You are on page 1of 33

ASPEK PERPAJAKAN

ATAS INDUSTRI ASURANSI

Kelompok 4

Asma Karimah - 1706107680


Muhammad Rinaldy Pary - 1706107876
Roro Willys - 1706108033
Ber
pe g
r a 246 KU
g e g di
, as si
r a p
u r
ta g
“ gu g
d an
de
p o h
si s a
mi, un
pe n a , di
m er
ke na n ug en a k i n , ke ka , at i k da ku n ya
di p a , ya m k a n at ri re at is ya t pa .

2
Manfaat Asuransi

● Rasa aman dan perlindungan


● Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
● Polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit
● Sebagai tabungan dan sumber penghasilan
● Alat penyebaran risiko
● Membantu meningkatkan kegiatan usaha

3
Jenis Asuransi

Sering disebut Liability


dengan general insurance,melindungi
1. Fire insurance 1.Asuransi kecelakaan;
insurance. tertanggung dari
2.Marine insurance 2.Asuransi jiwa;
3.Asuransi penerbangan Contoh: asuransi gugatan pihak ke-3
3.Asuransi industri.
4.Accident insurance atas kendaraan karena kelalaian ASURANSI JIWA
bermotor tertanggung.

REASURANSI

ASURANSI ASURANSI ASURANSI ASURANSI


HARTA KERUGIAN TANGGUNG GUGAT JIWA

Source :The Chartered Insurance Institute of london


ASPEK HUKUM
dalam Industri Asuransi
Pas 255 KU
di ka
me l
c a r is
an “
w a
g
ni
a t , ya d
up
in
n un
ol .
h u

Pol ru na b it li n g te t ad pe n a s a s
an te n n an n un .

6
Regulasi mengenai Industri Asuransi di Indonesia diatur dalam:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD); dan

2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian


s.t.d.t.d. dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang
Perasuransian.

7
ASPEK AKUNTANSI
dalam Industri Asuransi
PSAK 62
Kontrak Asuransi

Asuransi Kerugian Asuransi Jiwa

PSAK 28 PSAK 36

9
Suatu kontrak yang telah didefinisikan sebagai

kontrak asuransi berdasarkan definisi peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia


Hal Umum yang Diatur
maka perlakuan akuntansi yang akan diterapkan
● Ruang Lingkup
asuradur dalam rangka penyusunan dan penyajian
● Derivatif Melekat
laporan keuangan untuk tujuan umum dan tidak.
● Pemisahan Komponen Deposit

● Tes kecukupan Liabilitas


PSAK 62 ● Penurunan Nilai Aset Reasuransi

Kontrak Asuransi
10
Pendapatan

Premi yang diperoleh sehubungan Beban

dengan kontrak asuransi dan Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa

reasuransi jangka pendek diakui kerugian terhadap objek asuransi yang

sebagai pendapatan selama periode dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui,


polis (kontrak) berdasarkan proporsi klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi
jumlah proteksi yang diberikan
namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian

klaim diakui sebagai beban klaim pada saat

PSAK 28 timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim.

Asuransi Kerugian
11
Pendapatan
Beban
● Premi Kontrak Jangka Pendek
Klaim meliputi klaim yang telah disetujui
Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti
(settled claims), klaim dalam proses credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode

penyelesaian (outstanding claims), dan kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan.
klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
● Premi Kontrak Jangka Panjang
Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted
renewable term life contract) diakui sebagai pendapatan pada saat
jatuh tempo dari pemegang polis.
● Pendapatan Lain
PSAK 36 Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai

Asuransi Jiwa pendapatan lain.

12
ASPEK PERPAJAKAN
dalam Industri Asuransi
Aspek PPN

Berdasarkan Pasal 4A UU No 42 tahun 2009 mengatakan bahwa jasa


asuransi merupakan jenis jasa yang tidak dikenai PPN. Artinya ketika
memberikan jasa asuransi, perusahaan asuransi tidak perlu memungut PPN
10% dari nasabahnya.

14
Aspek Pajak Penghasilan

● Premi asuransi dan reasuransi sebagai penghasilan perusahaan asuransi

merupakan objek pajak.

● Penghitungan pajak:

Dasar Pengenaan Pajak = pendapatan - biaya untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan

15
Pengakuan Biaya pada Asuransi

1) Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian dapat membentuk cadangan yang dapat
diperlakukan sebagai biaya. Cadangan-cadangan tersebut adalah:
- Cadangan premi
- Cadangan klaim

Dasar hukum: Pasal 9 ayat (1)(c) UU PPh; PMK Nomor 81/PMK.03/2009

16
Cadangan Premi

Cadangan premi untuk


perusahaan asuransi kerugian Oleh karena itu
pada prinsipnya merupakan penghasilan yang diterima
jumlah premi yang diterima lebih dahulu tersebut baru
lebih dahulu (unearned akan menjadi objek PPh
premium) oleh perusahaan pada tahun berikutnya.
asuransi.

