You are on page 1of 13

Unsur Puisi

Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan
makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan
sebagai berikut:

1. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan
dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
2. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa
frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi
pada puisi baru tak ada batasan.
3. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi
lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
4. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-
kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras
lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi
(misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras
lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima
adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama
inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun
tanpa dilagukan.
5. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari
puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin
dan struktur fisik. Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal
sebagai berikut:

1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi
harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema
dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca,
dll.
4. Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang
digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal
sebagai berikut:

1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra
yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan,
dll.
5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak
makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas
antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis,
alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
6. Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal,
sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3)
pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat
menonjol dalam pembacaan pui
7.

Nyaman Akan Lingkungan

Hari demi hari sudah terlewati dengan berbagai misteri


Cuaca panas dan dingin seakan terus menyelimuti
Permukaan yang terus elok akan bunga-bunga di serambi
Menghanyutkan hati setiap pemuda menapakkan kaki di sini

Sekolahku begitu sejuk lingkungan yang nampak kau beri


Berbagai jenis warna bunga kemerlip layaknya lampu diskotik
Dedaunan hijau dan pohon-pohon rindang hiasi taman
Menjadi alam pemandangan hanyut dalam sebuah halaman sekolahan

Saat berada disekitarmu aku tidak ingin terpisahkan


Lingkungan sejuk dan asri menimbulkan kesan motivasi
Dorongan akan merajut segala asa dan mimpi
Menggelora selaras bersama hati yang terus mengukir prestasi

Lambaian daun seakan mengajarkan arti sebuah kehidupan


Dalam sekolahan engkau diajarkan berbagai pengetahuan
Benak kosong dengan senang tertanam akar-akar berilmu
Terrealisasikan dalam sebuah tingkah dan laku

Sungguh disetiap titik lingkungan mengandung rumus


Bagaimana kau bisa menjadi seperti daun yang hijau sedap dipandang
Bagaimana kau bisa menjadi seperti rumput
Yang senantiasa menjalar dan tidak menyumput
Bagaimana kau bisa menjadi seperti bunga
Cantik kelopak mekar merah merona

Segala lingkungan baik sekolah selalu mengajarkan


Akankah dirimu terdiam dan tak tersadarkan
Bangunkanlah matamu dari kebutaan ilmu akan kenyataan
Kejarlah dengan kesungguhan dan tangkaplah sampai kau dapatkan

Lingkungan Sekolah Berseri

Aku tengok dari sudut kecil lorong sekolah


Nampak sejuk pemandangan taman penuh tumbuhan
Keakraban dan kebersamaan dengan teman-teman
Menyatu dengan kenyamanan lingkungan yang terbersihkan

Tempat yang bersih segala sampah tersisih


Bebas dari serangan kuman yang melenyapkan kesehatan
Sungguh ini tempat yang mendukung akan pendidikan
Nyaman dan sejuk karena peduli lingkungan

Udara segar terhirup tanpa aroma busuk


Debu-debu nakal terbang enggan mengusik
Sampah berada tepat dipenampungannya
Keindahan sesungguhnya kau nampakkan
Bersih sekolahku nyaman saat-saat belajarku
Suasana damai menyatu dengan alam kebersihan
Napas tak tersengap akan jahatnya kotoran
Terasa sejuk dalam peraduan setiap kalbu

Kebersihan sekolah tanggung jawabku


Lestarikan alam sebagai pendukung belajar
Tentramkan lingkungan yang bermata pengetahuan
Ciptakan suasana belajar tersejuk dirasakan

literasi

Laporan index minat baca yang kau rilis berulangkali.Telah menyentak seluruh jiwa dan hati
sanubari.Menampar rona merah muka anak negeri.Yang baru saja merangkak meraih mimpi

Nilai yang kau beri sungguh tak bisa kumengerti.Yang telah melempar harga diri ke bawah titik
nadir sampai mati.Bagaimana bisa hal ini terjadi.Menimpa seluruh anak negeri yang sedang
merajut mimpi

Kini...

