You are on page 1of 13

MAKALAH

“LIBERAL ARTS”

Dosen : Drs. Gustanto, M.Hum.


OLEH :

FADHLAN FACHROZA HASIBUAN

150405001

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Liberal Art”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata ini berharap semoga makalah Liberal Art dapat bermanfaat untuk
masyarakat dan dapat menjadi inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 6 November 2018

Penulis

Fadhlan Fachroza Hasibuan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ..i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ..ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3

2.1 Pemahaman Masyarakat Indonesia Mengenai Liberal Arts...................... 3


2.2 Penerapan Liberal Arts dalam Kehidupan Manusia.................................. 5
2.3 Perbedaan Seseorang dengan Pembelajaran Liberal Arts dengan yang
Tidak dengan Liberal Arts......................................................................... 6
2.4 Akankah Indonesia menjadi Lebih Baik dari Sebelumnya dengan
Menerapkan Sistem Liberal Arts ............................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 10
3.2 Saran ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang semakin pesat membuat manusia harus bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Pendidikan adalah salah satu
aspek yang penting untuk membentuk karakter serta memberikan bekal wawasan
kepada setiap orang agar selalu siap dan dapat bertahan untuk menghadapi
perkembangan zaman. Seiring dengan zaman yang semakin berkembang, pendidikan
juga terus mengalami perkembangan. Beberapa hal yang dapat terlihat dari
perkembangan pendidikan adalah semakin banyaknya metode dan sistem
pembelajaran yang bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah Liberal Arts.

Liberal Arts di Indonesia masih cukup asing di telinga masyarakat. Bahkan


cukup banyak masyarakat yang justru salah dalam mengartikannya. Liberal Arts di
Indonesia belum begitu banyak diterapkan dalam sistem pembelajaran, namun
beberapa kampus sudah menerapkan Liberal Arts seperti Universitas Pembangunan
Jaya (UPJ), Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Indonesia (UI).
Sedangkan di luar negeri sudah cukup banyak yang menerapkannya seperti Harvey
Mudd Collage, Williams Collage, United States Naval Academy, dsb. Tidak hanya
kampus, di luar negeri sistem pembelajaran Liberal Arts bahkan sudah mulai
diterapkan pada tingkat Sekolah Dasar ataupun tingkat Menengah Pertama atau
Menengah Atas.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Liberal Arts?
2. Bagaimana penerapan Liberal Arts dalam kehidupan manusia?
3. Apa yang akan membedakan seseorang dengan pembelajaran liberal arts
dengan yang tidak dengan Liberal Arts?
4. Akankah Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan menerapkan
system Liberal Arts?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Dapat memahami pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Liberal Arts.
2. Dapat memahami penerapan Liberal Arts dalam kehidupan manusia.
3. Dapat mengetahui apa yang akan membedakan seseorang dengan
pembelajaran Liberal Arts dengan yang tidak dengan Liberal Arts.
4. Dapat mengetahui Akankah Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya
dengan menerapkan system Liberal Arts.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemahaman Masyarakat Indonesia Mengenai Liberal Arts

