You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

MODELING DAN ANALISI DATA FARMAKOKINETIKA


MENGGUNAKAN SOTFWARE MICROSOFT EXCEL DAN PHEQ
BOOTSRAP

Kelas A
06 Maret 2019
Pukul 13.00 – 16.00 WIB

Hilallya Maurizka D
260110160039

LABORATORIUM BIOFARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
Modeling dan Analisis Data Farmakokinetika Menggunakan Sotfware Microsoft Excel
dan PHEQ Bootsrap

I. Tujuan
1.1 Mempelajari modeling dan analisis data penelitian farmakokinetik dengan
pengkhususan data in vivo menggunakan yang dikenal luas yaitu Microsoft Officice
Excel dan software Pheq_bootsrap v.1.2.
1.2 Membandingkan hasil analisis data menggunakan Microsoft Excel dan
Pheq_bootsrap.

II. Prinsip

2.1 Bootstrap
PhEq bootstrap adalah software yang mempresentasikan batasan f2. Teknik
bootstrap digunakan untuk mensimulasikan distribusi f2 untuk menilai skenario
terburuk sebagai yang lebih rendah interval kepercayaan dari nilai yang diharapkan
dari f2 (Mendyk et.al, 2013).

2.2 Uji Disolusi Terbanding (UDT)


UDT adalah uji disolusi komparatif yang dilakukan untuk menunjukkan
similaritas ataupun perbedaan profil disolusi antara obat uji dengan obat
inovator/komparator (Nor dan Rina, 2017).

III. Teori Dasar


Obat dengan kandungan dan bahan aktif yang sama beredar di pasaran dengan
nama yang berbeda. Produk yang berbeda dengan jumlah Active Pharmaceutical
Ingredients (API) yang sama dapat menunjukkan perbedaan pada efek terapeutiknya
(Esimone et.al, 2008).
Obat generik berlogo adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat yang berkhasiat yang dikandungnya (Ditjen POM, 1989).
Obat generik bermerek adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang
dilindungi hukum, yaitu merek yang terdaftar di suatu badan Pengawas Obat dan
Makanan. Dua produk obat yang memiliki dosis sama disebut bioekivalen, apabila jumlah
dan kecepatan zat aktif yang didapat mencapai sirkulasi sistemik dari keduanya tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan (Shargel et al., 2007).
Sesuatu sediaan farmasi seharusnya memenuhi tiga kriteria utama yakni safety
(aman), efficacy (berefek), dan quality (berkualitas). Untuk produk inovator, evaluasi
mengenai ketiga hal tersebut telah dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh, mulai
dari uji pre-klinik, uji klinik, sehingga post-marketing surveilance dengan biaya yang
sangat besar. Namun bagi produk obat generik (obat copy), telah dipersyaratkan untuk
memenuhi pensyaratan uji ekivalensi baik secara in vitro maupun in vivo (BPOM RI,
2004).
Uji ekivalensi secara in vitro dapat dilakukan menggunakan uji disolusi
terbanding dengan menggunakan 3 medium disolusi yang berbeda; yaitu medium asam
klorida pH 1,2 atau simulasi cairan lambung tanpa enzim, medium dapar sitrat pH 4,5 dan
medium dapar fosfat pH 6,8 atau simulasi cairan intestinal tanpa enzim (FDA,2000).
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut. Ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan
zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan
obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat, seperti kapsul,
tablet atau salep (Ansel, 1989).
Uji Disolusi Terbanding dapat digunakan untuk memastikan ekivalensi dan sifat-
sifat produk obat. Uji disolusi terbanding dilakukan bertujuan untuk membandingkan
profil disolusi antara produk uji terhadap produk inovator. Uji ini juga merupakan studi
awal sebelum uji ekivalensi secara in vivo dilakukan (Nor dan Rina, 2017).
Parameter untuk menentukan ekivalensi profil disolusi terbanding sampel generik
dan generik bermerek terhadap inovatornya berdasarkan perhitungan difference factor
(f1), similarity factor (f2), dan dissolution efficiency (DE). Difference factor (f1) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Similarity factor (f2) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dalam persamaan ini, n adalah jumlah titik waktu penarikan filtrat, Rt


