Professional Documents
Culture Documents
R DENGAN INTRACEREBRAL
HEMATOMA DI RUANG HCU ANGGREK 2
RSUD Dr. MOEWARDI
Oleh:
J230170055
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN INTRACEREBRAL
HEMATOMA DI RUANG HCU ANGGREK 2
RSUD Dr. MOEWARDI
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Klien
Nama : Ny. R
Umur : 87 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
Alamat : Blumbang
Tanggal masuk RS/Jam : 19/01/2018
No. CM : 01 40 05 xxx
Tanggal pengkajian/Jam: 22/01/2018 – 10.00
Diagnosa Medis : ICH
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Alamat : Saren
Hub dengan klien : Anak
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat masuk RS
Klien mengalami kelemahan anggota gerak bagian kiri
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang diantar keluarga ke IGD RSUD Dr. Moewardi pada tanggal
17/01/2018, sebelumnya pada hari rabu pasien mengalami jatuh, lalu pada
tanggal 17/01/2018 pasien mengalami kelemahan aggota gerak di bagian
kiri mendadak sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengalami
kelemahan anggota gerak dirasa saat beraktifitas, keluarga pasien
mengatakan jika klien merasa pusing dan berbicara pelo. Saat di IGD pasien
cenderung menutup mata dan membuka mata saat dipanggil. GCS
E5,V4,M5 TD: 196/108, HR: 61x/menit, RR:21x/menit, Suhu:36,3°C,
SpO2: 99%. Pasien dirawat di Ruang Unit strok anggrek 2, Tanggal
19/01/2018 pasien mengalami penurunan kesadaran dan pasien dipindahkan
ke Ruang HCU Anggrek 2, dengan GCS E2, V2, M5.
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek.
2. Breathing
Pernafasan menggunakan tidak menggunakan otot bantu napas, suara napas
ronchi, RR: 16 x/menit. Dibantu nasal kanul 3 liter per menit.
3. Circulation
Nadi karotis teraba kuat, TD: 176/85 mmHg, Nadi 73 x/menit, S: 36,5° C,
Cappiraly refill > 2 detik, akral dingin, tidak ada sianosis, SpO2 100%.
4. Disability
Keadaan umum lemah, Kesadaran sopor, GCS= E2 M2 V5, reaksi pupil +/+,
pupil isokor dengan diameter 3mm/3mm.
5. Exposure
Suhu pasien 36 C, tidak terdapat udem.
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Allergy
Klien tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan.
2. Medication
Keluarga pasien pernah mengkonsumsi obat Captopril resep dari dokter.
3. Pass illness
Klien mengalami hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Sekitar 3 bulan yang lalu
juga pernah masuk rumah sakit karena jatuh.
4. Last Meal
Tidak ada alergi makanan
5. Environment/ Event
Klien mengalami kelemhan anggota gerak dibagian kiri saat beraktifitas, dan
klien mengalami bicara pelo. Kelarga mengatakan sebelumnya pasien
mengtakan pusing dan berbicara pelo.
C : Clinical Sign
Keadaan umum lemah, kesadaran sopor, GCS E2V2M5, mukosa bibir
pucat dan kering.
D : Dietery History
Bubur lunak
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil
Sebelum masuk RS Selama di RS
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak bisa pergei ke toilet
Berapa kali 6-7 kali/hari
Jumlah 1500 cc 700 cc
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning keruh Kuning keruh
Menggunakan alat bantu Tidak Iya, terpasang iv chateter
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : lemah
Saat pengkajian
TD : 1760/85 mmHg
N : 73 x/ menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,5° C
Keluhan : penurunan kesadaran
2. Kesadaran : Sopor , GCS E2 V2 M5
3. Kepala :
Bentuk mesochepal, tidak ada luka, rambut bersih
4. Leher :
Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
5. Thorax
a. Paru-paru
I : tidak terdapat otot bantu pernaasan, pengembangan paru kanan-kiri
simetris, tidak ada lesi atau ruam merah.
