You are on page 1of 8

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jl.Kalimantan No 37, Kampus Tegalboto, Jember

Standard Operational Prosedure


(SOP)
Asuhan Persalinan Normal
F.Kep
Universitas
Jember
Prosedur No Dokumen : No Revisi :- Halaman
Tetap
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
April 2018
1 Pengertian Asuhan persalinan normal adalah pemberian tindakan pada
ibu yang siap bersalin yaitu pada Kala II Inpartu, dimana
tidak ada penyulit kehamilan maupun penyulit persalinan.

2 Tujuan Menolong persalinan dan memberikan asuhan mulai kala I -


Kala IV pada persalinan normal

3 Indikasi Ibu bersalin dengan keadaan normal :


1. Persalinan terjadi saat usia kehamilan aterm
2. Tidak ada komplikasi
3. Proses persalinan tidak lebih dari 24 jam
4. Terdapat satu janin
5. Kontraksi uterus teratur dalam kemajuannya
6. Penipisan dan dilatasi serviks yang progresif
7. Kemajuan bagian presentasi

4 Kontra Persalinan patologi


Indikasi
5 Persiapan a. Pastikan identitas klien
Pasien b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy pasien
Jelaskan maksud dan tujuan
6 Persiapan a. Troli persalinan / meja kerja
Alat b. Partus set :
- Benang tali pusat
- 2 klem arteri
- gunting tali pusat
- ½ kocher
- gunting episiotomi

5
- sarung tangan DTT
- duk steril
- kassa steril
c. Sarung tangan DTT
d. Sputi
e. Obat uterotonika (oksitosin 10 iu)
f. Celemek
g. Kapas steril dalam kom
h. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
i. Funandoskop
j. Handuk
k. Kain bersih
l. Tempat sampah kering
m. Gendok (tempat plasenta)
n. Bengkok
o. Baju ibu dan celana dalam
p. Pembalut
q. Waslap dan baskom
r. Kapas alkohol pada tempatnya

7 Persiapan a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan medis


Perawat b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

8 Cara Kerja I Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua


1 Mendengar dan melihat Tanda dan gejala kala dua
- Ibu Mempunyai Keinginan Mengeran
- Ibu merasakan tekanan pada rektum dan vagina
meningkat
- Perineum menonjol
- Vulva - vagina dan spingter ani membuka
II Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2 Memastikan perlengkapan alat, bahan/obat essensial siap
digunakan. Menyiapkan spuit steril dalam pasrtus park,
mematahkan ampul oksitoxin
3 Mengenakan celemek plastik yang bersih
4 Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan dengan handuk bersih sekali pakai
5 Memakai sarus tangan DTT (Tangan kanan dahulu)
6 Menghisap oksitoxin 10 unit ke dalam spuit ( dengan
sarung tangan DTT)

III Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan


janin baik
7 Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT, dengan
membersihkan dari arah depan ke belakang

6
8 Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap, kedudukan bagian terendah janin di
dasar panggul (UUK di jam berapa?)
Bila ketuban belum pecah, dan bagian terendah janin
sudah di dasar panggul maka LAKUKAN
AMNIOTOMI
9 Mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin
0,5%, cuci tangan
10 Memeriksa DJJ saat perut tidak kontraksi, untuk
memastikan keadaan janin baik
* Mengambil tindakan yang sesuai bila DJJ tidak normal,
mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar
partograph
IV Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu
Proses Pimpinan Meneran
11 Memberitahu ibu dan keluarga pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik
 membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan
aman bagi janin
 Jelaskan pada keluarga bagaimana cara
mendukung dan memberi semangat pada ibu
12 Meminta keluarga / pendamping untuk membantu ibu
dalam posisi mengeran
* pilihan posisi : ½ duduk, jongkok, merangkak , dll
13 Melakukan pimpinan mengeran saat ibu ada dorongan
kuat untuk meneran
 Membimbing ibu cara meneran yang benar, saat
ada dorongan
 Memberi semangat atas usaha ibu dalam upaya
meneran (beri pujian)
 Anjurkan ibu istirahat / relaksasi ketika tidak ada
kontraksi
 Anjurkan pendamping memberikan semangat
saat meneran
 Anjurkan pendamping memberikan asupan oral
ketika tidka ada kontraksi
 Menilai DJJ tiap 5 menit
Perhatian :
a. Ibu primi dipimpin meneran maksimal 2 jam,
bayi harus lahir (bila tidak rujuk segera)
b. Ibu multi dipimpin meneran maksimal 1 jam,
bayi harus lahir (bila tidak rujuk segera)
Catatan :
Jika tidak ada kontraksi / tidak ada keinginan
meneran, CEK DJJ

14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil


posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk mengeran dalam selang wakti 60 menit
V Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

