You are on page 1of 7

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Pepaya (Carica papaya)

Pepaya merupakan salah satu sumber nabati protein nabati. Pepaya

berasal dari wilayah tropis Amerika yang merupakan buah yang popular dan

digemari hampir seluruh penduduk di bumi ini. Menurut Tjitrosoepomo

(2004), sistematika tumbuhan pepaya berdasarkan taksonominya yaitu sebagai

berikut:

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Caricales
Suku : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya Linn.
Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk

tumbuhan yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman

buah-buahan semusim, namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem

perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh

mendatar ke semua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih menyebar sekitar

60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005).

Batang tanaman berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga,

dan tidak berkayu. Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai

daun yang panjang, berbentuk bulat, dan berlubang. Daun pepaya bertulang

5
6

menjari dengan warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan warna permukaan

bagian bawah hijau-muda (Suprapti, 2005).

Daun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah

nafsu makan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah

berkhasiat sebagai obat memperbaiki pencernakan. Getah buah pepaya untuk

kulit melepuh karena panas, daun pepaya muda untuk pengobatan malaria,

demam dan susah buang air besar, akar jari pepaya untuk pengobatan karena

digigit ular berbisa, biji pepaya untuk pengobatan rambut beruban sebelum

waktunya dan obat cacing gelang, serta pengobatan lain misalnya maag,

sariawan dan merangsang nafsu makan (Muchlisah 2004).

B. Kandungan Aktif Daun Pepaya

Kandungan aktif daun pepaya menurut Trizelia (2001), yaitu enzim

papain. Papain merupakan suatu protese sulfihidril dari getah pepaya. Enzim

papain biasanya ditemukan di batang, daun, dan buah pepaya. Selain enzim

papain, terdapat beberapa senyawa-senyawa yang dapat dibuktikan melalui uji

fitokimia. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-

komponen bioaktif yang terdapat pada sampel uji. Dari uji fitokimia yang

dilakukan oleh Astuti (2009) daun pepaya mengandung flavonoid, saponin,

dan alkaloid. Namun pada pengujian fitokimia yang dilakukan Julaily, dkk.

(2013), ekstrak daun pepaya mengandung berbagai golongan senyawa

metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, kuinon, dan

terpenoid. Senyawa-senyawa ini yang dipercaya mampu membunuh serangga

hama.
7

C. Lalat Buah

Lalat buah (Bactrocera spp.) berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika

serta subtropis Australia dan Pasifik Selatan. Selanjutnya hama ini menyebar

ke India, Pakistan dan Asia Tenggara. Lalat buah masuk ke Indonesia sejak

tahun 1920 dan dilaporkan telah menyerang lebih dari seratus jenis tanaman

hortikultura (Kalie, 1996). Pada saat ini, hama lalat buah telah menyebar

hampir di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Madura dan

kepulauan Riau (Hidayat dan Siwi 2004). Di Indonesia pada saat ini telah

dilaporkan ada 66 spesies lalat buah. Diantaranya species itu, yang dikenal

sangat merusak yaitu Bactrocera spp. Pada iklim yang sejuk, kelembaban

yang tinggi dan angin yang tidak terlalu kencang intensitas serangan dan

populasi lalat buah akan meningkat (Putra, 1997). Faktor iklim sangat

berpengaruh terhadap sebaran dan perkembangan hama (Lakitan, 2002).

Lalat buah hama dapat menimbulkan kerusakan yang bersifat kualitatif

(berpengaruh pada mutu hasil panen) maupun kuantitatif (berpengaruh pada

jumlah panen). Buah yang diserang sindat lalat buah akan membusuk,

kemudian jatuh ke tanah (rontok). Di negara-negara tropik seperti di Indonesia,

lalat buah memperoleh lingkungan yang pas, terutama karena tersedia pakan

yang melimpah dan didukung oleh iklim yang ideal. (Putra, 1997).