Semua orang berlomba menggaungkan gerakan literasi.Dari kaum yang termarginalkan sampai
kaum berdasi.Dari rakyat jelata yang turun dari becak penuh ilusi.Sampai rakyat borjuis yang
turun dari mersi penuh sensasi

Dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal .Sampai kota megapolitan yang bergelimang
kemajuan.Dari angkot literasi dan taman bacaan masyarakat yang bersahaja.Sampai
perpusatkaan megah berkoleksikan jutaan buku .Bermandikan konektivitas ke seluruh penjuru

Kini...

Semua anak bangsa bergandengan tangan.Merajut mimpi literasi yang telah lama terkoyak.Demi
bangsa yang lebih literat

Dengan satu tekad bulat

LITERASI atau MATI!


Komunikasi

Komunikasi....kau datang membawa kemudahan bagi kami...kau selalu ada bila ku


mau...kau bisa melampau jarak dekat maupun jauh...dari tempat ke tempat...dari kota
ke kota...dan dari negara ke negara....oh komunikasi....aku sangat berterimakasi
kepada mu....

Handphone identik telpon genggam


Sarana modern komunikasi
Jarak dunia semakin sempit
Wajah saling kelihatan walau berjauhan
Suara berbalas jawab bersaut

Handphone alat canggih serba bisa


Nyanyian merdu ada di sana
Merekam segala suasana
Menayangkan berbagai gambar

Dunia maya penuh teka-teki


Realita kehidupan dan impian
Menyatu pada kotak kecil mungil
Menyebar aroma beragam budaya Bangsa

Bagai menu sajian kuliner


Rasa pedas, manis, asin, gurih dan pahit
Nuansa rasa penuh warna mengundang selera
Nurani rentan seperti raga manusia

Enak menyenangkan namun riskan dan rentan


Pahit alami kadang menjemukan
Ingat selalu konsumsi yang ditawarkan
Pilih menu penuh bijaksana

Adakah kejutan di dunia maya


Sanggupkah tubuh terkontaminasi budaya
Menggigil atau nyaman rasa karena waspada
Hati nurani yang bijaksana jika terjaga

Polusi virus hitam kelam mengeram di kepala


Ancaman yang tragis limbah dunia
Mengikis tradisi Bangsa yang telah lama
Euforia teknologi dunia maya jangan sampai menggilas budaya kita
Unsur-Unsur

1. Gagasan/ide/pendapat. Biasanya gagasan atau ide berupa pernyataan


komentar, penilaian, saran, dorongan, dan bujukan.

2. Fakta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta merupakan


kenyataan atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta dapat
berfungsi untuk memperkuat gagasan atau pendapat sehingga diharapkan
dapat lebih meyakinkan pembaca.

Nasib Hutan Kita Semakin Suram

Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan
Sumatra akan musnah. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh
musnahnya hutan Kalimantan. Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya,
kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran hutan masih terus
terjadi dan penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi dengan
rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan
tersebut jelas menambah suram nasib hutan.

Kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah memprihatinkan. Dalam kurun


waktu lima puluh tahun, hutan alam Indonesia mengalami penurunan luas
sebesar 64 juta hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di
Sulawesi telah memusnahkan keanekaragaman hayati. Berjuta-juta spesies
flora dan fauna musnah dengan percuma. Pembukaan lahan dengan cara
membakar hutan menambah masalah kerusakan hutan. Munculmya El Nino
memperburuk kondisi hutan.

Di Pulau Sumatera berdasarkan titik kebakaran terjadi di hutan rawa gambut


sebanyak 49%, alang-alang 13%, hutan dataran rendah 10%,
permukiman/pertanian masyarakat 10%, perkebunan 8%, dan sisanya rawa
(non gambut). Kebakaran hutan memberikan kerugian tidak sedikit. Tahun
1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3-$4,4 miliar atau sekira Rp 2-4
triliun.

Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah masalah


lagi dengan rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal
pertambangan. Kebijakan tersebut jelas semakin menyempurnakan derita
hutan Indonesia.
Dari teks di atas, kita lihat struktur yang terdapat dalam teks
eksposisi yaitu:

1. Tesis, yaitu pengenalan isu, masalah ataupun pandangan penulis secara


umum tentang topik yang akan dibahas. Terdapat pada paragraf pertama
kalimat pertama, yaitu :

Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan
Sumatra akan musnah. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh
musnahnya hutan Kalimantan

2. Rangkaian argumen, pendapat atau argumen penulis berguna sebagai


penjelasan dari tesis yang dijelaskan sebelumnya. Biasanya berisi fakta-fakta
untuk memperkuat argumen-argumen penulis. Terdapat pada paragraf kedua
dan paragraf ketiga. Pada paragraf ketiga terdapat juga fakta-fakta yang
mendukung tesis/pendapat. Pada paragraf kedua merupakan pendapat dari
penulis mengenai tesis.

3. Penegasan ulang, perumusan kembali secara ringkas. Biasanya bagian ini


disebut dengan penutup atau simpulan. Terdapat pada paragraf terakhir, yang
mengulang tesis tetapi tidak secara langsung yaitu pada kalimat Rupanya
kedua masalah itu belum cukup. Kata “itu” menunjukkan masalah yang
dibahas pada tesis.

Struktur Teks Diskusi

1. Isu

Isu adalah unsur dalam teks diskusi yang berisi gambaran atau fenomena
permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan diskusi.

2. Argumen

Argumen dalam teks diskusi adalah berbagai pendapat yang ada mengenai
permasalahan yang dibahas dalam diskusi. Pendapat tersebut dapat berupa
pendapat yang menetang atau pendapat yang mendukung.

3. Simpulan atau saran

Simpulan dalam teks diskusi adalah hasil, kesimpulan, rekomendasi, atau


solusi dari permasalahan yang dibahas. Hasil diskusi haruslah berisi
rekomendasi untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi.
Rekomendasi yang dihasilkan sebaiknya merupakan jalan tengah untuk
berbagai pihak.

Struktur Teks Deskripsi


Adapun 3 struktur yang menyusun teks deskripsi sehingga menjadi satu
keutuhan. 3 struktur tersebut yaitu:

1. Identifikasi

Penentu identitas seseorang, benda, dan sebagainya.

2. Klasifikasi

Penyusunan ber-sistem dalam kelompok menurut kaidah atau standar


yang telah ditetapkan.

3. Deskripsi bagian

Bagian teks yang berisi tentang gambaran-gambaran bagian didalam


teks tersebut.

Jenis Teks Deskripsi


Dari sumber yang Yuksinau.id dapat, teks deskripsi sendiri dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:

1. Teks paragraf deskripsi subjektif : suatu paragraf deskripsi


yang penggambaran objek nya menurut kesan yang dimiliki oleh
penulis teks.
2. Teks paragraf spatial: dalam teks ini objek yang digambarkan
hanya berupa tempat, benda, ruang dan lainnya.
3. Teks paragraf objektif: teks ini objek digambarkan apa adanya
menurut keadaan objek yang sebenarnya tanpa penambahan opini
dari penulis itu sendiri.

Langkah-langkah Membuat Teks / Paragraf Deskripsi

1. Menentukan tema (objek yang akan dibahas).


2. Menentukan tujuan.
3. Kumpulkan data-data dan lakukan pengamatan langsung
mengenai objek yang akan dibahas.
4. Setelah data-data terkumpul, susunlah data tersebut menjadi
kerangka karangan.
5. Uraikan kerangka karangan menjadi teks deskripsi yang
disesuaikan dengan topik.

