You are on page 1of 2

20

BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum Pertolongan Pertama pada Kecelakaan yang meliputi praktek


Resusitasi Jantung dan Paru (RJP), pembidaian dan perawatan luka pada
umumnya berjalan baik. Namun, ada beberapa langkah yang belum sesuai dengan
prosedur antara lain :
1. Resusitasi Jantung Paru
Kesalahan melakukan tindakan dan langkah dalam Resusitasi Jantung Paru
dapat menyebabkan berbagai akibat bahkan akibat fatal yang ditimbulkan
seperti bertambahnya cedera bisa berujung kepada kematian. Oleh sebab itu
perlu diketahui hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan serta akibatnya agar
pelaku P3K dapat lebih berhati-hati dalam melakukan hal tersebut. Adapun
beberapa kesalahan dalam melakukan RJP dan akibat yang ditimbulkannya
adalah sebagai berikut:
a. Posisi jari praktikan saat mencari nadi di leher kurang tepat sehingga nadi
sulit ditemukan.
b. Korban tidak horizontal, jika kepala korban lebih tinggi maka jumlah darah
yang ke otak berkurang.

c. Teknik tekan dahi angkat dagu kurang baik, maka jalan nafas masih
terganggu.

d. Kebocoran saat melakukan nafas buatan, menyebabkan pernafasan buatan


tidak efektif.

e. Lubang hidung kurang tertutup rapat dan mulut korban kurang terbuka saat
pernafasan, menyebabkan pernafasan buatan tidak efektif.

f. Letak tangan kurang tepat dan arah tekanan kurang baik, bisa menimbulkan
patah tulang, luka dalam paru-paru.

g. Tekanan terlalu dalam dan terlalu cepat, maka jumlah darah yang dialirkan
kurang.
21

h. Rasio kompresi dan nafas buatan tidak baik, maka oksigenisasi darah
kurang.

20 RJP yang dilakukan salah adalah :


Akibat lainnya yang dapat terjadi jika
a. Patah tulang dada dan tulang iga.
b. Bocornya paru-paru (Pneumotoraks).
c. Perdarahan dalam paru-paru atau rongga dada (Hemotoraks).
d. Luka dan memar pada paru-paru.
e. Robekan pada hati.
2. Pembidaian
Teknik pembidaian yang kurang tepat dapat memperburuk keadaan
korban. Kesalahan yang terjadi adalah pada saat pembidaian, praktikan tidak
memperhatikan ada luka terbuka yang perlu penanganan terlebih dahulu.
setelah luka dibalut dengan kain bersih, pembidaian baru dapat dilakukan
dengan memperhatikan letak anggota tubuh yang mengalami patah tulang dan
memastikan posisinya statis atau tidak mudah digerakkan. Hal ini bertujuan
agar tidak memperburuk tulang yang patah. Bidai kayu harus mempunyai
ukuran yang sesuai dengan kondisi korban.
3. Perawatan Luka
Hal yang harus diperhatikan dalam perawatan luka adalah kain yang
digunakan untuk membalut luka tersebut harus bersih. Sebelum membalut, kita
harus memastikan bahwa perdarahan berhenti dengan cara meninggikan bagian
yang luka. Saat membalut tidak boleh terlalu kencang dan tidak boleh terlalu
longgar.
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury, sehingga
mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku “ skala prioritas”.
Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung
berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban.
Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk
menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang
cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak.

You might also like