Di Indonesia terdapat paling sedikit 62 spesies lalat buah, 26 spesies di

antaranya ditemukan di Jawa. Dari spesies 12 yang ada, hanya kurang dari

lima spesies merupakan hama yang merugikan, salah satu di antaranya adalah

Dacus (Syn. Bactrocerta) dorsalis (Hendel) yang menurut Kalshoven (1981)


8

banyak menimbulkan kerusakan pada bebuahan seperti belimbing, mangga,

jeruk dan cabai merah. Menurut McPheron (2000) dalam Astriyani (2014),

pada beberapa spesies lalat buah (familia Tephritidae) sering terbentuk

kompleks spesies sebagai akibat terjadinya perubahan, secara evolusi, pada

perilaku ataupun sifat-sifat ekologis yang tidak disertai perubahan sifat

morfologi yang jelas. Hal semacam ini diantarnya terjadi pada Bactrocera

dorsalis. Drew dan Hancock (1994) dalam Astriyani (2014) telah

mengidentifikasi ulang spesies tersebut dan membaginya menjadi 52 sibling

atau cryptic species. Dari antaranya, dua spesies simpatrik yang terdapat di

Indonesia adalah B. caraambolae (Drew & Hancock) dan B. papayae (Drew

& Hancock) yang sebelumnya oleh Vijaysegaran dan Osman (1992) dalam

Astriyani (2014), di Malaysia, disebut sebagai Bactrocera taxon A dan

Bactrocera taxon B. Sangat dekatnya hubungan kekerabatan telah

menyebabkan berbaurnya kedua spesies simpatrik tersebut di lapang.

Keduanya sangat mirip namun memiliki perbedaan dalam preferensi, atau

kesukaan inang, dan daerah sebar (Zubaidah, 2008).

Kedudukan taksonomi lalat buah menurut Drew (1997) dalam

Astriyani (2014) sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera spp.
9

Ukuran tubuh lalat buah hampir sama dengan lalat rumah, atau sedikit

lebih besar. Namun, lalat buah berwarna lebih menarik, dengan kombinasi

warna hitam keabu-abuan, kuning, dan oranye kecoklat-coklatan. Lalat buah

mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun alat

tambahan, misalnya kaki dan antena. Berikut ini adalah gambar lalat buah dan

bagian-bagiannya (Gambar 1).

Gambar 1. Lalat buah dan bagian-bagiannya (Sumber: wikipedia.edu)

Sebagai anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap.

Sayap yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil

dan berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter. Pada

permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera

penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara (Boror

dkk., 1992).

Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis

sempurna (holometabola). Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui

tahap telur, larva, pupa, dan lalat dewasa dalam satu siklus kehidupannya. Alat

mulut lalat buah dewasa bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas,


10

bentuknya menyerupai alat penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian

ujungnya melebar. Sementara, alat mulut larva lalat buah berupa mandibula

yang berbentuk kait berlubang (Boror dkk., 1992).

D. Insektisida Kimia

Berbagai insektisida dikenal dalam bidang pertanian, kesehatan

masyarakat dan kesehatan veteriner. Insektisida yaitu semua bahan atau

campuran bahan yang digunakan untuk mencegah, merasak, menolak atau

mengurangi serangga hama (vektor). Pada prakteknya bahan aktif insektisida

digunakan bersama dengan bahan lain, misalnya dicampur dengan minyak

sebagai pelarut, air pengencer, tepung untuk mempermudah dalam

pengenceran, penebaran atau penyemprotan, bubuk yang dicampurkan sebagai

pengencer, atraktan (pada bahan feromon), sinergis, dan sebagainya

(Joharinah dan Alfiah, 2012) .

Insektisida rumah tangga merupakan insektisida yang digunakan untuk

memberantas vektor penyakit menular atau untuk pengendalian hama di

rumah-ramah. Berdasarkan cara masuk ke dalam tubuh serangga, insektisida

dapat dibedakan atas racun pernafasan (fumigants), racun kontak dan racun

perut. Berdasarkan cara kerjanya, insektisida terbagi menjadi lima kelompok.

Kelima kelompok tersebut yaitu mengganggu sistem syaraf, menghambat

produksi energi, mempengaruhi sistem endokrin, menghambat produksi

kutikula dan menghambat keseimbangan air (Joharinah dan Alfiah, 2012).