7
15 Jika kepala janin membuka vulva dengan diameter 5 - 6
cm, letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi, alas bokong.
* siapkan meja untuk antisipasi terjadinya asfiksia bayi,
beri 2 alas kain, 1 handuk dan lampu sorot 60 watt (jarak
lampu ke tubuh bayi 60 cm)
16 Meletakkan kain bersih yang sudah dilipat 1/3 bagian,
di bawah bokong ibu
17 Membuka partus set
18 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI Menolong Kalahiran
LAHIRNYA KEPALA
19 Meletakkan tangan kanan di bawah lipatan kain 1/3 bag
untuk melindungi perieneum ibu dan meletakkan tangan
kiri di bagian oksiput kepala bayi, serta memberikan
tekanan ringan agar lahirnya kepala tidak terlalu cepat
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan saat ada kontraksi
sampai kepala lahir (nafas pendek)
20 Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan
yang sesuai bila ada lilitan
* Bila lilitan longgar lepaskan lewat bagian atas kepala
* Bila lilitan terlalu kuat lakukan klem di dua tempat
dan memotongnya
21 Menunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan
LAHIRNYA BAYI
22 Setelah kepala bayi putar paksi luar, letakkan kedua
tangan secara biparietal. Anjurkan ibu meneran saat ada
kontraksi, dengan lembut menarik kearahbawah dan
distal sampai bahu anterior lahir, kemudian menarik
kearaj atas dan distal sampai bahu posterior lahir.
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan
siku bawah. Gunakan tangan atas untuk menelurusi dan
memegang lengan dan siku atas bayi.
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, tangan kiri terus
menelusur punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pengang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari lainnya)

VII Penanganan Bayi Baru Lahir


25 Lakukan penilaian (Selintas) :
a. Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa
kesulitan ?

8
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas / megap-
megap, lakukan langkah resusitasi ( lanjutkan
langkah ke resusitasi pada asfiksia BBL)
26 Segera mengeringkan bayi, menutupi kepala dan badan
bayi.
* Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya, kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk kering, biarkan bayi di atas perut ibu
27 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (fundus)

28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoxin agar


uterus berkontraksi baik
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitoxin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitoxin)
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klaim 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat ke
arah ibu dan jepit kembali tali pusat 2 cm dari klem
pertama
31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
*dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali
pusat diantara dua klem tersebut
*ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi,
kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
*lepaskan klem dan masukkan dalam wadah dalam yang
telah disediakan . sedangkan tangan kanan
menegangkan tali pusat didepan vulva
32 Letakkan bayi agar ada kontak kulit bayi dan kulit ibu.
Letakkan bayi tengkuran di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga menempel didada dan perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
Selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi dikepala bayi

VII Penatalaksanaan Bayi Aktif Kala Tiga


33 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 - 10
cm dari vulva
34 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi
atas sympisis untuk mendeteksi tangan lain
menegangkan tali pusat
35 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke arah
belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 - 40 detik hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul

9
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas
*Jika uterus tidak segera kontraksi, minta
suami/keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
36 Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta lepas minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai ,
kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso kranial)
*Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem
berjarak 5 - 10 meter dari vulva dan lahirkan plasenta
* Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat maka :
a. Beri dosis ulangan oksitoxin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (asptik, jika kandung kemih
penuh)
c. Minta keluarga menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir, atau bial terjadi
perdarajan segera lakukan plasenta manual

37 Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan


plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang
disediakan.
*jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT
untuk eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari -
jari tangan /klem DTT untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal
RANGSANGAN TAKTIL
38 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus. Letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakkan melingkar
dengan lembut, hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
*lakukan tindakan yang diperlukan, jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase
IX Menilai Perdarahan
39 Evalausi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum.lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan.
*bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif
segera lakukan penjahitan
40 Periksa kedua sisi plsenta baik bagian ibu maupun bayi.
Pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
X Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
41 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
42 Pastikan kandung kemih kosong , jika penuh lakukan
katerisasi

10
Evaluasi
43 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung
tangan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk
yang bersih dan kering
44 Ajarkan pada ibu / keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi
45 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum baik
46 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47 Pantau keadaan bayi, pastikan bahwa bayi bernafas


dengan baik (40-60x/mnit)
 Jika sulit bernafas, merintih atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk ke RS
 Jika nafas cepat dan sesak segera rujuk ke rs
rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu bayi
dan hangatkan ibu dalam satu selimut
Kebersihan dan Keamanan
48 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir, darah. Bantu ibu memakai
pakaian bersih dan kering. Bantu ibu memakai pakaian
dalam yang bersih dan kering
49 Pastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang diinginkan
50 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Kemudian
cuci dan bilas peralatan
51 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi di tempat
sampah yang sesuai
52 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%
53 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5 % dan balik bagian dalam diluar, dan rendam dalam
laritan klorin selama 10 menit
54 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir,
kemudian keringkan dengan lap satu kali pakai
55 Pakai sarung tangan bersih / DTT untuk pemberian Vit
K1 (1 mg) IM di paha kiri bawah lateral dan salep mata
profilaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran.

56 Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam


kelahiran bayi) . Pastikan kondisi bayi tetap baik ( nafas
40 -60x/menit dan temperatur tubuh normal 36,5 –
37,5⁰C)setiap 15 menit.
57 Setelah 1 jam pemberian Vit K berikan , berikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan antero
lateral. Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu
waktu dapar disusukan.

11
58 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam di dalam larutan klorin
59 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalot,
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering.
Dokumentasi
60 Lengkapi partograp (halaman depan dan belakang)
periksa tanda vital ibu dan lanjutkan asuhan kala IV
Evaluasi 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

Jember, April 2018


Disusun Oleh
Tim Keperawatan Maternitas

Catatan :
1.
2.
3.
4.

12

You might also like