيَﻘُﻮلُﻮنَ هَﺆُلَاﺀِ شُفَﻌَاﺅُﻧَا عِﻨْﺪَ اللَّهِ ۚ قُﻞْ ﺃَتُﻨَﺒِّﺌُﻮنَ اللَّهَ بِﻤَا لَا يَﻌْلَﻢُ ﻓِﻲ الﺴَّﻤَاوَاﺕِ وَلَا ﻓِﻲ
الْأَرْﺽِ ۚ سُﺒْﺤَاﻧَهُ وَتَﻌَالَى عَﻤَّا يُﺸْﺮِكُﻮن
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan
tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami
disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh
tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (Yunus 18)
Itulah yang bisa kami sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqoh selanjutnya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه, بسم هللا الرحمن الرحيم
Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh baik
dalam hal Aqidah, Ibadah maupun Muamalah. Mereka memiliki derajat yang
berbeda-beda di sisi Allâh س ْبحَانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ . Kita sebagai seorang muslim diperintahkan
untuk mencintai mereka, kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka
dalam kebaikan.
ﻻ تطروﻧﻲ كما اطرﺕ الﻧصارى عيسى ابن مريم ﻓإﻧما اﻧا عبده ﻓﻘولوا عبد هلل ورسوله
Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah
seorang Rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan
terhadap sebaik-baik manusia yaitu Rasulullâh ﷺtidak diperbolehkan, maka
bagaimana dengan yang lain?
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah
meyakini bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas
kuburan mereka, atau beribadah kepada Allâh س ْبحَانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ disamping kuburan
mereka dan lain-lain.
Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
Semoga Allâh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.
Itulah halaqah yang ke 14 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya..
الحمد هلل والصالة والسالم, سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
على رسول هللا
Halaqah yang ke 15 "Sihir "
Ayyuhal Ikhwah.. Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir
yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan syetan tidak akan menolong seseorang
kecuali setelah melakukan perkara yg dia ridhoi yaitu:
Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan menghina Al-Qur'an
atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh berfirman :
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak bertobat sebagaimana
telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ﷺdan yang berhak melakukan hukuman tersebut adalah
pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya
keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang haram. Karena
Rasulullâh ﷺmengabarkan bukan termasuk pengikut beliau orang yang menyihir dan orang minta
disihirkan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya
dan dishohihkan oleh syeikh Albani rahimahullâh.
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir, diantaranya adalah
dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho syetan, seperti :
-Jimat- jimat,
-Musik - musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.
Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada Allâh
memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan. Dan jangan
sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan jin, baik secara
langsung, maupun lewat dukun, paranormal dan semisal mereka.
Semoga Allâh سُ ْبحَانَهُ َو تَعَالَىmelindungi kita dan keluarga kita dari semua kejelekan di dunia dan juga di
akhirat. Aamiin..
Itulah halaqah yang ke 15 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak diketahui oleh
kebanyakan manusia seperti:
-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.
Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah perkara yang
diharamkan dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah kabar dari jin
yang mereka mintai bantuan. sedangkan, cara-cara tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya
sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan juga syaithan.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret
mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan membantu sang dukun
kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta yang dia
dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi ﷺdalam
hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari langit. Apabila mendengar
sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada yang dibawahnya dan seterusnya sehingga
sampai ke telinga dukun, terkadang dia terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar
tersebut, dan terkadang pula sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun tersebut dengan
kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan alat
mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang islam dilarang sekali-kali datang ke dukun
dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullâh ﷺbersabda yang
artinya :
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan, maka
dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah
dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullâh )
Rasulullâh ﷺbersabda :
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai mengeluarkan
seseorang dari islam. Namun kedua hadits diatas cukup menunjukkan besarnya dosa orang yang
mendatangi dukun. Semoga Allâh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ menjadikan kita merasa cukup dengan yang halal dan
menjauhkan kita dari yang haram.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah ke 16. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah
berikutnya..
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu
merasa sial dengan sesuatu.
Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar
kejadian tertentu, Seperti:
• Melihat tabrakan atau,
• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti
bepergian, berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila
perasaan tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ﷺbersabda,
ّ ِ َُم ْن َر َّدتْه
َالطيَ َرة ُ ِم ْن َحا َﺟ ٍة ﻓَ َﻘ ْد ﺃ َ ْش َرك
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini
dinafikan dan di ingkari oleh Rasūlullāh ﷺ, Beliau bersabda,
ارة ّ ِ ََوﻻ
َ َالطي
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh
terhadap takdir Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ ,. Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh
mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan
adalah dengan takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan
kebaikan kecuali Allāh dan tidak (ada yang) melindungi dari keburukan kecuali
Allāh. Hanya bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada
Allāh س ْبحَانَهُ َو ت َ َعالَى
ُ ,.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah
berbaik sangka kepada Allāh karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi
ﷺsering bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu
bernama Suhail. Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya
“yang mudah”. Maka Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini
akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam.
Itulah halaqah yang ke-17 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا و على, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال, بسم هللا الرحمن الرحيم
آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal
Nasib Dengan Bintang”.
Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di
atas. Seorang salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang
meninggal kurang lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
Inilah halaqah yang ke-18 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
و صلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allāh”.
✓ Wallāhi
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
✓ Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
✘ Demi Rasūlullāh
✘ Demi Ka’bah
✘ Demi Jibrīl
✘ Demi langit dan bumi
✘ Demi bulan dan bintang
✘ Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh
ﷺbersabda,
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah
berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni
rahimahullāh)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan
seseorang dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan
sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan
Allāh س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى
ُ ,, yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh
orang-orang musyrik dengan mengatakan:
✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lāta
✘ Dan lain-lain.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-19 ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah yang selanjutnya.
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riyā”.
Ayyuhāl ikhwāh, Riyā’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena
ingin pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riyā’
hukumnya HARAM dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak
mengeluarkan seseorang dari Islam.
Riyā’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun
besar amalan tersebut. Rasūlullāh ﷺbersabda :
ُقَالَ اللَّهُ تَﺒَارَكَ وَتَﻌَالَى ﺃَﻧَا ﺃَﻏْﻨَى الﺸُّﺮَكَاﺀِ عَﻦِ الﺸِّﺮْكِ مَﻦْ عَﻤِﻞَ عَﻤَالً ﺃَشْﺮَكَ ﻓِﻴهِ مَﻌِﻲ ﻏَﻴْﺮِي تَﺮَكْﺘُهُ وَشِﺮْكَه
“Allāh berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa
yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di
dalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga
kesyirikannya’.” (HR Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk
diampuni Allāh, artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riyā’ tersebut,
berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, ;
ُﺇِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِﺮُ ﺃَنْ يُﺸْﺮَكَ بِهِ وَيَغْفِﺮُ مَا دُونَ ذَلِﻚَ لِﻤَﻦْ يَﺸَاﺀ
“Sesungguhnya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki.” (QS An Nisā: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal shalih. mereka adalah orang yang:
• ⑴ Mengajarkan Al Qurān supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka
membaca, seorang yang mahir membaca.
• ⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
• ⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Beramal bukan karena Allāh, Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ﷺdalam
hadits yang shahih. Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam
beramal..dan ikhlash adalah barang yang sangat berharga. Para salaf kita, merekapun
merasakan beratnya memperbaiki hati mereka.
Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita
dari riyā’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati. dan marilah kita biasakan untuk
menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-20 ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah yang selanjutnya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
َ سالَ ُم
َّ ال
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada
Allāh”.
ِوَمِﻦَ الﻨَّاسِ مَﻦْ يَﺘَّﺨِﺬُ مِﻦْ دُونِ اللَّهِ ﺃَﻧْﺪَادًا يُﺤِﺒُّﻮﻧَهُﻢْ كَﺤُﺐِّ اللَّهِ وَالَّﺬِيﻦَ آَمَﻨُﻮا ﺃَشَﺪُّ حُﺒًّا لِلَّه
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta,
pekerjaan dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi
cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara
tersebut melebihi cintanya kepada Allāh maka dia telah melakukan dosa
besar. Allāh berfirman yang artinya:
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak
siapa yang lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan
siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:
Itulah halaqah yang ke-21 dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
و صلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آل ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌين
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َو َب َر َكاتُه
َّ ال
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.
Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat
adalah di tangan Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allāh dan tidak
bertawakal kecuali kepada Allāh.
✓ Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
✘ Bukan takut :
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut seperti ini
kepada selain Allāh.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik
besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan)
wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan
kuburannya dan juga mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm
‘Alaihissalām ketika beliau berkata yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali apabila
Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya
kepada Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allāh atau melanggar
larangan Allāh, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-
orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang beriman,
dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi
takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu,
niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis, dan
seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa
memberikan mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan
Syaikh Al Albani Rahimahullāh)
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang membawa
seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah takut yang tabiat, yang
para Nabi pun tidak terlepas darinya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َو َب َركَاتُه, بسم هللا الرحمن الرحيم
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam
Kebenaran”.
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya,
Ilmu yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ , Mereka
adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah
sangat tinggi, Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita
untuk ta’at kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada
kebenaran dan juga kebaikan. Allāh Ta’ālā berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul
dan ulil amri kalian.” (QS An Nisā: 59)
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati
mereka (yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal
sampai kepada kemaksiatan,
'ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah
dan terkadang benar.
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya
seorang ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh
seseorang mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran,
Rasūlullāh ﷺbersabda:
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia
telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai
syariat, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh
berfirman :
“Mereka (orang-orang Yahudi & Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah
mereka sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah
tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan,
maka mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut
mengharamkan apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut
mengharamkan.” (Hadits ini hasan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Itulah halaqah yang ke-23 sampai bertemu pada halaqah yang selanjutnya.
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه, بسم هللا الرحمن الرحيم
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS
An Nahl: 53)
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allāh kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti
mengatakan:
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada
seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab
kenikmatan ini. Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan
kebaikan atau dengan do’a yang baik.
Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh semata. وهللا
تعالى أعلم
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqah yang selanjutnya.
سالَ ُم َع َل ْي ُك ْم
َّ ال, و صلى هللا على ﻧبيﻧا محمد و على آل ﻧبيﻧا محمد و على آله و صحبه ﺃﺟمﻌيﻧبسم هللا الرحمن الرحيم
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا, َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha
Dengan Hukum Allāh”.
Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-
Rahmān Ar-Rahīm. Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan
syari’at supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan
didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya
penuh dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang
samar atas sebagian manusia.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga Muslimah untuk,
Ridha dengan hukum Allāh, dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam
hukum Allāh.
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
َ سولَهُ ﻓَ َﻘ ْد
ض َّل ُ َّللا َو َر
َ َّ صِ سولُهُ ﺃ َ ْم ًرا ﺃ َ ْن يَ ُكونَ لَ ُه ُم ْال ِﺧيَ َرة ُ ِم ْن ﺃ َ ْم ِر ِه ْم ۗ َو َم ْن يَ ْﻌ
ُ َّللاُ َو َر َ ََو َما َكانَ ِل ُمﺅْ ِم ٍن َو َﻻ ُمﺅْ ِمﻧَ ٍة ﺇِذَا ق
َّ ضى
ًض َال ًﻻ ُمبِيﻧا
َ
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah
apabila Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang
mendurhakai Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzab: 36)
Saudaraku, Alhamdulillāh dengan izin dan karunia-Nya sampailah kita pada bagian
yang terakhir dari Silsilah Tauhid, yaitu bagian ke-25.
Dan dengan ini saya akhiri silsilah ini. Dan bukan berarti kita sudah merasa cukup.
Apa yang disampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. Belajar
tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita.
Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para
ulama yang terpercaya. Semoga Allāh س ْبحَانَهُ َو تَعَالَى
ُ merahmati kita semua,
menghidupkan dan juga mematikan kita di atas tauhid.
SILSILAH 01
TAU H I D