You are on page 1of 26

KINETIKA METALURGI

Andinnie Juniarsih Pertemuan I - Pendahuluan


Pendahuluan

1. Rencana Pembelajaran Semester


 Pendahuluan: rps, aturan  Kinetika Reaksi Heterogen III
perkuliahan, pengantar  Kinetika Reaksi Heterogen IV
kinetika
 Kinetika Reaksi Heterogen V
 Teori konstanta laju reaksi
 Kinetika Reaksi Heterogen VI
 Kinetika reaksi homogen I
 Introduksi Perancangan
 Kinetika reaksi homogen II Reaktor I
 Kinetika reaksi homogen III  Introduksi Perancangan
 Kinetika reaksi Heterogen I Reaktor II
 Kinetika reaksi Heterogen II  Perpindahan Massa
 Ujian Tengah Semester  Ujian Akhir Semester
2. Aturan perkuliahan 3. Sistem Penilaian
Kehadiran minimal 85% (maksimum

bolos 3x)  UTS : 30%
 Maksimum keterlambatan 15’ (lebih  UAS : 40%
dari 15 menit tidak diperkenankan
masuk)  Tugas dan Kuis: 30%
 Berpakaian rapi dan sopan
 Tugas mandiri (1): 5%
 Pindah kelas sesuai persetujuan
dosen  Tugas Kelompok (1): 10%
 Perkuliahan berakhir apabila:  Kuis (3x): 15%
 Materi habis
 Waktu habis  Mencontek = E
 Dering HP, kelas otomatis berakhir
dan materi dianggap sudah selesai
4. Referensi
 Levenspiel, O., Chemical reaction Engineering, 3rd Ed.
John Wiley and Sons, New York, 1999 (Pustaka Utama)
 Szekely, J. and Themelis, N. J., Rate Phenomena in
Process Metallurgy, Wiley Interscience, 1971 (Pustaka
Utama)
 Sohn, H.Y., Rate Processes of Extractive Metallurgy,
Plenum Press, New York, 1979
 Laidler, K.J., Reaction Kinetics Vol 1-2, Pergamon Press,
London, 1963
 Jurnal, sumber online dan buku pendukung lain
Thermodinamika VS Kinetika Reaksi
 Kinetika Kimia Merupakan bidang ilmu yang
mempelajari sistem kimia yang tergantung pada waktu.
Contoh : sistem* yang memiliki komposisi kimia yang
berubah selama perubahan waktu tertentu.
 Membicarakan mengenai dinamika reaksi kimia,
meliputi laju reaksi dan mekanisme reaksi yang terjadi.

 Kinetika kimia dapat memberikan informasi mengenai


mekanisme reaksi, sedangkan termodinamika banyak
digunakan untuk meramalkan dapat atau tidaknya
reaksi berlangsung atau membuktikan kebenaran dari
langkah reaksi dalam bentuk mekanisme.
Sistem:
 Terbuka  An open system is one in which matter (or mass) can cross the
boundary of the system also can be energy transfer
 Two types of open systems exist:
(1) steady-state, and
(2) unsteady state
 Tertutup  a system of fixed mass. No mass transfer occurs across the system
boundary. However, there can be energy transfer into or out of the system.
 Terisolasi  It is of fixed mass and energy, and there is no mass or energy
transfer across the system boundary
 Termodinamika: membuktikan reaksi berlangsung
spontan (reaksi akan dapat berlangsung)
 Termodinamika : tidak akan dapat menjawab

(1) Bagaimana reaksi dapat terjadi ?


(2) Berapa cepat reaksi terjadi ?
(3) Bagaimana mekanisme reaksi yang terjadi ?
 Reaksi  produk
 Reaksi terjadi apabila produk reaksi memiliki
energi bebas yang lebih rendah dari reaktan
Reaksi Kimia
 Reaksi Kimia: suatu proses di mana zat (atau senyawa)
diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru
 Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi =
reaktan) menjadi zat baru (produk)

 Reaksi kimia selalu berhubungan dengan persamaan


reaksi.

 Persamaan reaksi menunjukkan jenis dan keadaan fisik


zat-zat pereaksi dan hasil reaksi yang dinyatakan
dengan rumus struktur berikut tanda fasenya.
Jenis reaksi Kimia
 Reaksi penggabungan
 Reaksi penguraian
 Reaksi pergantian (reaksi pertukaran tunggal)
 Reaksi Metatesis (reaksi pertukaran ganda)
1. Reaksi Penggabungan
 Combination or Addition or Synthesis Reaction
 Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua zat bergabung
membentuk zat ketiga, dst. Kasus paling sederhana adalah bila dua unsur
bereaksi membentuk senyawa. Misalnya logam natrium bereaksi dengan
gas klor membentuk natrium klorida. Persamaan reaksinya:
2Na(s) +Cl2(g) → 2NaCl(s)

 Contoh lain misalnya reaksi antara fosfor putih dan gas klor. Dalam jumlah
klor terbatas,fosfor bereaksi membentuk fosfor triklorida, PCl3, suatu cairan
tak berwarna.
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(l)