Sistem pembelajaran Liberal Arts sering digunakan di eropa pada abad


pertengahan, Liberal Arts berasal dari kata Liberal dan Arts, Liberal sendiri artinya
adalah kebebasan, sedangkan Arts disini bukan diartikan sebagai “seni”, melainkan
mengarah pada ilmu pengetahuan. Namun, sering kali masyarakat Indonesia
khususnya mengartikan Liberal Arts sebagai seni karena mengandung kalimat “arts”
yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai seni.
Liberal (Latin ; liber, bebas), maksudnya disini Liberal Arts ditujukan untuk
melatih kecerdasan dari orang yang bebas sebagai antithesis dari liberals yang
digunakan untuk kepentingan ekonomi. Biasanya Liberal Arts digunakan untuk
mempelajari sains. Liberal Arts merupakan kombinasi filsafat dan teologi yang
disebut juga sebagai skolastikisme.
Liberal arts adalah sebutan bagi kelompok ilmu yang dianggap sebagai ilmu-
ilmu yang penting untuk dipelajari setiap orang, tidak memandang jurusan.
Pelajaran-pelajaran liberal arts berbeda dengan pendidikan teknis atau keprofesian
dimana seseorang mempelajari keahlian khusus untuk melakukan suatu pekerjaan.
Ada beberapa cabang ilmu yang terdapat pada sistem Liberal Arts diantaranya
mempelajari tata bahasa, retorika, logika, dialetika, aritmatika, geometri, astronomi
dan musik. Semua cabang ilmu ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi
siswa maupun mahasiswa untuk lebih siap menghadapi perubahan zaman.
Liberal Arts sudah muncul di Eropa bahkan sejak abad pertengahan dan sudah
cukup popular dalam dunia pendidikan di sana. Namun, di Indonesia sendiri istilah
Liberal Arts masih terdengar asing di masyarakat. Sistem pembelajaran Liberal Arts
sudah diterapkan di beberapa institusi pendidikan di Indonesia seperti UPJ, UPH,
dsb. Namun hingga saat ini masih cukup banyak masyarakat yang belum memahami
Liberal Arts dengan benar, bahkan ada juga yang sampai salah mengartikannya.
Masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat membenci radikalisme. Terbukti
dengan gencarnya masyarakat mensosialisasikan gerakan anti radikalisme di televisi
ataupun di sosial media. Liberal Arts yang mengandung kata “Liberal” yang artinya
kebebasan dapat memicu respon yang negatif dari masyarakat karena masyarakat
bisa saja mendefinisikannya sebagai suatu aliran yang mengajarkan paham radikal.
Hal ini tentu merupakan kesalah pahaman yang fatal dari masyarakat terhadap
Liberal Arts.
Mendengar kata Liberal Arts masyarakat mengartikannya per-kata, yaitu Liberal
yang kebanyakan mereka mengartikan kebebasan dan Arts yang diartikan sebagai
seni. Hingga kedua definisi tersebut digabungkan dan menjadi kebebasan seseorang
dalam mengekspresikan seni.
Tentunya dari peryataan tersebut sudah tidak sesuai dengan definisi Liberal Arts
yang sesungguhnya. Dari pemahaman yang salah tersebut dapat menimbulkan
dampak tentunya bagi institusi pendidikan yang menerapkan sistem pembelajaran
Liberal Arts. Contohnya, apabila orangtua yang menginginkan anaknya kuliah yang
berhubungan dengan seni maka jika pemahaman mereka mengartikan “Arts” dalam
Liberal Arts adalah seni atau sekolah kesenian maka tentu akan sangat tertarik
memasukan anaknya ke institusi pendidikan dengan Liberal Arts. Padahal dafinisi
Liberal Arts bukanlah sekolah kesenian sebagaimana yang mereka ketahui mengenai
Liberal Arts. Ini merupakan kesalahan pemahaman yang harus diperbaiki, agar
jangan sampai ada yang salah menafsirkan definisi yang sesungguhnya dari Liberal
Arts.
Kesalahan pemahaman masyarakat yang berikutnya adalah dengan mendengar
kata Liberal sehingga mengartikannya dengan kebebasan yang sebebas-bebasnya
atau memiliki paham radikalisme. Ditambah lagi Indonesia yang saat ini sedang
gencargencarnya melawan terorisme akibat terror bom yang terjadi di Sarinah
beberapa waktu lalu. Orangtua yang mendengar kata Liberal tentunya langsung
berpendapat bahwa institusi pendidikan tersebut menganut paham radikal sehingga
tidak mau masuk dan membiarkan anaknya belajar di institusi pendidikan tersebut.
Salah pemahaman ini tentunya berdampak cukup besar terhadap institusi yang
menerapkan sistem pembelajaran Liberal Arts.
Sebagai tindakan guna mengantisipasi kesalahan pemahaman yang banyak
terjadi di masyarakat seperti ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi rutin
dari institusi pendidikan mengenai pengertian Liberal Arts. Agar masyarakat maupun
mahasiswa yang belajar pada perguruan tinggi dengan sistem Liberal Arts
memahami arti Liberal Arts yang sesungguhnya. Dengan demikian diharapkan
mereka secara langsung maupun tidak langsung dapat merepresentasikan Liberal
Arts yang sesungguhnya kepada orang lain di sekitarnya. [1]