17
Seluruh premi asuransi tanggungan sendiri yang diterima atau
diperoleh dalam suatu tahun pajak wajib dimasukkan dalam pkp
pada tahun pajak yang bersangkutan,

kemudian sebesar 40% dari jumlah premi tanggungan sendiri yang


diterima atau diperoleh tersebut merupakan cadangan premi
yang dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun pajak yang
sama.

Jumlah cadangan premi tersebut akan menjadi objek PPh tahun


pajak berikutnya

18
Cadangan Klaim

Besarnya cadangan klaim


tanggungan sendiri untuk
perusahaan asuransi kerugian
adalah sebesar 100% dari Cadangan tersebut
jumlah klaim yang sudah dibentuk pada akhir tahun
disepakati tetapi belum
pajak.
dibayar dan klaim yang sudah
dilaporkan dan sedang dalam
proses, tetapi tidak termasuk
klaim yang belum dilaporkan.

19
Jumlah klaim yang Sebaliknya jika jumlah cadangan
sebenarnya dibayar klaim tidak mencukupi untuk
perusahaan asuransi menutup pembayaran klaim pada
kerugian dibebankan ke tahun ini maka kekurangan
rekening cadangan klaim. tersebut dapat dibebankan
sebagai biaya.

Jika pada akhir tahun terdapat


selisih lebih cadangan klaim
maka jumlah kelebihan tersebut
merupakan penghasilan tahun
ini.

20
2) Asuransi Jiwa
❏ Cadangan premi untuk perusahaan asuransi jiwa dibentuk untuk
menutup klaim yang pasti akan terjadi atau jatuh tempo.
❏ Besarnya cadangan premi asuransi jiwa setiap tahun dihitung oleh
aktuaris
❏ Dalam menghitung besarnya saldo cadangan premi setiap akhir
tahun, perusahaan asuransi harus memperhitungkan pembayaran
klaim asuransi yang sudah jatuh tempo atau karena meninggalnya
tertanggung pada tahun yang bersangkutan serta adanya
penambahan polis baru.

Dasar Hukum: •(Pasal 9 ayat (1)(c) UU PPh jo PMK Nomor 81/PMK.03/2009)

21
★ Besarnya cadangan premi yang dapat dibebankan sebagai biaya
adalah kenaikan jumlah saldo akhir dibandingkan dengan saldo
awal cadangan premi tahun yang bersangkutan.

★ Pembayaran klaim asuransi kepada tertanggung dibebankan pada


akun cadangan premi (no double deduction)

22
PPh Pasal 26
● Atas pembayaran premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan
asuransi di luar negeri dikenakan pemotongan PPh 26 sebesar 20% dari
perkiraan penghasilan neto. (Pasal 26 (2) UU PPh)

● Besarnya perkiraan penghasilan neto perusahaan asuransi luar negeri diatur


dalam KMK 624/KMK.04/1994; SE 25/PJ.4/1995

23
● Dalam hal, perusahaan asuransi di luar negeri berada di negara yang
melakukan P3B (Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda) dengan
Indonesia, maka perlu dilihat dalam tax treaty yang berlaku apakah
perusahaan asuransi tersebut termasuk kategori BUT.

● Apabila termasuk kategori BUT maka akan diperlakukan seperti SPDN pada
umumnya.

● Terkait jasa yang dilakukan oleh badan biasanya akan dipotong PPh 23,
tetapi karena berdasarkan PMK 141/PMK.03/2015 jasa asuransi tidak
termasuk kategori jasa lain, maka tidak perlu dipotong PPh 23, sehingga BUT
asuransi tidak perlu dipotong PPh 26 maupun PPh 23.

24
PPh Pasal 21

Pembayaran iuran premi yang ditanggung oleh perusahaan, dihitung sebagai tambahan penghasilan bagi

karyawan dan merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). Selanjutnya berdasarkan Pasal 6 ayat (1)

huruf a angka 6, atas biaya pembayaran premi asuransi tersebut menjadi pengurang (deductible expense)

perusahaan dalam penghitungan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan (SPT PPh Badan).

25
Isu P pa I d ri A ni

26
Isu Apabila Perusahaan Asuransi bukan PKP

Terkait penjualan barang oleh perusahaan asuransi. Apabila aktiva mengalami


kerusakan dikarenakan peristiwa yang tidak pasti, perusahaan asuransi akan
membayarkan klaim atas kerugian tersebut dan pada umumnya aktiva yang rusak
tersebut dapat menjadi milik perusahaan asuransi.

