Professional Documents
Culture Documents
JUDUL
PENYULUHAN PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI
PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN
KERENG BANGKIRAI KECAMATAN SEBANGAU KOTA PALANGKA RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Pelaksana :
Aprilois Perdana FAA 115 038 (Ketua)
Kadek Novitasari FAA 115 039 (Anggota)
Ikrimah FAA 115 019 (Anggota)
Vania Belinda Suwarno FAA 115 020 (Anggota)
Andreyan Philiatama FAA 115 040 (Anggota)
Yohana Septhiya Siburian FAA 115 041 (Anggota)
Naltri Silvia Ningsih FAA 115 042 (Anggota)
Vira Marselia Datu Doki FAA 115 043 (Anggota)
Ida Ayu Tungga Dewi FAA 115 044 (Anggota)
Kahernaliani Barus FAA 115 046 (Anggota)
Azhar Putra Pratama FAA 115 047 (Anggota)
Dimas Rifqi Habibie FAA 115 048 (Anggota)
Kadek Diah Pramesti K. W FAA 115 049 (Anggota)
Mikhael Jevon Dandan FAA 115 050 (Anggota)
Muhammad Syamani FAA 115 051 (Anggota)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
3 Lokasi Kegiatan
Kelurahan Kereng Bangkirai
Kota Palangka Raya
Propinsi Kalimantan Tengah
4 Luaran yang dihasilkan Peserta mampu memahami tentang mencegah
dan menanggulangi DBD dan menjaga kondisi
lingkungan sehingga masyarakat mampu
menjaga kesehatan dan melakukan pencegahan
terhadap malaria DBD.
2
5 Jangka Waktu Pelaksanaan 1 (Satu) Hari
6 Biaya kegiatan Rp. 3.500.000,- (Tiga Juta Lima Ratus Ribu
Rupiah)
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kedokteran UPR Ketua Tim,
Mengetahui:
Ketua Lembaga Praktek Belajar Lapangan
Universitas Palangka Raya,
RINGKASAN
3
Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2015, kejadian Demam Berdarah Dengue di
Kalimantan Tengah sebesar 120.08 per 100.000 penduduk. Nilai kejadian ini menyebabkan
Kalimantan Tengah masuk dalam 3 provinsi tertinggi kejadian DBD di Indonesia.
Kelurahan Kereng Bangkirai secara administratif, merupakan salah satu dari enam
kelurahan yang ada dalam Wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya. Kawasan
Kereng Bangkirai terdiri dari rawa, sungai, sebagian besar masih terdiri dari hutan dan
tanaman rawa. Beberapa perumahan warga didirikan di atas perairan di pinggir sungai dan
jarak antar rumah warga berdekatan, hal ini merupakan ciri dari kawasan endemik dari
Demam Berdarah Dengue.
Penyuluhan pemberantasan nyamuk Aedes Aegpty dan Jentik Nyamuk yang berperan
sebagai pembawa virus dengue merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran nyamuk
Demam Berdarah Dengue. Pengendalian nyamuk ini bisa dilakukan baik dengan
pengendalian lingkungan, pengendalian secara biologis dan kimiawi serta melelui
penyuluhan pembasmian Jentik Nyamuk.
KATA PENGANTAR
4
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada saat ini
kami menyampaikan laporan akhir praktek belajar lapangan yang telah selesai dilaksanakan.
Kegiatan PBL terbagi menjadi dua tahap yaitu kegiatan penyuluhan berupa presentasi materi
mengenai Pemberantasan Jentik Nyamuk di kelurahan Kereng Bangkirai Palangka Raya dan
kegiatan kedua berupa pemeriksaan tekanan darah secara gratis yang telah dilaksanakan
tanggal 07 Juli 2018.
Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman
mengenai pencegahan penyakit DBD yang di sebabkan oleh jentik nyamuk yang dapat
diterapkan untuk mencapai hidup sehat.. Semoga laporan akhir ini dapat memberikan
informasi mengenai kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan.
