You are on page 1of 11

LAMPIRAN A

JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS


2

Lampiran A. Jawaban Pertanyaan Dan Tugas Khusus

A.1 Jawaban Pertanyaan

1. Apa saja kelebihan dan kekurangan pengujian liquid penetrant test?

Jawab :

Kelebihan :

a. Murah dalam pembiayaan.

b. Mudah diaplikasikan.

c. Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi

kimianya.

d. Jangkauan pemeriksaan cukup luas.

Kekurangan :

a. Pengujian hanya terbatas pada spesimen yang diuji.

b. Membutuhkan tingkat kebersihan yang tinggi.

c. Hanya terbatas menguji pada permukaan yang kasar atau berpori.

2. Apakah untuk metode liquid penetrant test dapat digunakan untuk

mengidentifikasi cacat pada bagian subsurface? Jika iya, berikan

alasannya! Jika tidak, berikan alasan dan metode apa yang cocok selain

liquid penetrant.

Jawab :

Menurut saya tidak bisa, hal ini dikarenakan cairan penetrant hanya

dapat masuk ke dalam diskontinuitas yang terdapat pada permukaan saja

menggunakan prinsip kapiler akibat adanya perbedaan tegangan


3

permukaan antara penetrant dengan developer. Hal tersebut menandakan

bahwa apabila cacat subsurface tidak terhubung dengan permukaan maka

cacat tersebut tidak dapat dimasuki oleh cairan penetrant.

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pengujian tidak merusak!

Jawab :

a. Magnetic Particle Test

Metode pengujian ini didasarkan atas prinsip bahwa garis–

garis gaya medan magnet (magnetic flux) pada suatu objek atau

material yang dimagnetisasi akan terdistorsi secara lokal karena

adanya diskontinuitas pada material tersebut. Akibat dari

penyimpangan ini, sebagian dari medan magnet daerah yang

mengalami diskontinuitas akan meninggalkan daerah ini dan

akan kembali pada daerah yang tidak mengalami diskontinuitas,

sehingga akan terjadi kerusakan aliran garis–garis gaya.

b. Liquid Penetrant Test

Metode liquid penetrant test merupakan metode NDT yang

paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat

di permukaan terbuka pada komponen solid, baik logam maupun

non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini

cacat pada material akan terlihat jelas. Caranya adalah dengan

memberikan cairan berwarna terang (penetrant) pada permukaan

yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang


4

baik dan viskositas yang rendah agar dapat masuk pada cacat di

permukaan material. Selanjutnya penetrant yang tersisa di

permukaan material akan disingkirkan. Cacat akan nampak jelas

jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup

kontras. Sesuai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan

dengan penerapan developer.

c. Eddy Current

Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet.

Prinsipnya arus listrik dialirkan pada kumparan untuk

membangkitkan medan magnet di dalamnya. Jika medan magnet

ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan

terbangkit arus eddy. Arus eddy kemudian menginduksi adanya

medan magnet. Medan magnet pada benda akan menginduksi

medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada

cacat. Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan

pada permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga

diterapkan hanya pada bahan logam saja.

d. Ultrasonic Test

Ultrasonic test adalah sebuah device yang mampu mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik dan juga sebaliknya yaitu

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik Keuntungan dari

penggunaan metode ini adalah metode ultrasonik ini dapat

digunakan untuk pengujian di permukaan maupun bagian dalam


5

bahan. Sedangkan kelemahan dalam penggunaan metode ini

adalah metode ini sulit diterapkan untuk bahan yang mempunyai

ukuran butir yang besar.

e. Radiographic Test

Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada

material dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsip,

sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa. Saat

menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga

intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada

film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas

yang terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada

film inilah yang akan memperlihatkan bagian material yang cacat.

4. Jelaskan jenis cacat apa saja yang dapat diuji oleh metode liquid penetrat

test!

Jawab :

Hampir semua jenis cacat yang berada pada permukaan dapat

diidentifikasi dengan menggunakan metode ini, seperti retak permukaan

(surface crack) dan juga porositas.

5. Mengapa metode liquid penetrant test tidak cocok digunakan pada

permukan benda kerja yang berpori? Jelaskan!

Jawab :
6

Hal ini disebabkan oleh prinsip kerja dari liquid penetrant test

dimana penetrant akan masuk ke celah-celah cacat pada permukaan

spesimen yang ingin diuji, sehingga dikhawatirkan apabila spesimen

yang ingin diuji permukaannya berpori akan menyebabkan cairan

penetrant tersebut terserap dan menimbulkan indikasi cacat palsu.

A.2 Tugas Khusus

1. Kapan menggunakan fluorescent penetrant & visible ?

Jawab :

Uji fluorescent penetrant dilakukan apabila cacat yang ada pada

permukaan spesimen tidak terlihat di cahaya terbuka maka dapat digunakan

fluorescent penetrant di ruangan yang gelap menggunakan bantuan sinar

ultraviolet.

2. Proses magnetic particle testing !

Jawab :

Metode pengujian ini didasarkan atas prinsip bahwa garis–garis

gaya medan magnet (magnetic flux) pada suatu objek atau material yang

dimagnetisasi akan terdistorsi secara lokal karena adanya diskontinuitas

pada material tersebut. Akibat dari penyimpangan ini, sebagian dari medan

magnet daerah yang mengalami diskontinuitas akan meninggalkan daerah

ini dan akan kembali pada daerah yang tidak mengalami diskontinuitas,

sehingga akan terjadi kerusakan aliran garis–garis gaya.


7

3. Proses eddy current !

Jawab :

Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya arus

listrik dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet di

dalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan

diinspeksi, maka akan terbangkit arus eddy. Arus eddy kemudian

menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan

menginduksi medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila

ada cacat. Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada

permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga diterapkan

hanya pada bahan logam saja.

4. Macam-macam cacat pada pengelasan (min. 7) !

Jawab :

a. Undercut (Penyebab : arus yang terlalu tinggi, kecepatan

pengelasan yang terlalu tinggi, posisi elektroda saat pengelasan

yang tidak tepat).

b. Porositas (Penyebab : nyala busur terlalu panjang, arus terlalu

rendah, kecepatan las terlalu tinggi).

c. Over Spatter (Penyebab : arus terlalu besar, busur las terlalu jauh,

elektroda menyerap uap).

d. Penetrasi (Penyebab : kecepatan las terlalu tinggi, panas busur

tidak mencairkan logam, jarak gap terlalu rapat).


8

e. Retak Dingin (Penyebab : pendinginan yang terlalu cepat, panas

yang diterima terlalu rendah, arus terlalu rendah).

f. Slag Inclusion (Penyebab : proses pembersihan slag kurang,

sehingga tertumpuk oleh lasan, busur las terlalu jauh, sudut

kampuh terlalu kecil).

g. Incomplete Penetration (Penyebab : travel speed terlalu tinggi,

jarak elektroda atau busur las terlalu tinggi, sudut elektroda yang

salah).

5. Standar Liquid Penetrant Test (kriteria diterima/ditolak) !

Jawab :

ASME B & PV Code, Section V, Article 6 – Acceptance Standards


9

LAMPIRAN B

GAMBAR ALAT DAN BAHAN


10

Gambar B. 1 Jangka Sorong Gambar B. 2 Gerinda

Gambar B. 3 Developer Gambar B. 4 Cleaner/remover

Gambar B. 5 Red Penetrant Gambar B. 6 Kain Majun

Gambar B. 7 Palu Gambar B. 8 Pelat Hasil Lasan


11

LAMPIRAN C

BLANKO PERCOBAAN

You might also like