adalah persentase obat yang larut produk pembanding, Tt adalah persentase obat
yang larut produk uji. Profil disolusi kedua sampel dapat dinyatakan serupa jika
nilai f1 berada di antara 0 dan 15 serta f2 berada di antara 50 dan 100 (FDA, 1997).
F-factors mempunyai sensitifitas setelah disolusi 85%, maka
direkomendasikan jumlah titik sampel dibatasi tidak lebih dari satu, setelah sampel
mencapai disolusi 85%. Oleh karena itu, nilai faktor f1 dan f2 dihitung secara
terpisah untuk disolusi hingga menit ke 20 (waktu dimana 85% bahan obat
dilarutkan dari produk yang diuji), menit ke 30 (waktu di mana profil disolusi
hampir mencapai dataran tinggi akhir), dan menit ke 45 hingga ke 60 (waktu
dimana proses disolusi selesai) (Shah et.al, 1998).
Uji disolusi telah lama digunakan di industri farmasi untuk optimasi
formulasi dan pengendalian mutu. Baru-baru ini, para ilmuwan mengukur tingkat
disolusi pada tahap awal pengembangan obat dan menggunakan bobot sampel yang
kecil. Hasilnya membantu untuk memahami bagaimana API itu sendiri larut dalam
media berair, sendiri atau dengan adanya aditif dan eksipien, dan memberikan
panduan yang berharga untuk pengembangan formulasi. (Sirius, 2018).

IV. Alat dan Bahan


Laptop
Microsoft Office Excel
Software Bootsrap
V. Prosedur
5.1 PhEq Bootstrap
Software PhEq bootsrap diinstal sesuai spesifikasi laptop. Data persen
disolusi dibuka dan dimasukkan dalam perangkat notepad. Dibuat data terpisah
untuk data obat referensi dan obat uji. Dibuat file notepad kosong dengan nama
“hasil perhitungan f2 obat x”. perangkat PhEq bootsrap dubuka dan diupload file
sesuai bagian masing-masing. Lalu Start diklik , maka akan keluar hasil. Original
value f1 dan f2 (ini merupakan nilai f2 rata-rata dengan CI 90%). Hasil yang digunakan
merupakan nilai f2* yang berwarna hijau/ merah dibagian bawah (Nilai f2* ini
menunjukkan nilai f2 batas bawah dengan CI 90%). Klik tab “graph” (dibagian atas)
untuk mendapatkan kurva persen disolusi. Sumbu vertikal menandakan persen
terdisolusi. Sumbu horizontal menandakan titik-titik waktu pengambilan sampel.

5.2 Microsoft Excel


Disiapkan microsoft excel dan data % disolusi. Data % disolusi dari
reference dan test dihitung nilai rata-ratanya pada setiap interval waktu ,
dan dihitung dengan rumus .

VI. Hasil dan Data Pengamatan

6.1 Hasil pada Perangkat Lunak PhEq_Bootstrap


6.2 Hasil pada Microsoft Excel
References
Interval Rata-
%terdisolusi
Waktu rata
3 18.7 19.59 20.79 19.02 18.95 19.1 19.25 18.57 19.23 18.79 19.35 18.7 19.17
5 39.7 40.59 41.79 40.02 39.95 40.1 40.25 39.57 40.23 39.79 40.35 39.7 40.17
7 57.9 58.26 58.4 58.22 58.15 58.3 58.45 57.77 58.43 57.99 58.55 57.9 58.19
10 75.89 76.25 76.39 76.21 76.14 76.29 76.44 75.76 76.42 75.98 76.54 75.89 76.18
15 86.39 86.75 86.89 86.71 86.64 86.79 86.94 86.26 86.92 86.48 87.04 86.39 86.68
30 89.39 89.75 89.89 89.71 89.64 89.79 89.94 89.26 89.92 89.48 90.04 89.39 89.68
45 91.89 92.25 92.39 92.21 92.14 92.29 92.44 91.76 92.42 91.98 92.54 91.89 92.18

Test
Interval %terdisolusi Rata-
Waktu rata
3 7.7 8.59 9.79 8.02 7.95 8.1 8.25 7.57 8.23 7.79 8.35 7.7 8.17
5 28.7 29.59 30.79 29.02 28.95 29.1 29.25 28.57 29.23 28.79 29.35 28.7 29.17
7 46.9 47.26 47.4 47.22 47.15 47.3 47.45 46.77 47.43 46.99 47.55 46.9 47.19
10 64.89 65.25 65.39 65.21 65.14 65.29 65.44 64.76 65.42 64.98 65.54 64.89 65.18
15 75.39 75.75 75.89 75.71 75.64 75.79 75.94 75.26 75.92 75.48 76.04 75.39 75.68
30 78.39 78.75 78.89 78.71 78.64 78.79 78.94 78.26 78.92 78.48 79.04 78.39 78.68
45 80.89 81.25 81.39 81.21 81.14 81.29 81.44 80.76 81.42 80.98 81.54 80.89 81.18

