Professional Documents
Culture Documents
KIMIA ANALITIK
OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, diktat Penuntun
Praktikum Kimia Analitik dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penuntun praktikum ini
dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai pegangan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu dan
Penuntun praktikum ini disusun dengan tujuan untuk memberikan petunjuk kepada
penelitian yang berhubungan dengan penyelesaian studi ataupun tugas penelitian lainnya.
Penuntun ini akan diuji-cobakan kepada mahasiswa dan apabila praktikum ini dalam
pelaksanaanya tidak mencapai sasaran yang diinginkan maka penuntun ini akan
disempurnakan kemudian.
Kami sadar sepenuhnya bahwa diktat ini masih banyak kekurangannya dan dengan
segala kerendahan hati, untuk tujuan penyempurnaan tersebut kami membutuhkan kritik dan
saran membangun dari semua pihak untuk penerbitan berikutnya. Besar harapan kami
mudah-mudahan diktat penuntun ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
I. ASIDI ALKALIMETRI……………………………………………………. 1
V. KOMPLEKSOMETRI …………………………………………………..
1. Mahasiswa berpakaian sopan, tidak: oblong/t-shirt, baju ketat, sandal jepit pada
waktu mengikuti praktikum.
2. Pada saat praktikum wajib mengenakan jas lab dan membawa penuntun praktikum
3. Pada waktu praktikum semua handphone harus dalam keadaan mati/silent.
4. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan alat-alat maupun ruangan laboratorium selama
mengikuti praktikum
5. Keterlambatan masuk praktikum hanya diijinkan maksimal 15 menit dari jadwal.
Lewat dari batas tersebut mahasiswa boleh masuk tapi tidak mendapat presensi
kecuali dengan alasan yang jelas dan tepat.
6. Tidak diperkenakan melakukan keributan di Laboratorium dalam bentuk apapun
selama praktikum.
7. Bila berhalangan, maka mahsiswa diwajibkan memberi keterangan tertulis/surat
keterangan dokter. Surat keterangan tersebut harus diserahkan selambat-lambatnya
sebelum praktikum dimulai. Bila tidak, dianggap tidak tidak ikut praktikum dan pada
sesi tersebut diberi nilai nol.
8. Bagi mahasiswa yang berhalangan diberikan satu kali waktu praktikum khusus setelah
semua percobaan selesai dengan sepengetahuan dan seijin dosen pengampu mata
kuliah ini.
9. Mahasiswa wajib membuat laporan sementara yang diberi paraf/Acc oleh
dosen/asisten dosen
10. Laporan Praktikum disetorkan paling lambat 1 minggu setelah praktikum dilakukan
yang sesuai dengan topik yang dipraktikumkan atau sebelum praktikum selanjutnya
dilakukan.
11. Penilaian praktikum meliputi
a. Pre/post- test (30 %)
b. Praktikum harian (70%)
FORMAT LAPORAN
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
IV. METODELOGI
4.1. Bahan-bahan
4.2. Alat-alat
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ASIDI ALKALIMETRI
I. PENDAHULUAN
1.1. TEORI
Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion H+ (H3O)+
dari asam dengan ion OH- dari basa yang akan membentuk air. Sebagai contoh reaksi antara
NaOH dengan HCl:
Asam : HCl H+ + Cl
H+ + H2O H3O+
Asidimetri adalah titrasi larutan basa dengan larutan baku asam. Alkalimeri adalah titrasi
larutan asam dengan larutan baku basa.
Indikator asam-basa pada umumnya adalah senyaw organic yang bersifat asam atau
basa lemah dan dalam larutan mengalami ionisasi sbagai berikut:
Hin H+ + In-
Bobot ekivalen
Bobot ekivalen untuk reaksi netralisasi didefinisikan sebagai berikut : satu ekivalen
asam/basa adalah banyaknya asam/basa yang dapat melepaskan satu mol H+ atau OH-
Misalnya:
1. HCl H+ + Cl-
1.2. TUJUAN:
II
III
II
III
Hitung: Kadar asam asetat dlam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml
Kadar-rata-rata asam asetat dalam gram/100ml
Paraf Dosen Pengawas
PRAKTIKUM II
PERMANGANOMETRI
I. PENDAHULUAN
1.1. TEORI
Permanganometri adalah salah satu contoh titrasi oksidimetri, yaitu titrasi yang
berhubungan dengan reaksi oksidasi-reduksi. Titrasi permanganometri adalah titrasi yang
menggunakan oksidator KmnO4 sebagai larutan baku. Biasanya titrasi dengan KmnO4
dilakukan dalam suasana asam dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
MnO4- + 8H+ + 5 e Mn 2+ + 4 H2O
Untuk mengasamkannya digunakan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak mudah
teroksidasi dan juga tidak sebagai oksidator.
Bobot ekivalen
Bobot ekivalen dari reaksi redoks didefinisikan sebagai berikut: bobot ekivalen suatu
oksidator/reduktor adalah jumlah perubahan bilangan oksidasi dari semua olume yang ada
dalam suatu molekul oksidator/reduktor. Jadi untuk reaksi KmnO4 di atas 1 ek. KmnO4 = 1/5
mol KMnO4.