2.2 Penerapan Liberal Arts dalam Kehidupan Manusia


Liberal Arts menekankan pada pengembangan kemampuan berfikir dan menalar,
yakni pengolahan kompetensi untuk menemukan dasar rasional bagi suatu gagasan
dan sikap, disamping juga mengolah kompetensi-kempetensi yang umum dan
mendasar. Umum artinya tidak spesifik atau khusus; mendasar artinya esensial dan
tidak pragmatis. Liberal Art juga mencakup keseluruhan dimensi kemanusiaan secara
utuh, yakni manusia sebagai mahluk yang menalar, berinteraksi dan berkembang,
dan menciptakan individu yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab.
Liberal Arts merupakan konsep paradigma keilmuan yang bersifat universal.
Penerapannya murni pada pengembangan disiplin keilmuan yang tidak terkait
dengan “kepentingan” dan sistem tertentu. Pada paradigma Liberal Arts,
kampus/sekolah menjadi pusat riset (maha)siswa yang diharapkan melahirkan
temuan-temuan baru untuk memajukan keilmuan yang digeluti oleh masing-masing
individu. Kecenderungan tersebut, menurut survei, berdasarkan atas pertimbangan
bahwa para lulusan Liberal Arts karena dasar pengetahuan mereka yang lebih umum
dan luas– lebih mampu dan dapat cepat menyesuaikan diri pada posisi mereka ketika
mulai bekerja. Majalah berita mingguan Newsweek pernah mengupas tentang
kecenderungan di sekolah kedokteran terkemuka di USA yang lebih memilih
menerima mahasiswa yang punya dasar ilmu sosial dan humaniora. Dengan
demikian, idealnya seorang mahasiswa di suatu universitas boleh mengambil mata
kuliah apa saja yang disediakan di segala fakultas, departemen, program studi, dan
unit pendidikan lain sehingga tidak terbatas pada hanya satu fakultas atau program
studi.
Jadi ringkasnya, istilah Liberal Arts lebih ditujukan kepada kurikulum
pendidikan yang ditujukan untuk melatih kecerdasan para orang bebas. Kurikulum
pembelajaran tersebut lebih berorientasi kepada kecerdasan dan kemampuan multi-
dimensi, bukan sekedar untuk kepentingan ekonomi. Liberal Arts bukan digunakan
untuk mencari nafkah, namun lebih untuk mempelajari sains. Biasanya kurikulum
liberal arts merupakan kombinasi antara beberapa bidang seperti filsafat dan teologi,
Hal tersebut untuk menjawab tantangan dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia,
yang sering terlihat berorientasi menciptakan spesialis, sehingga lulusan SMA dan
lulusan S-1 universitas pada umumnya hanya tahu tentang bidang studinya. Kita
sadar bahwa pada saat ini, orientasi dari lulusan perguruan tinggi kebanyakan adalah
untuk mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi institusi
kependidikan untuk mempersiapkan setiap lulusannya agar dapat diterima di dunia
kerja. Untuk itu penentuan kurikulum yang diterapkan pada sebuah institusi
pendidikan tentunya ikut andil dalam menciptakan kualitas lulusan, agar dapat
bersaing dengan globalisasi dan cepatnya perubahan di luar sana. Jadi diharapkan
dengan adanya penerapan kurikulum Liberal Arts, tidak ada lagi seorang lulusan
pendidikan yang kelabakan ketika ia dihadapkan pada masalah saat ia mencari kerja
karena keberagaman skill yang sudah dipelajari sebelumnya di kampus atau tempat
ia menimba ilmu sebelumnya. [2]