11

E. Hipotesis

1. Ekstrak daun pepaya memiliki potensi sebagai insektisida terhadap

mortalitas lalat buah

2. Pada konsentrasi 40 % ekstrak daun pepaya memiliki toksik optimal

terhadap mortalitas lalat buah

You might also like

  • Biodata Anggota Hario
    Biodata Anggota Hario
    Document1 page
    Biodata Anggota Hario
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Askep Askep Askep
    Askep Askep Askep
    Document17 pages
    Askep Askep Askep
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Pacuan Kuda SABTU
    Pacuan Kuda SABTU
    Document4 pages
    Pacuan Kuda SABTU
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Pacuan Kuda MINGGU SAMPAI RACE 6
    Pacuan Kuda MINGGU SAMPAI RACE 6
    Document8 pages
    Pacuan Kuda MINGGU SAMPAI RACE 6
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Gagal Jantung-2
    Gagal Jantung-2
    Document2 pages
    Gagal Jantung-2
    Nabhn Sfwa
    No ratings yet
  • Tugas 5 - Leason Plan
    Tugas 5 - Leason Plan
    Document3 pages
    Tugas 5 - Leason Plan
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Pak Heri-1
    Pak Heri-1
    Document5 pages
    Pak Heri-1
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Deteksi Dini Gangguan Jiwa
    Deteksi Dini Gangguan Jiwa
    Document19 pages
    Deteksi Dini Gangguan Jiwa
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • BU Suci 1
    BU Suci 1
    Document4 pages
    BU Suci 1
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Tugas 5 - Leason Plan
    Tugas 5 - Leason Plan
    Document3 pages
    Tugas 5 - Leason Plan
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Iwan
    Iwan
    Document2 pages
    Iwan
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • MK
    MK
    Document1 page
    MK
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Presentasi Hukum Media Klausa Baku
    Presentasi Hukum Media Klausa Baku
    Document6 pages
    Presentasi Hukum Media Klausa Baku
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Tugas 7 - Hasil Observasi Pembelajaran
    Tugas 7 - Hasil Observasi Pembelajaran
    Document2 pages
    Tugas 7 - Hasil Observasi Pembelajaran
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Mohon Maaf
    Mohon Maaf
    Document1 page
    Mohon Maaf
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Oh Yes
    Oh Yes
    Document2 pages
    Oh Yes
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • DDNA Prakarya
    DDNA Prakarya
    Document3 pages
    DDNA Prakarya
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • BRONKITIS
    BRONKITIS
    Document20 pages
    BRONKITIS
    Christopher Becker
    No ratings yet
  • Role Play 1
    Role Play 1
    Document3 pages
    Role Play 1
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Serat
    Serat
    Document2 pages
    Serat
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Jadwal Wayang Juni
    Jadwal Wayang Juni
    Document5 pages
    Jadwal Wayang Juni
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Document1 page
    Daftar Riwayat Hidup
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Rangkuman Un BIN
    Rangkuman Un BIN
    Document60 pages
    Rangkuman Un BIN
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • IPN
    IPN
    Document5 pages
    IPN
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Monyet Yang Serakah Dan Kura - Docx DAVIIIIIIIIIIIII
    Monyet Yang Serakah Dan Kura - Docx DAVIIIIIIIIIIIII
    Document1 page
    Monyet Yang Serakah Dan Kura - Docx DAVIIIIIIIIIIIII
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Wicak 1
    Wicak 1
    Document7 pages
    Wicak 1
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    Document11 pages
    Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    Document14 pages
    Makalah Farmasetika Dasar Mbak Ana
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet
  • RPP SD Kelas 2 Semester 1 - Aku Dan Sekolahku
    RPP SD Kelas 2 Semester 1 - Aku Dan Sekolahku
    Document161 pages
    RPP SD Kelas 2 Semester 1 - Aku Dan Sekolahku
    Sus Biantoro
    0% (1)
  • Gagal Jantung
    Gagal Jantung
    Document19 pages
    Gagal Jantung
    はリお むはなづ あくばる
    No ratings yet