Rt Tt nRt Rt-Tt (Rt-Tt)² n (Rt-Tt) n (Rt-


Tt)²
19.17 8.17 134.19 11.00 121 77 847
40.17 29.17 281.19 11.00 121 77 847
58.19 47.19 407.3533 11.00 121 77 847
76.18 65.18 533.2833 11.00 121 77 847
86.68 75.68 606.7833 11.00 121 77 847
89.68 78.68 627.7833 11.00 121 77 847
92.10 81.18 644.7 10.92 119.1736 76.41667 834.2153
Jumlah 3235.283 76.92 845.1736 538.4167 5916.215
Cara 1 f2 = 50 . log {[1 + (1/n)∑ 𝑡=1 𝑛 ( 𝑅𝑡 − 𝑇𝑡)2 ]
-0,5
. 100 }
Cara 2

f1 16.64203
F2 3.437718 0.53627 26.81351
F2 11.83195 1.073056 53.65281

VII. Pembahasan
Pada perhitungan faktor perbedaan dan faktor persamaan menggunakan Microsoft
Office Excel, kunci utamanya yaitu mengetahui kode rumus. Selain bagi, kali, tambah
dan kurang, rumus yang digunakan yaitu x2 atau kuadrat dengan kode =^2, √x atau akar
dengan kode =SQRT yang berasal dari kata square root, logaritma dengan kode =LOG,
nilai mutlak untuk menghilangkan nilai negatif dengan kode =ABS.
Pada aplikasi PhEq_bootstrap, terdapat tab “Main”, untuk memasukkan data
terdapat choose button reference maupun test. Pemilihan f2 auto-rule berfungsi untuk
pemilihan profil secara otomatis atau menyesuaikan dengan data yang tersedia. Button
START digunakan untuk memulai running data hingga menghasilkan nilai f1 dan f2 di
bar bagian bawah. Tab “Graph” menunjukan grafik dari hasil yang diperoleh, grafik
tersebut dapat dicopy secara langsung dengan button “Copy to clipboard” atau disave
dalam bentuk BMP dengan button “Copy to BMP file” sesuai dengan kebutuhan.
Untuk membandingkan hasil disolusi dari obat baru dan obat inovator yang sudah
diuji perlu dilakukan analisis data dengan bantuan software komputer. Software yang
dapat digunakan yaitu PhEq bootstrap dan microsoft excel. Hasil analisis data dari kedua
software ini sama yaitu didapatkan nilai f1 dan f2. Nilai f1 dan f2 inilah yang menjadi
landasan apakah obat tersebut ekuivalen dengan obat inovatornya. Nilai f1 adalah
difference factor atau faktor perbedaan, nilai f1 yang diperbolehkan yaitu dalam rentang
0-15. Nilai f2 adalah similarity factor atau faktor kesamaan, nilai f2 yang diperbolehkan
yaitu dalam rentang 50-100. Dari kedua software tersebut akan didapatkan nilai f1 dan
f2, tetapi prosesnya berbeda. Dengan menggunakan software PhEq bootstrap nilai f1 dan
f2 akan didapatkan dengan mudah, karena software akan menghitungnya dengan
otomatis, tetapi dengan microsoft excel perlu dilakukan perhitungan secara manual
menggunakan rumus f1 dan f2.
Dengan menggunakan software PhEq bootstrap akan mudah mendapatkan nilai
f1 dan f2, serta didapatkan pula grafik antara obat yg diuji dan obat reference. Yang
dibutuhkan untuk menggunakan PhEq bootstrap adalah data % disolusi dari masing-
masing obat yang sudah dibuat dalam format txt. Dalam PhEq bootstrap banyak pilihan
modifikasi data untuk menentukan nilai f1 dan f2. Dapat diatur jumlah bootstrap yang
diinginkan, sampling-mode, confidence interval, dan f2 auto-rule. Jumlah bootstrap dapat
diatur agar sistem dapat mengkopi data yang kita miliki sesuai dengan perintah kita.
Biasanya jumlah bootstrap yang digunakan yaitu 5000, artinya data yang dimasukan
dikopi sebanyak 5000 kali. Confidence interval diatur untuk mendapatkan nilai f2 dengan
kemungkinan terburuk, nilai f2* ini lebih rendah dari nilai f2 biasa karena f2* tersebut
merupakan nilai terendah yang mungkin terjadi. Sampling-mode dalam PhEq bootstrap
ini membuat replikasi data yang sangat bervariasi. Terdapat 2 pilihan yaitu individual
values dan whole vectors. Pengambilan data ini sangat berbeda, individual values
mengambil data secara acak dari berbagai batch untuk membuat satu profil disolusi
dengan terikat waktu, sedangkan whole vectors mengambil dari satu batch untuk
membuat satu profil disolusi dan kemungkinan terjadi penggandaan batch sangat besar.
Selain itu kita harus memilih f2 auto rule. Terdapat 3 pilihan dari f2 auto rule ini yaitu
no-auto, 1 profile, dan 2 profiles. Pemilihan f2 auto rule ini untuk menghilangkan data
yang kita miliki dan tidak akan dikerjakan oleh sistem apabila data tersebut nilainya lebih
besar dari 85. Pilihan no-auto akan tetap melibatkan data >85 tersebut, sedangkan 1
profile tidak akan melibatkan data >85 hanya pada satu profil (test atau reference), dan 2
profile tidak akan melibatkan data >85 pada kedua profil (test dan reference). Pilihan yang
digunakan dalam perhitungan nilai f1 dan f2 untuk data D adalah jumlah bootstrap 5000,
sampling-mode whole vectors, confidence interval 90%, dan f2 auto-rule yaitu 2 profiles.
Dan hasil yang didapatkan yaitu f1 = 16,05 dan nilai f2* = 51.67.
Dari hasil PhEq bootstrap tersebut dari nilai f2 obat D memenuhi syarat tetapi
untuk nilai f1 tidak memenuhi syarat. Nilai f2 lebih diperhitungkan dalam menentukan
keserupaan dari obat tersebut. Tetapi sesuai syarat FDA bahwa dinyatakan serupa jika
kedua syarat terpenuhi, maka obat tersebut tidak serupa dengan obat reference nya.
Perhitungan nilai f1 dan f2 pun dilakukan secara manual menggunakan microsoft
excel. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus f1 dan f2. Hasil yang
didapatkan jauh berbeda antara hasil excel dan PhEq bootstrap. Nilai yang didapat dari
microsoft excel adalah f1 = 13,6285 dan f2 = 102,288. Hasil yang didapatkan berbeda
dapat terjadi karena teknik bootstrap yang dilakukan di aplikasi bootstrap serta pemilihan
f2 auto rule pada aplikasi sehingga nilai >85 tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
Sedangkan pada microsoft excel semua data diikutsertakan dalam perhitungan. Hasil dari
microsoft excel pun menunjukan bahwa obat tidak serupa karena nilai f1 memenuhi
syarat dan nilai f2 tidak memenuhi syarat.
Untuk mendapatkan nilai f2 yang akurat sebenarnya ada syarat yang harus
dipenuhi yaitu data memiliki 3 titik waktu, terdapat 12 unit pada produk uji dan reference
, tidak lebih dari datu titik melebihi 85 %, dan nilai RSD kurang dari 10 %. Oleh karena
itu perlu diperhatikan data disolusi produk uji dan reference agar didapatkan nilai f2 yang
akurat.