Ciri/Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi


Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks deskripsi:

1. Menggunakan kata benda sesuai topik yang dideskripsikan.


Seperti: sekolah, rumah, guruku, teman saya, dll.
2. Menggunakan frasa yang mengandung kata benda. Contohnya
yaitu beliau adalah seorang kepala sekolah yang rendah hati, dll.
3. Mengandung kata sifat yang bersifat menggambarkan. Seperti:
satu siswa rajin, dua kaos kaki putih, dll.
4. Mengandung kata kerja Transitif untuk memberikan informasi
subjek. Seperti: siswa itu mengenakan seragam putih biru, dll.
5. Mengandung kata kerja (perasaan, pendapat) dengan tujuan
mengungkapkan pandangan pribadi penulis mengenai subjek.
Seperti: saya pikir itu adalah kucing cerdas, saya yakin buku itu
murah, dll.
6. Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi
tambahan mengenai objek. Seperti: dengan cepat, di rumah, di
kantin, dll.
7. Mengandung bahasa kiasan berupa perumpamaan atau metafora.
Seperti: kulitnya lembut seperti benang sutra, dll.
Contoh teks deskripsi tentang sekolah
Sekolahku
Sekolahku mempunyai lingkungan yang sangat bersih dengan halaman
parkir dan lapangan upacara yang luas.
Sekolahku mempunyai 3 gedung utama sebagai tempat pembelajaran
siswa, yaitu Gedung A, B, dan C.Lokasi sekolahku tepat berada di
tengah-tengah sawah, sehingga membuat suasana sekolah tampak segar
dan sejuk.
Semua lantai kelas menggunakan keramik.Sekolahku mempunyai aula
yang besar yang biasanya digunakan untuk acara-acara seperti wisuda,
nikah, olahraga, dan lainnya.
Selain itu, sekolahku mempunyai ruang laboratorium komputer yang
cukup banyak.Warna merah dengan kombinasi abu-abu menjadi
dominasi warna yang sangat mencolok di sekolahku, masjid dan kantin
tidak lupa menambah lengkap keindahan sekolahku.
How to Make Banana Jam

INGREDIENTS

 3 peeled bananas
 1 cup of sugar or artificial sugar
 1/3 a cup of water

STEPS

 First, put all those things out in front of you.


 Next, take the peeled bananas and slice the banana into very thin pieces. Put them aside in a
bowl.
 Then, fill the pot with 1 cup of sugar and stir it continuously.
 Next, cook until brown in medium heat. Don’t step away for more than 10 seconds because
this will burn if you don’t watch it carefully.
 Once brown, add 1/3 a cup of water and the sliced banana you put aside. Don’t forget to keep
stirring on low heat.
 When no banana pieces are noticeable, turn off heat.
 After that, put in a container or covered bowl and put in the fridge until chilled.
 Finally, frozen banana jelly or jam finished.

Cara Membuat Selai Pisang

ALAT DAN BAHAN

 3 buah pisang yang telah dikupas


 1 cangkir gula atau gula buatan
 1/3 cangkir air

LANGKAH-LANGKAH

 Pertama, simpan alat dan bahan pada meja yang mudah dijangkau.
 Selanjutnya, ambil pisang yang telah dikupas dan iris pisang menjadi potongan-potongan
yang sangat tipis. Sisihkan mereka dalam sebuah mangkuk.
 Kemudian, isi panci dengan 1 cangkir gula dan aduk terus menerus.
 Selanjutnya, masak sampai kecokelatan dengan api sedang. Jangan tinggalkan selama lebih
dari 10 detik karena ini akan membakar jika Anda tidak perhatikan dengan hati-hati.
 Setelah kecokelatan, tambahkan 1/3 cangkir air dan irisan pisang yang Anda telah sisihkan.
Jangan lupa untuk terus mengaduk pada suhu panas rendah.
 Bila sudah tidak ada potongan pisang yang terlihat (halus), matikan api.
 Setelah itu, masukkan ke dalam sebuah wadah atau tutupi mangkuk dan masukkan ke dalam
lemari es sampai dingin.
 Akhirnya, jelly pisang beku atau selai telah jadi.

You might also like