2.3 Perbedaan Seseorang dengan Pembelajaran Liberal Arts dengan yang


Tidak dengan Liberal Arts
Liberal Arts sebagai sistem pembelajaran yang mulai diterapkan di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia tentunya memiliki keunggulan. Dari manfaat
menerapkan Liberal Arts yaitu memperluas wawasan tentunya akan memberikan
dampak yang positif bagi yang menerapkannya sehingga dapat menjadikan pembeda
antara yang mendapatkan materi Liberal Arts dengan yang tidak. Seperti perbedaan
luasnya wawasan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang sampai dengan sikap dan
norma budaya yang dimiliki seseorang.
Dalam Liberal Arts terdapat cabang-cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan
kepada mahasiswa. Dari banyak cabang ilmu yang diajarkan kepada mahasiswa
tentunya akan semakin meningkatkan pengetahuan dan wawasan dari mahasiswa
tersebut. Berbeda dengan yang hanya berfokus pada satu jurusan, maka ia hanya
akan memahami satu keahlian dan membuat pemikiran mereka justru akan sempit
dan terkotak-kotak. Hal ini sudah membedakan seseorang yang mendapat penerapan
dari Liberal Arts dengan yang tidak.
Zaman yang semakin berkembang tentunya seseorang dituntut untuk tidak hanya
menguasai satu bidang keahlian saja melainkan menguasai atau setidaknya
memahami keahlian-keahlian lain di luar keahlian yang ia benar-benar kuasai.
Sebagai contoh, ada seseorang yang lulus dari perguruan tinggi yang tidak
menerapkan Liberal Arts. Ia benar-benar menguasai bidang-bidang yang ada di
arsitektur karena memang ia berasal dari prodi arsitek. Namun, dalam prosesnya
tentu bisa saja terjadi cross major saat ia ingin melamar kerja di suatu perusahaan.
Misalnya ia ingin melamar sebagai arsitektur tetapi di perusahaan tersebut hanya
membutuhkan pelamar yang akan menempati posisi HRD. Karena ia hanya
mendapatkan pelajaran di bidang arsitek maka ia sama sekali tidak memiliki
gambaran mengenai keahlian yang dibutuhkan di posisi HRD. Ini tentu akan menjadi
kerugian baginya karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan.
Dari contoh tersebut akan sangat berbeda apabila dibandingkan dengan
seseorang yang lulus dari perguruan tinggi dengan sistem Liberal Arts. Meskipun ia
berasal dari prodi arsitektur dalam proses pembelajarannya ia tetap mendapatkan
materi dan pengetahuan di bidang lain seperti ekonomi, fisika, kimia, sosiologi,
psikologi, agama, matematika, dsb. Sehingga apabila ingin melamar kerja dan
perusahaan tersebut hanya membutuhkan posisi HRD ia tetap bisa melamar karena
sudah mendapatkan pengetahuan mengenai psikologi, sosiologi, dan sumber daya
manusia pada saat kuliah meskipun keahlian sesungguhnya adalah di bidang arsitek.
Dengan demikian ia akan mendapatkan pengalaman bekerja sambil bisa juga
mengimplementasikan keahliannya di bidang arsitektur pada perusahaan tersebut.
Perbedaan berikutnya adalah dari segi sikap dan norma budaya yang dimiliki.
Seseorang yang mendapatkan materi Liberal Arts dalam belajarnya maka akan
memiliki sikap yang lebih baik dan bisa bertoleransi kepada orang lain. Dalam
Liberal Arts ada pelajaran agama yang mengajarkan kita untuk bisa saling
bertoleransi kepada sesama sehingga meminimalkan terjadinya konflik. Selain itu
ada juga pelajaran Sustainable Eco Development yang mengajarkan kita untuk selalu
peduli kepada lingkungan sehingga semua kegiatan dan aktivitas yang akan kita
lakukan selalu dipertimbangkan agar setiap aktivitas jangan sampai merusak
lingkungan. [1]
2.4 Akankah Indonesia Menjadi Lebih Baik dari Sebelumnya dengan
Menerapkan Sistem Liberal Arts