 Jika klor yang tersedia berlebih, maka senyawa fosfor yang dihasilkan
adalah fosfor pentaklorida, PCl5, suatu zat padat berwarna putih.
P4(s) + 10Cl2(g) → 4PCl5(s)
2. Reaksi Penguraian
 Decomposition Reaction
 Reaksi penguraian adalah reaksi bila senyawa tunggal
bereaksi membentuk dua atau lebih zat. Biasanya
reaksi ini membutuhkan kenaikan suhu agar senyawa
yang dapat terurai dengan menaikkan suhu misalnya
KclO3. Senyawa ini bila dipanaskan akan terurai
menjadi KCl dan gas oksigen. Persamaan reaksinya:
KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)

 Pengolahan batu kapur ini dilakukan dengan cara


pemanggangan batu kapur dalam tungku.
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
3. Reaksi Pertukaran
 Displacement or Substitution Reaction
 Reaksi pergantian atau disebut juga reaksi
pertukaran tunggal adalah reaksi dimana suatu
unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan
unsur yang terdapat dalam senyawa itu.
 Misalnya, jika lempeng logam tembaga dicelupkan
kedalam larutan perak nitrat, kristtal logam perak
dihasilkan. Persamaan reaksinya adalah :
 Cu(s) + 2AgNO3(aq) → 2Ag(s) + Cu(NO3)2(aq)
4. Reaksi Metatesis
 Double Displacement Reaction
 Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi yang melibatkan
pertukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah senyawa ionik dalam
bentuk larutan, bagian yang bertukaran adalah kation dan anion dari senyawa.
 Misalnya larutan kalium iodida yang tak berwarna dicampurkan dengan larutan
timbal (II) nitrat yang juga tak berwarna. Ion-ion di dalam larutan bereaksi
membentuk endapan berwarna kuning dari senyawa timbal (II) iodida. Persamaan
reaksinya:
2KI(aq) +Pb(NO3)2(aq) → 2KNO3(aq) + PbI2(s)
 Ion iodida dalam larutan kalium iodidabertukaran dengan ion nitrat dari larutan
timbal (II) nitrat, menghasilkan larutan kalium nitrat yang tak berwarna dan
padatan timbal (II) iodida berwarna kuning, sebagai PbI2.
 contoh lain: presipitasi dan netralisasi
Ilustrasi

 Levenspiel, O “Chemical
Reaction Engineering
klasifikasi reaksi kimia
 On the basis of  operating conditions, there
mechanism: are the principal types:
1. Irreversible 1. Isothermal at constant
2. Reversible volume
3. Simultaneous 2. Isothermal at constant
4. Consecutive pressure
 molecularity: 3. Adiabatic
1. Unimolecular 4. Nonadiabatic and
nonisothermal
2. Bimolecular
• Furthermore, it is important to distinguish
between:
1. Uncatalyzed
2. Catalyzed

 The phases involved: •Equipment type :


1. Homogeneous, gases, liquid, 1. Stirred tank or tank battery
or solid 2. Single- or multiple-tubular reactor
2. Heterogeneous * 3. Reactor filled with solid particles, inert
a. Controlled by diffusive or catalytic
mass transfer a. Fixed bed
b. Controlled by chemical b. Moving bed
resistance c. Fluidized bed, dense phase or dilute
phase
*Fasa yang terlibat:
1. Gas – Solid • the broad types:
2. Gas – Liquid 1. Batch
3. Liquid – Liquid 2. Flow
4. Liquid – Solid 3. Semibatch or semiflow
5. Solid – Solid
Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat
komponen reaksi setiap satuan waktu:

[ M ]
V
t
• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan
waktu
• Perbandingan laju perubahan masing-masing komponen
sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
• Harus terjadi tumbukan
AB

 Laju reaksi dapat ditentukan dengan


pengamatan perubahan konsentrasi
spesies-spesiesnya baik dari sisi
kuantitas reaktan atau produknya
sebagai fungsi dari waktu.
 Tanda negatif pada laju perubahan
konsentrasi reaktan A dan B (reaktan)
ditujukan agar nilainya positif,
sebagaimana laju reaksi adalah besaran
yang nilainya harus selalu positif.
Satuannya adalah M s-1 atau mol L-1 s-1.
Laju reaksi dan stoikiometri

Terlihat tentang laju reaksi bahwa perubahan laju reaksi sebagai


fungsi dari perubahan konsentrasi.
Rate of Reaction

Tiga tahapan proses yang


harus ada dalam reaksi:
1) Rate of transport of
reactans to the reaction
site
2) Chemical reaction rate
at the reaction site
3) Rate of transport of
product away from the
reaction site
Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)
 Penulisan persamaan reaksi harus menyatakan hubungan
kuantitatif antara zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
 Hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia pertama kali
dikemukakan oleh Antonie Laurent Lavoisier (1743-1794),
yaitu :

“ Dalam setiap reaksi kimia jumlah massa zat-zat


sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama.”

 Hukum kekekalan massa merupakan pedoman untuk


menyeratakan reaksi, sehingga dalam suatu
persamaan reaksi diperoleh jumlah atom-atom zat
yang bereaksi sama dengan jumlah atom-atom zat
hasil reaksi

You might also like