Tim PBL
DAFTAR ISI
5
Hal
Halaman Pengesahan......................................................................................... 2
Ringkasan........................................................................................................... 4
Kata Pengantar................................................................................................... 5
Daftar Isi............................................................................................................. 6
Daftar Lampiran............................................................................................... 7
Bab I Pendahuluan............................................................................................ 8
Bab II Target dan Luaran................................................................................. 11
Bab III Metode Pelaksanaan................................................................................ 12
Bab IV Kelayakan Perguruan Tinggi................................................................ 13
Bab V Hasil yang Dicapai.................................................................................. 16
Bab VI Kesimpulan dan Saran........................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN
6
Hal
Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta.............................................................. 19
Lampiran 2. Dokumentasi............................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albocpictus. Di Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh
wilayah tanah air. Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak,
sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti
mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada
penderita. 1
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia. Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak
126.675 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya
meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 100.347 penderita DBD dan
sebanyak 907 penderita meninggal dunia, jumlah tersebut menandakan bahwa kejadian
DBD meningkat. Hal ini dapat di sebabkan oleh perubahan iklim, dan rendahnya
kesadaran akan kebersihan lingkungan. 1
Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2015, kejadian DBD di Kalimantan
Tengah sebesar 120.08 per 100.000 penduduk. Nilai kejadian ini menyebabkan
Kalimantan Tengah masuk dalam 3 provinsi tertinggi kejadian DBD di Indonesia. Data
dari depkes, pada tahun 2016 di Kalimantan Tengah terdapat jumlah kasus sebanyak
1.751 dengan angka kematian 24 kasus. Jumlah kabupaten/kota yang terjangkit demam
berdarah dengue di Kalimantan Tengah pada tahun 2016 sebanyak 100%. Artinya setiap
kabupaten/kota di Kalimantan tengah terdapat kasus demam berdarah dengue.1
Kelurahan Kereng Bangkirai secara administratif, merupakan salah satu dari
enam kelurahan yang ada dalam Wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya.
(laporan tahunan kelurahan kereng Bangkirai) Kawasan Kereng Bangkirai terdiri dari
rawa, sungai, sebagian besar masih terdiri dari hutan dan tanaman rawa. Beberapa
perumahan warga didirikan di atas perairan pinggir sungai dan jarak antar rumah warga
berdekatan, hal ini menrupakan ciri dari kawasan endemik dari DBD.
Untuk mencapai Kelurahan Kereng Bangkirai ini bisa ditempuh dengan jalan
darat dengan jarak dari ibu kota Provinsi +12 km, dan dapat dilalui/ ditempuh melalui
arus transportasi sungai dengan sarana perahu dan kapal motor serta speedboad melalui
luar pulau Kalimantan. Kelurahan Kereng Bangkirai berada pada ketinggian + 24 m di
atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 1500-2000 mm/tahun, dan dengan
topografi datar dan suhu udara rata-rata 27-32°C. Kelurahan Kereng Bangkirai berasal
8
dari sebuah desa yang dihuni penduduk sebanyak 21 KK atau 90 jiwa, serta ditambah
penempatan Resteleman Desa pada tahun 1973 dengan penduduk sebanyak 90 KK atau
350 jiwa.2
Kereng Bangkirai menurut bahasa Dayak Ngaju yang artinya “Tanah Dataran
Tinggi” yang terdiri dari pepohonan Kayu Bangkirai. Untuk menyesuaikan dengan
ketentuan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang pokok-pokok Pemerintahan
Desa, atas dasar persetujuan Menteri Dalam Negeri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Kalimantan Tengah mengeluarkan surat keputusan tanggal 21 Februari 1989 Nomor:
414/42/Pend, sehingga status Desa Kereng Bangkirai berubah menjadi Kelurahan
Kereng Bangkirai, yang peresmiannya dimulai pada tanggal 31 Juli 1989.2
Bersamaan dengan adanya Otonomi Daerah dan atas dasar kesepakatan bapak
Walikota Palangka Raya dengan Camat dan Lurah serta unsur yang terkait, pada bulan
Maret 2001 Kelurahan Kereng Bangkirai dilakukan pemekaran dengan pembentukan
Kelurahan baru yang disebut dengan Kelurahan Sabaru. Kelurahan Kereng Bangkirai
sebelum dilakukan pemisahan/ pemekaran dengan jumlah penduduk 7.515 jiwa yang
terdiri dari 3.846 jiwa laki-laki dan 2.669 jiwa perempuan. Dari jumlah penduduk
tersebut sebagian besar adalah suku Dayak yang merupakan penduduk asli, sedangkan
yang lainya adalah sebagai penduduk pendatang, yaitu meliputi suku Banjar, Jawa, dan
Batak.,Toraja,dan Nusa Tenggara Timur.2
Pengelolaan sanitasi lingkungan yang dapat diterapkan di masyarakat dalam
rangka menekan sumber habitat larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus, antara lain: (1)
Perbaikan penyediaan air bersih;(2) pengelolaan sampah padat;(3) Peralihan tempat
perkembangbiakan buatan manusia dan (4) Perbaikan desain rumah. Aktivitas semacam
itu dapat diterapkan pada tempat di mana penyakit dengue bersifat endemik.2
Dari keterangan di atas menjelaskan bahwa Desa Kereng bangkirai merupakan
salah satu kawasan endemik DBD di Kalimantan Tengah, maka kami tertarik untuk
melakukan penyuluhan Pemberantasan Jentik Nyamuk Demam Berdarah Dengue di
desa Kereng Bangkirai, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.2
9
1.3 Luaran Kegiatan
Luaran yang diharapkan adalah masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi
DBD dan menjaga kondisi lingkungan sehingga masyarakat mampu menjaga kesehatan
dan melakukan pencegahan terhadap malaria DBD.