Ketika perusahaan asuransi tersebut ingin melakukan penjualan atas aktiva tersebut,
apakah perusahaan asuransi harus memungut PPN atas penjualannya?

27
Berdasarkan Pasal 16D UU PPN, Jasa asuransi merupakan jasa
PPN dikenakan atas penyerahan tidak kena pajak, sehingga pada
BKP berupa aktiva yang menurut umumnya perusahaan asuransi
tujuan semula tidak untuk bukan merupakan Pengusaha
diperjualbelikan oleh PKP. Kena Pajak (PKP)

➢ Pandangan pertama : apabila peredaran bruto perusahaan asuransi atas


penjualan aktiva yang diperoleh dari pembayaran klaim kepada tertanggung
melebihi batas tertentu yang berlaku maka perusahaan asuransi harus
dikukuhkan menjadi PKP dan tetap memungut PPN.

➢ Pandangan kedua: penjualan aktiva yang diperoleh perusahaan dari


pembayaran klaim kepada tertanggung merupakan bagian dari usaha jasa
asuransi yang merupakan jasa tidak kena pajak sehingga tetap tidak dikenakan
PPN.

28
Penghindaran Isu Pajak

fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar


fidusia
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

❖ Dalam kasus perpindahan hak atas aktiva karena pembayaran klaim kepada tertanggung,
secara pembukuan kepemilikan aktiva tidak berpindah tangan ke perusahaan asuransi
tetapi masih tetap dalam pembukuan tertanggung, hal yang berpindah adalah hak untuk
memperjualbelikan aktiva tersebut.
❖ Hasil penjualan aktiva tetap akan beralih kepada perusahaan asuransi.
❖ Dengan begitu, perusahaan asuransi tidak perlu memungut PPN apabila ingin menjual
aktiva tersebut karena kepemilikan masih berada tertanggung sehingga tertanggunglah
yang harus memungut PPN apabila merupakan PKP.

29
Isu Alokasi Biaya terkait Penghasilan yang terkena PPh Final

Alokasi biaya terkait penghasilan perusahaan asuransi yang terkena PPh


final seperti investasi dalam bursa saham, obligasi, ataupun bentuk
penghasilan yang dikenakan PPh final lainnya.

● Berdasarkan PP 94 Tahun 2010, biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara


penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final tidak boleh dikurangkan dalam
menentukan besarnya penghasilan kena pajak.
● Dalam PP 94 Tahun 2010 juga disebutkan bahwa dalam hal usaha yang memiliki
penghasilan dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dan tidak final, maka WP
harus menyelenggarakan pembukuan secara terpisah.
● Sehingga dalam kasus penghasilan perusahaan asuransi yang bersifat PPh final,
biaya yang terkait penghasilan tersebut harus dipisahkan pembukuannya.

30
Isu terkait PPh Agen Asuransi

➔ Dalam PER/32/PJ/2015 disebutkan bahwa petugas dinas luar asuransi termasuk dalam
penghasilan OP yang dipotong PPh 21. Tetapi dalam PMK 107/PMK.011/2013 disebutkan bahwa
agen asuransi termasuk jasa yang dikenakan PPh Final sebesar 1% dari jumlah peredaran bruto
setiap bulan, untuk setiap tempat kegiatan usaha. Sehingga, apabila sudah terkena PPh final
maka tentunya PPh 21 yang sudah dipotong tidak dapat dikreditkan.

➔ Penyelesaian isu ini terletak pada kata kunci yaitu “pekerjaan bebas”. Dalam UU KUP, pekerjaan
bebas didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
hubungan kerja. Sehingga dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah agen asuransi
terikat oleh suatu hubungan kerja dengan perusahaan asuransi.

31
❏ Apabila terdapat hubungan kerja antara agen asuransi dengan perusahaan
asuransi maka peraturan yang dapat digunakan adalah PER - 16/PJ/2016
sehingga dipotong PPh 21.

❏ Sebaliknya, Apabila tidak terdapat hubungan kerja antara agen asuransi dengan
perusahaan asuransi maka peraturan yang digunakan adalah PMK
99/PMK.03/2018

❏ Dalam hal ini, karena penghasilannya hanya dikenakan pajak bersifat final, untuk
menghindari pemotongan PPh 21 maka berdasarkan PP 94 Tahun 2010, dapat
diajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan
pajak penghasilan yang dapat dikreditkan kepada Direktur Jenderal Pajak.

32
THANKYOU!
Any questions?

33

You might also like