You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plastik banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia, mulai
dari keperluan rumah tangga hingga keperluan industri. Hal ini disebabkan
bentuknya yang elastis, berbobot ringan tetapi kuat, tidak mudah pecah, bersifat
transparan, dan tahan air. Namun, pada kenyataannya plastik menimbulkan
dampak negatif. Sampah plastik rata-rata memiliki porsi sekitar 10% dari total
volume sampah. Sampah plastik itu sangat sedikit yang dapat didaur ulang.
Oleh karena itu perlu diciptakan plastik biodegradable. Biodegradable
dibentuk dari biopolymer yaitu polimer yang dihasilkan dari alam dan sumber
daya terbarukan (renewable) dan juga dari minyak mentah (Siang, 2012). Salah
satu sumber daya terbarukan adalah pati. Pati memiliki polimer yang potensial
karena murah, dan mudah tergedradasi oleh mikroorganisme tanah. Kelemahan
dari pati yaitu bersifat hidrofilik (mudah rapuh bila terkena air), sehingga
membuat produk pati sangat sensitif terhadap kelembaban relatif pada tempat
penyimpanannya (Mansor, 2011). Plastik berbahan dasar pati aman bagi
lingkungan. Plastik dengan bahan baku berupa polimer sintetis membutuhkan
waktu sekitar 50 tahun agar dapat terdekomposisi secara alamiah, sementara
plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat (Huda,
2007). Plastik yang terbuat dari pati bersifat isotropik, tidak berbau, tidak berasa,
tidak beracun dan biodegradable (Flores dkk., 2007). Riski Aryani (2014) telah
meneliti “Pembuatan plastik biodegradable dari pati singkong karet (Manihot
glaziovii)”. Pada hasil penelitian tersebut didapatkan plastik biodegradable yang
optimum adalah dengan konsentrasi 50% sorbitol dengan kuat tarik yang
dihasilkan sebesar 0,0050 MPa, dan elongsitas 1,95%. Pada penelitian yang
dilakukan hanya menentukan komposisi plastik dengan menggunakan plasticizer
sorbitol dan kitosan. Berdasarkan penelitian tersebut, maka perlu diteliti lebih
lanjut mengenai komposisi penambahan plasticizer dan kitosan.

1
2

Pada penelitian tentang pembuatan plastik biodegradable yang berjudul


“Pemanfaatan umbi gadung dan serat daun nanas untuk pembuatan plastik
biodegradable” yang dilakukan oleh Murni Yuniwati dkk, pada tahun 2017. Pada
penelitian tersebut menghasilkan hasil terbaik pada sampel dengan menggunakan
100 ml asam asetat 0,5% dan 2,5 ml gliserol diperoleh kondisi optimum dengan
menggunakan suhu 80°C, waktu 90 menit, kecepatan pengadukan 300 rpm dan
perbandingan bahan pati gadung : serat daun nanas 10 : 1. Dari kondisi tersebut
diperoleh plastik dengan kuat tarik sebesar 3,8708 MPa, dengan uji biodegradasi
plastik terurai sempurna dengan waktu 15 hari.
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan plastik biodegradable dengan
memanfaatkan umbi – umbi beracun. Beberapa jenis umbi beracun yaitu, umbi
gadung, umbi keladi dan umbi karet. Pada penelitian ini akan membuat plastik
biodegradable dengan menggunakan umbi – umbi beracun tersebut. Selain itu
dimanfaatkan juga limbah padat umbi – umbi beracun yang selama ini dianggap
sebagai polutan karena menimbulkan bau asam dan busuk (Balitnak dalam
Mulyono, 2009), sehingga memiliki nilai ekonomi yang rendah. Di sisi lain,
limbah padat umbi masih mengandung karbohidrat sehingga dapat diambil
patinya. Selain itu limbah padat ini juga memiliki kandungan amilosa dan
amilopektin sebesar 68% (Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi Indonesia).
Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah padat umbi beracun
dilakukan pengambilan patinya yang kemudian digunakan sebagai bahan
pembuatan plastik biodegradable.
Pada pembuatan plastik biodegradable perlu ditambahkan plasticizer agar
plastik yang dihasilkan lebih elastis, fleksibel dan tahan terhadap air (Yuli, 2008).
Plasticizer yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable
adalah kitosan. Oleh karena itu, dengan campuran plasticizer kitosan diharapkan
dapat menghasilkan plastik biodegradable yang memiliki karakteristik optimal.
Dalam pembuatan plastik biodegradable perlu ditambahkan kitosan yang berguna
sebagai biopolimer untuk meningkatkan sifat mekanik karena kitosan dapat
membentuk ikatan hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin dalam
pati. Selain itu akan digunakan juga minyak jarak sebagai pemberi elastisitas pada
plastik.
3

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komposisi plasticizer kitosan, minyak jarak dan pati dari limbah
padat umbi umbi beracun yang tepat untuk pembuatan plastik
biodegradable.
2. Mengetahui pengaruh komposisi plasticizer kitosan yang digunakan
terhadap kualitas plastik biodegradable yang dihasilkan.
3. Mengetahui berapa lama waktu plastik biodegradable terdegradasi.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Memanfaatkan umbi-umbian beracun menjadi plastik biodegradable.
2. Memberikan informasi bahwa umbi-umbi beracun dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable.
3. Sebagai referensi mengenai plastik biodegradable sebagai pengganti plastik
sintetis bagi mahasiswa dan masyarakat umum

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini ialah dengan banyaknya limbah
plastik sintetis menyebabkan masalah kerusakan lingkungan akibat dari lamanya
waktu penguraian plastik dan struktur komposisi plastik sintetis yang tidak dapat
di daur ulang. Plastik biodegradable merupakan salah satu alternatif yang
digunakan untuk membuat plastik yang dapat terurai lebih cepat dibandingkan
plastik sintetis. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan plastik
biodegradable dari umbi-umbi beracun dengan penambahan plasticizer kitosan
dan minyak jarak, dan hasil yang didapat akan dilakukan uji kuat tarik, elongasi,
biodegradasi dan ketahanan fisik pada udara terbuka dan udara tertutup.

You might also like