Professional Documents
Culture Documents
HIPOSPADIA
A. Pendahuluan
Beberapa masalah kesehatan reproduksi pada anak dapat terjadi baik selama masa
pembentukan embrio sampai masa perkembangan embrio menjadi janin. Masalah yang
dapat terjadi ini (misalnya Hipospadia dan berbagai masalah lainnya) mungkin
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor genetic, pola hidup dan banyak
faktor lainnya. Dengan adanya sosialisasi pencegahan masalah reproduksi pada anak
ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang berbagai masalah kesehatan
reproduksi pada anak dan pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan
tersier yang dapat dilakukan oleh pasangan usia subur.
D. Materi
Terlampir :
1. Pencegahan primer masalah kesehatan reproduksi hipospadia pada anak
2.. Pencegahan sekunder masalah kesehatan reproduksi hipospadia pada anak
3. Pencegahan tersier masalah kesehatan reproduksi hipospadia pada anak
E. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
F. Media
PPT dan LCD
A. Hipospadia
Hipospadia merupakan suatu kelainan congenital yang dapat dideteksi ketika atau
segera setelah bayi lahir, istilah hipospadia menjelaskan adanya kelainan pada muara uretra
pria. Kelainan hipospadia lebih sering terjadi pada muara uretra, biasanya tampak disisi ventral
batang penis. Seringkali, kendati tidak selalu, kelainan tersebut diasosiasikan sebagai suatu
chordee, yaitu istilah untuk penis yang melengkuk kebawah. (Speer,2007:168)
Hipospadia adalah suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat pada penis bagian
bawah, bukan diujung penis. Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak
didekat ujung penis yaitu pada glans penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika
luubang uretra terdapat ditengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada
skrotum atau dibawah skrotum. Kelainan ini sering berhubungan kordi, yaitu suatu jaringan
vibrosa yang kencang yang menyebabkan penis melengkung kebawah saat ereksi.
(Muslihatum, 2010:163)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hypospadia adalah suatu
kelainan bawaan dimana letak lubang urethra tidak pada tempat yang semestinya, melainkan
ada dibagian bawah penis.
B. Gejala-gejala Hipospadia
D. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berguna untuk mengobati dan memperbaiki kelainan bentuk
reproduksi pada anak. Untuk Hipospadias penanganan yang paling efektif dalam tahap
pencegahan sekunder adalah tindakan operasi.
Tindakan operasi hipospadias ini terdiri dari dua tahap:
1. Operasi tahap I : meluruskan penis yaitu pada bagian Orifisium, canalis uretra
senormal mungkin.
2. Operasi tahap II : membuat fassa naficularis pada glans penis yg nantinya akan
dihubungkan dengan Canalis uretra yg telah terbentuk melalui Operasi tahap I.
E. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berupa tindakan perawatan setelah operasi dan informasi tentang
pemulihan dan perawatan penis.
Perawatan setelah operasi adalah perawatan luka yang dilakukan oleh perawat supaya
dari luka bekas operasi tidak menimbulkan infeksi pada anak. Setelah luka operasi sembuh
maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah perawatan penis setelah operasi.
Perawatan penis adalah suatu tindakan yang harus dilakukan yaitu dengan
membersihkan dan merawat penis, untuk mencegah terjadinya infeksi yang tidak diinginkan.
Sedini mungkin sampai luka pada penis benar – benar bersih sehingga tidak terjadi infeksi pada
penis yang sudah di operasi.
Tujuan dari perawatan penis adalah :
a. Membersihkan penis dari kuman setelah buang air
b. Mempercepat proses penyembuhan
c. Memberikan rasa nyaman
d. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari dari daerah
sekitarnya.
e. Mencegah terjadinya infeksi
Perawatan penis juga dapat dilakukan dirumah sehingga orang tua anak dapat
melakukannya secara mandiri. Berikut adalah alat, bahan dan cara melakukan perawatan penis
dirumah.
a. Alat-Alat Yang Harus Dipersiapkan :
Kassa bersih
Air bersih yang sudah dimasak dengan matang
NaCl 0,9% dalam tempat bersih/air yang sudah mendidih benar bisa dipakai untuk
mengganti NaCl 0,9%
Salep
Tempat sampah.
b. Cara Perawatan Penis Dirumah
Cuci tangan dengan air yang mengalir, gunakan sabun
Perhatikan penis apakah ada tanda-tanda infeksi seperti keluarnya nanah
Bersihkan penis setelah buang air dengan NaCl atau dengan air matang. Lalu
keringkan dengan kasa bersih.
Kemudian oleskan salep yang diresepkan dari rumah sakit. Oleskan salep disekitar
jahitan.
Lakukan perawatan penis setelah setiap buang air.
Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Selain melakukan perawatan penis, hal yang dapat menunjang proses penyembuhan
pasca operasi berupa pengaturan pola hidup seperti :
a. Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin C. Contohnya : buah-
buahan, sayuran yang hijau.
b. Meminum obat sesuai aturan yang ditetapkan. Apabila minum obat antibiotic harus
tuntas dan habis.
c. Mencegah infeksi yang dapat menghambat penyembuhan penis setelah operasi dan
selang kateter telah dibuka yaitu dengan cara menjaga kebersihan penis setelah buang
air.
DAFTAR PUSTAKA
Closkey JC & Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification. 2nd ed. Mosby
Year Book.
IDAI, 2005.Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Badan Pnerbit IDAI, Jakarta.
Markum, A.H. 1997. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Rosenstein, Beryl J. 1997. Intisari Pediatri Panduan Praktis Pediatri Klinik Edisi II.
Jakarta : Hipokrates