VIII. Simpulan
1. Dapat mempelajari modeling dan analisis data penelitian farmakokinetik menggunakan
software Microsoft office excel dan software Pheq_bootstrap v.1.2.
2. Dapat membandingkan hasil analisis data menggunakan Microsoft excel dan PhEq
bootstrap.
Daftar Pustaka

Ansel, C.H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI Press.
BPOM. 2004. Pedoman Uji Biokivalensi. Jakarta : BPOM RI.
Ditjen POM. 1989. Informasi Obat Generik. Jakarta :Departemen Kesehatan RI
Esimone C. O., Okoye F. B.. 2008. In Vitro Bioequivalence Study of Nine Brands of Artesunate
Tablets Marketed in Nigeria. J Vector Borne Dis. 45(1):60-65.
FDA. 1997. Guidance for Industry Dissolution Testing of Immediate Release Solid Oral Dosage
Forms. UnitedStates : FDA.
FDA. 2000. Guidance for Industry: Waiver of In Vivo Bioavailibility and Bioequivalence
Studies for Immediate-Release Solid Oral Dosage Forms Based on a Biopharmaceuticas
Claasification Systems. USA : Department of Health

Mendeyk,et al. 2013. PhEq Bootsrap : Open-Source Software for The Simulation of F2
Distribution in Cases of Large Variability in Dissolution Profiles. Dissolution
Technologies : 14-19.
Nor, Nor Izzati., dan Rina, Fajri Nurwada. 2017. Review: Variasi Metode Uji Disolusi
Terbanding (UDT). Farmaka, Vol 15 (1).
Shah, V.P., Tsong, Y., Sathe, P., Liu, J., P. 1998. In Vitro Dissolution Profile Comparison –
Statistics and Analysis of the Similarity Factor f2. Pharm. Res, 15 : 889-896.
Shargel L., S. W. Pong., & A. B. C. Yu. 2007. Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics
Fifth Edition. United States: McGraw Hill Companies.
Sirius. 2018. Dissolution. Tersedia online di http://www.sirius
analytical.com/science/dissolution (Diakses 11 Maret 2018).

You might also like