Plastik banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia, mulai dari keperluan rumah tangga hingga keperluan industri. Hal ini disebabkan bentuknya yang elastis, berbobot ringan tetapi kuat, tidak mudah pecah, bersifat transparan, dan tahan air. Namun, pada kenyataannya plastik menimbulkan dampak negatif. Sampah plastik rata-rata memiliki porsi sekitar 10% dari total volume sampah. Sampah plastik itu sangat sedikit yang dapat didaur ulang. Oleh karena itu perlu diciptakan plastik biodegradable. Biodegradable dibentuk dari biopolymer yaitu polimer yang dihasilkan dari alam dan sumber daya terbarukan (renewable) dan juga dari minyak mentah (Siang, 2012). Salah satu sumber daya terbarukan adalah pati. Pati memiliki polimer yang potensial karena murah, dan mudah tergedradasi oleh mikroorganisme tanah. Kelemahan dari pati yaitu bersifat hidrofilik (mudah rapuh bila terkena air), sehingga membuat produk pati sangat sensitif terhadap kelembaban relatif pada tempat penyimpanannya (Mansor, 2011). Plastik berbahan dasar pati aman bagi lingkungan. Plastik dengan bahan baku berupa polimer sintetis membutuhkan waktu sekitar 50 tahun agar dapat terdekomposisi secara alamiah, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat (Huda, 2007). Plastik yang terbuat dari pati bersifat isotropik, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun dan biodegradable (Flores dkk., 2007). Riski Aryani (2014) telah meneliti “Pembuatan plastik biodegradable dari pati singkong karet (Manihot glaziovii)”. Pada hasil penelitian tersebut didapatkan plastik biodegradable yang optimum adalah dengan konsentrasi 50% sorbitol dengan kuat tarik yang dihasilkan sebesar 0,0050 MPa, dan elongsitas 1,95%. Pada penelitian yang dilakukan hanya menentukan komposisi plastik dengan menggunakan plasticizer sorbitol dan kitosan. Berdasarkan penelitian tersebut, maka perlu diteliti lebih lanjut mengenai komposisi penambahan plasticizer dan kitosan.
1 2
Pada penelitian tentang pembuatan plastik biodegradable yang berjudul
“Pemanfaatan umbi gadung dan serat daun nanas untuk pembuatan plastik biodegradable” yang dilakukan oleh Murni Yuniwati dkk, pada tahun 2017. Pada penelitian tersebut menghasilkan hasil terbaik pada sampel dengan menggunakan 100 ml asam asetat 0,5% dan 2,5 ml gliserol diperoleh kondisi optimum dengan menggunakan suhu 80°C, waktu 90 menit, kecepatan pengadukan 300 rpm dan perbandingan bahan pati gadung : serat daun nanas 10 : 1. Dari kondisi tersebut diperoleh plastik dengan kuat tarik sebesar 3,8708 MPa, dengan uji biodegradasi plastik terurai sempurna dengan waktu 15 hari. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan plastik biodegradable dengan memanfaatkan umbi – umbi beracun. Beberapa jenis umbi beracun yaitu, umbi gadung, umbi keladi dan umbi karet. Pada penelitian ini akan membuat plastik biodegradable dengan menggunakan umbi – umbi beracun tersebut. Selain itu dimanfaatkan juga limbah padat umbi – umbi beracun yang selama ini dianggap sebagai polutan karena menimbulkan bau asam dan busuk (Balitnak dalam Mulyono, 2009), sehingga memiliki nilai ekonomi yang rendah. Di sisi lain, limbah padat umbi masih mengandung karbohidrat sehingga dapat diambil patinya. Selain itu limbah padat ini juga memiliki kandungan amilosa dan amilopektin sebesar 68% (Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi Indonesia). Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah padat umbi beracun dilakukan pengambilan patinya yang kemudian digunakan sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable. Pada pembuatan plastik biodegradable perlu ditambahkan plasticizer agar plastik yang dihasilkan lebih elastis, fleksibel dan tahan terhadap air (Yuli, 2008). Plasticizer yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable adalah kitosan. Oleh karena itu, dengan campuran plasticizer kitosan diharapkan dapat menghasilkan plastik biodegradable yang memiliki karakteristik optimal. Dalam pembuatan plastik biodegradable perlu ditambahkan kitosan yang berguna sebagai biopolimer untuk meningkatkan sifat mekanik karena kitosan dapat membentuk ikatan hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin dalam pati. Selain itu akan digunakan juga minyak jarak sebagai pemberi elastisitas pada plastik. 3
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui komposisi plasticizer kitosan, minyak jarak dan pati dari limbah padat umbi umbi beracun yang tepat untuk pembuatan plastik biodegradable. 2. Mengetahui pengaruh komposisi plasticizer kitosan yang digunakan terhadap kualitas plastik biodegradable yang dihasilkan. 3. Mengetahui berapa lama waktu plastik biodegradable terdegradasi.
1.3 Manfaat Percobaan
1. Memanfaatkan umbi-umbian beracun menjadi plastik biodegradable. 2. Memberikan informasi bahwa umbi-umbi beracun dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. 3. Sebagai referensi mengenai plastik biodegradable sebagai pengganti plastik sintetis bagi mahasiswa dan masyarakat umum
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini ialah dengan banyaknya limbah plastik sintetis menyebabkan masalah kerusakan lingkungan akibat dari lamanya waktu penguraian plastik dan struktur komposisi plastik sintetis yang tidak dapat di daur ulang. Plastik biodegradable merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk membuat plastik yang dapat terurai lebih cepat dibandingkan plastik sintetis. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan plastik biodegradable dari umbi-umbi beracun dengan penambahan plasticizer kitosan dan minyak jarak, dan hasil yang didapat akan dilakukan uji kuat tarik, elongasi, biodegradasi dan ketahanan fisik pada udara terbuka dan udara tertutup.