BAB II
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penyakit DBD oleh jentik nyamuk.
dengan program 3M Plus
2. Melatih masyarakat memberantas jentik nyamuk melalui program 3M Plus
10
2.2 Luaran Yang Diharapkan
80 % dari peserta mampu memahami tentang prinsip pencegahan nyamuk DBD
melalui 3M Plus.
80 % dari peserta mampu menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, dimana
pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa mengerti masyarakat
mengenai penyuluhan yang sudah dilakukan.
80 % dari peserta mampu memberantas jentik nyamuk melalui pemahaman akan
prinsip 3M Plus.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Dalam kegiatan program ini, sasaran kami adalah warga di desa Kereng Bangkirai,
Palangka Raya. Sasaran program ini adalah keluarga yaitu dilaksanakannya pemberantasan
sarang nyamuk di rumah-rumah secara terus menerus. Kegiatan penggerakan pemberantasan
sarang nyamuk ini meliputi :
1. Pelaksanaan kegiatan ini berupa penyuluhan berupa leafleat mengenai DBD beserta
pencegahannya.
2. Memberikan pretest dan posttest kepada warga untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan warga tentang cara pencegahan DBD atau program 3M Plus sebelum dan
sesudah kegiatan ini.
11
Melakukan simulasi kepada masyarakat mengenai cara menanggulangi kasus DBD
dengan program 3M Plus. Kegiatan simulasi ini hanya mengundang warga di desa Kereng
Bangkirai. Simulasi yang akan disampaikan adalah program 3M Plus sebagai upaya
mencegah penyakit DBD, yang meliputi:
1. Menguras.
Menguras tempat-tempat penampungan air seperti : bak mandi/WC dan lain-lain
seminggu sekali.
2. Menutup.
Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, bak, drum dan lain-lain.
3. Mengubur.
Mengubur atau menimbun semua barang-barang bekas yang ada disekitar rumah yang
dapat menampung air hujan.
4. Plus.
a. Tidak menggantung baju sembarangan.
b. Tidur memakai kelambu.
c. Menabur larvasida.
d. Memelihara ikan pemakan jentik.
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
12
pengetahuan tentang penyakit DBD dan tindakan preventifnya dalam bidang kesehatan di
kelurahan Kereng Bangkirai Palangka Raya.
Sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan ini adalah dosen yang memiliki
kepakaran untuk menyelesaikan persoalan mitra dan mahasiswa yang membantu aspek
teknis. Berikut adalah nama nama dari sumber daya manusia disertai jabatan dan tugasnya
pada penyuluhan yang akan dilakukan.
Tim pelaksana kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang memiliki tugas dan
kemampuan dalam kegiatan ini yaitu :
13
penanggulangannya
14
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
Data yang diperoleh meliputi data umum responden yaitu berdasarkan pekerjaan.
Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian adalah 40 orang.
A. Pekerjaan
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
No. Umur (tahun) Frekuensi Presentase (%)
1 PNS 1 2,5
2 SWASTA 22 55
3 IRT (Ibu Rumah
17 42,5
Tangga)
Total 40 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas sebagian besar responden adalah pekerja swasta (50 %),
IRT (Ibu rumah tangga) 42.5 % dan PNS (2,5%).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
15
Dari kegiatan pengabdian berupa penyuluhan dan pemahaman tentang pencegahan
penyebaran jentik nyamuk aedes aegypti pada masyarakat di kelurahan Kereng Bangkirai
Palangka Raya diperoleh hasil :
1. Peserta yang mengikuti kegiatan ini 35% berusia 30 – 40 tahun memiliki pekerjaan
Swasta 30% dan pendidikan SMA 80%.
2. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan tentang pencegahan penyebaran
jentik nyamuk aedes aegypti mampu meningkatkan pengetahuan peserta yaitu
masyarakat Kelurahan Kereng Bangkirai Palangka Raya.
6.2 Saran
1. Dilakukan pengabdian terkait pemantauan hasil penyuluhan pencegahan penyebaran
jentik nyamuk aedes aegypti pada wilayah kelurahan Kereng Bangkirai Palangka Raya.
DAFTAR PUSTAKA
16
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-dbd-
2016.pdf (diaskes hari Senin, 29 mei 2018 pukul 13.00)
2. Laporan Tahunan Kelurahan Kereng Bangkirai Tahun 2016.
17
18
19
20
LAMPIRAN 2. Dokumentasi
21