Kalium permanganat tidak dapat digunakan sebagai larutan baku primer karena sukar
didapatkan dalam keadaan murni dan hampir selalu bercampur dengan MnO2, mudah
tereduksi oleh reduktor organik yang ada dalam air suling. Oleh karena itu kalium
permanganat harus dibakukan yang biasanya dilakukan dengan larutan baku primer asam
oksalat. Reaksi redoks antara asam oksalat dengan KMnO4 dalam suasana asam adalah
sebagai berikut:
Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn 2+
+ 4 H2O X2
Oksidasi : C2O4 2- 2 CO2 + 2 e X5
MnO4 - + 8 H+ + 5 Fe 2+ Mn 2+ + 4 H2O + 5 Fe 3+
Jadi 1 ek. Fe SO4 = 1 mol
1.2. TUJUAN:
a. Cara pembuatan larutan asam oksalat (cara sama dengan prsoedur di praktikum 1)
b. Cara membuat larutan KmnO4
Timbang pada neraca teknis kira-kira 3,35 gram KmnO4, larutkan dengan 1 liter air
suling. Larutan dididihkan selama 30 menit, lalu didinginkan. Saring larutan dengan
glasswool, lalu larutan disimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang gelap.
II
III
II
III
Hitung: Kadar asam askorbt dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml
Kadar-rata-rata asam askorbat dalam gram/100ml
Paraf Dosen Pengawas
PRAKTIKUM III
IODOMETRI
PRAKTIKUM IV
ARGENTOMETRI
PRAKTIKUM V
KOMPLEKSOMETRI
I. PENDAHULUAN
1.1. TEORI
Dalam analisa ndicator yang dimaksud dengan titrasi kompleksometri adalah
titrasi yang berdasarkan pembentukan senyawa kompleks. Sejumlah senyawa organik dapat
membentuk kompleks dengan ion-ion logam, terutma senyawa organik yang mengandung
nitrogen yang bersifat basa. Senyawa-senyawa pembentuk kompleks disebut komplekson
atau ligand. Untuk analisa volumetri dipilih komplekson yang dapat membentuk kompleks
secara kuantitatif. Banyak sekali senyawa-senywa yang dapat dijdikan komplekson untuk
titrasi volumetri, misalnya:
EDTA : Etilene Diamine Tetra Acetic acid, yang disebut juga komplekson III atau titriplex
III
NTA : Nitrilo Tri Acetic acid atau komplexon I
DCTA : 1,2- Diaminocyclohexane-NNN’N’-Tetra Acetic acid atau komplexon IV
Yang banyak digunakan dalam volumetri adalah EDTA. Rumus molekul EDTA
adalah H4C10H12O8N2, merupakan asam bebasa empat sehingga sering ditulis sebagai H4Y.
Sebagai asam lemah, EDTA mengalami ionisasi bertahap elepas ion hidrogen satu persatu.
Yang digunakan sebagai komplekson adalah garam dinatriumnya (Na2 H4C10H12O8N2 atau
Na2H4Y).
Di dalam air, garam ini terionisasi menghasilkan ion:
Na2H2Y 2 Na+ + H2Y2-
Kompleks logam-EDTA adalah kompleks 1:1, artinya satu ion logam selalu mengikat satu
ion EDTA. Reaksinya dengan kation-kation adalah sebagai berikut:
M2+ + H2Y2- MY2- + 2H+
M3+ + H2Y2- MY- + 2H+
M4+ + H2Y2- MY + 2H+
M5+ + H2Y2- MY+ + 2H+
Mn+ + H2Y2- MY(n-4) + 2H+
Disini terlihat bahwa setiap mol logam bereksi dengan 1 mol EDTA, dimana selalu
dilepaskan 2 mol H+. hal ini mengakibatkan konsentrasi ion hidrogen makin besar (Ph makin
kecil) dan konsentrasi ion loga makin kecil(Pm makin besar). Untuk mengatasi agar Ph tidak
turun terus maka ke dalam larutan dapat ditambahkan lrutan buffer (biasanya buffer salmiak).
Pada titrasi dengan EDTA ini titik akhir titrasi ditunjukkan dengan pemakaian
indicator yang sensitive terhadap perubahan Pm. Indikator yang umum digunakan adalah
EBT (Erio Black T). kompleks logam-EBT adalah kompleks 1:1. Indikator ini mempunyai
rumus molekul NaH2C20H10O7N3S atau disingkat dengan NaH2In yang dalam air terionisasi
memberikan ion berwarna:
H2In- Hin2- In3-
Ph ,3-7,3 (biru) Ph 10,5-12,5 (orange-kuning)
pada Ph 7-11 warna indicator biru tetapi apabila ditambahkan ion logam warnanya akan
berubah menjadi merah anggur karena terbentuk kompleks logam-indikator.
Mn+ + Hin2- Min- + H+
(biru) (merah anggur)
Syarat yang diperlukn agar indicator itu dapat digunakan adalah bahwa stabilitas komplk
logam-indikator harus lebih kecil dari stabilitas logam-EDTA, sehingga pada titrasi dapat
terjai reaksi berikut substitusi:
Min- + H2Y2- MY2- + Hin2-
(merah anggur) (biru)
Akibatnya pada titik ekivalen semua logam bereaksi dengan EDTA atau jumlah mol logam
sama dengan jumlah mol EDTA
1.2. TUJUAN:
Berat ZnSO4:
Volume ZnSO4:
II
III
II
III
Hitung: Kadar asam askorbt dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml
Kadar-rata-rata sampel dalam gram/100ml
Paraf Dosen Pengawas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Kuantitatif. Staf Laboratorium Kimia
Analitik, Jurusan Kimia-FMIPA, Universitas Udayana.
Muhilal, M., Sihombing, R., Marrschal, dan Djoko, S. 1989. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar, Bag. Pendidikan Akademi Gizi Jakarta; peningkatan Pengembangan Kegiatan
Selected Centre, Jakarta.
Nursanyoto, H. 1995. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Pendidikan Ahli Madya Gizi
Departemen kesehatan Republik Indonesia, Denpasar.