P : fremitus vocal kanan dan kiri sama.
P : sonor
A : terdapat suara tambahan ronkhi
b. Jantung
I : ictus cordis tidak tampak, tidak tampak lesi
P: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : pekak
A : bunyi jantung I & II reguler
6. Abdomen
I : tidak ada bekas luka operasi
A: bising usus
P : tidak ada nyeri tekan
P : timpani
7. Inguinal :
Tidak ada pembesaran hernia
9. Ekstremitas : 4 2
Kekuatan otot:
4 2
a. Atas
Reflek : - / +
Udema : - / -
b. Bawah
Reflek : - / +
Udema : - / -
10. Kulit : bersih, turgor kulit baik, akral dingin
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/ tanggal : Kamis, 31/08/2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 12,6 12.0-15.6 g/dl
Hematokrit 38 33-45 %
Leukosit 14,8 4.5-11.0 ribu/ul
Trombosit 383 150-450 ribu/ul
Eritrosit 4,50 4.10-5.10 juta/ul
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 108 60-140 mg/dl
Albumin 3,1 3,2-4,6 g/dl
Creatinine 0.5 0.6-1.1 mg/dl
Ureum 36 < 50 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium darah 130 136-145 mmol/L
Kalium darah 4,2 3.3-5.1 mmol/L
Calsium ion 1,31 1,17-1,29 mmol/L
HEPATITIS
HbsAg Non reactive Non reactive
- S: 36,5° C
EVALUASI
No.Dx Hari/tanggal/jam Evaluasi TTD
1 Rabu, 24/01/2018 S: - Dita
14.00 O: - RR= 17x/menit
2 14.00 Dita
S: -
O: Keadaan umum lemah, terlihat gelisah
TD 1690/87 mmHg
N 86x/menit
RR 16x/menit
S 36,4C
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi pantau TTV, kaji Keadaan
umum
S: -
3. 14.00 Dita
O: fisik klien masih lemah, kekuatan otot
4 2
4 2 kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri
, GCS E2 V3 M3
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi, berikan ROM secara berkala,
bantu klien dan keluarga untuk merubah posisi,
berikan bantuan bila diperlukan, berikan alat bantu
Pembahasan Asuhan keperawatan Stroke pada Ny. R
di Ruang HCU Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Pembahasan
Pada pasien ditemukan adanya gejala klinis fungsional otak yang bersifat
fokal yang timbul secra mendadak yaitu lengan dan tungkai kiri tidak dapat
digerakkan, nyeri kepala yang telah belangsung selama 3 tahun yang dirasakan
hilang timbul. Menurut WHO stroke didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal, dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain selain vaskuler. Pada pasien ini terdapat faktor risiko hipertensi,
dimana pasien sudah menderita hipertensi selama 3 tahun namun pasien jarang
kontrol dan tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensi. Hipertensi pada pasien dapat
dikategorikan sebagai hipertensi grade II, hal ini sesuai dengan klasifikasi hipertensi
menurut The Seventh Report of The Joint National Commitee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), yaitu
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
Pengendalian faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi bersifat tidak dapat
dirubah dan dapat dipakai sebagai penanda stroke pada seseorang. Pencegahan
berulang intracerebral haemoragic (ICH) dilakukan mengingta angka morbiditas
dan mortalitas yang cukup tinggi dengan cara menurunkan tekanan darah, tidak
merokok, tidak meminum alkohol, dan menghindari penggunaan kokain. AHA
merokemndasikan pencegahan ICH berulang dengan cara mengobati hipertensi
adalah langkah paling penting untuk mengurangi risiko ICH dan ICH berulang.
Merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan kokain adalah faktor risiko untuk
terjadinya ICH (Morgenstern, et al., 2010).
Diagnosa pertama..
Diagnosa kedua..
Diagnosa ketiga..