Indonesia saat ini masih dalam proses dan berusaha untuk menjadi lebih baik
lagi. Dalam proses perkembangan menuju lebih baik itu tentunya tidaklah mudah,
butuh perjuangan serta keyakinan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat
mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Penerapan sistem pembelajaran Liberal Arts
apakah bisa membantu Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya?
Dengan manfaat dari penerapan Liberal Arts kepada sistem pendidikan di setiap
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia yaitu untuk memberikan pengetahuan dan
wawasan yang luas kepada seluruh siswa ataupun mahasiswa ditambah dengan
pembentukan sikap, moral dan budaya setiap individu yang mendapatkan
pembelajaran Liberal Arts maka sebenarnya bisa saja Indonesia menjadi lebih baik
lagi karena masing-masing individu sudah memiliki pengetahuan serta wawasan
yang luas untuk siap menghadapi perkembangan zaman. Ditambah lagi dengan
terbentuknya sikap dan moral yang baik di setiap individu, diharapkan akan menjadi
nilai positif bagi Indonesia untuk dapat berkembang menjadi negara maju yang
mampu bersaing dengan negaranegara lain yang ada di dunia.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan mengubah pola pemikiran
masyarakat yang salah mengenai Liberal Arts. Setelah masyarakat memahami
Liberal Arts yang sesungguhnya serta manfaat dari sistem pembelajaran Liberal Arts,
maka pengimplementasiannya di dalam institusi pendidikan yang harus ditingkatkan
agar semua proses pembelajaran Liberal Arts dapat berjalan dengan baik. Diluar itu,
peran pemerintah juga sangat dibutuhkan agar masyarakat semakin paham dengan
sistem pendidikan yang ada di Indonesia dan juga terus menyediakan fasilitas yang
berguna untuk menunjang penerapan setiap pembelajaran yang didapat di kampus
atau sekolah yang tentunya dapat bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas.
[1]
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah ini dapat disimpulkan:
1. Liberal Arts yang mengandung kata “Liberal” yang artinya kebebasan dapat
memicu respon yang negatif dari masyarakat karena masyarakat bisa saja
mendefinisikannya sebagai suatu aliran yang mengajarkan paham radikal.
2. Penerapan Liberal Arts biasa digunakan dalam sekolah atau universitas
dimana itu bisa dijadikan suatu wadah untuk pengembangan kemampuan
berfikir dan menalar, yakni pengolahan kompetensi untuk menemukan dasar
rasional bagi suatu gagasan dan sikap, disamping juga mengolah kompetensi-
kempetensi yang umum dan mendasar.
3. Beberapa aspek yang menjadi perbandingan antara seseorang yang belajar di
sekolah dengan Liberal Arts dengan yang tidak menerapkan. Seperti memiliki
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas yang akan sangat berguna di masa
yang akan datang, serta memiliki sikap dan norma budaya yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Dengan menerapkan Liberal Arts dalam sistem pembelajaran di Indonesia,
ditambah dengan keseriusan dari masyarakat dan peran pemerintah untuk
memfasilitasi dukungan di bidang pendidikan harapannya Indonesia bisa
menjadi lebih baik lagi khususnya di bidang Pendidikan.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi referensi bagi penulis
selanjutnya mengenai liberal arts dan penerapannya dalam masrakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Setiawan, Arif Agus. 2016. Liberal Arts di Indonesia. Jakarta: Universitas
Pembangunan Jaya.
[2] https://ferryismawan.wordpress.com/2012/01/22/liberal-art-sejarah-dan-
aplikasinya-2/.

You might also like