Professional Documents
Culture Documents
STANDAR INTERNASIONAL
Manajemen Keperawatan
Disusun oleh
1. Sugiarto Arif Budiman (108116038)
2. Indri Wahyuni (108116049)
3. Anjas Upi Rachmawati (108116056)
4. Desy Nur Annisa (108116059)
5. Icha Cahya Puspita (108116065)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makaah tentang
Manajemen Asuhan Keperawatan Di Puskesmas Standar Internasional sesuai
dengan waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan namun demikian penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar
hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga
tahun sekali bagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI (2015b). Tujuan utama akreditasi puskesmas adalah
untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang
berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen
risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tugas perawat di Puskesmas tidak sama dengan di
Rumah Sakit atau klinik. Perawat di Puskesmas selain memberikan pelayanan di
dalam gedung juga memberikan pelayanan di luar gedung. Ditambah lagi dengan
beberapa tugas rangkap yang disebabkan kurangnya tenaga di Puskesmas. Banyak
perawat yang harus melaksanakan tugas administratif yang seharusnya menjadi
tugas staf administrasi. Bahkan di banyak Puskesmas Pembantu, perawat seringkali
melakukan tindakan yang sebenarnya merupakan fungsi dependent dari tenaga
keperawatan. Mengingat hal tersebut, perlu suatu manajemen yang tepat agar
perawat di Puskesmas bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan akreditasi ?
2. Apa saja manfaat dari akreditasi ?
3. Bagaimana penerapan Kepemimpinan dan Majemen pada Setting Pelayanan
Keperawatan di Puskesmas?
4. Apa yang dimaksud dengan keperawatan Kesehatan Masyarakat (Community
Health Nursing)?
5. Apa yang dimaksud perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan
di puskesmas ?
6. Bagaimana pengorganisasian di puskesmas?
7. Bagaimana dokumentasi keperawatan di puskesmas?
8. Bagaimana Upaya Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan agar Sesuai dengan Kualitas Akreditasi Secara
Internasional/JCI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu akreditasi
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari akreditasi
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Kepemimpinan dan Majemen pada
Setting Pelayanan Keperawatan di Puskesmas
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Community Health Nursing)
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perencanaan dalam manajemen
asuhan keperawatan di puskesmas
6. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian di puskesmas
7. Untuk mengetahui bagaimana dokumentasi keperawatan di puskesmas
8. Untuk mengetahui bagaimana Upaya Peningkatan Kualitas Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan agar Sesuai dengan Kualitas Akreditasi
Secara Internasional/JCI
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi
B. Manfaat Akreditasi
Setiap puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga
tahun sekali bagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI (2015b). Tujuan utama akreditasi puskesmas adalah
untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang
berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen
risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
4
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan
pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko.
2. Bagi BPJS kesehatan : Sebagai secara recredensialing FKTP
Rekredensialing adalah proses seleksi ulang terhadap pemenuhan
persyaratan dan kinerja pelayanan bagi fasilitas kesehatan yang telah dan
akan melanjutkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, yang bertujuan untuk
memperoleh fasilitas kesehatan yang berkomitmen dan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui metode
dan standar penilaian yang terukur dan objektif
3. Bagi FKTP :
a. Memberikan keunggulan kompetitif
b. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas
c. Meningkatkan pendidikan pada staf
d. Meningkatkan pengelolaan risiko
e. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
f. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
g. Meningkatkan keamanan dalam bekerja
4. Bagi masyarakat (pengguna jasa)
a. Memperkuat kepercayaan masyarakat
b. Adanya jaminan kualitas
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, prinsip dan dasar yang ditetapkan
menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender yang dipakai dalam
standar akreditasi puskesmas. Hal ini untuk menjamin bahwa semua pasien
mendapatkan pelayanan dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi,
pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun suku.
5
C. Penerapan Kepemimpinan dan Majemen pada Setting Pelayanan Keperawatan
di Puskesmas
Tidak bisa dipungkiri bahwa tugas perawat di Puskesmas tidak sama dengan di
Rumah Sakit atau klinik. Perawat di Puskesmas selain memberikan pelayanan di
dalam gedung juga memberikan pelayanan di luar gedung. Ditambah lagi dengan
beberapa tugas rangkap yang disebabkan kurangnya tenaga di Puskesmas. Banyak
perawat yang harus melaksanakan tugas administratif yang seharusnya menjadi
tugas staf administrasi. Bahkan di banyak Puskesmas Pembantu, perawat seringkali
melakukan tindakan yang sebenarnya merupakan fungsi dependent dari tenaga
keperawatan. Mengingat hal tersebut, perlu suatu manajemen yang tepat agar
perawat di Puskesmas bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
6
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah semua
perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Perawat Puskesmas memiliki enam
peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder), (2) sebagai pemberi
pelayanan (care giver); (3) sebagai koordinator dan kolaborator ; (5) pemberi
nasehat (counseling); (6) sebagai panutan (role model). (Supari, 2006)
7
F. Pengorganisasian di Puskesmas.
1. Pencatatan
a. Register Rawat jalan dan register rawat inap (untuk Puskesmas dengan
Ruang Rawat Inap).
b. Catatan keperawatan. Dimaksudkan untuk mencatat rencana, tindakan
dan penilaian keperawatan klien (individu, keluarga, kelompok,
masyarakat) yang mendapat asuhan keperawatan.
8
c. Family Folder (berkas catatan kesehatan keluarga) untuk setiap keluarga
rawan kesehatan/miskin yang dibina.
d. Buku register Kohort Keluarga Pembinaan Keluarga rawan. Merupakan
catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi
serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan/miskin yang
dibina.
e. Buku register Pembinaan Kelompok/Desa/mayarakat. Merupakan
catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi
serta kemajuan pembinaan kelompok khusus/masyarakat/desa yang
dibina.
f. Buku Catatan Kegiatan Perawat. Merupakan catatan kegiatan perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kegiatan lainnya, yang
memudahkan untuk perhitungan angka kredit jabatan fungsionalnya.
(Keputusan Menkes RI, 2006)
2. Pelaporan
Di era globalisasi ini, segala profesi yang ada dituntut untuk menunjukkan
keprofesianalannya, termasuk profesi perawat. Untuk menyikapi hal ini lahirlah
standar akreditasi internasional yang telah dibuat dengan tujuan memudahkan
adanya pengakuan berstandar Internasional bagi profesi perawat. Adanya standar
akreditasi international perawat ini sangatlah penting, karena Perawat memiliki
peranan besar bagi suatu rumah sakit dalam memenuhi standar pelayanan
internasional. Guna memberikan pelayanan yang baik, perawat harus
9
memperhatikan standar pelayanan sesuai akreditasi Joint Commision International
(JCI), yaitu keselamatan pasien dan kualitas perawatan pasien (Dimyati, 2012).
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ibu Dewi Irawaty
mengatakan, komitmen perawat harus kuat dalam mengutamakan kepentingan
10
pasien (IZN, 2012). Beliau mengungkapkan bahwa nasib pasien ditentukan dengan
kinerja perawat. Sebagai seorang pemimpin yang juga harus mampu mengatur
segalanya, disinilah perawat yang telah berkomitmen harus mampu membantu
pasien dalam menyelesaikan segala masalahnya. “Coba dibayangkan kalau ada
perawat yang melakukan mogok kerja, bagaimana dengan nasib
pasiennya,” ungkap Ibu Dewi Irawaty.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
pelayanan yang sesuai akreditasi yang terdapat pada Joint Commision International
(JCI), yaitu keselamatan pasien dan kualitas perawatan pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
14